showpoiler-logo

Sinopsis & Review Film Three Billboards Outside Ebbing, Missouri

Ditulis oleh Aditya Putra
Three Billboards Outside Ebbing, Missouri
3.8
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Ketika kita pergi melewati jalanan yang ramai, kita bisa melihat ada billboard atau papan reklame. Reklame biasanya digunakan sebagai alat untuk mempromosikan barang atau usaha.

Ia diletakkan di tempat ramai agar terlihat oleh banyak orang. Tujuannya, menarik perhatian orang-orang untuk membaca informasi yang disampaikan.

Bagaimana jadinya kalau papan reklame yang biasanya diasosiasikan sebagai media promosi digunakan untuk menyampaikan amarah? Hal itulah yang diangkat menjadi cerita dalam film Three Billboards Outside Ebbing, Missouri.

Film Three Billboards Outside Ebbing, Missouri berhasil meraih sejumlah penghargaan di ajang-ajang bergengsi. Untuk mengetahui kelebihannya, simak sinopsis dan review filmnya berikut ini!

Sinopsis

Sinopsis

Di sebuah kota fiktif bernama Ebbing, Missouri, Mildred Hayes sedang berduka. Anak perempuannya, Angela, tewas setelah diperkosa dan dibunuh tujuh bulan yang lalu.

Dia marah karena investigasi yang dilakukan Polisi nggak kunjung mendapatkan titik terang. Dia pun membayar sewa untuk memasang tiga papan reklame bertuliskan, “RAPED WHILE DYING”, “AND STILL NO ARREST?” dan “HOW COME, CHIEF WILLOUGHBY?”.

Masyarakat Ebbing mulai terganggu dengan reklame yang disewa Mildred, terutama dua anggota Kepolisian, Chief Bill Willoughby dan Jason Dixon.

Mildred mendapatkan serangkaian pesan penolakan bahkan ancaman karena keputusannya menggunakan papan reklame. Bill merasa simpati pada nasib Mildred tapi papan itu dianggap sebagai serangan pada dirinya.

Dixon yang marah karena atasannya nggak berani menurunkan papan reklame yang disewa Mildred, mendatangi pengusaha yang menyewakan papan reklame, Red Welby.

Welby merasa dia nggak bersalah karena mengakomodasi permintaan Mildred. Dixon juga menangkap teman Mildred, Denise, dengan tuduhan kepemilikan narkoba.

Mildred mendapat kunjungan dari mantan suaminya, Charlie. Charlie mengungkapkan bahwa sebelum Angela terbunuh, anaknya itu pernah meminta untuk tinggal dengannya tapi dia menolak.

Bill menginterogasi Mildred karena mengebor jempol dokter gigi. Mildred merasa diancam oleh sang dokter sehingga melakukan tindakan nekat.

Ketika menginterogasi Mildred, Bill batuk tapi batuknya mengeluarkan darah dan mengenai wajah Mildred. Mildred langsung mencarikan bantuan untuk Bill.

Bill langsung dibawa ke rumah sakit tapi memilih pergi untuk menghabiskan waktu bersama istrinya, Anne, dan dua anak perempuannya. Nggak lama berselang, Bill menembak dirinya sendiri di gudang miliknya.

Bill nggak mau keluarganya menyaksikan dia mati perlahan karena kanker pankreas. Kematian Bill menggegerkan penduduk Ebbing. Bill meninggalkan surat untuk beberapa orang termasuk Mildred.

Dalam surat itu, Bill menyatakan bahwa Mildred bukanlah alasan Bill melakukan bunuh diri serta dia ikut membayar uang sewa agar papan reklame itu tetap terpasang untuk satu bulan ke depan.

Dixon yang marah atas kematian Bill, mendatangi Welby dan melemparnya dari ruangan kantor yang berada di lantai dua.

Karena tindakannya itu, Dixon dipecat oleh Abercrombie yang berposisi sebagai Chief menggantikan Bill. Papan reklame yang menunjukkan pesan dari Mildred dibakar oleh sekelompok orang.

Mildred merespons terbakarnya papan reklame dengan melempar bom molotov ke Kantor Polisi pada malam hari. Dia mengira di kantor sudah nggak ada orang padahal ada Dixon yang tengah membaca surat dari Bill.

James, teman Mildred melihat kejadian tersebut. James kemudian memadamkan api di pakaian Dixon dan memberi Mildred alibi bahwa dia dan James pergi berkencan pada malam itu.

Dixon ditempatkan di ruangan yang sama dengan Welby. Dixon meminta maaf pada Welby atas tindakannya. Ketika pergi ke bar, Dixon mendengar seseorang yang mengancam Mildred dan mengaku memperkosa serta membunuh Angela.

Dia mencatat nomor pomobillisi orang itu dan mencakar wajahnya agar mendapat DNA pria tersebut. Akankah pelaku pemerkosaan dan pembunuhan Angela terungkap?

Mengangkat Isu-Isu Relevan

Mengangkat Isu-Isu Relevan

Tiga papan reklame yang dipasang Mildred di Three Billboards Outside Ebbing merupakan isu-isu relevan yang terjadi pada saat ini. Tiga papan itu menyiratkan kemarahan atas ketidakadilan, kecewa pada aparat serta menyebarkan kebencian secara nggak langsung.

Seiring cerita berjalan dalam film, kita akan diperlihatkan bagaimana kebencian dilawan dengan kebencian hanya akan semakin menyulut api.

Film garapan sutradara McDonagh ini seperti ingin menunjukkan bahwa dunia merupakan tempat yang kejam. Mildred yang menuntut keadilan akhirnya membuat gusar orang lain.

Karakter Dixon pun menjadi perwujudan dari aparat yang rasis dan bertindak sewenang-wenang. Sementara karakter Bill merepresentasikan orang yang frustasi karena tekanan.

McDonagh menggunakan filmnya untuk memperlihatkan amarah, simpati, empati sekaligus perdamaian. Kita nggak akan diperlihatkan siapa sebenarnya yang protagonis dan antagonis.

Sebagaimana kehidupan, para karakter akan berubah seiring dengan situasi. Perubahan itu diciptakan dengan cerita yang transisinya dikemas dengan halus tapi tetap tajam.

Lebih Kental dengan Drama, Bukan Misteri

Lebih Kental dengan Drama, Bukan Misteri

Kita mungkin akan terkecoh dengan Three Billboards Outside Ebbing, Missouri yang di awal seperti akan menjadi film misteri. Kita akan mengira kalau film ini akan membongkar kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Angela.

Nyatanya, film ini lebih fokus pada sisi dramanya. Kita akan dibawa menyelami kemarahan seorang ibu yang merasa nggak mendapat keadilan.

Kehebatan film ini adalah bagaimana sosok Mildred ditampilkan. Kemarahannya membuat dia bersikap sinis pada semua orang.

Polisi, dokter gigi sampai pendeta menjadi sasaran kemarahannya. Bahkan dia berani datang ke Kantor Polisi untuk menyambangi Bill dan mengumpat kasar di hadapannya.

Porsi misteri yang mencoba mengungkap siapa pelaku pembunuhan Angela sangatlah minim. Tapi itu bukan berarti film menjadi membosankan.

Arahnya yang sulit diprediksi membuat kita menerka-nerka apa lagi yang akan dilakukan oleh para karakternya. Perubahan-perubahan yang diciptakan pun dibangun secara rapi dengan motif yang kuat.

Penampilan Mengesankan Karakter-Karakter Utama

Penampilan Mengesankan Karakter-Karakter Utama

Tiga karakter utama dalam Three Billboards Outside Ebbing, Missouri tampil mengesankan. Frances McDormand tampil natural menjadi sosok ibu yang diselimuti oleh kemarahan. Dia selalu mengimbangi setiap dialognya dengan ekspresi yang meyakinkan.

Woody Harrelson pun tampil prima sebagai Bill Willoughby. Dia berhasil menunjukkan perubahan karakter dari simpati, terusik, sampai tertekan.

Sam Rockwell yang berperan sebagai Dixon, nggak kalah keren. Dia bisa terlihat sangat believable memerankan karakter polisi rasis, alkoholik serta pemarah.

Begitu pula ketika karakternya berubah setelah kematian Bill, perubahan itu terlihat natural. Impresifnya penampilan tiga karakter utama nggak bisa dilepaskan dari pendalaman karakter yang solid diberikan untuk mereka.

Secara sinematografi, film ini berhasil memberi visualisasi yang cocok dengan cerita. Warna-warna dibuat lebih gelap ketika menampilkan Mildred yang diliputi oleh amarah.

Pemilihan warna merah terang pada papan pun berhasil menimbulkan kesan ironi sekaligus berani. Ketiga billboard itu ditempatkan tepat ketika memasuki Ebbing sehingga langsung menarik perhatian.

Three Billboards Outside Ebbing, Missouri merupakan tipikal film yang berpotensi membuat adanya pergolakan perasaan. Durasi 115 menit nggak akan sia-sia untuk menonton film melodrama yang cukup menguras emosi.

Selama menonton film ini, rasanya seperti diaduk-aduk. Ada rasa marah, simpati, dan tentu saja gregetan. Film apa yang menguras emosi versi kamu apa nih? Kasih tahu di kolom komentar, yuk!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram