Sinopsis & Review Vice Versa, Series Romance Fantasy dari GMMTV


Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.
Apa yang akan kamu lakukan jika suatu hari tiba-tiba terbangun di tubuh orang lain, dan di universe lain juga? Panik? Sedikit gila? Itu masuk akal, tentu saja.
Begitu pula yang dirasakan "Lay" Talay, seorang colorist yang begitu tertarik pada dunia perfilman dan selalu menggambarkan emosi manusia lewat warna. Ia tiba-tiba berada di semesta lain dan di dalam tubuh orang lain juga yang bernama Tess.
Mampukah Lay kembali ke dunianya? Simak review dan sinopsis Vice Versa yang akan Bacaterus update tiap minggunya di bawah ini, yuk.
Sinopsis

Tahun Rilis | 2022 |
Genre | Body Swap, Drama, Family, Fantasy, Friendship, Mystery, Romance, Slice of Life, Workplace, Youth |
Sutradara | X Nuttapong Mongkolsawas |
Pemeran | ∙ Sea Tawinan Anukoolprasert ∙ Jimmy Jitaraphol Potiwihok ∙ Jeab Lalana Kongtoranin ∙ Neo Trai Nimtawat ∙ Aou Thanaboon Kiatniran |
Review | Baca di sini |
Episode 1: "Ocean Blue"

Di dunianya, "Lay" Talay (Sea Tawinan Anukoolprasert) sedang berusaha mendapatkan pekerjaan sebagai colorist. Tapi, ia khawatir enggak diterima karena merasa enggak melakukan sesi interview dengan baik.
Esoknya, ia diminta menemani Gyo (Piploy Kanyarat Ruangrung), temannya, ke airport. Soalnya, Gyo ingin 'menyambut' kepulangan aktor kesukaannya, Puen (Jimmy Jitaraphol Potiwihok). Gyo juga meminta Lay membuatkan kado untuk Puen, yaitu bucket hat yang digambar sendiri oleh Lay.
Enggak sengaja bertemu di kamar mandi, Lay pun memberikan topi tersebut secara langsung pada Puen. Mereka mengobrol singkat dan semuanya berakhir dengan baik.

Sepulangnya, Gyo memberi tahu Lay kalau ia akan menjadi extra di suatu film. Walau enggak menginginkan pekerjaan itu, Lay tetap mengambilnya karena Gyo udah menjanjikan Lay akan datang pada Joe, teman mereka yang bekerja sebagai kru. Dan, juga karena Lay orang yang pekerja keras, ia enggak akan menganggap remeh apapun pekerjaannya.
Ternyata, pemeran utama film tersebut adalah Puen! Beradu akting, terjadi masalah dalam lokasi syuting yang membuat semua kru kesal pada Lay, tapi enggak dengan Puen. Di tengah syuting, handphone Lay berdering yang memberitakan kalau ia diterima kerja di BFB (Behind the Film Bangkok Company), tempat sebelumnya yang coba ia lamar.
Merayakan diterimanya kerja, Lay dan teman-temannya pergi ke pantai. Sayangnya, Lay tenggelam karena kakinya tiba-tiba kram.

Lay selamat, tapi kebingungan karena enggak mengenali 'orang tua' yang menghampirinya ketika ia sadar. Ia juga dikatakan enggak sadarkan diri karena terlibat perkelahian di bar, padahal ia ingat kalau sebelumnya ia tenggelam di pantai.
Disangka pura-pura amnesia oleh 'ayah'nya, ia hampir saja dipukul ketika sang 'ibu' meminta Lay mencari cara lain agar selamat dari amukan ayahnya. Setelah kedua orang tua asing itu pergi, Lay ke kamar mandi dan melihat pantulan wajah di cermin bukanlah dirinya, melainkan orang lain.

Rupanya, Lay terbangun di semesta lain! Ia kini berada di tubuh seorang pria muda bernama "Tess" Thattawa (Ohm Pawat Chittsawangdee). Berniat mencari data dirinya di Google, Lay malah menemukan Qooqle, mesin pencari di dunia tersebut.
Tempat kerja baru Lay, BFB, juga enggak ada di sini. Perusahaan perfilman terbaik di Thailand justru 26 Pictures yang merupakan perusahaan ayahnya, atau ayah Tess.

Lay mengajak bicara Phuwadol (Jeab Lalana Kongtoranin), suster di rumah sakit dan satu-satunya orang yang mengerti kalau ia bukanlah Tess. Dari Suster Phuwadol, Lay mengerti kalau ia enggak hanya bertukar tubuh, tapi juga berpindah universe.
Sama seperti Lay, Phuwadol juga berasal dari semesta lain. Ia tertabrak mobil dan tiba-tiba terbangun di dunia ini dalam wujud perempuan, padahal aslinya ia laki-laki. Dua minggu setelah kejadian, Lay dibawa Phuwadol ke tempat rahasia bernama Association of Thai Citizens in the Alternate World.

Rupanya, Lay enggak sendiri. Ada banyak orang-orang sepertinya di semesta ini. Bahkan mereka saling mengetahui jati diri sesungguhnya. Lay menanyakan bagaimana cara kembali ke dunianya dulu, dan menurut Phuwadol juga Jupjaeng (Ae Maneerat Kam-Uan), teman barunya, kalau ia harus menemukan portkey.

Khawatir dengan parallel universe karena Tess harus menjadi dirinya di dunia Lay, sementara Lay harus menjadi Tess di semesta ini, Lay pun buru-buru ingin pulang. Ia takut pekerjaan colorist yang baru saja ia dapatkan hancur gara-gara Tess enggak bisa melakukannya.
Portkey yang harus ditemukan Lay adalah seseorang yang sama-sama datang dari semesta yang sama dengannya dalam waktu berdekatan. Mereka berdua akan memiliki kecocokan dan akan bertemu dalam mimpi. Tapi, ada hal mengerikan juga tentang portkey ini, karena jika salah satu dari mereka mati, maka yang satunya lagi akan mati juga.

Jangan bingung, akan sering terjadi pergantian aktor karena Lay (diperankan Sea) terlihat seperti Tess (diperankan Ohm) di mata orang lain di drama. Ketika sedang mencari teman-teman Tess, Lay bertemu dengan Pramote yang wujudnya sama seperti Joe, temannya di semestanya. Tapi, ia bukan Joe-nya Lay di dunia ini.
Mereka bertemu untuk membahas "Tun" Pakorn (Nanon Korapat Kirdpan), orang yang menelepon ambulans ketika Tess dihajar hingga pingsan oleh orang-orang di bar. Rupanya Tun, Tess, dan Pramote adalah teman SMA.
Sekarang, Tun bekerja sebagai screenwriter, sementara 'Tess' masih kuliah (ia sengaja menghambat kelulusannya karena enggan meneruskan perusahaan ayahnya).

Lay pun datang ke bar di mana Tun bekerja sambilan (untuk mencari inspirasi menulis naskah). Di tempat tersebut, bir berharga lebih mahal dari wine, kebalikan dari dunia kita, hihi. Bahkan ketika menunjuk angka 1 pakai telunjuk, di semesta ini berarti 2. Soalnya angka satu dimulai dari jempol. Ada-ada saja, ya?

Bertemu Tun untuk pertama kalinya, jujur ada yang aneh dari Tun. Ia selalu melarikan diri dari Tess. Padahal Lay yakin kalau Tun merupakan portkey-nya.
Pulang ke apartemen, Lay bertemu dengan kakak kandung Tess, Thanin (Victor Chatchawit Techarukpong) yang meminta Tess untuk bekerja di perusahaan mereka sekali-sekali. Jika itu Tess maka sangat menentang permintaan keluarganya.
Tapi, ini Lay, yang sangat menyukai dunia perfilman. Justru ia sangat senang bisa bekerja di kantor tersebut, apa lagi itu perusahaan 'miliknya'.

Rupanya, di kantor 26 Pictures ada Tun! Ingat, pekerjaan utamanya kan memang sebagai penulis naskah. So, mereka enggak sengaja bertemu di sana. Ketika memborbardir Tun dengan pertanyaan, akhirnya Lay mengetahui kalau Tun membenci Tess.
Episode 2: "Forest Green"

Talay selalu mengikuti Tun ke manapun ia pergi. Berbincang dengan Pramote, Lay diberitahu alasan kenapa Tun membencinya, yaitu karena Tess, wujud Lay di dunia ini, mengencani cewek yang Tun sukai. Namun, Lay nggak menyerah dan terus mengganggu Tun karena ia yakin Tun adalah portkey-nya.
Ketika Tun bertemu teman-teman screen writer-nya di bar, Lay (menguntit Tun tentu saja) dan memperkenalkan diri sebagai teman dekat Tun. Ada Up-Pree (diperankan Neo Trai Nimtawat) dan Aou (diperankan Aou Thanaboon Kiatniran). Ketika ditanya tentang naskah Tun dan grupnya yang di-submit ke 26 Pictures, Lay mengatakan kalau naskah mereka diterima.

Itu pertama kalinya naskah mereka bertiga dibeli oleh 26 Pictures setelah mencoba bertahun-tahun sejak zaman kuliah. Tentu saja Lay menerima naskah mereka (mungkin tanpa membacanya) agar punya alasan untuk dekat dengan Tun.
Sayangnya, rencana Lay berbalik jadi enggak menguntungkan karena Tun dkk pergi ke 'tempat persembunyian' untuk mengerjakan naskah mereka, tanpa ponsel, dan tanpa diketahui keberadaannya oleh siapapun. Lay jadi harus menunggu 1 bulan hingga mereka pulang.
Suatu ketika, Lay bertemu dengan Anna, gadis yang Tess rebut dari Tun sewaktu SMA. Dari Anna lah Lay mengerti kalau semuanya salah paham. Tun enggak pernah menyukai Anna, melainkan menyukai Tess.

Galau karena yakin enggak akan bisa pulang ke universe-nya lagi, Lay mabuk di bar tempat Tun kerja sambilan. Eh, tiba-tiba saja Tun dkk datang. Anehnya, ada yang lain dari Tun. Ia tiba-tiba bisa bernyanyi merdu, padahal biasanya sumbang. Terus, lagu yang ia bawakan enggak pernah ada yang dengar, cuma Lay yang mengetahui lagu berjudul "เรื่องมหัศจรรย์ (Miraculous Event)" by Sofa tersebut.
Dan, benar saja, "Tun" yang ini bukanlah Tun (Nanon Korapat Kirdpan), melainkan Puen (Jimmy Jitaraphol Potiwihok). Diceritakan Tun di dunia ini kecelakaan mobil dan koma beberapa hari. Mungkin itulah yang membuat Puen terlempar ke universe ini dan bertemu dengan Lay.

Lay bertanya kenapa pria di hadapannya bisa ada di semesta ini. Katanya, ia kecelakaan mobil dan tiba-tiba terbangun di tubuh Tun. (Saya mulai berpikir kalau masing-masing dari mereka enggak bisa melihat wujud dari universe mereka yang sebenarnya, jadi Lay tetap terlihat sebagai Tess dan Puen tetap terlihat sebagai Tun walau di mata universe-traveler).
Puen enggak mau memberi tahu jati dirinya yang sebenarnya, soalnya Lay tampak menyenangkan untuk diisengi. Ia cuma bilang kalau dia artis di GGN (mungkin pelesetan dari GMM? hihi). Mereka berakhir bermalam di condo mewah Tess karena Lay mabuk.

Sampai detik ini, Puen masih belum mau memberi tahu Lay siapa dirinya di semesta mereka. Setelah sarapan, mereka pergi ke Association of Thai Citizens in the Alternate World (kita singkat ATCAW, oke?). Kali ini password-nya diubah jadi "If I can make you my wife... Your gear badge is also mine." yang merupakan reference dari serial GMMTV "Sotus".

BTW, untuk sampai ke tempat pertemuan para universe-traveler, Lay dan Puen naik tuktuk yang dikendarai oleh Prigkhing. Ia merupakan aktris pemeran serial "The Shipper". Karakternya di Vice Versa pun nge-ship Lay dan Puen. Simpel tapi reference-nya dapet!
Di ATCAW, Lay dan Puen mengisi matching machine untuk mempermudah mereka menemukan portkey masing-masing. Portkey adalah dua orang dari semesta yang sama. Mereka 'match' jika punya interest yang sama. Lay dan Puen tanpa disadari memiliki itu ketika mengobrol.

Namun, rupanya, Puen sengaja menjawab apa yang ingin Lay dengar, karena Lay tampak sangat senang ketika mengetahui Puen kemungkinan besar merupakan portkey-nya. Lagi-lagi bukan karena niat jahat, Puen hanya iseng saja mengerjai Lay. Setelah urusan mereka selesai, Lay dan Puen pun berpisah untuk menjalani hidup sebagai Tess dan Tun hingga kabar mengenai portkey tiba.

Lay, masih dalam wujud Tess, pergi kuliah. Kampusnya tampak menyenangkan dengan perosotan alih-alih tangga. Kemudian, semua orang di semesta ini menggunakan buku dan alat tulis transparan, jadi kesan seperti di planet lainnya sangat terasa. Di Thailand semesta ini, mahasiswa enggak menggunakan seragam hitam putih, melainkan baju bebas.

Tiba-tiba saja Lay diberi tahu udah mendapatkan match portkey dan diminta untuk datang ke tempat yang udah ditentukan. Di sana ada Puen! Tapi, mereka berdua bukan portkey masing-masing, melainkan ada dua orang berbeda yang kemungkinan merupakan portkey Lay dan Puen.
Mereka adalah dua gadis. Yang satu bernama Som (Milk Pansa Vosbein), match-nya Tun. Satunya lagi Prae (Love Pattranite Limpatiyakorn), match-nya Lay. Psst, mereka merupakan couple di serial "Bad Buddy". Sayangnya, setelah menghabiskan waktu bersama match masing-masing, Lay dan Puen enggak merasa kalau Som dan Prae adalah match mereka.

Ada satu tes lagi yang bisa meyakinkan siapa gerangan match yang sebenarnya, yaitu dengan masuk labirin. Mereka yang bertemu di dalam labirin walau masuk dari pintu berbeda merupakan match portkey yang sebenarnya. Setelah mereka berempat masuk ke labirin, rupanya Som malah match dengan Prae, dan Lay dengan Puen.
Episode 3: "Soft Blush"

Walau kemungkinan menjadi portkey masing-masing, Lay dan Puen masih belum yakin dan belum tahu cara untuk pulang. Mereka pun memutuskan untuk live to the fullest sebagai Tess dan Tun selama masih di semesta ini. Puen meneruskan proyek naskah Tun, dan Lay sebagai Tess akan membantunya.

Sambil menghabiskan waktu bersama, sedikit demi sedikit clue identitas asli Puen mulai menyempit. Lay mungkin akan mengetahui jati diri Puen yang sebenarnya enggak lama lagi.
Di sini baru jelas kalau masing-masing mereka enggak bisa melihat wujud 'asli' karena Lay menebak-nebak bagaimana wajah Puen yang sebenarnya sambil menggambar. Jadi Lay terlihat seperti Tess, dan Puen terlihat seperti Tun di mata orang-orang semesta ini maupun semesta lainnya.

Tim naskah, Up-Pree dan Aou, mengajak 'Tun' untuk rapat. Puen tampak menjanjikan kalau ia bisa menjadi penulis script handal seperti Tun. Tapi, tampaknya ia sangat stres sampai mabuk di pagi hari. Kelakuannya itu membuat rapat bersama ayah Tess, pemilik 26 Pictures, gagal. Up-Pree dan Aou sangat kecewa pada Tun, tanpa mengetahui kalau jiwa di dalam tubuh Tun adalah Puen.

Rupanya Puen mengambil nasihat Lay mentah-mentah. Semasa hidupnya sebagai aktor, ia hidup serba terbatas. Waktu tidur kurang, makan enggak bebas, makanya sekarang di semesta ini ia merasa bebas dan melakukan hal sesukanya.

Lay langsung menegur Puen untuk bertanggung jawab atas tubuh dan kehidupan Tun, karena ia pun enggak akan suka jika Tun yang kini ada di tubuhnya merusak karir dan tubuhnya. Puen akhirnya sadar dan mulai mendalami kisah hidup dan karakter Tun. Puen juga meminta maaf pada teman-teman Tun dengan tulus.

Ketika bertemu untuk membahas script, Lay dan Puen malah (secara enggak sadar) menghabiskan waktu bersama dengan menonton film. Padahal Lay sebenarnya ingin mereka mengerjakan naskah saja. Tapi, dalam 'kencan' terselubung itu, rupanya diam-diam Puen menuliskan prompt untuk naskah yang akan ia kerjakan.

Mereka pun mengembangkan ide cerita itu di apartemen Lay. Karena udah terlalu malam, Puen jadi sekalian menginap di sana. Setelah naskah rampung, Puen, Lay, Up-Pree, dan Aou pun mempresentasikannya di hadapan ayah Tess. Walau naskahnya belum sempurna, tapi ayah Tess menyukai ide ceritanya, dan naskah mereka pun diterima 26 Pictures untuk pertama kalinya.
Episode 4: "Deep Magenta"

Geng naskah memutuskan nama untuk tim mereka, itu adalah Friend Credits. Kini anggotanya bukan cuma Aou, Up-Pree, dan Tun (Puen), tapi Tess (Lay) juga ikut.
Ada reference drama "Not Me" di mana tempat yang Up-Pree sewa untuk jadi studio mereka merupakan gedung yang mirip di mana Sean (Off Jumpol Adulkittiporn) dan White (Gun Atthaphan Phunsawat) mendirikan tenda (tonton Not Me episode 8).

Terus, ada reference drama "2gether" juga untuk confession line yang Puen gunakan dalam naskah yang mereka garap. Sempat muncul juga musik intro untuk OST 2gether, "คั่นกู" (Kan Goo / Bookmark Me) yang dinyanyikan oleh Bright Vachirawit.
Sepulang kuliah, Lay tiba-tiba dijemput Puen dan 'diculik' ke kafe romantis. Di sana, Puen mengajak Lay untuk sama-sama mencoba jadi lebih dekat dan saling jatuh cinta. Karena, menurut Puen, kunci untuk menemukan portkey adalah cinta.

Ketika Lay (Tess) mengajak teman-teman kampusnya, Kita (Pepper Phanuroj Chalermkijporntavee) dan Fuse (Boom Tharatorn Jantharaworakarn), minum-minum, tiba-tiba aja Puen ikut nimbrung. Karena tubuh Tun nggak kuat alkohol, semuanya diminum oleh Lay yang menyebabkan ia tumbang. Puen pun membawanya ke condo Tun.
Lay terbangun pada malam hari. Udah cukup sober, ia dan Puen mengobrol heart to heart sebentar sebelum Lay kembali tidur. Pada akhir pekan, Puen (Tun) punya job sebagai fotografer di pernikahan teman Tun. Ia turut mengundang Lay sebagai plus one, atau mungkin karena kemungkinan Lay (Tess) mengenal teman yang menikah juga (Tun dan Tess kan satu SMA).

Puen lah yang mendapatkannya ketika pengantin melakukan pelemparan buket bunga. Puen kemudian memberikan bunga itu pada Lay. Puen memang secara terang-terangan PDKT sama Lay, tapi Lay yang memang anti-romantic agak bingung menanggapinya karena Puen pernah mengatakan kalau mereka bisa pura-pura jatuh cinta aja supaya bisa pulang ke semesta asal mereka.
Tapi, walaupun pintu hati Lay tertutup, ia berpikir kalau pura-pura jatuh cinta bukan jalan yang benar. Dan, aksi Puen yang menjelaskan kalau ia benar-benar mendekati Lay karena suka, membuat Lay semakin bimbang.

Suatu pagi, Puen tiba-tiba nembak Lay di hadapan teman-teman kampus Lay (Tess). Lay pun marah karena Puen mengatakan ia melakukan itu semua demi naskah yang mereka buat aja. Sebagai orang yang nggak pernah merasakan cinta, Lay masih rasional kalau yang Puen lakukan itu nggak baik.

Semenjak itu, Puen nggak pernah menampakkan wajahnya di hadapan Lay lagi. Lay datang ke ATCAW untuk curhat dengan orang-orang di semestanya. Kata kunci untuk masuk ATCAW kini menggunakan line dari drama "Theory of Love" ketika Khai (Off Jumpol) confess ke Third (Gun Atthaphan).
Setelah mengobrol dengan Jupjaeng, Lay akhirnya menyadari kalau Puen melakukan semua yang karakter utama lakukan di naskah yang mereka tulis. Lay pun menemukan Puen di kafe yang mereka temukan saat perjalanan pulang dari kampus Lay.

Merasa sangat bersalah, Puen meminta maaf pada Lay dengan benar-benar mengakui kesalahannya. Itu memperbaiki hubungan mereka berdua. Hendak pulang, Lay ditahan oleh Puen yang menciumnya. Tapi, kali ini bukan bagian dari keisengan, Puen benar-benar melakukannya dari hati.
Episode 5: "Winter White"

Naskah Friend Credits akhirnya lolos seleksi dan akan segera digarap menjadi film. Lay, Tun, UpPree, dan Aou semakin sibuk. Lay dan Tun juga semakin dekat, walau masih selalu bertengkar.
Suatu ketika, Paeng Piyada (Namtan Tipnaree Weerawatnodom) muncul di Association of Thai Citizens in the Alternate World alias ATCAW. Paeng adalah rekan kerja Puen di semesta mereka. Tampak sangat akrab, Lay nggak sadar kalau ia cemburu.
Di perjalanan pulang, Lay mengatakan kalau Paeng mungkin portkey-nya Tun (Puen). Kemudian Puen bilang ke Lay agar nggak menahan kalau misalnya mereka bukan soulmate dan telah menemukan portkey masing-masing. Tapi, Puen berjanji untuk menunggu Lay menemukan portkey-nya, supaya bisa pulang ke semesta mereka bersamaan.

Saat datang ke lokasi syuting, Lay dan Puen dikejutkan kalau cuaca di universe ini lucu, karena di Thailand tapi bisa turun salju. Mereka juga diminta oleh sutradara jadi blocking actor untuk rehearsal scene sebelum shoot sama aktor dan aktris betulannya.
Time skip 2 bulan kemudian, film Friend Credits yang diberi judul "Long Distance Relationship" akhirnya bakal tayang di bioskop. Saat Puen dan Lay datang ke ATCAW untuk promosi, ada keributan yang bersumber dari seorang bapak-bapak.

Rupanya bapak itu merupakan warga asli semesta ini yang terlempar ke semesta Puen dan Lay. Saat kembali, ia yang tadinya merupakan seorang arsitek mendapati karirnya hancur. Ia bahkan kehilangan istrinya karena orang yang travel semesta ke tubuhnya nggak becus, sehingga istrinya meminca cerai.
Itu membuat Lay khawatir karir yang baru ia titi hancur ditangan Tess, si anak orang kaya yang belum lulus-lulus dan nggak mau meneruskan perusahaan film ayahnya. Namun, Lay ditenangkan oleh Puen. Jika selama ini hanya Puen yang flirting ke Lay, di episode ini Lay mulai balik flirting ke Puen.

Ketika premiere press conference, ada kameo dari Third (Gun Atthaphan Phunsawat), seorang kritikus film ternama dari serial "Theory of Love". Third memuji Friend Credits kalau naskah yang mereka buat bagus. Sayangnya, hanya Third yang memuji mereka, sementara kritikus film lainnya menganggap film "LDR" buatan mereka bisa lebih baik lagi.

Bioskop banyak yang mengurangi waktu penayangan film "LDR" karena kurang laku walau dibuat oleh 26 Pictures, rumah produksi paling beken di Thailand. Friend Credits berpikir mereka tinggal di universe yang salah karena orang-orang di semesta lain pasti menyukai film "LDR".
Adegan berikutnya, Puen dan Lay menonton film "LDR" di bioskop. Mereka menjadi satu-satunya penonton di ruang teater tersebut. Walau screenplay pertama Puen CS nggak terlalu disambut baik di semesta ini, ia tetap bangga.

Sayangnya, karena segala usaha Friend Credits bertahun-tahun ini selalu berakhir kegagalan, satu persatu izin pamit untuk berhenti di bidang penulis naskah. UpPree dan Aou akan membantu usaha keluarga masing-masing, begitu pula dengan Lay, walau secara harfiah itu bisnis keluarga Tess.
Sementara Puen bingung mau melakukan apa. Ia memutuskan untuk pulang ke rumah Tun, karena biaya sewa condo mahal jika ia tak bekerja sebagai penulis naskah. Ia pun mengungkapkan ide, mengajak Lay menjadi roomate agar bisa split bill supaya pengeluaran nggak terlalu mahal.
Episode 6: "Fire Yellow"

Episode dimulai dengan Tun (Puen) yang senang karena bisa tinggal bersama dengan Lay. Mereka menonton film di televisi sambil makan popped rice, kalau di kita itu rice crispy, alih-alih pop corn. Tapi, ternyata itu cuma bayangan Puen aja. Lay menolak tinggal bersama di apartemen Puen.
Padahal biaya sewa mahal hanya alasan aja. Puen ingin menghabiskan waktu dengan Lay lebih lama lagi, karena dengan selesainya proyek Friend Credits, maka mereka nggak punya alasan untuk bertemu. Lay malah menyuruh Puen mencari portkey-nya aja agar bisa segera pulang.

Time skip satu minggu kemudian, anggota ATCAW kehilangan Tun karena nggak pernah datang lagi setelah Friend Credits disband. Lay pun menyadari kalau ia merindukan Tun (Puen).
Sementara itu, exam week di kampus Lay akhirnya selesai juga. Lay pun nekat pergi ke rumah Tun, dan benar dia ada di sana. Dulu, Puen pernah meminta Lay memainkan lagu dari semesta mereka, karena dia nggak tahu musik dari semesta ini. Setelah bertemu kembali dengan Puen, Lay langsung menyanyikan lagu dengan gitarnya.

Fun fact: Lay menyimpan buket bunga dari Puen dengan baik! Dia bahkan membawa salah satu kelopak bunga ketika bertemu Puen, bunganya dia jadikan hiasan tas gitarnya.
Rumah Tun tiba-tiba ramai setelah kedatangan UpPree dan Aou yang nggak direncanakan. Friend Credits pun berkumpul kembali. Mereka juga berniat untuk membuat naskah bersama-sama lagi.

Setelah kangen-kangenan bersama Friend Credits, Lay mulai menyadari kalau dia menyukai Puen, walau nggak mengetahui siapa Puen sebenarnya maupun seperti apa wajahnya di semesta mereka. Karena Lay anti-romantis dan belum pernah suka sama siapapun sebelumnya, dia sampai mencari gejala jatuh cinta di Qooqle (Google), hihi.
Ada sebuah RV terbengkalai di rumah Tun, Lay pun memiliki ide merenovasi RV itu jadi studio untuk Friend Credits bekerja. Mereka bisa bekerja di dalam RV tersebut, dan kalau otak buntu, mereka bisa jalan-jalan mencari inspirasi menggunakan RV itu juga. Jadi, seperti studio berjalan dan mereka bisa bekerja dari mana aja.

Setelah RV selesai mereka permak, Puen menyodorkan ide baru untuk screenplay mereka. Yaitu tentang kisah cinta mereka berdua, orang-orang yang travel antar universe, kebingungan dan kesepian, tapi kemudian menemukan satu sama lain dan saling jatuh cinta.
Suatu hari, Phuwadol dan Jupjaeng meminta Puen dan Lay membuatkan video guide untuk para traveler baru. Masih di hari yang sama, malam itu tiba-tiba Jupjaeng meninggal dunia akibat serangan jantung. Padahal Jupjaeng nggak punya riwayat penyakit tersebut. Ini tandanya jiwa yang ada di tubuh Jupjaeng di semesta lain telah tiada, yang menyebabkan Jupjaeng juga ikut meninggal dunia.

Lay pun menyadari kalau dalam kehidupan nggak ada yang pasti. Dia juga takut kejadian yang terjadi pada Jupjaeng menimpanya juga. Lay dan Puen juga merasa prihatin pada Phuwadol yang belum sempat menyatakan cintanya pada Jupjaeng, dan mereka berusaha untuk lebih jujur pada masing-masing mulai saat ini.

Hal menarik dalam episode 6 adalah, tampaknya Puen mengetahui siapa Tess (Lay) sebenarnya di semesta mereka. Yaitu cowok yang pernah bertemu dengannya di toilet yang memberikan bucket hat, sekaligus lawan mainnya di dalam suatu proyek film.
Soalnya, ketika POV Lay, dia melihat foto dirinya sebagai Tess (diperankan Ohm Pawat) dan Puen sebagai Tun (diperankan Nanon Korapat). Sementara POV Puen, dia melihat dirinya sendiri dan juga Lay. Wah, jadi semakin seru, ya, ceritanya!
Episode 7: "Sunset Orange"

Talay mengajak Paeng jadi tim screenwriter bersama Friend Credits tanpa persetujuan Puen. Semua orang setuju, tapi Puen punya pemikiran lain kalau Lay ingin membuat Puen dan Paeng jadi dekat. Karena kematian Jupjaeng membuat Lay takut Puen tiba-tiba meningal dunia juga. Jadi, Lay ingin Puen segera pulang ke semesta mereka.

Mengikuti permainan Lay, Puen pun tampak jadi lebih dekat dengan Paeng. Bahkan Puen sampai membatalkan janji nonton bareng Friend Credits untuk bertemu Paeng. Lay sedikit merasa kehilangan, tapi belum menyadari perasaannya terhadap Puen.
Suatu ketika, Friend Credits pergi naik RV untuk healing sambil mencari inspirasi. Saat malam tiba, Lay dan Puen mengobrol berdua aja. Mereka sudah akan berciuman jika Puen nggak ragu, yang akhirnya membuat Lay pergi.

Semenjak itu, Lay dan Puen jadi jauh. Puncaknya ketika Lay memutuskan untuk mundur dari Friend Credits dengan alasan ingin fokus mencari portkey-nya, karena Puen kemungkinan besar udah menemukan portkey-nya sendiri yaitu Paeng.
Di ATCAW, Lay mengobrol dengan Pulwadol dan Paeng, dan akhirnya ia menyadari kalau ia dan Puen bisa aja merupakan portkey masing-masing. Ia pun mencari keberadaan Puen yang entah dimana.

26 Pictures menolak naskah Friend Credits karena kegagalan film yang kemarin. Walau Lay telah memohon pada ayahnya sendiri (ayah Tess), naskah mereka tetap nggak diterima. Mendengar kabar itu, Puen berniat menerobos 26 Pictures, tapi dihadang oleh security.
Lay tiba tepat waktu, ia bertemu Puen yang tengah bergetar hebat menahan tangis. Ketika Lay bertanya mengapa Puen sampai sebegitunya mempertahankan Friend Credits dan berjuang untuk naskah mereka.

Puen menjawab karena menulis naskah adalah satu-satunya hal yang bisa mereka lakukan bersama. Puen juga memohon agar Lay nggak mendorongnya menjauh lagi, karena ia yakin Lay adalah portkey-nya. Mereka pun meminta maaf dan saling berpelukan.
Di snippet episode selanjutnya, diceritakan Friend Credits mencoba melamar ke production house lain, tapi nggak ada sutradara yang menggarap cerita mereka. Kemudian, akan ada saingan buat Puen karena ada seseorang yang mendekati Lay!
Episode 8: "Cloudy Gray"

Talay tetap memperjuangkan naskah terbaru Friend Credits, Puen juga ikut rapat bersamanya. Tapi, board 26 Pictures tetap nggak bisa mengangkat cerita mereka. Ayah Tess (Talay) menawarkan dana pribadi, tapi Friend Credits enggan menggantungkan diri pada orang dalam.
Friend Credits pun berencana membuat film dengan uang mereka sendiri. Mereka sangat percaya diri, kalau film kedua ini akan sukses besar. Untuk mendapatkan uang yang banyak, masing-masing menawarkan diri untuk menjual barang mereka. Tapi, tentu aja menjual barang nggak semudah itu.

Fuse dan Kita, teman Tess (Talay), menawarkan diri jadi investor. Lay tadinya menolak dibantu, tapi Fuse dan Kita meyakinkan kalau menggunakan koneksi itu nggak apa-apa. Lagipula naskah "Romantic Not Comedy" buatan Friend Credits sangat menarik, dan Fuse-Kita percaya film ini akan sukses. Mereka juga menginginkan sesuatu, yaitu menjadi pemeran utama di film tersebut.
Semua udah ditangan Friend Credits. Tinggal sutradaranya, nih. Chang, sutradara film mereka yang pertama, sedang menggarap serial. Lay pun meminta bantuan kakaknya, dan kakaknya merekomendasikan Mek, temannya yang baru pulang dari luar negeri. Tapi, ketika Lay (Tess) menelepon Mek, selalu di-reject.

Untungnya teman UpPree kenal dengan Mek dan bisa melobi Mek via Headbook untuk menyutradarai film Friend Credits. Mek pun akhirnya setuju dan akan segera bertemu dengan pihak dari Friend Credits.
Sementara itu, Fuse meminta Aou untuk mengganti karakter yang akan ia perankan nanti, karena ia kurang menyukainya. Tapi Aou menolak walau diiming-imingi uang.
Baca Juga: Sinopsis & Review Drama BL Thailand 2gether The Series
Hari bertemu Mek pun tiba. Lay mengenali Mek sebagai Mhok, orang yang ia kenal di semestanya. Tapi, di sini ia bernama Mek (Perth Tanapon Sukumpantanasan). Mek marah ketika Tess (Lay) nekat bertemu dengannya. Sangat jelas sekali kalau Mek punya masalah dengan Tess.

Puen (Tun) datang dan menyapa Mek, yang membuat Mek terkejut karena Tess dan Tun tampak melupakan dirinya. Mek juga bingung kenapa Tun mau bekerja sama dengan Tess, karena dulu Tun berjanji dengan Mek nggak akan pernah membuat film bersama Tess.
Rupanya Tess (Ohm Pawat) pernah mangkir dari perannya dari proyek short movie yang mereka buat dulu. Mek berpikir Tun (Puen) menggunakan kesempatan ini untuk menghancurkan karir Tess, dan akhirnya ia pun setuju menjadi sutradara film ini.

Meanwhile, sepulangnya, Lay mengaku pada Puen kalau Mek memiliki wujud yang sama seperti Mhok, cowok yang dia suka waktu SMA. Tapi, Mhok sama sekali berbeda dengan Mek yang bersikap galak pada Lay. Tapi, karena nggak ada pilihan lain, mereka tetap menggunakan Mek sebagai sutradara.
Setiap harinya, Mek selalu membuat Tess (Lay) kesal karena niat Mek memang ingin balas dendam. Plot twist, waktu SMA Mek sempat menyukai Tess (Ohm Pawat).
Tapi, karena dulu Tess hampir menghancurkan proyek film pendek mereka, Mek jadi benci. Namun, karena sekarang Tess jadi lebih bertanggung jawab dan manis, Mek jadi suka lagi sama Tess!