showpoiler-logo

Sinopsis & Review Film Perang The Big Red One (1980)

Ditulis oleh Aditya Putra
The Big Red One
3.5
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Perang dunia kedua memaksa orang-orang meninggalkan profesinya untuk bergabung dengan militer guna menjalankan tugas negara.

Ada yang mengharuskan untuk diam di negara sendiri untuk bertahan menghadapi serangan. Ada juga yang pergi ke negara lain untuk misi tertentu. Bahkan nggak jarang yang terjun ke medan perang merupakan anak muda.

Menyertakan anak muda ke dunia militer bukannya tanpa alasan. Mereka memiliki fisik yang fit, keberanian yang tinggi dan kemauan untuk belajar.

Di bawah bimbingan yang tepat, bukan nggak mungkin para anak muda bisa menjadi pahlawan bagi negaranya. Hal itulah yang diangkat dalam film The Big Red One, tentang sekelompok pemuda yang terjun ke medan perang.

Sinopsis

the big red one-2_
  • Tahun Rilis: 1980
  • Genre: War
  • Produksi: Lorimar
  • Sutradara: Samuel Fuller
  • Pemain: Lee Marvin, Mark Hamill, Robert Carradine, Bobby Di Cicco, Kelly Ward, Siegfried Rauch

Pada tahun 1918, dunia tengah dilanda perang dunia yang pertama. Seorang anggota militer Amerika tengah berjuang seorang diri untuk sembunyi dari serangan pasukan Jerman.

Dia mendengar seorang anggota militer Jerman menyerahkan diri. Orang Jerman itu ditusuk. Sang pelaku mendatangi rekannya yang berada di markas. Dia diberi tahu bahwa perang sudah berakhir empat jam sebelumnya.

November 1942, perang dunia kedua tengah berlangsung. Anggota militer yang melakukan penusukan sudah menjadi Sergeant di pasukan bernama Big Red One. Mereka pergi ke utara Afrika untuk membantu pasukan Perancis dalam menghadapi Jerman.

Sesampainya di pantai, mereka berhadapan dengan pasukan Perancis. Pasukan Perancis terbagi dua yaitu kelompok Vichy yang memberontak pada pemerintahan, dan sebagian yang menginginkan kemerdekaan Perancis.

Sebagian anggota Vichy menembaki The Big Red One. Jenderal Vichy yang memerintahkan hal tersebut dibunuh. Tentara Perancis pun bekerja sama dengan The Big Red One.

Jerman yang menggunakan berbagai peralatan perang lebih baik berhasil ditaklukan walau beberapa anggota The Big Red One harus tewas. Sergeant sempat tertembak oleh tentara Jerman dan nggak sadarkan diri.

Sergeant sadar ketika berada di rumah sakit di Tunisia. Dia diselamatkan oleh para tentara Amerika yang berhasil menguasai Tunisia. Dia kemudian menyusul pasukannya yang sedang bersiap-siap dalam misi ke Sisilia.

Sesampainya di Sisilia, The Big Red One harus menghabisi tentara Jerman. Mereka melakukannya dengan cara bersembunyi di goa. Dengan bantuan Angkatan Laut, pasukan Jerman berhasil ditaklukan.

Tugas The Big Red One belum selesai di Sisilia. Mereka diharuskan menemukan lokasi tank milik pasukan Jerman. Ketika mencari lokasi tersebut, mereka ditemui oleh Matteo, seorang anak yang ditinggal mati ibunya. Matteo ingin menguburkan sang ibu dengan layak.

Sergeant meminta bantuan Matteo untuk menemukan tank milik Jerman. Sebagai imbalan, mereka akan mengantar ibu Matteo ke makam keluarga serta memberi pemakaman yang layak.

The Big Red One menemukan tank milik Jerman disembunyikan di rumah warga Italia. Mereka berhasil menundukan pasukan Jerman yang tengah berjaga.

Sebagai imbalan, ibu-ibu yang dipekerjakan oleh pasukan Jerman memberi makan pada The Big Red One. Sergeant menunaikan janjinya pada Matteo untuk mencarikan ambulan dan memberi pemakaman untuk mendiang sang ibu.

Tugas selanjutnya The Big Red One adalah bertempur dalam Pertempuran Nomandia. Mereka ditugaskan membebaskan wilayah Pantai Omaha dari Jerman. Pasukan Jerman bersembunyi di sebuah rumah sakit jiwa yang ditempati oleh ODGJ dan orang-orang autis.

The Big Red One terpaksa memilih untuk menghabisi pasukan Jerman karena nggak diperbolehkan membunuh pasien rumah sakit jiwa.

The Big Red One diharuskan mengambil alih utara Perancis. Sesampainya di pantai,mereka ditembaki infanteri serta dijebak dengan kawat besi. Sebagian besar The Big Red One harus meregang nyawa.

Setelah berhasil melewati pasukan Jerman dengan cara meledakan mereka dengan bazooka, Sergeant memimpin timnya ke tempat dia menusuk orang Jerman 24 tahun yang lalu. Bisakah Sergeant memimpin The Big Red One untuk menyelesaikan misi lagi?

Pendalaman Karakter

the big red one-3_

The Big Red One menyajikan perjuangan kelompok anak muda yang diterjunkan di medan perang. Anggota The Big Red One di bawah pimpinan Sergeant sering bergonta-ganti seiring dengan banyaknya yang tewas.

Tapi posisi Sergeant dan keempat anak buahnya nggak tergantikan dan menjadi protagonis di dalam film. Sergeant yang diperankan oleh Lee Marvin menjadi pemimpin yang tegas dan cerdik tapi kehidupan personalnya nggak diungkap lebih dalam.

Sementara itu bawahan Sergeant adalah Griff, Johnson, Vinci dan Zab. Griff adalah seorang penembak jitu yang memiliki cita-cita menjadi kartunis. Johnson adalah peternak babi yang memilih masuk militer.

Vinci adalah seorang anak jalanan yang bermain saksofon dan ingin mendirikan usaha untuk ayahnya. Lalu ada Zab yang menganggap dirinya adalah Hemingway dari Bronx.

Kurangnya pendalaman karakter Sergeant diminimalisir dengan interaksi dengan anak buahnya. Sergeant selalu mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan padanya.

Di balik ekspresi dinginnya, dia adalah orang yang peduli pada Griff yang merasa medan perang bukanlah tempatnya. Pun sub-plotnya menolong Matteo menguatkan karakternya yang punya sisi sensitif.

Menyisipkan Unsur Komedi

the big red one-4_

The Big Red One diawali dengan adegan Sergeant menusuk tentara Jerman kemudian diberi tahu bahwa perang sudah berakhir. Selain komedi gelap seperti adegan itu, ada juga dry humor bahkan slapstick. Pengemasan komedi ini nggak membuat cerita berubah tone-nya, melainkan tetap berada di jalurnya yang fokus pada perang.

Beberapa adegan kocak dalam film ini adalah ketika salah satu anggota The Big Red One menginjak ranjau, Sergeant menenangkannya dengan ucapan kocak tapi ekspresinya lurus.

Ada juga adegan ketika The Big Red One dihampiri oleh wanita yang akan melahirkan. Sergeant harus turun tangan untuk membantu sang bayi keluar dengan semangat setelah melewati perdebatan mencari istilah push dalam bahasa Perancis.

Minim Drama, Penuh Aksi

the big red one-5_

The Big Red One nggak terlalu memberikan suguhan tentang betapa mengerikannya perang untuk orang-orang yang menjadi korban. Adegan-adegan yang sebenarnya cukup berpotensi menjadi drama di medan perang, nggak digali terlalu dalam. Film ini seperti ingin fokus pada perangnya saja, sehingga hal-hal dramatis cuma digali secukupnya.

Minimnya drama dan nuansa depresif perang diganti dengan adegan penuh aksi mulai tembak-menembak, ledakan sampai pembunuhan. Uniknya adegan-adegan itu dilakukan dengan pergerakan kamera serta editing khas B movie.

Alhasil, adegan-adegan itu nggak tampil meyakinkan tapi tetap menjaga plot pada arahnya. Bisa dimaklumi mengingat film ini rilis di tahun 1980.

Salah satu adegan yang ikonik adalah ketika mencoba masuk ke Perancis, The Big Red One ditembaki.

Adegan akan melompat-lompat pada perjuangan pasukan untuk selamat dan jam yang dikenakan seorang anggota yang sudah tewas untuk menunjukan betapa lamanya perjuangan mereka. Cara pengambilan gambar yang unik untuk ukuran film perang.

The Big Red One merupakan sajian yang lebih berfokus pada cara anak muda menyelamatkan diri dalam perang dibanding membawa narasi betapa frustasinya berada di medang perang. Kita akan dibawa mendalami cerita yang dibawakan dengan tempo cepat.

Durasi selama 113 menit rasanya cukup pas untuk melihat perjuangan Sergeant dan anak buahnya. Kalau mau merekomendasikan film perang yang seru, langsung tulis di bawah ya guys!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram