showpoiler-logo

Sinopsis & Review Dokumenter Netflix The Raincoat Killer

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
The Raincoat Killer
2.6
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Akhir 2003 lalu, tepatnya bulan Oktober, kepolisian Korea Selatan dihebohkan dengan penemuan tiga jasad sekaligus di sebuah rumah keluarga kaya. Tiga orang penghuninya ditemukan dengan kepala hancur seperti dihantam benda keras dan tumpul. Anehnya mereka tidak melihat ada barang-barang berharga yang hilang.

Dari jenis penganiayaan yang diidentifikasi dari jasad korban, pelaku diprediksi punya dendam dan kebencian. Kasus ini dinyatakan sebagai kasus pembunuhan berantai pertama di Korea Selatan. Bagi kamu yang penasaran dengan kasus ini, docuseries The Raincoat Killer: Chasing a Predator in Korea (2021) yang tayang di Netflix bisa membantu.

Sinopsis

The Raincoat Killer_

Jasad seorang pedagang di Hwanghak-dong ditemukan terbakar di mobilnya. Pihak kepolisian mencurigai saudaranya. Tubuh korban yang sudah hancur menyulitkan proses identifikasi. Tersangka mengatakan bahwa dia dulu adalah orang yang beriman, tapi di usia 30, dia hanya punya kebencian dan kemarahan. Ini adalah kisah pembunuhan yang mengincar orang-orang kaya di Seoul.

Seorang criminal profiler bernama Kwon Il Yong menceritakan pengalamannya terlibat langsung dalam investigasi pembunuhan berantai yang menggemparkan Korea saat itu.

Tahun 2003, tepanya tanggal 9 Oktober, pukul 14.00 waktu setempat, Kim Hee Sook dari Tim Forensik Kepolisian Korea, diminta datang ke lokasi di Gugi-dong yang terkenal sebagai kawasan terkaya di Korea.

Kang In Cheol selaku Kepala Polisi Seodaemun juga diminta bergabung padahal kejadian tersebut tidak ada di wilayah yuridiksinya. Saat tiba di lokasi, Kim Hee Sook dan Kang In Cheol merasakan hawa mencekam yang sama. Atmosfer dan suasana rumah korban sulit dijelaskan.

Jasad seorang nenek ditemukan di depan kamar mandi, sementara jasad menantunya ada di bagian dalam rumah. Kedua korban ditemukan dengan kondisi tengkorak yang hancur.

Naik ke lantai dua, Kim Hee Sook melihat darah di area tangga. Di sana terdapat jasad ketiga; jasad putra keluarga tersebut. Kondisinya tak kalah mengerikan karena kepalanya pecah dan isi kepala berceceran ke mana-mana.

Setelah menyisir area, Kim Hee Sook menemukan dua jejak kaki yang sangat samar. Kang In Cheol bingung karena tak ada tanda-tanda perlawanan dari para korban. Semakin aneh karena itu terjadi di siang hari. Investigasi pun dilanjutkan pada pihak keluarga.

Ko Jung Won merupakan pebisnis yang terhitung sukses di Korea. Begitu menurut penuturan Cho Wook Hee, jurnalis sekaligus anak baptis Ko Jung Won. Sebagai anak baptis, Cho Wook Hee memiliki hubungan baik dengan keluarga itu, terutama dengan Ko Jung Won, selama 14 tahun.

Ko Jung Won adalah pekerja keras, sopan dan pandai memperlakukan orang lain dengan baik. Oleh karena itu kasus pembunuhan yang menewaskan ibu, istri dan putranya ini membuat banyak orang kaget. Namun, dia tetap jadi orang pertama yang dicurigai kepolisian sebagai pelakunya. Setelah diinvestigasi, tak ada tanda mencurigakan pada diri Ko Jung Won.

Kasus pembunuhan tersebut memancing detektif dari Kantor Polisi Gangnam untuk datang ke lokasi. Rupanya kedatangan mereka karena di Sinsa-dong, terjadi kasus yang mirip.

Park Ri Ryun, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Kepolisian Gangnam tak pernah kesulitan mengusut sebuah kasus. Mereka memiliki tim investigasi besar beranggotakan 200 orang.

Dua minggu sebelumnya, yaitu 24 September 2003 pukul 13.00 waktu setempat di Sinsa-dong, pasangan lansia dibunuh di kediamannya. Pihak suami adalah pensiunan profesor di sebuah universitas sehingga pasangan itu hidup berkecukupan dan kaya.

Park Ri Ryun menjelaskan kondisi mengerikan saat dua korban ditemukan, yaitu kepala yang hancur dengan tengkorak menekuk ke dalam. Tidak ada uang yang hilang sehingga diprediksi pelakunya adalah kerabat dekat.

Menurut Park Ri Ryun kasus seperti ini umumnya mudah terselesaikan, hanya butuh waktu sepekan setelah investigas seluruh pihak keluarga atau rekan korban. Dia berpikir pembunuhan yang terjadi di Gugi-dong akan selesai dengan cara seperti itu.

Namun, karena Gugi-dong bukan daerah yurisdiksinya dan kasusnya di Sinsa-dong juga belum terpecahkan maka Park Ri Ryun tak bisa berbuat banyak. Kang In Cheol yang datang ke lokasi di Sinsa-dong juga tak bisa melakukan apa pun.

Park Ri Ryun menurunkan 200 anggota investigasi; mereka melakukan cara paling kuno dalam penyelidikan, yaitu bertanya pada orang-orang, satu per satu mengenai keberadaan orang aneh di sekitar lokasi.

Para ahli lantas menjabarkan kondisi ekonomi Korea Selatan di tahun 2000 yang sangat terpuruk. Keadaan itu menimbulkan ketimpangan di masyarakat yang berdampak pada munculnya perilaku kejahatan tanpa pandang bulu, tanpa motif, termasuk pembunuhan berantai.

Hal tersebut sejalan dengan pernyataan pelaku yang membunuh korban karena "ingin." Dia berpikir untuk menegakkan hukum sendiri sejak uang memegang kendali atas dunia.

Kwon Il Yong sebagai criminal profiler pertama di Korea Selatan yang mengunjungi lokasi kedua pembunuhan mengatakan belum pernah melihat senjata pembunuhan yang menyebabkan kehancuran seperti itu.

Melalui analisisnya dia menyimpulkan bahwa kejahatan karena kemarahan dan dendam sering kali menyerang kepala. Setelah itu tim mengalami kebuntuan. Lalu, bagaimana akhirnya pelaku dapat terungkap dan tertangkap?

Kasus Pembunuhan Berantai Pertama di Korea

Kasus Pembunuhan Berantai Pertama di Korea_

Docuseries produksi A Beach House Pictures Production ini resmi tayang di Netflix dan bisa disaksikan secara luas. The Raincoat Killer: Chasing a Predator in Korea (2021) mengisahkan pengalaman para tenaga penyidik menghadapi dan mengungkap kasus pembunuhan paling mengerikan di Korea Selatan.

Rasa mencekam yang coba dipertontonkan serial ini didukung fakta bahwa kasus tersebut merupakan kasus pembunuhan berantai pertama di Korea Selatan. Berdurasi sekitar 40-50 menit setiap episodenya, alur penceritaan seri dokumenter ini kurang rapi. Pengemasan ceritanya acak-acakan, apalagi di episode awal tidak terlalu fokus.

Terdapat isu-isu lain yang diselipkan, yang disinyalir sebagai latar belakang pembunuhan tidak berpola yang baru pertama kalinya terjadi di negara tersebut.

Bagian saat alur membahas keadaan ekonomi Korea yang memburuk di awal tahun 2000, serta latar belakang dunia prostitusi di sana yang sekaligus menguak sisi buruk Kepolisian Korea, sama sekali gak terasa membantu penonton merasakan motif pelaku atau dendam yang dimilikinya.

Terungkap karena Adanya Pengakuan Pelaku

Terungkap karena Pengakuan Pelaku_

Saat nonton serial dokumenter ini, melalui wawancara/informasi dan narasi dari para penyidik yang terlibat langsung dalam pengungkapan kasus tersebut, terasa sekali bahwa Kepolisian Korea Selatan kewalahan menanganinya. Mereka tidak kompeten sejak kasus penemuan mayat tiga orang anggota keluarga di wilayah Gugi-dong.

Tayangan ini tidak banyak menampilkan aksi-aksi jenius atau strategi mengagumkan dari penyidik. Mereka cenderung melakukan teknik-teknik kuno untuk menangkap pelaku, seperti salah satu pengakuan narasumber.

Dari segi sinematografi, docuseries ini cukup memuaskan, tapi untuk sebuah tayangan dokumentasi kejahatan, apalagi untuk kasus sebesar itu, The Raincoat Killer: Chasing a Predator in Korea (2021) mengecewakan.

Pengungkapan kasus ini terjadi sebagian besar berkat pengakuan dari pelakunya sendiri. Pihak kepolisian memang melakukan pendekatan secara psikologis sehingga bisa memancingnya untuk mengaku, tapi selain itu tidak terlalu banyak yang bisa dinikmati.

Pada salah satu episode, kelemahan Kepolisian Korea saat ungkap kasus ini semakin jelas saat si pelaku yang sudah ada di kantor polisi, berhasil kabur dengan mudah.

Ingatkan Cerita Drama Mouse (2021)

Ingatkan Cerita Drama Mouse (2021)_

Pelaku yang diketahui bernama Yoo Young Chul didakwa atas pembunuhan berantai terhadap 21 korban. Dia dijatuhi hukuman mati atas kejahatannya tersebut.

Satu hal yang cukup menarik perhatian dari profilnya adalah dia melakukan pembunuhan tersebut karena merasa ber-partner dengan Tuhan, menghukum orang-orang kaya dan wanita yang menurutnya tak seharusnya menjual tubuh. Bagian ini mengingatkan pada jalan cerita serial drama thriller Mouse (2021) yang dibintangi Lee Seung Gi.

Dalam drama tersebut terdapat psikopat yang membunuh karena menurutnya korban-korban yang dia habisi melakukan kejahatan sebab berbuat kebaikan, sehingga harus mendapat hukuman dari Tuhan. Menurut penyelidikan polisi Yoo Young Chul juga merasa berkuasa atas korban-korbannya, seperti Tuhan.

Bagaimana? Penasaran dengan pembunuh bersejarah dari Korea Selatan yang membuat polisi kewalahan dan menggemparkan di akhir tahun 2003 tersebut? Kamu bisa menyaksikannya melalui Netflix!

Kategori:
cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram