showpoiler-logo

Sinopsis & Review Red Notice, Perebutan Telur Emas Cleopatra

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Red Notice
2.5
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seorang agen FBI harus bekerja sama dengan pencuri ulung untuk mendapatkan telur ketiga Cleopatra yang juga diincar oleh pencuri lain yang selalu lebih dahulu daripada mereka dan memiliki rencana yang tidak terduga. Mereka harus berpetualang lintas benua dan menghindari kejaran Interpol demi memburu telur emas ketiga tersebut.

Red Notice adalah film action comedy karya Rawson Marshall Thurber yang menjadi original film Netflix setelah berhasil memperoleh hak distribusinya dari Universal Pictures.

Dengan tiga bintang utama papan atas Hollywood, yaitu Dwayne Johnson, Ryan Reynolds dan Gal Gadot, film yang syutingnya sempat tertunda karena pandemi Covid-19 ini dirilis pada 12 November 2021.

Menjanjikan aksi kejar-kejaran yang seru khas film-film bertema pencurian, tapi apakah cerita yang disuguhkan menarik untuk diikuti? Apakah akan ada twist di dalamnya? Simak review kami berikut sebelum menontonnya.

Baca juga: Daftar Pemain di Film Red Notice, Trio Maut Pemikat Hati

Sinopsis

Red Notice

Alkisah, Jendral Romawi Marcus Antonius memberikan hadiah tiga telur emas kepada Cleopatra sebagai hadiah pernikahan. Waktu berlalu dan dua benda berharga itu ditemukan pada tahun 1907, sedangkan yang ketiga tidak diketahui keberadaannya.

Tahun 2021, Agen John Hartley dari FBI membantu Interpol untuk menyelidiki keberadaan telur emas Cleopatra di sebuah museum di kota Roma.

Hartley yakin telur emas itu telah dicuri dan yang dipajang adalah palsu, dibuktikan dengan menyiramkan minuman bersoda ke atasnya hingga telur itu meleleh. Agen Das memerintahkan mengunci semua pintu, tapi terlihat ada yang berlari ke luar.

Orang itu, yang ternyata adalah seorang pencuri ulung bernama Nolan Booth, dikejar oleh Hartley dan seluruh penjaga museum. Tapi sayangnya, Booth berhasil lolos.

Di Bali, Booth terkejut ketika mendapati Hartley berada di rumahnya dengan membawa pasukan yang dipimpin oleh Das. Booth ditangkap beserta telur emasnya. Secepat kilat, telur emas itu ditukar oleh pencuri lain yang menyamar.

Saat hendak berpisah, Das menghampiri Hartley dan memecahkan telur emas yang ternyata palsu. Hartley kemudian ditangkap dan dijebloskan ke penjara maksimum di Rusia. Hartley terkejut, ternyata teman satu selnya adalah Booth.

Hartley membujuk Booth untuk bekerja sama dengan kepentingan masing-masing, Hartley ingin menangkap Bishop dan membersihkan namanya, sedangkan Booth ingin telur emas itu saja.

Mereka membuat rencana untuk melarikan diri dan berhasil dalam pelaksanaannya. Mereka langsung menuju ke Valencia, ke tempat telur emas kedua berada.

Sekali lagi, mereka harus mempersiapkan penyusupan ke sebuah pesta yang digelar oleh pemilik telur emas tersebut, Sotto Voce. Tidak disangka, Bishop juga hadir dan menarik perhatian Voce.

Hartley dan Booth berhasil masuk ke dalam ruang penyimpanan barang-barang berharga milik Voce, tapi Bishop juga ada di ruangan itu.

Mereka berkelahi demi mendapatkan telur emas tersebut, sementara Voce dan pasukannya menuju lokasi mereka. Ketika aksi mereka ketahuan, Booth menuduh Bishop yang akan mencurinya, tapi ternyata Bishop dan Voce bekerja sama.

Bishop dan Voce menyiksa Hartley dan Booth demi mendapatkan informasi keberadaan telur emas ketiga yang telah diketahui oleh Booth.

Tidak tega melihat Hartley disiksa, Booth memberi tahu lokasi telur emas itu di piramida besar di Mesir. Bishop dan Voce bersulang yang membuat Voce tidak sadarkan diri. Bishop kemudian pergi dari situ.

Voce tersadar dan menembak Hartley dan Booth meski tidak ada yang tepat sasaran. Kemudian mereka berdua berhasil melepaskan diri dan mencari jalan keluar yang ternyata membawa mereka ke arena matador.

Setelah lolos dari tempat itu, Hartley dan Booth menuju Argentina dimana Nazi menyimpan semua barang berharganya, salah satunya adalah telur emas ketiga.

Berdasarkan koordinat dari jam tangan milik ayah Booth, mereka berhasil menemukan bunker yang berisi barang-barang berharga peninggalan Nazi.

Ketika telah menemukan telur emas tersebut, Bishop tiba-tiba muncul! Akankah telur itu berhasil direbut juga oleh Bishop? Atau Hartley dan Booth berhasil mempertahankannya? Tonton filmnya sampai habis dan bersiap terkejut dengan twist di ending-nya!

Pengulangan dan Penyampuran Formula Usang

Kemungkinan Adanya Sequel

Apa yang kita harapkan dari film dengan tiga bintang terkenal Hollywood ini? Tentunya film yang bisa menghibur di waktu luang kita.

Jika hanya itu yang dicari, maka film ini bisa memenuhi harapan kita dengan banyak adegan action seru penuh ledakan, perkelahian yang gesit tapi tidak berdarah-darah, dan selera humor yang menggelitik dengan referensi yang kita pahami.

Tapi jika kita ingin melihat lebih dalam, Red Notice tidak menawarkan satu pun hal yang baru, semua seperti hanya mengikuti formula film-film heist yang sudah sukses sebelumnya dan sedikit mencampurnya dengan petualangan ala Indiana Jones dalam skala ringan.

Dalam film-film bertema heist (pencurian), tentunya Ocean’s Eleven (2001) masih tetap berada di paling atas. Dengan banyak kru juga banyak aksi yang dilakukan.

Lalu bagaimana jika hanya dua orang saja? Tentunya hanya memiliki sedikit rencana dan lebih banyak aksi nekatnya. Inilah yang dilakukan oleh Johnson dan Reynolds di film berdurasi 1 jam 58 menit ini.

Pastinya kita juga mengharapkan twist yang mengejutkan, seperti yang kita dapati di film Now You See Me (2013). Tapi jika twist-nya terlalu banyak dan sering, pasti juga akan memunculkan kebosanan dan menghilangkan rasa keterkejutan kita.

Sedikit bocoran, akan banyak twist yang hadir di film dengan sinematografi yang di salah satu adegannya menampilkan first-person view (FPV) dari sebuah drone ini.

Ketika Hartley dan Booth sampai di hutan belantara Argentina, kita dibuat merasakan sensasi petualangan ala Indiana Jones. Tapi sayangnya, semua berjalan terlalu mudah.

Hanya dalam satu adegan, lokasi yang mereka cari langsung ditemukan. Intinya, mencampur-aduk beberapa formula seperti ini memang membutuhkan kejelian yang lebih. Jika tidak, maka akan membuat penonton kehilangan minatnya.

Menggabungkan Tiga Bintang Papan Atas

Menggabungkan Tiga Bintang Papan Atas

Faktor utama daya tarik film yang syutingnya sempat tertunda beberapa bulan karena pandemi Covid-19 ini, tidak lain dan tidak bukan, adalah ketiga bintang papan atas Hollywood yang menjadi tokoh utamanya.

Tidak dipungkiri, Dwayne Johnson, Ryan Reynolds dan Gal Gadot saat ini berada di jajaran atas aktor Hollywood berkat kesuksesan film-film mereka belakangan ini.

Seperti kita tahu, Dwayne Johnson masih menjaga predikatnya sebagai aktor laga papan atas, salah satunya membawa kesuksesan pada franchise Fast & Furious dan tahun depan akan tampil sebagai salah satu superhero DC di Black Adam (2022).

Tapi sayangnya, di film ini sepertinya dia tampak kelelahan dan tidak berhasil membawa kharismanya masuk ke dalam karakternya.

Sedangkan Ryan Reynolds, sejak sukses berperan sebagai Deadpool, sepertinya dia terperangkap dalam karakter tipikal di film-film berikutnya, seperti di The Hitman’s Bodyguard (2017) atau Free Guy (2021), yaitu karakter kikuk yang cerewet tapi tangguh dan tangkas dalam beraksi.

Sementara itu, Gal Gadot sepertinya sangat menikmati perannya sebagai Bishop yang licik namun mempesona. Dia tampil begitu luwes dan menjiwai karakternya, terlihat dari raut wajah dan gestur yang ditunjukkannya.

Setiap detik kehadirannya, pesona Gadot terus memancar dan ditangkap baik oleh kamera, sehingga membuat kita tetap bisa bertahan menonton film ini hingga selesai.

Kemungkinan Adanya Sequel

Kemungkinan Adanya Sequel

Sebagai film yang sukses ditonton oleh lebih dari 148 juta pemirsa Netflix hanya dalam satu minggu, yang membuat film ini menjadi original film Netflix dengan penonton terbanyak, sudah pasti akan membuat para produsernya tergiur untuk membuat kelanjutannya.

Tidak sia-sia mereka menggelontorkan bujet lebih dari $200 juta, jika melihat pencapaian yang didapat. Semoga saja, jika ada sequel-nya, faktor cerita lebih diperkuat dan tidak mengambil referensi secara mentah tanpa diolah dengan lebih matang.

Dan pastinya harus ada hal baru yang membuat filmnya menarik dan beda dari film lainnya. Sebagai salah satu produsernya, Dwayne Johnson sangat optimis akan kehadiran mereka bertiga dalam sebuah sequel dengan mengatakan, “more to come.”

Film ini sangat menghibur dan tetap bisa menjaga antusias kita meski dengan jalan cerita yang lemah dan twist yang berlimpah. Sudah siap dengan petualangan lintas benua demi mencari telur emas Cleopatra? Segera tonton filmnya di Netflix sekarang juga!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram