showpoiler-logo

Sinopsis & Review The Doll (2016), Dendam dari Sebuah Boneka

Ditulis oleh Suci Maharani R
The Doll
2.3
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Gimana sih rasanya diteror oleh hantu yang dirasuki oleh roh penasaran? Untuk mengetahui hal ini, sepertinya kamu wajib nonton The Doll (2016).

Film yang dibintangi oleh Shandy Aulia dan Denny Sumargo ini mengisahkan teror dari hantu anak kecil yang hidup dalam sebuah boneka. Bahkan boneka ini tidak hanya membuat takut, tapi mengancam akan mengambil nyawa mereka.  

The Doll (2016) adalah film pertama dari trilogy The Doll yang disutradarai oleh Rocky Soraya. Film ini diproduksi oleh Hitmaker Studios dan sempat dihujani dengan komentar sinis penonton.

Pasalnya banyak orang yang merasa film ini memiliki konsep yang sangat mirip dengan film Annabelle (2014). Padahal untuk ceritanya, film ini mengangkat urban legend yang populer banget di Kota Bandung.

Lalu seperti apa sih kisah mistis dan berbahaya yang dirasakan oleh Shandy Aulia dan Denny Sumargo ini? Biar nggak penasaran lagi, kamu bisa membaca sinopsis dan review filmnya, hanya di Showpoiler.

Baca juga: Daftar Film Horor Indonesia Terbaik Sepanjang Masa

Sinopsis

Sinopsis

Rumah tangga Anya dan Daniel sebenarnya sangat harmonis, meski hidup mereka sangat sederhana. Daniel bekerja sebagai seorang kontraktor, sementara sang istri adalah pengrajin boneka anak-anak.

Tapi hidup sederhana mereka tiba-tiba saja berubah, ketika Daniel mengatakan bahwa ia mendapatkan promosi dari kantornya.

Ia berkata bahwa penghasilannya kini jauh lebih besar dari sebelumnya, sehingga mereka bisa hidup berkecukupan.

Kantor memberikannya sebuah mobil dinas, lalu mereka bisa mengambil angsuran rumah baru di Bandung. Daniel memang memboyong sang istri ke Bandung, karena kini ia diberikan tugas untuk mengurus proyek di sana.

Awalnya kehidupan Anya dan Daniel baik-baik saja, hingga sebuah boneka mulai meneror hidup mereka. Semua ini berawal dari keberanian Daniel menebang sebuah pohon yang ada di jalan Siliwangi.

Sebenarnya tidak ada satupun karyawan yang berani menebang pohon itu, karena ada mitos. Pohon itu adalah rumah bagi arwah seorang gadis kecil yang tewas mengenaskan di tangan kawanan perampok.

Hingga boneka itu tiba-tiba saja ada di bagasi mobil Daniel, lalu sang istri membawanya ke dalam rumah. Anya berpikir boneka itu bisa menjadi inspirasinya, untuk membuat desain boneka cantik lainnya yang akan ia jual.

Namun ia tidak pernah menyangka, ternyata boneka itu akan membawa malapetaka ke dalam rumah tangga mereka.

Sebenarnya Anya dan Daniel tidak pernah percaya dengan takhayul seperti itu, hingga keduanya merasakan sendiri.

Hantu anak kecil kerap mengganggu mereka di malam hari, lagi dan lagi selalu saja Anya yang menjadi incarannya. Mereka sudah melakukan berbagai hal, bahkan Pak Ustadz pun menyerah untuk mengatasi hantu anak ini.

Hingga mereka dipertemukan dengan Bu Laras, yang sebelumnya sudah pernah menangi hantu anak kecil dalam boneka tersebut.

Dari sini Anya dan Daniel tahu, ternyata hantu anak kecil itu bernama Uci dan sangat dendam kepada Daniel. Pasalnya pohon yang menjadi rumah Uci ditebang oleh Daniel dan kini arwah anak kecil itu tidak lagi memiliki rumah.

Namun Bu Laras merasakan ada yang aneh dengan hantu Uci, pasalnya hantu ini begitu bernafsu untuk membunuh Daniel.

Demi menjaga keamanan dan keselamatan pasangan ini, Bu Laras berkata akan mengunci roh Uci secara paksa ke dalam boneka. Namun mereka harus memastikan, bahwa roh Uci berada di sekitar rumah yang ditinggali oleh Anya dan Daniel.

Anya, Daniel, Bu Laras dan Pak Ustadz sudah melakukan persiapan ritual ini dengan matang. Namun roh Uci tidak ada di rumah mereka, hingga kejadian yang sangat tragis pun terjadi.

Pertumpahan darah tidak bisa dihindari, hingga roh Uci berhasil masuk ke dalam tubuh Anya. Wanita ini hilang kendali dan berusaha untuk membunuh suaminya, untungnya bu Laras cepat bertindak.

Namun Bu Laras melihat sebuah kilasan yang mengejutkan, semua ini berhubungan dengan Daniel. Ternyata dendam Uci kepada Daniel bukan saja karena pohon tempatnya tinggal ditebang oleh pria itu.

Tetapi ada sebuah kejadian kelam, yang membuat Uci begitu dendam kepada Daniel. Sebenarnya apa yang terjadi diantara Uci dan Daniel?

Premisnya Kuat, Tapi Alurnya Berantakan

Premisnya Kuat, Tapi Alurnya Berantakan

Menjadi pembuka dari trilogi The Doll, jujur saja saya merasa sangat kecewa saat menontonnya. Pasalnya, The Doll (2016) telah menyia-nyiakan premis kuat dari urban legend yang populer di Bandung.

Kisah boneka Uci, menjadi kisah yang sangat mudah untuk dikembangkan dengan berbagai plot. Namun sang sutradara dan penulis cerita, bahkan tidak bisa memberikan plot sederhana dengan baik.

Ada banyak keluhan mengenai film ini, pertama saya ingin mengatakan bahwa alurnya terasa sangat acak. Timeline dari plot satu ke yang lainnya, tidak hanya terasa kurang mulus tapi terasa tidak memiliki kesinambungan.

Contohnya bagian pembuka film, ada dua plot yang berbeda dan menimbulkan tanda tanya, sebenarnya apa yang sedang terjadi?

Kedua, saya benar-benar tidak mengerti kenapa Rocky Soraya bisa membiarkan berbagai plot hole dalam filmnya? Tidak hanya satu atau dua, saya menemukan cukup banyak plot hole terutama mengenai Bu Laras.

Apa hubungannya dengan hantu Uci dan bagaimana cara suaminya terbunuh, semua ini membuat development karakternya jadi kurang kuat.

Ketiga, soal plot twist, sebenarnya link antara Uci dan Daniel seharusnya menjadi plot mengagetkan. Tapi karena dari awal plotnya sudah acak, plot twist ini malah membuat bingun karena dipotong begitu saja.

Awalnya saya berpikir kasus perampokan terjadi sejak lama, ternyata terjadi di tahun yang sama saat Daniel dan Anya pindah ke bandung.

Mengadaptasi Kisahnya dari Urban Legend Bandung

Mengadaptasi Kisahnya dari Urban Legend Bandung

Bagi masyarakat Bandung, kisah The Doll (2016) mungkin membuatmu teringat dengan sebuah urban legend populer.

Tepatnya di daerah Babakan Siliwangi, ada kisah mengenai sebuah boneka yang tergantung di salah satu dahan pohon. Konon katanya, boneka ini adalah milik korban kecelakaan tragis yang pernah terjadi di jalan tersebut.

Urban legend populer ini sudah ada sejak tahun 1980-an dan kisahnya terus berkembang di masyarakat. Kisahnya bermula ketika satu keluarga sedang memarkirkan mobil di daerah tersebut, namun dari arah berlawanan ada mobil melaju kencang.

Tabrakan pun tidak bisa terhindari, hingga anak perempuan bernama Uci dan bonekanya terpental jauh hingga ke pinggir pepohonan.

Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Uci sempat menanyakan mengenai keberadaan bonekanya. Namun belum sempat bertemu dengan boneka kesayangannya, Uci terlebih dahulu menghembuskan nafas terakhirnya.

Fyi, boneka yang tergantung di pepohonan bukanlah boneka milik Uci, justru boneka gadis kecil itu tidak pernah ditemukan siapapun.

Namun dari pengakuan beberapa orang yang melintasi jalan tersebut, mereka kerap melihat sosok makhluk mistis di sana.

Menurut masyarakat sekitar, tidak ada yang tahu bagaimana dan siapa pemilik boneka yang sempat tersangkut di pepohonan tersebut.

Namun hal ini disebut sebagai penanda, untuk tidak mengebut di jalan Baksil karena kontur jalannya menikung dan rawan kecelakaan.

Kemistri Kagok Deni Sumargo dan Shandy Aulia

Kemistri Kagok Deni Sumargo dan Shandy Aulia

Jika menilik kualitas filmnya, sebenarnya The Doll (2016) bisa dikatakan lumayan watchable. Meski sangat sederhana, sebenarnya sinematografi dari film ini terlihat cukup baik.

Ada beberapa gambar yang terlihat hebat dan mencekam, salah satunya adegan anak kecil yang memakai jas hujan hitam. Adegan ini benar-benar sangat menegangkan, mungkin menjadi adegan yang pure horor dari semuanya.

Selain itu, saya juga ingin mengomentari penampilan dari Denny Sumargo dan Shandy Aulia. Entah kenapa, saya merasa bahwa keduanya tidak memiliki kemistri yang pas sebagai suami istri.

Entah karena development karakter keduanya yang jelek, sehingga membuat kemistri mereka terasa kurang. Atau memang keduanya masih terasa kikuk dan belum menemukan flow saat berakting bersama.

Dibanding soal kemistri, justru saya merasa keduanya sedang menelaah karakter masing-masing. Mereka terlihat masih menerka, ekspresi dan karakter seperti apa yang harus diperlihatkan.

Keduanya terlihat berusaha membangkitkan karakter Anya dan Daniel yang pas. Sehingga soal kemistri, saya hanya melihat keduanya seperti dua orang yang sedang berakting sebagai suami dan istri saja.

Memiliki potensi yang besar, sangat disayangkan The Doll (2016) menjadi film pembuka yang buruk. Film ini memiliki banyak kekurangan, terutama soal alurnya yang berantakan banget.

Padahal premis ceritanya sudah bagus, tetapi eksekusinya benar-benar tidak terkendali. Sehingga durasi 104 menit yang diberikan, penonton dibuat bingung dengan kumpulan plot yang ada dalam film ini.

Kategori:
cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram