20 Sutradara Terbaik Indonesia dengan Karya yang Luar Biasa
Kesuksesan sebuah film tidak terlepas dari kerja keras para kru produksi yang berada di belakang layar. Dalam sebuah proses produksi pembuatan film, tim tersebut akan dipimpin oleh seorang sutradara. Ialah yang bertanggung jawab akan seluruh aspek dari film tersebut beserta proses produksi film dari awal hingga akhir.
Industri perfilman Indonesia juga memiliki banyak sutradara-sutradara hebat yang telah memproduksi karya-karya film yang luar biasa. Mereka bahkan juga sudah memiliki banyak prestasi pada bidang perfilman. Inilah 20 sutradara terbaik Indonesia yang harus kamu tonton karya-karya filmnya!
Baca juga: 13 Film Indonesia tentang Emansipasi Wanita yang Menginspirasi
1. Usmar Ismail

Nama Usmar Ismail sangat populer dalam dunia perfilman Indonesia. Ia bahkan mendapat julukan sebagai bapak perfilman Indonesia. Usmar Ismail merupakan sutradara pelopor di Indonesia dan telah menyutradarai film sejak tahun 1949. Setelah meninggal, namanya juga diabadikan sebagai pusat perfilman Jakarta, yaitu Pusat Perfilman H.Usmar Ismail.
Usmar Ismail juga pernah menjabat sebagai direktur Perusahaan Film Nasional Indonesia atau Perfini. Sepanjang sejarah karirnya, ia telah memproduksi tidak kurang dari 25 judul film, di antaranya adalah Darah dan Doa, Enam Djam di Djogja, Tiga Dara, dan Anak-Anak Revolusi.
2. Teguh Karya

Teguh Karya memiliki nama asli Steve Liem Tjoan Hok. Ia aktif menyutradarai film-film Indonesia pada dekade 70-an hingga 90-an. Teguh Karya juga terkenal menjadi pemegang rekor sebagai sutradara yang paling banyak meraih penghargaan Sutradara Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia.
Dalam ajang tersebut, Teguh Karya telah meraih enam penghargaan dan Sembilan nominasi untuk kategori Sutradara Terbaik. Ia juga menjadi sutradara yang mengantarkan banyak film-filmnya meraih kategori Film Terbaik. Film-film karyanya di antaranya adalah Cinta Pertama, Badai Pasti Berlalu, dan Pacar Ketinggalan Kereta.
3. Arifin C Noer

Arifin C Noer memulai karirnya pada dunia teater. Ia kemudian mulai menekuni dunia film pada tahun 1973. Karya-karya Arifin C Noer banyak memenangkan prestasi pada festival-festival film nasional di era 80-an dan awal 90-an, termasuk dua Piala Citra untuk kategori Sutradara Terbaik.
Film Arifin C Noer yang paling terkenal dan cukup mempengaruhi dunia perfilman Indonesia adalah film Pengkhianatan G 30 S/PKI yang rilis tahun 1984. Selain itu, Arifin C Noer juga memiliki karya-karya film terkenal lainnya, seperti Taksi, Serangan Fajar, Djakarta 1966, dan Matahari Matahari.
4. Garin Nugroho

Prestasi Garin Nugroho sebagai sutradara bukan hanya diakui oleh Indonesia saja. Ia juga telah banyak mendapatkan penghargaan di festival internasional. Sejak awal 1990-an hingga sekarang, Garin masih aktif menjadi sutradara film dan membawa film-filmnya hingga ke kancah internasional.
Garin meraih berbagai penghargaan pada Festival Film Indonesia, Asia-Pacific Film Festival, Berlin International Film Festival, Tokyo International Film Festival, hingga Asian Film Awards. Beberapa karya filmnya yang cukup dikenal di antaranya Cinta dalam Sepotong Roti, Bulan Tertusuk Ilalang, Daun di Atas Bantal, Opera Jawa, dan Kucumbu Tubuh Indahku.
5. Riri Riza

Riri Riza merupakan salah satu sutradara yang cukup berpengaruh pada perfilman Indonesia. Di tahun 2000, ia menyutradarai film Petualangan Sherina, salah satu film yang kembali menggeliatkan perfilman Indonesia setelah “mati suri” dalam beberapa tahun terakhir. Riri Riza juga beberapa kali masuk nominasi dalam Festival Film Indonesia.
Ia mendapatkan 4 nominasi sutradara terbaik Festival Film Indonesia pada 2004, 2005, 2014, dan 2016. Di tahun 2018, ia memenangkan kategori tersebut melalui film Athirah. Selain Petualangan Sherina dan Athirah, film-film terbaik Riri Riza lainnya di antaranya adalah Gie, Laskar Pelangi, Ada Apa Dengan Cinta 2, dan Bebas.
6. Joko Anwar

Joko Anwar memulai karirnya sebagai sutradara film di tahun 2005. Film pertamanya Janji Joni menjadi peraih box office terbesar di tahun itu dan menjadi nominasi pada berbagai ajang festival, seperti Sydney Film Festival dan Pusan International Film Festival. Di tahun 2007, ia menyutradarai film noir pertama di Indonesia, Kala.
Semenjak itu, Joko Anwar dikenal sering menyutradarai film-film bergenre horror atau thriller. Beberapa filmnya yang terkenal di antaranya Pengabdi Setan, Modus Anomali, dan Pintu Terlarang. Film-film tersebut juga banyak mendapatkan penghargaan baik di festival dalam negeri hingga luar negri.
7. Timo Tjahjanto

Timo Tjahjanto adalah sutradara Indonesia yang berhasil membawa pulang Piala Citra. Ia lahir pada tanggal 4 September 1980 di Wilhelmshaven, Jerman Barat.
Karirnya dimulai pada tahun 2007 ketika ia menyutradarai sebuah film pendek bergenre horor yang berjudul Macabre (2007). Film ini mendapatkan banyak pujian dan membuat nama Timo Tjahjanto menjadi sutradara yang populer di Indonesia.
Selanjutnya, Timo Tjahjanto melanjutkan karirnya dengan menyutradarai beberapa film seperti Killers (2014), Headshot (2016) dan Sebelum Iblis Menjemput (2018).
Semua film ini mendapatkan sambutan hangat dari penonton dan kritikus. Di tahun 2022, Timo Tjahjanto bekerjasama dengan Netflix untuk membuat film berjudul The Big 4 (2022) yang memuncaki posisi satu di Netflix berbagai negara.
8. Kimo Stamboel

Kimo Stamboel dikenal sebagai sutradara Indonesia populer sejak tahun 2000-an. Ia telah menyutradarai berbagai film yang sangat populer, seperti Killers (2014), Headshot (2016) dan Ratu Ilmu Hitam (2018).
Kimo juga dikenal karena gaya sutradaranya yang unik dan berani, karena berhasil menghasilkan film-film action yang dipenuhi dengan darah.
Karirnya sebagai sutradara film telah memberinya banyak prestasi dan ia masih terus mengeksplorasi potensinya sebagai sineas. Kimo Stamboel telah dinobatkan sebagai Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia tahun 2016.
Kimo Stamboel juga berhasil menggarap film horor Sewu Dino (2023) dengan sense gore yang jadi keahliannya dan berhasil bikin para penontonnya merasa ngeri.
9. Rudy Soedjarwo

Siapa sih yang tidak mengenal film paling romantis dan legendaris Indonesia berjudul Ada Apa Dengan Cinta? (2002). Film populer tersebut adalah salah satu karya terbaik dari sutradara ternama Indonesia yaitu Rudy Soedjarwo.
Berkat film tersebut, ia berhasil mendapatkan dua piala sebagai Sutradara Terbaik di ajang Festival Film Bandung 2002 dan Festival Film Indonesia 2004. Karir sutradara Rudy Soedjarwo semakin diakui para kritikus dan penonton pasca ia berhasil menggarap film terbaik.
Beberapa filmnya adalah Mengejar Matahari (2004), 9 Naga (2006) hingga Garuda di Dadaku 2 (2011). Di tahun 2022, Rudy Soedjarwo kembali membuat para penonton Indonesia histeris pasca menonton Sayap Sayap Patah (2022) yang diadaptasi dari kisah nyata di Mako Brimob tahun 2018.
10. Hanung Bramantyo

Hanung Bramantyo memulai karirnya sebagai sutradara di tahun 2004 dengan film pertamanya, Brownies. Film pertamanya tersebut sukses membawa Hanung memenangkan penghargaan Sutradara Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia 2005. Semenjak itu, Hanung sangat aktif menyutradarai berbagai judul film.
Sepanjang karirnya, Hanung sudah menyutradarai tak kurang dari 30 film dengan berbagai genre. Ia juga sukses meraih 11 nominasi sebagai sutradara terbaik pada ajang Festival Film Indonesia. Beberapa filmnya yang sukses di pasaran adalah Get Married, Jomblo, Ayat-Ayat Cinta, Kartini, Bumi Manusia, dan Perahu Kertas.