showpoiler-logo

Sinopsis & Review To the Bone, Kisah Gadis Pengidap Anorexia

Ditulis oleh Siti Hasanah
To the Bone
3
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Fenomena body shaming hingga detik ini masih sering diperbincangkan, baik itu di dunia maya ataupun di sekitar kita. Memang, fenomena satu ini sampai kapanpun akan terus ada.

Salah satu upaya meningkatkan kesadaran akan masalah satu ini, banyak juga kok bacaan atau tontonan yang bisa meningkatkan kesadaran akan masalah body shaming dan dampaknya bagi kesehatan mental.

Pada tanggal 22 Januari 2017, Sundance Film Festival dimeriahkan oleh salah satu film garapan Marti Noxon yang diproduksi oleh Netflix yang bertajuk To the Bone. Bukan single-nya Pamungkas yang hits itu ya, film satu ini dibintangi oleh Lily Collins, Keanu Reeves, dan Carrie Preston. Mengangkat kisah seorang gadis berusia 20 tahun yang mengidap anorexia nervosa.

Sinopsis

to-the-bone-1_

Ellen, gadis berusia 20 tahun yang menderita anorexia nervosa, kembali ke rumah sang ayah setelah mengikuti berbagai macam program rehabilitas demi lepas dari bayang-bayang masalahnya. Lama mengikuti program, Susan, ibu tiri Ellen merasa jika Ellen masih perlu dibimbing oleh tenaga ahli.

Susan berkata jika dia menemukan tenaga ahli yang bisa memulihkan kondisi Ellen saat ini karena metodenya tidak biasa. Akhirnya, dipertemukanlah Ellen dengan Dr. William Beckham untuk pertama kalinya mereka bertemu.

Percakapan mereka pun cukup intens. Dr. Beck menemukan masalah pada tubuh Ellen yang jika tidak ditangani dengan tepat bisa berujung fatal.

Wajar saja pada pertemuan pertama, Dr. Beck bersikeras agar Ellen mau ikut program Dr. Beck. Dengan berbagai pertimbangan, Ellen pun mengikuti program Dr. Beck, program rehabilitasi untuk penderita gangguan makan. Di tempat Dr. Beck, Ellen bertemu dengan orang-orang yang bernasib sama dengan dirinya dengan latar belakang cerita yang beda pula.

Di antaranya Luke, seorang penari yang menderita anorexia sekaligus pria yang mengalami cedera lutut parah. Kemudian ada calon ibu yang menderita sama sepertinya, Meghan. Ada pula penderita gangguan makan lainnya yang menyita perhatian Ellen.

Dengan berbagai latar belakang cerita berbeda, Ellen pun belajar berbagai hal dan melihat perjuangan teman-temannya dalam menghadapi gangguan makan. Selama rehabilitasi, Ellen memiliki kedekatan yang tidak biasa dengan Luke.

Pria satu ini memposisikan diri sebagai support system Ellen agar dirinya bisa lepas dari gangguan yang dihadapinya.

Selama Ellen menjalani rehabilitasi, Ellen diharuskan mendapat support system yang tidak hanya dari teman-teman seperjuangannya.

Dr. Beck berupaya untuk membangun komunikasi baik dengan keluarga Ellen, nyatanya semuanya tidak sesuai ekspektasi, ayahnya tidak kunjung datang, ibu kandungnya sudah tidak sanggup mengurus Ellen, ibu sambungnya pun terlalu keras dengan Ellen.

Hingga kondisi ini membuat Ellen berada di ujung tanduk dan hampir menyerah dengan kondisinya. Lalu bagaimana cara Ellen menghadapi kondisinya yang hampir dekat kematian?

Anorexia Dikupas Blak-Blakan

to-the-bone-2_

Di film ini, akan ada banyak fakta-fakta seputar anorexia itu sendiri, bahkan dari trigger-nya. Sempat disinggung kan jika kesadaran untuk tidak melakukan body shaming adalah salah satu upaya untuk menjaga kesehatan mental. Nah, gangguan makan ini tentunya tidak hanya menyerang tibuh namun juga mental pengidapnya.

Dr. Beck, yang diperankan oleh Keanu Reeves ini, menggunakan metode Cognitive Behavioral Therapy untuk pendekatan dengan setiap peserta rehabilitasinya, termasuk Ellen. Di film ini juga, kita dikenalkan bagaimana cara kita menghadapi dan memberi dukungan kepada penyintas gangguan makan seperti anorexia dan sejenisnya.

Apalagi, budaya ”menjadi lebih cantik dengan kurus” masih menjadi standar kecantikan bahkan di ranah marketing sekalipun. Sadar atau tidak kebiasaan menyamaratakan standar kecantikan ini bagi sebagian besar orang, termasuk perempuan, bukan perkara biasa. Bisa jadi hal ini memicu gangguan kesehatan bagi orang lain, termasuk kesehatan mental.

Fakta lain dari film ini, masalah gangguan makan ini ternyata dialami sendiri oleh sutradara dan cast-nya, Marti Noxon dan Lili Collins. Sehingga setiap fakta tentang gangguan makan hingga inside joke yang tersemat pada film ini terbilang akurat. Selain itu, kualitas dan totalitas Lili Collins pada film ini patut untuk diapresiasi.

Bisa Mengenal Tubuh Sendiri

to-the-bone-3_

Tahu tidak? penderita anoreksia selain mengalami malnutrisi, tubuhnya pun memiliki reaksi lain seperti tumbuhnya rambut atau bulu di area yang biasanya tidak ada rambut.

Saat Ellen menemui Dr. Beck menunjukkan lengan Ellen yang kering ditumbuhi bulu, bahkan hampir seperti rambut tebal. Dr. Beck mengatakan bahwa tubuh berusaha menghangatkan dirinya dengan menumbuhkan bulu.

Iya, tubuh kita pintar, jika ada salah satu organ tubuh mengalami malfungsi, maka organ lain akan bekerja ekstra agar tubuh tetap bekerja baik.

Termasuk hal ini, penderita anorexia mengalami penurunan hormon esterogen sehingga hormon testoteron-nya meningkat dan hasilnya tubuh ditumbuhi bulu atau rambut di area tertentu dan jarang ditumbuhi bulu.

Di adegan tersebut pun Dr. Beck bertanya pada Ellen, kapan terakhir dia datang bulan. Hasilnya? Nihil, Ellen sudah lama tidak datang bulan. Hal tersebut dikarenakan tubuh Ellen tidak ternutrisi dengan baik, maka hormon tubuhnya tidak stabil.

Itu baru segelintir adegan di film To The Bone yang membuat kita lebih memahami tubuh sendiri. Tentunya hal ini tidak terbatas gender. Baik laki-laki atau perempuan, masalah gangguan makan ini bukan perkara mudah untuk dijalani. Namun dengan bisa lebih mengenal tubuh sendiri, kita juga bisa lebih peduli dengan menjaga gaya hidup lebih sehat.

Tidak Diperuntukkan Bagi Penyintas Gangguan Mental

to-the-bone-4_

Karena film ini terbilang blak-blakan dan mengupas habis isu yang sering dialami penyintas anorexia, memang sebaiknya To The Bone tidak ditonton oleh penyintas anorexia dan sejenisnya. Pasalnya, setiap pembahasan yang cenderung eksplisit, membuat beberapa adegan memang dikhawatirkan memicu trauma bagi penyintas.

Terlepas dari itu, bagi yang bukan penyintas, hadirnya film To The Bone diharapkan bisa menjadi media untuk meningkatkan kepedulian dan media untuk belajar mengenal tubuh sendiri. Selain itu bisa jadi sarana belajar bagaimana menyikapi saudara atau kerabat yang menjadi penyintas gangguan makan atau gangguan mental lainnya.

Adegan Romantis yang Tidak Perlu

to-the-bone-5_

Jika film ini hanya diperuntukkan bagi Ellen dan penyakitnya, film ini memiliki bobot yang berat dan setiap waktunya berharga untuk disimak. Sayangnya, saat Ellen menetap di tempat rehabilitasi, bertemu dengan Luke, dan akhirnya terjalin cinta monyet dan lain sebagainya, rasanya tidak perlu. Pasalnya, transisi ceritanya terkesan terlalu dipaksa untuk masuk.

Di sini terdapat formula cerita Ellen dan konflik keluarganya yang kompleks. Selain itu ada juga kisah Ellen yang sedang berjuang sembuh dari anorexia.

Ditambah, ada secuil kisah romansa Ellen dengan Luke yang cenderung sangat remeh jika dibandingkan dengan kedua masalah utamanya. Jadi, akan lebih optimal jika ceritanya cukup di dua masalah saja.

Dengan adanya kisah romansa tersebut, kisah Ellen di To The Bone terasa hambar, tidak perlu, terlalu maksa, malah ada kesan bumbu cerita tersebut hanya untuk menambah durasi cerita. Walaupun selebihnya, plot film ini yang membahas inti masalahnya cukup bagus dan masih bisa dinikmati.

Itulah ulasan lengkap dari To The Bone. Dengan adanya kisah Ellen di film ini, seharusnya kita semakin terbuka dan lebih peduli dengan setiap perjuangan orang-orang di sekitar kita ya?

Akting dari Lily Collins dan Keanu Reeves dengan performa apa adanya dan natural di film ini juga patut diacungi jempol, lho! Apalagi film ini sangat disambut hangat di Cannes Film Festival 2017 silam. Ada yang belum nonton film ini? Kalau kamu sudah pernah menonton film ini, yuk berbagi kesan dan pesannya bagaimana setelah menonton film ini

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram