showpoiler-logo

Sinopsis & Review State of Mind, Memahami Penderita Skizofrenia

Ditulis oleh Siti Hasanah
State of Mind
3.7
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Ingin belajar psikologi atau menambah wawasan psikologi-mu dengan cara yang menyenangkan? Yuk tonton film berjudul State of Mind atau yang memiliki judul lain Three Christs yang disutradarai oleh Jon Avnet. State of Mind merupakan salah satu film bertema psikologi terbaik dan banyak ditonton oleh para penikmat film bergenre ini.

Film ini mengisahkan tentang seorang Psikiater bernama Alan Stone (Richard Gere) yang datang ke sebuah Rumah Sakit Jiwa di Michigan yaitu Ypsilanti untuk melakukan penelitian tentang Skizofrenia paranoid.

Ia menangani 3 pasien yang menderita Skizofrenia paranoid akut yang menyebabkan delusi bahwa mereka adalah Yesus Kristus. Penasaran dengan kisahnya? Yuk simak sinopsis dan review-nya di bawah ini.

Sinopsis

state-of-mind-1_
  • Tahun Rilis: 2017
  • Genre: Psikolosi
  • Produksi: Brooklyn Films & Highland Film Group Narrative Capital
  • Sutradara: Jon Avnet
  • Pemeran: Richard Gere, Peter Dinklage, Juliana Margulies, Walton Goggins, Bradley Whitford, Charlotte Hope.

Pada suatu hari Dr. Alan Stone (Richard Gere), seorang dokter ahli jiwa atau psikiater, datang ke sebuah rumah sakit jiwa di Michigan bernama Rumah Sakit Ypsilanti.

Ia datang kesana dengan maksud untuk melakukan sebuah penelitian tentang sebuah penyakit mental yaitu Skizofrenia. Penyakit ini mempengaruhi tingkah laku, emosi, dan komunikasi seseorang menjadi tidak wajar atau tidak normal.

Saat sampai di rumah sakit tersebut, Dr. Alan menemukan 2 orang yang mengidap Skizofrenia dengan delusi mengaku sebagai Yesus Kristus. Yang pertama ada Joseph Cassel (Peter Dinklage) yang mengaku sebagai Kristus agung yang teatrikal atau suka berbicara tentang opera dan Inggris.

Kemudian ada Clyde Benson (Bradley Whitford), pria tua yang selalu membawa sebuah kotak yang mengaku sebagai Yesus Kristus tetapi bukan dari Nazareth. Penyakit Skizofrenia-nya bercampur dengan rasa bersalahnya terhadap kematian istrinya.

Ada satu lagi pasien yang mengaku sebagai Yesus Kristus yang bernama Leon Gabor (Walton Goggins) yang ditemukan Becky Henderson (Charlotte Hope) asisten Dr. Alan Stone.

Leon Gabor adalah pasien Skizofrenia yang selalu emosional dan menantang Dr. Alan. Kemudian, Dr. Alan Stone pun akhirnya tertarik untuk mengobservasi penyakit tersebut dan mempelajarinya lebih dalam.

Dr. Alan Stone mencari bantuan kepada Dr. Eldrich Orbus selaku pemimpin Rumah Sakit Ypsilanti untuk mendukung risetnya tersebut namun ditolak. Dr. Alan Stone akhirnya pergi ke Dr. Abrahams yang akhirnya setuju membantu meskipun ia tetap memperingatkan Dr. Alan untuk tidak melewati batas dan melawan pengobatan secara klinis yang sudah ada.

Tidak seperti dokter jiwa pada umumnya yang biasanya mengobati para pasien tersebut dengan kejut listrik atau obat penenang, Dr. Alan Stone menawarkan sebuah pengobatan dengan metode yang sederhana namun bisa dikatakan revolusioner.

Dr. Alan mencoba mengumpulkan para penderita Skizofrenia tersebut dalam sebuah ruangan. Kemudian diajak membicarakan dan memahami delusi mereka.

Setiap harinya Dr. Alan Stone melakukan terapi terhadap ketiga pasiennya tersebut dengan dibantu asisten dan beberapa perawat yang disediakan rumah sakit

Ia juga mencatat dan merekam setiap sesi terapi tentang bagaimana perkembangan para pasiennya tersebut. Ketiganya juga berangsur-angsur mempertanyakan delusi mereka sendiri. Hal tersebut membuat Dr. Alan Stone dan tim bahagia.

Risetyang dibuatDr. Alan ternyata membuat dirinya terkenal sehingga dimuat dalam sebuah majalah ternama sebagai Psikiater yang handal. Hal tersebut membuat Dr. Eldrich Orbus yang tadinya menolak penelitian Dr. Alan Stone menjadi ingin dilibatkan bahkan namanya ingin tertera dalam penelitian tersebut.

Benar saja, kelicikan Dr. Eldrich Orbus untuk dapat dilibatkan dalam penelitian tersebut menjadi sebuah gangguan dan merusak hasil kerja keras Dr. Alan dan timnya. Bahkan ada sebuah kejadian yang membuat Dr. Alan dikeluarkan dari rumah sakit tersebut. Lalu bagaimana nasib ketiga pasien Dr. Alan Stone selanjutnya?

Berdasarkan Kisah Nyata

state-of-mind-2_

Film State of Mind diadaptasi dari sebuah buku psikologi tentang Skizofrenia berjudul The Three Christs of Ypsilanti. Buku ini dibuat berdasarkan studi kasus yang dilakukan seorang psikiater bernama Dr. Milton Rokeach pada tahun 1950 di sebuah Rumah Sakit Jiwa di Michigan.

Dr. Milton Rokeach mengumpulkan tiga pasien penderita penyakit Skizofrenia yang menganggap diri mereka adalah seorang Yesus Kristus.

Kemudian Dr. Milton Rokeach menempatkan mereka bersama dalam sebuah tempat untuk melihat bagaimana reaksi mereka sebagai sesama penderita Skizofrenia dengan delusi yang sama. Temuannya tersebut menimbulkan keraguan bagi beberapa ahli dalam bidang kejiwaan.

Buku tersebut diterbitkan pada tahun 1964 dan masih banyak dicetak hingga sekarang. Kemudian Sutradara Jon Avnet mengadaptasinya menjadi sebuah film dengan ditambah beberapa dramatisasi di setiap adegannya. Jon Avnet memulai pembuatan film pada saat musim panas 2016 dan selesai pada tahun 2017.

Memberikan Pengetahuan Tentang Ilmu Psikologi

state-of-mind-3_

Tidak hanya akan menghibur, film bertemakan psikologi juga bisa dijadikan sebagai sarana belajar oleh para penikmatnya

Selain itu, film yang mengangkat tentang kesehatan mental juga dapat ditonton untuk meningkatkan awareness dan kepedulian terhadap isu tersebut sehingga kita bisa mendeteksi secara dini penyakit tersebut jika saja orang di sekitar kita menunjukkan gejala tersebut.

Nah, dalam film ini, para penonton akan diberikan edukasi mengenai sebuah penyakit mental yang sudah menyerang banyak orang di dunia ini yaitu Skizofrenia. Penyakit ini jelaskan secara gamblang oleh Becky Henderson saat melakukan wawancara untuk menjadi asisten Dr. Alan Stone.

Pasien yang mengalami Skizofrenia tidak bisa membedakan mana yang nyata dan tidak nyata. Selain itu, para penonton juga digiring untuk mengetahui bahwa para pengidap Skizofrenia bisa saja bertingkah agresif dengan menyerang diri sendiri atau orang lain.

Untuk menenangkannya, pasien akan diberikan sebuah obat atau terapi kejut listrik yang membuat sebagian dari penderita menjadi trauma.

Dalam film ini, Dr. Alan Stone menawarkan pengobatan yang sedikit berbeda dari pengobatan klinis yang sudah ada yaitu dengan metode pendekatan dan pemahaman terhadap penderita tanpa memberikan obat atau kejut listrik.

Perlunya Empati Terhadap Orang Lain

state-of-mind-4_

Dalam film ini para penonton akan dibuat kagum dengan sikap Dr. Alan Stone dalam melakukan treatment pada ketiga pasiennya yang mengalami halusinasi. Daripada menyakiti pasiennya dengan obat-obatan atau kejut listrik yang memberikan trauma, ia lebih memilih memberikan terapi berupa memahami apa yang mereka rasakan.

Dr. Alan mencoba menyelam ke dalam pikiran mereka dengan cara mengamati tingkah lakunya. Ia percaya bahwa ada makna tersembunyi dari kata-kata yang diucapkan oleh para pasiennya tersebut sehingga jika dipahami dengan jelas dapat membuat para dokter mengendalikan emosi mereka agar tetap stabil dan tidak agresif.

Dr. Alan Stone juga mengatakan bahwa sebenarnya banyak pemicu yang menjadikan orang menderita penyakit Skizofrenia salah satunya adalah kesepian. Oleh karena itu penting untuk memberikan afeksi kepada mereka agar merasa diterima dan diperhatikan.

Keserakahan Membawa Petaka

state-of-mind-5_

Ketika menonton film ini, kalian juga akan dibuat greget dengan kelakuan Dr. Eldrich Orbus, sang pimpinan Rumah Sakit Jiwa Ypsilanti, yang bisa dibilang serakah.

Pada awalnya Dr. Eldrich Orbus tidak mau membantu dan mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dr. Alan Stone. Ia malah sedikit mengolok-olok Dr. Alan dengan metode pengobatan yang ia lakukan.

Namun, setelah Dr. Alan Stone dimuat dalam sebuah majalah yang bergengsi, Dr. Eldrich Orbus tiba-tiba saja bertingkah seakan ia ingin membantu.

Ia ingin namanya dimasukan dan dilibatkan dalam penelitian tersebut tanpa mengetahui bagaimana proses penelitian tersebut berjalan sehingga menyebabkan apa yang sudah dilakukan Dr. Alan Stone berantakan. Salah satu pasien pun menjadi korbannya.

Nah, itulah sinopsis dan review dari film State of Mind. Selain menghibur dan mengedukasi tentang Kesehatan mental, film ini juga menyelipkan beberapa pesan moral bagus yang bisa kita ambil dan pelajari untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Para aktor dan aktris pun memerankan peran mereka dengan bagus dan bisa menyampaikan setiap emosi yang ada dalam film dengan baik. Jadi apakah kalian penasaran dengan kelanjutan penelitian Dr. Alan Stone? Apakah penelitian yang disebut-sebut melewati batas pengobatan klinis yang sudah ada saat itu berhasil menyembuhkan ketiga pasiennya?

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram