Sinopsis dan Review Film Spy x Family Code: White

Dua musim serial anime tak menandakan akhir pertualangan keluarga Forger dalam Spy x Family. Bahkan, berbarengan dengan pengumuman dirilisnya season dua, penggemar dikejutkan dengan kabar bahwa petualangan keluarga mata-mata ini juga dibuat dalam sebuah film.

Bukan recap ataupun adaptasi dari chapter manga yang tidak keluar di anime, film ini menampilkan kisah baru yang hanya diketahui oleh Tatsuya Endo selaku penulis. Kisah ini tak pernah ia publikasikan sebelumnya dan ditujukan sebagai “kejutan” bagi penggemar.

Sinopsis

Mengetahui bahwa misi Operation Strix akan dilemparkan ke agen mata-mata lain, Twilight merasa cemas. Karenanya, ketika mendengar Akademi Eden akan mengadakan lomba memasak bagi murid yang berhadiah Bintang Stella, Twilight tak mau melewatkannya.

Sedikit informasi, upaya Twilight mendapatkan empat Bintang Stella adalah langkah awal agar ia bisa menjadi tamu di pesta elite yang hanya diadakan bagi para orang tua murid yang memiliki empat Bintang Stella. Salah satu tamu tetap yang hadir di pesta ini adalah Donovan Desmond, pejabat yang menjadi kunci dari misi utamanya.

Karena misi ini juga Twilight harus membuat keluarga palsu yang beranggotakan Anya dan Yor. Sementara ia menggunakan nama samara Loid Forger sebagai kepala keluarga.

Uniknya, tiap anggota keluarga ini menyembunyikan identitas mereka masing-masing. Anya adalah anak yang bisa membaca pikiran, sementara Yor sebenarnya merupakan pembunuh bayaran kejam. Bahkan, anjing peliharaan keluarga Forger, Bond, bisa melihat masa depan.

Demi memenangkan Bintang Stella lewat putrinya, Loid berencana mengajarkan Anya untuk membuat Meremere, hidangan penutup favorit kepala sekolah Akademi Eden, yang kebetulan akan menjadi juri utama kompetisi ini. Karena hidangan tersebut hanya bisa dicicipi di kota Frigis, Loid mengajak keluarganya untuk bertamasya mengunjungi kota tersebut demi mendapatkan resep asli Meremere.

Dalam perjalanan kereta menuju Frigis, Anya tak sengaja membaca pikiran Bond yang meramalkan pembicaraan dua orang pria tentang sebuah “harta karun” yang bisa mengancam kedamaian dunia. Mengetahui itu, Anya langsung berusaha mencari harta karun yang dimaksud di ruangan tempat koper-koper disimpan.

Lucunya, sebagai anak-anak, Anya tentu tak bisa menahan keinginannya untuk mengunyah ketika melihat bahwa harta karun yang dimaksud adalah sebutir cokelat. Tanpa berpikir pajang, gadis kecil berambut merah muda ini langsung melahapnya, meski akhirnya ia menjadi incaran dua pria yang juga berusaha mencari keberadaan cokelat yang sudah ditelannya.

Rupanya cokelat ini berisi sebuah mikrofilm yang memuat data penting dan akan diberikan oleh seorang perwira tinggi militer bernama Snidel pada Arbo Republic. Hal ini dilakukan sang perwira demi merencanakan konflik antara pihak timur dan barat yang dapat memicu terjadinya perang.

Tak lama setelah kejadian tersebut, keluarga Forger akhirnya sampai di sebuah restoran keluarga terkenal di Frigis tempat Meremere dibuat. Tapi Snidel, yang masih belum tahu tentang masalah cokelat yang dimakan Anya, datang dan merampas Meremere terakhir milik keluarga Forger.

Loid yang tak terima dengan perilaku tersebut meminta sang kolonel untuk mengembalikannya. Tapi Snidel malah mengajak Loid berduel demi memperebutkan potongan terakhir Meremere, yang berakhir dengan kekalahan Loid sehingga ia harus merelakan Meremere tersebut.

Mencari jalan lain, akhirnya sang koki restoran bersedia membuatkan Keluarga Forger Meremera asalkan mereka mendapatkan semua bahan yang dibutuhkan. Keluarga Forger pun setuju dan bersemangat untuk mencari semua bahan baku Meremere.

Setelah hampir semua bahan didapatkan, tinggal arak ceri yang belum berhasil mereka temukan. Loid lantas meminta Yor dan Anya untuk kembali ke hotel sementara ia berusaha mencari bahan itu.

Anya, yang merasa liburannya terganggu karena keluarganya tidak bisa berkumpul, ingin menemani Loid untuk menemukan arak tersebut. Sayang, Loid menolaknya dan hal ini membuat Anya sedih juga mengurung diri di kamar.

Namun, ketika Anya membaca isi pikiran Bond dan melihat keberadaan arak ceri yang dicari Loid, gadis kecil itu memutuskan untuk diam-diam mencarinya sendiri; meninggalkan kamar hotelnya dengan jendela terbuka dan membuat Yor serta Loid panik karena tak menemukan keberadaan Anya.

Anya sendiri akhirnya berhasil menemukan arak buah ceri dengan bantuan Bond, sayangnya di saat bersamaan, pihak militer tengah mencari keberadaannya. Akibatnya, dengan cepat Anya berhasil ditangkap dan segera diserahkan pada Snidel. Apa yang akan terjadi pada Anya? Akankah ia selamat dari penyekapan ini?

Mengulang Formulasi Sama

Sejak awal film ini dimulai, saya langsung punya prasangka kalau film ini akan mengulang formulasi animenya, baik dari sisi alur, scoring dan grafis. Benar saja, hampir semua elemen tersebut terulang kembali dalam film ini. Bahkan semua scene dari para karakter samping juga terasa sangat familier.

Namun tentu saja, masalah baru yang disajikan dengan beberapa twist menarik membuat film ini tidak jadi membosankan. Bila kamu pertama kali mengenal keluarga Forger lewat film ini, adegan aksi seru dari Loid dan Yor berbalut kejenakaan yang utamanya datang dari Anya pasti terasa sangat menghibur.

Pengenalan awal tiap-tiap karakter utama di 10 menit awal film juga akan membuat penonton baru semakin mengerti tentang keistimewaan Loid, Anya, Yor dan Bond. Alhasil, film ini versatile dan cukup bisa disaksikan oleh siapa pun.

Kisah Orisinal yang Berdiri Sendiri

Meski punya kaitan akan misi Operation Strix yang dijalankan Loid atau Twilight untuk mendekati Donovan Desmond dalam rangka mencapai kedamaian dunia, kisah Code White tak mengganggu timeline serial animenya, alias film ini hanya jadi filler selingan buat para penggemar yang menanti kelanjutan kisah keluarga Forger setelah selesai dengan dua musim awal animenya.

Tatsuya Endou sensei juga mengaku bahwa kisah ini belum pernah ia bocorkan atau publikasikan sebelumnya. Ia menghadirkan Spy x Family Code: White sebagai kejutan untuk para penggemar keluarga Forger.

Intensitas Komedi yang Memuncak

Yang sangat saya sukai dari Code White adalah intensitas komedinya yang punya “klimaks”. Di awal film bergulir, saya hanya merasakan lelucon a la Spy x Family biasa, di mana tim produksi hanya berfokus pada ekspresi-ekspresi aneh Anya, kecurigaan Yor pada suaminya yang didramatisi, juga overthinking Loid pada keberlangsungan misinya.

Tapi ketika film berada di pertengahan, intensitas komedi ini semakin bertambah, bahkan mencapai puncak ketika Anya berhalusinasi aneh kala ia ditahan oleh pihak Snidel. Penggambaran halusinasi absurd ini diperkuat dengan penggunaan style animasi yang berbeda dengan scene-scene lain, menjadikannya salah satu highlight dari Spy x Family Code: White.

Tak Meninggalkan Genre Action

Sebagai anime bergenre action dan komedi, Code White tidak jadi kekurangan asupan adegan laga. Saya bahkan sangat puas saat menyadari bahwa porsi laga Yor dibuat sama besar dengan porsi laga Loid dalam film ini. Keduanya sama-sama berperan penting dalam misi penyelamatan Anya.

Kita juga disuguhkan aksi kolaboratif keduanya bersama Anya dalam satu adegan di akhir film meski porsinya tidak banyak. Kerja sama ini menjadi bukti bahwa ikatan kekeluargaan dari keluarga palsu Forger mulai mengalami perkembangan.

Walau hadir dengan kisah yang berdiri sendiri, Spy x Family Code: White tetap menggunakan formulasi sama seperti serialnya, hanya ada beberapa adegan dengan elemen baru yang menjadi penyegar kisah Keluarga Forger.

Meski begitu, kekonyolan Anya dalam film ini tak gagal menghibur penonton, ditambah adegan laga dari kedua orang tua palsunya: Loid dan Yor juga membuat cerita jadi semakin menarik. Narasi yang disuguhkan menyelami kisah mengenai kerja sama keluarga; dan meski keluarga Forger adalah keluarga palsu, interaksi mereka tanpa disadari selayaknya keluarga sungguhan.