showpoiler-logo

Sinopsis & Review Saw 5, Masih Mengerikan Meski Tanpa Jigsaw

Ditulis oleh Yanyan Andryan
Saw 5
3
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Film kelima Saw ini tidak lagi digarap oleh Darren Lynn Bousman dan dikerjakan oleh David Hackl sebagai debut penyutradaraannya di layar lebar.

Dalam Saw 5, kali ini plotnya mengikuti agen FBI Peter Strahm yang mencoba memburu detektif Mark Hoffman setelah menemukan identitasnya sebagai murid Jigsaw sekaligus pelaku pembunuhan berantai yang baru.

Sementara itu, Hoffman sedari awal telah ditunjuk oleh John Kramer alias Jigsaw untuk terus melanjutkan pekerjaannya jika dirinya tewas. Sekarang, ia berusaha menjebak, dan sekaligus membunuh Strahm yang telah mengetahui identitas aslinya. 

Saw 5 kemudian berusaha mengeksplorasi latar belakang Hoffman dalam kilas balik dan menjelaskan perjalanannya hingga bisa menjadi murid Jigsaw. Selain berfokus pada Strahm dan Hoffman, film ini juga tetap kembali memperlihatkan para korban yang harus menjalani serangkaian tes yang mematikan.

Sinopsis

saw 5-5_

Selepas berhasil menyelamatkan diri dari ruang jebakan Jigsaw, Peter Strahm diserang oleh sosok misterius yang memakai topeng kepala babi. Strahm lalu terbangun dan menemukan kepalanya disegel dalam kotak yang akan diisi oleh air. Dia lalu menusuk lehernya dengan pulpen agar dirinya bisa bernafas. Pada akhirnya, ia bisa selamat dari kematian.

Sementara itu, detektif Mark Hoffman berhasil menyelamatkan satu-satunya korban yang masih hidup dalam jebakan Jigsaw. Ia kemudian mendapatkan promosi jabatan. Kasus Jigsaw pun ditutup seiring telah tewasnya sang pembunuh berantai tersebut.

Di kantornya, Hoffman menemukan sebuah surat yang mengungkapkan jika seseorang telah mengetahui identitas aslinya sebagai murid dari Jigsaw. Ia juga mendapatkan kabar bahwa agen FBI, Lindsey Perez, dinyatakan meninggal saat tengah menyelidiki petugas SWAT, Daniel Rigg, yang dijebak oleh Jigsaw.

Di rumah sakit, Strahm berhasil pulih dari kondisinya meski sekarang ia kesulitan untuk berbicara lantang. Atasannya yang bernama Dan Erickson memberinya cuti dan menyarankan untuk tidak menyelidiki lagi kasus Jigsaw. Tetapi, Strahm sangat curiga kepada detektif Hoffman. Ia pun memutuskan mengungkap keterlibatannya dengan Jigsaw.

Di tempat lain, sekelompok orang yang terdiri dari Brit Stevenson, Luba Gibbs, Charles Salomon, Mallick Scott, dan Ashley Kazon sedang menjalani serangkaian tes yang dirancang oleh Hoffman. Leher mereka semua dipasang jebakan dan mereka harus mengambil kunci agar kelimanya bisa selamat.

Sebuah rekaman video kemudian memberi tahu bahwa mereka harus saling bekerja sama jika ingin selamat. Tetapi, kelimanya tidak percaya satu sama lain.

Akibatnya Ashley harus menjadi korban pertama dimana kepalanya terpenggal. Di tes berikutnya, Charles harus mati terkena ledakan setelah Mallick, Brit, dan Luba tidak memberinya ruang untuk menyelamatkan diri.

Mallick, Brit, dan Luba menjadi korban yang tersisa, namun mereka masih belum rela untuk bekerjasama. Brit dan Luba lalu bersekongkol untuk membunuh Mallick agar keduanya bisa melanjutkan ke tes selanjutnya. Akan tetapi, Brit malah membunuh Luba karena ia tidak percaya padanya.

Pada tes terakhir, keduanya pun bekerjasama. Mereka harus mengisi sebuah gelas dengan sepuluh liter darah agar pintu keluar bisa terbuka. Mallick dan Brit selanjutnya mengiris lengan mereka masing-masing untuk memenuhi gelas tersebut.

Di bagian lain, Strahm berhasil melacak keberadaan Hoffman di sebuah saluran pembuangan bawah tanah.  Ia lalu membuntutinya ke sebuah ruangan dan menemukan satu kaset rekaman yang memintanya untuk masuk ke sebuah peti kaca. Tetapi, Strahm menyerang Hoffman. Ia lalu mengunci Strahm di dalam peti tersebut.

Setelah memasukkannya ke dalam peti kaca, Strahm meyakini bahwa dirinya telah berhasil menangkap Hoffman. Namun sayangnya, dugaannya salah karena peti tersebut adalah jalan keluar dari ruangan itu. Dinding lalu mulai bergerak menutup ruangan. Strahm pun harus berada dalam jebakan yang telah dirancang oleh Hoffman.

Dua Karakter Utama Saling Berseteru

saw 5-2_

Sekali lagi, Saw V masih mengulangi begitu banyak elemen yang disajikan dalam film-film sebelumnya. Sulit untuk menemukan pendekatan yang lebih segar dalam sekuel kelima ini. Namun untungnya, sepanjang 90 menit, alur ceritanya tidak terlalu berbelit-belit. Koneksi dari semua film Saw yang terus berlanjut membuat film ini tetap seru untuk diikuti.

Selain itu, Saw V bukanlah tentang John Kramer alias Jigsaw. Film ini lebih banyak menyoroti karakter Detektif Mark Hoffman (Costas Mandylor) sebagai penggantinya.

Di sini, Hoffman mampu mengambil peran sebagai penjahat yang sama kejamnya seperti gurunya tersebut. Meski ia adalah seorang detektif, sisi jahatnya terasa cukup menakutkan dengan cara-cara yang kejam.

Costas Mandylor kemudian melakukan pekerjaannya dengan baik dengan perannya itu. Ia memainkan karakter Mark Hoffman secara dingin, tidak terlalu banyak bicara, tetapi bisa sangat mengancam lewat tindakannya yang berbahaya.

Walaupun tidak ikonik dan kharismatik seperti Tobin Bell sebagai Jigsaw, namun Costas harus dibilang berperan apik menjadi seorang pembunuh berantai.

Di lain sisi, Peter Strahm (Scott Patterson) adalah karakter utama kedua yang menjadi lawan Mark Hoffman. Dalam film ini, sosoknya terlihat seperti seorang “pahlawan” yang mencoba untuk membongkar kedok asli dari Hoffman. Sepanjang film, ia begitu terobsesi untuk mendapatkan bukti-bukti keterlibatan Hoffman dengan Jigsaw.

Kita pun bakal mendukung segala tindakan yang ia lakukan tersebut. Tetapi, karakter ini terkadang terlalu ambisius, dan cenderung melakukan hal-hal bodoh yang menjengkelkan. Pada akhirnya, obsesinya itu malah membuat dirinya terkena jebakan Hoffman dan tewas secara mengenaskan.

Kembali Tampil Solid dan Tidak Berantakan

saw 5-3_

Film ini nyatanya lebih mudah diikuti jika dibandingkan dengan angsuran keempat Saw yang terasa cukup membingungkan.

Saw 5 pun bisa dibilang menjadi sebuah babak baru dan tidak selalu bertumpu pada John Kramer sebagai penjahat utamanya. Sosok Mark Hoffman lalu menjadi karakter pengganti yang mumpuni dalam menebarkan mimpi buruk kepada para korbannya. 

Selain itu juga, melalui beberapa adegan kilas balik dalam Saw 5, kita bisa melihat bagaimana Hoffman belajar dari John Kramer hingga akhirnya ia dibentuk untuk meneruskan warisan Jigsaw. Di lain sisi, sutradara David Hackl menjadikan film ini sebagai debut penyutradaraannya yang terbilang cukup solid. 

Fitur pertama film layar lebarnya ini bekerja lewat plot cerita yang lebih ramping dan tidak berantakan dibandingkan dengan angsuran sebelumnya. David pun masih membawa atmosfer mencekam yang sudah dibangun oleh sutradara Darren Lynn Bousman dan juga James Wan di keempat film terdahulu. 

Saw 5 tidak kehilangan konten horor yang mencekam dan juga pembunuhan sadis penuh percikan darah yang tak terkendali. Semua aspek gore tersebut masih terasa kuat dalam film ini dan mungkin semakin mendebarkan serta eksplisit.

Perasaan tidak nyaman setiap kali melihat potongan tubuh yang hancur dan mayat yang tewas kembali dihadirkan dalam keseluruhan film ini.

Lewat suguhan sinematografi yang baik dalam mengeksplorasi konten kekerasan, Saw 5 pun mampu menghasilkan beberapa adegan kematian yang mengerikan namun juga mengesankan. Film ini rasanya menjadi sekuel yang lebih “menyenangkan” untuk dinikmati jalan ceritanya karena tidak pernah bertele-tele dalam segala hal.

Tidak Pernah Kehilangan Atmosfer yang Mencekam

saw 5-4_

Saw 5 sepenuhnya bukan tentang Jigsaw, melainkan menceritakan perjalanan karakter antara detektif Mark Hoffman dan agen FBI Peter Strahm.

Dua pemain yang memerankan karakter tersebut yakni, Costas Mandylor dan Scott Patterson, memang bukanlah aktor papan atas yang namanya popular. Tetapi, mereka tampil menjanjikan sebagai dua orang yang sedang memburu satu sama lain.  

Selain itu, sepanjang film ini berjalan dari menit awal hingga selesai, Saw 5 mencoba menghadirkan warna gelap dan kelam yang pernah diusung pada dua film pertamanya.

Hal itu pun rasanya cukup berhasil. Beberapa lokasi diperlihatkan menakutkan seperti kantor FBI dan ruang bawah tempat permainan maut mematikan yang merenggut nyawa-nyawa manusia.

Terlepas daro alur cerita film ini yang menyoroti Hoffman dan Strahm, para korban dalam tes maut tersebut sayangnya tidak terkoneksi dengan intrik mereka berdua. Semua korban hanya diperlihatkan sebagai rutinitas wajib yang harus dilakukan oleh Hoffman yang kini menjadi penerus Jigsaw.

Secara singkatnya, Saw 5 jelas membawa arah baru ke dalam franchise film ini karena memperkenalkan sosok penjahat pengganti Jigsaw. Meski begitu, aktor Tobin Bell (Jigsaw) masih tetap muncul dalam beberapa adegan kilas balik.

Sebagai penilaian akhir, Saw 5 masih memiliki benang merah dengan film-film Saw terdahulu.  Sekuel ini berjalan lebih mumpuni, dan tentunya tidak boleh terlewatkan setiap menitnya.

Kategori:
Tag:
cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram