showpoiler-logo

Sinopsis dan Review Film The Last Thing He Wanted (2020)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
The Last Thing He Wanted
2
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seorang veteran jurnalis politik kehilangan kendali dari cerita miliknya ketiga bisnis milik ayahnya yang tertunda mendorongnya untuk masuk ke dalam lingkaran berbahaya dari sosok sumber berita yang ingin diungkapkannya. Peraih Oscar Anne Hathaway dan Ben Affleck membintangi thriller arahan Dee Rees yang merupakan adaptasi dari novel karya Joan Didion yang terbit di tahun 1996.

The Last Thing He Wanted adalah original film Netflix yang memaparkan petualangan yang rumit dari seorang jurnalis wanita di tengah lingkaran bisnis ilegal dan kotornya politik pemerintah negaranya. Harapan besar disematkan kepada film ini dikarenakan faktor sutradara yang baru saja sukses dengan film Mudbound (2017), deretan cast mentereng dan sumber novel yang dikenal karena temponya yang cepat.

Tetapi apakah film ini bisa mengemban ekspektasi itu? Simak review kami tentang film yang dirilis pada 21 Februari 2020 oleh Netflix ini yang sebelumnya tayang perdana di Sundance Film Festival sebulan sebelumnya.

Sinopsis

Sinopsis

Elena McMahon adalah seorang jurnalis yang mengangkat berita tentang perang dan politik. Di tahun 1982 dia meliput pemberontakan di El Salvador dan di tahun 1984 dia pernah menyudutkan Sekretaris Negara dengan pertanyaan politiknya dalam sebuah konferensi pers. Sayang, karirnya terpaksa berakhir karena kantor berita di El Salvador ditutup dan dia diminta meliput berita kampanye presiden.

Karena tugasnya kali ini bukanlah sumber berita yang dia sukai, Elena pun terkesan uring-uringan. Tiba-tiba ayah yang selama ini tidak pernah ditemuinya menghubungi dan mengajak berjumpa. Terlalu lama pergi dan meninggalkan istrinya beserta Elena kecil, ayahnya pun tidak tahu jika istrinya sudah wafat. Ayahnya memberitahu Elena jika dia memiliki usaha dengan keuntungan besar untuk masa depannya.

Awalnya Elena tidak tertarik dengan usaha yang dijalankan ayahnya itu, tapi karena ayahnya sakit dan menderita demensia, Elena berusaha untuk mengambil hasil dari investasi yang ditanamkan ayahnya di sebuah organisasi rahasia. Dari petunjuk yang diberikan ayahnya, Elena memulai petualangan dadakannya dengan bertemu seseorang di dermaga yang menunjukkan bertumpuk-tumpuk kotak milik ayahnya.

Elena kemudian mengiringi pengiriman kotak itu dengan pesawat kargo ke Amerika Selatan. Setelah membuka semua kotak dan melihat isinya, dia meminta pembayaran. Mereka membayar dengan tas penuh kokain. Elena yang mengharapkan uang tunai meminta penjelasan dari pimpinan mereka yang membuatnya ditinggal pergi pesawat.

Jones membawa Elena ke pimpinan mereka yang berada di sebuah pedesaan pendukung Sandinista. Ketika menuju landasan udara, Elena membajak mobil dan menurunkan Jones di tengah hutan lalu menuju ke kota kecil di Costa Rica. Keesokan harinya Elena menuju bandara untuk keluar dari negara itu dengan identitas berbeda.

Elena sampai di Antigua dan sempat menghubungi putrinya di asrama dan menemukan bahwa ayahnya telah wafat dari berita di surat kabar. Elena mendatangi kedutaan Amerika tapi tidak diizinkan menemui siapa pun. Tapi kemudian dia bertemu dengan Treat Morrison di bar yang menjanjikan akan membantu dia kembali ke Amerika.

Keesokan paginya Elena terlibat di dalam sebuah kejadian baku tembak yang terjadi di hotel dan dia diselamatkan oleh Jones yang kemudian melindungi dan membawanya ke rumahnya. Tapi kemduian Elena kabur dan bertemu kembali dengan Treat yang kemudian mengirimkan Elena ke rumah pantai milik temannya, Paul Shuster.

Selama beberapa hari kemudian dia bekerja sebagai salah satu pelayan di rumah itu dengan tugas belanja sayuran, mengambil koran, dan beberapa pekerjaan lainnya. Suatu malam dia mendengar Paul berbicara dengan seorang pria dalam bahasa intelijen yang membuat Elena melarikan diri ke kota dan kemudian menghubungi Treat kembali yang menjanjikannya sebuah pesawat menuju Amerika besok pagi.

Tetapi keesokan paginya saat kembali ke rumah pantai, dia menemukan kamarnya berantakan dan Paul telah tewas. Dia melihat Jones mengendap. Elena menemui Treat di titik penjemputan untuk kemudian ditembak oleh Treat hingga jatuh dari tebing ke laut. Berkembang beberapa versi tentang Elena dari Treat, Jones dan Alma sesuai kepentingan mereka masing-masing setelah dia tiada.

Cerita Menarik yang Tersia-siakan

Cerita Menarik yang Tersia-siakanSumber: imdb.com

The Last Thing He Wanted memiliki sumber cerita yang baik dari novel karya Joan Didion, tetapi sayangnya naskah adaptasi yang ditulis oleh Dee Rees dan Marco Villalobos melemahkan cerita yang penuh intrik ini. Berbagai elemen menarik mengisi film ini, sebut saja tema kemanusiaan, kelicikan dunia politik, penyelundupan senjata ke pemberontak, intelijen dan petualangan.

Mereka menjadikan film ini seolah-olah tampil bak serpihan-serpihan elemen cerita yang nantinya akan mendukung akhir yang dahsyat. Tapi harapan seperti itu menjadi bias di film ini. Semua elemen cerita yang dipaparkan dari awal film tidak berarti bagi akhir cerita sama sekali, mungkin sebagian kecil saja bagi yang benar-benar menyimak kisah Elena ini.

Kita dibawa dari satu cerita ke cerita lain dan meninggalkan cerita sebelumnya untuk dikubur begitu saja tanpa diungkit lagi. Mungkin ini memang fase dalam kisah hidup Elena, tapi untuk naskah film, jalan cerita seperti ini akan mengundang kekecewaan besar dari berbagai pihak. Adakah hubungan liputannya tentang perang dengan menjadi reporter kampanye yang kemudian menyelundupkan senjata?

Secara kasat mata, semua seolah tidak terhubung. Tapi kita coba berbaik sangka saja, meski belum pernah membaca novel aslinya semua perjalanan liputannya sebagai jurnalis mungkin untuk menguatkan karakternya bahwa dia adalah seorang jurnalis yang memiliki dedikasi tinggi. Tapi anehnya, ketika dia berniat menjadikan aksi penyelundupan ini sebagai berita, dia tidak terlihat mengerjakan liputan.

Tidak ada kita lihat dia mewawancarai tokoh dan membuat catatan atau sejenisnya. Hanya sekali dia melakukan aksi jurnalismenya, yaitu saat dia mengambil foto saat berada di kelompok Sandinista. Tapi kemana hasil foto itu? Lenyap begitu saja. Dan banyak lagi yang seperti ini yang membuat banyak lubang besar di dalam cerita.

Hathaway Tampil Baik, Tapi Affleck Tidak Penting

Hathaway Tampil Baik, Tapi Affleck Tidak PentingSumber: imdb.com

Di film ini, Anne Hathaway tampil all-out dan kita bisa merasakan apa yang ada di dalam pikirannya, terutama ketika dia tidak berdaya di negara lain dengan identitas yang bukan miliknya. Kecepatan berpikirnya sebagai jurnalis andalan di awal film seketika menjadi beku di situasi seperti ini. Andai saja ada festival film kecil yang mau mengapresiasi performa aktingnya, tentu Hathaway pantas untuk itu.

Karakter Elena ini dibuat tidak hanya satu dimensi saja, dalam ceritanya dia terlibat dengan beberapa masalah dalam hidupnya, yaitu hubungan dengan ayahnya, juga dengan putrinya, kanker payudara yang pernah dideritanya, tugas dari perusahaan yang tidak disukainya, dan keinginannya untuk kembali menulis berita yang berskala besar. Karakter rumit dan kelam ini dibawakan dengan baik oleh Hathaway.

Tapi hanya dia saja yang tampil meyakinkan di film ini, cast lainnya tampil di bawah standar, terutama Ben Affleck sebagai agen pemerintah yang licik demi menutupi kepentingan pribadinya atas nama negara. Penampilannya yang sedikit gemuk tidak menggambarkan seorang agen intelijen, dan pembicaraannya seputar politik dan militer tidak meyakinkan. Cenderung kering dan tidak bermakna.

Respon Negatif dari Berbagai Pihak

Respon Negatif dari Berbagai Pihak

The Last Thing He Wanted pertama kali ditayangkan di Sundance Film Festival pada 27 Januari 2020. Menurut Nick Allen, salah satu kritikus film yang hadir, banyak penonton yang tertawa meremehkan sepanjang film, terutama ketika Elena ditembak oleh Treat menjelang akhir film. Hal ini membuktikan jika film ini tampil sangat mengecewakan. Harapan solusi atas masalah Elena berakhir tragis.

Bahkan setelah ditayangkan di Netflix pun, film ini menuai banyak respon negatif dan termasuk ke dalam salah satu film Netflix terburuk di tahun 2020. Sekadar referensi, IMDb memberikan rating 4,3 dengan Metascore sebesar 35 saja. Akhirnya, sesuai dengan judul filmnya, bisa jadi film ini akan menjadi film terakhir yang ingin kita tonton ketika film lain sudah semua kita simak.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram