bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Portrait of a Beauty, Kisah Pelukis Wanita

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Portrait of a Beauty
4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Berbeda dengan kakak lelakinya, Yun Bok, Yun Jeong pandai sekali melukis sejak kecil. Sang ayah tak mau mengakui dan menganggap anak wanita tak seharusnya berani-berani melukis. Suatu hari karena lukisannya pulalah dia harus kehilangan Yun Bok dan menanggung kesedihan serta rasa bersalah sang ayah.

Yun Jeong malang disalahkan dan dituntut bertanggung jawab atas peristiwa itu. Dia pun diminta menjadi seorang lelaki agar bisa masuk ke istana dan menjadi pelukis di sana. Berguru pada Kim Hong Do, lukisan Yun Jeong mendapat pujian dari Raja Jeongjo. Hingga suatu hari satu peristiwa mengubah hidupnya.

Yun Jeong jatuh cinta pada seorang lelaki. Lelaki itu jugalah yang pertama kali mengetahui bahwa Yun Jeong sebenarnya adalah seorang wanita. Lantas, apakah hubungan keduanya dapat berjalan baik?

Bagaimana reaksi orang-orang saat mengetahui bahwa pelukis hebat itu adalah seorang wanita? Film Portrait of a Beauty (2008) akan memberikanmu jawaban, tapi sebelum itu tak ada salahnya membaca sinopsis dan sedikit ulasannya di bawah ini!

Sinopsis

Portrait of a Beauty_
  • Tahun Rilis: November 2008
  • Genre: Drama, Historical Drama, Romance
  • Produksi: Yedang Entertainment Company, Iroom Pictures CJ Entertainment (Distributor)
  • Sutradara: Jeon Yun Su
  • Pemeran: Kim Min Sun, Kim Young Ho, Kim Nam Gil, Choo Ja Hyun

Beberapa orang dewasa berkumpul dan memuji lukisan seorang bocah lelaki yang mengaku bernama Shin Yun Bok. Bersama sang ayah, Shin Han Pyeong (Park Ji Il), Yun Bok menghadapi pujian-pujian mereka.

Sebagai keturunan pelukis potret kerajaan, karyanya dinilai patut dibanggakan. Salah satu kerabat meminta Han Pyeong untuk melatih Yun Bok dengan baik agar kejayaan keluarga mereka dapat kembali.

Namun, saat ini tren sedang ditentukan oleh Kim Hong Do, pelukis yang karyanya sangat disukai raja. Untuk mengubahnya tentu bukan hal yang mudah. Salah satu di antara mereka lalu ingin melihat Yun Bok melukis secara langsung. Sementara itu dari jauh tampak seorang gadis cilik yang diketahui bernama Yun Jeong terlihat mengintip.

Permintaan itu tak bisa ditolak tapi Yun Bok terlihat sangat gugup, berkeringat, mengeluarkan air mata bahkan sampai mengompol. Bocah lelaki itu hanya memegang kuas yang tak kunjung mulai digoreskan.

Hal ini membuat Han Pyeong murka. Dia merasa sudah dipermalukan di depan banyak orang. Dengan diliputi kemarahan, dia mencari Yun Bok. Sayang, Yun Bok sudah lebih dulu mengambil sikap yang tak diduga. Bocah lelaki itu memilih gantung diri.

Han Pyeong tak terima kematian putranya dan menyalahkan Yun Jeong atas semua tragedi, yang ternyata masih putrinya sendiri, sebab Yun Jeong adalah adik dari Yun Bok. Beban kesedihan seketika diberikan padanya. Han Pyeong mengatakan bahwa selain menipu dengan mempermalukan keluarga mereka, Yun Jeong juga jadi penyebab kematian kakaknya.

Lelaki itu juga masih tak bisa terima jika anak perempuannya berani melukis. Dia merobek pakaian gadis tersebut hingga membiarkannya bertelanjang dada. Saat pelarungan abu Yun Bok ke laut, Yun Jeong sudah berpakaian seperti anak laki-laki. Ayahnya meminta dia untuk berguru pada Kim Hong Do.

Dia mengatakan walau Kim Hong Do terkenal memperlakukan semua orang secara adil, tak ada satu orang pun yang tahu isi pikirannya. Lelaki itu berpesan agar putrinya menunjukkan rasa hormat pada Kim Hong Do, karena bagaimana pun, semua guru akhirnya akan dikalahkan oleh murid terbaik mereka.

Sepuluh tahun kemudian Yun Jeong (Kim Min Sun) tumbuh jadi gadis remaja dalam balutan busana lelaki. Dia terlihat sedang melukis diiringi suara petikan alat musik dari sang guru, Kim Hong Do (Kim Young Ho). Yun Jeong punya bakat meniru yang hebat tapi Hong Do ingin muridnya tersebut mengikuti hatinya dan membuat lukisan sendiri.

Hari itu, di antara pelukis istana lainnya Yun Jeong mendapat pujian dari raja. Dia diperkenalkan dengan nama Shin Yun Bok. Raja sendiri mengatakan bahwa lukisan dapat menggambarkan perilaku tanpa cela dan integritas tinggi.

Kebajikan-kebajikan utama, bisa ditampilkan melalui kaligrafi yang elegan. Raja lalu meminta Yun Jeong maju menemuinya untuk menjelaskan makna dari lukisan yang dia buat.

Mulanya, jawaban Yun Jeong kurang membuat raja puas tapi gadis itu bisa menanganinya. Raja kemudian memuji para pelukis kerajaan dengan mengatakan bahwa mereka lebih dari sekadar perajin.

Gaya artistik mereka menunjukkan gaya seluruh kerajaan. Raja lantas memerintahkan para pelukis kerajaan untuk belajar sastra dan seni, lalu buat lukisan yang mencerminkan kemuliaan kerajaan.

Cerita berlanjut dengan memperlihatkan keriuhan di sebuah pasar. Sesak banyak orang memperlihatkan bahwa tempat itu adalah pasar yang sibuk. Di antara kesibukan itu seorang pedagang cermin perunggu bernama Kang Mu (Kim Nam Gil) tampak dikerumuni gadis-gadis. Namun, tak lama berita mengenai keberadaan cermin asli membuat mereka pergi.

Kang Mu segera membereskan dagangannya karena melihat kedatangan para petugas. Dia harus melarikan diri karena tak punya izin berdagang. Lelaki itu berlari di antara kerumunan orang sambil terus dikejar para petugas. Dia sempat tertangkap lalu berhasil kabur lagi. Nahas saat sedang berlari itulah dia menabrak Kim Hong Do dan pekerja pembawa cermin asli.

Alhasil keduanya jatuh bersamaan dan cermin pun pecah. Pemiliknya hanya bisa meratapi hal itu tanpa tahu harus melakukan apa. Cermin berharga tersebut rupanya pesanan seseorang. Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Kim Hong Do yang sedang pergi bersama Yun Jeong, juga Kang Mu, harus menemui orang tersebut.

Si pemilik cermin meminta dibuatkan lukisan seharga 10.000 sebagai syarat pembebasan. Jika tidak, Kang Mu yang sudah dipukuli sejak tadi akan menjadi budaknya. Hong Do menyanggupi tapi tangannya sedang terluka sehingga dia melimpahkan tugas tersebut pada Yun Jeong. Tak bisa menolak, Yun Jeong mulai menggoreskan kuasnya di depan mereka.

Lukisan pun selesai dibuat. Seorang wanita yang tiba-tiba muncul di tengah mereka seolah bantu menerjemahkan lukisan yang dibuat Yun Jeong. Dia mengatakan bahwa lukisan yang terlihat sebagai biksu pengembara itu adalah Shide dari Dinasti Tang, yaitu bangsawan yang hidup sebagai pengemis demi menjaga rakyat miskin seumur hidupnya.

Wanita tadi yang diketahui bernama Sul Hwa (Choo Ja Hyun) lalu memuji akal dan bakat Yun Jeong dengan mengatakan bahwa ia lebih berharga daripada cermin yang pecah. Dia juga meyakinkan bahwa mungkin tuan-tuan pemilik cermin akan berhutang budi padanya. Lalu siapa wanita itu? Apakah dia tahu identitas Yun Jeong yang asli?

Penyamaran Pelukis Wanita Ikuti Keinginan Sang Ayah

Penyamaran Pelukis Wanita Ikuti Keinginan Sang Ayah_

Kematian kakak lelakinya membuat Yun Jeong disalahkan oleh sang ayah yang egois. Perlahan-lahan anggapan ini menjadi sesuatu yang tertanam dalam pikirannya. Yun Jeong tak menolak, tidak juga berontak ketika ayahnya ‘menjadikan’ dia sebagai anak laki-laki. Semua dilakukan guna merangkai mimpi menjadi pelukis kerajaan, lagi-lagi seturut keinginan ayahnya.

Berangkat dari premis yang memilukan tersebut, film Portrait of a Beauty (2008) suguhkan alur yang kadang terasa cepat, tapi di beberapa bagian terasa lambat. Hanya, emosi yang ditampilkan film ini punya grafik yang semakin meningkat.

Kamu akan dibawa memasuki konfliknya dengan hitungan cukup cepat, terutama saat penyamaran Yun Jeong akhirnya diketahui oleh Kang Mu. Dari sini, cerita mulai terasa lebih emosional walau rasanya cukup lambat.

Hasrat Guru pada Muridnya

Hasrat Guru pada Muridnya_

Selain mulai terasa lebih emosional, pengembangan konflik dan karakter dalam Portrait of a Beauty (2008) juga apik. Di awal cerita, kamu akan melihat sosok Kim Hong Do sebagai guru yang bijak, guru yang melindungi serta mendorong muridnya, dalam hal ini Yun Jeong atau Hyewon.

Memasuki pertengahan film, kamu akan menyaksikan Hong Do mulai menaruh curiga karena Yun Jeong menunjukkan sisi-sisi feminin di dalam lukisannya.

Sampai suatu hari, Kim Hong Do melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Yun Jeong benar-benar seorang wanita. Hong Do yang tenang ternyata punya hasrat pada sang murid. Dia bersedia melakukan apa pun untuk memiliki Yun Jeong. Pada bagian ini, cerita mulai terasa semakin seru karena melibatkan lebih banyak emosi dari tiap karakternya.

Emosi Hong Do yang terobsesi pada Yun Jeong, perasaan cinta Yun Jeong dan Kang Mu serta kegilaan serupa dari Sul Hwa yang sangat mendambakan Hong Do, jadi suguhan yang epic. Pasalnya ia juga dikemas dengan sinematografi yang cantik.

Sudut-sudut pengambilan gambar dipilih untuk memperlihatkan kesedihan, putus asa, cinta dan kesendirian. Tak mengherankan jika film Korea ini mendapat penghargaan Best Cinematography dari Chunsa Film Art Awards (2009) dan Grand Bell Awards di tahun yang sama.

Kisah Asmara yang Berakhir Tragis

Asmara yang Berakhir Tragis_

Semua konflik pada film ini dimulai dengan perasaan romantis antara Kang Mu dan Yun Jeong. Selayaknya orang jatuh cinta, Yun Jeong banyak menghasilkan lukisan-lukisan yang terlihat lembut, romantis dan vulgar. Dia melukiskan hubungan antara sesama manusia, terutama dua orang yang sedang jatuh cinta. Yun Jeong melihat itu sebagai kemurnian paling alami di dunia.

Pada masa kerajaan, lukisan seperti itu dianggap terlarang, tidak pantas dan melecehkan.  Namun, itu tak mengurangi kebiasaanya melukis objek-objek dewasa. Nahas, sumber inspirasinya dalam melukis, cinta yang dia rasakan pada seorang pria, membawa keduanya pada situasi tragis.

Sayangnya, pada bagian ini terdapat sedikit plot yang terasa loncat sehingga alur penceritaannya agak membingungkan. Terutama bagian ketika akhirnya identitas Yun Jeong yang asli diketahui oleh raja.

Ada beberapa scene yang kurang rinci dan seperti buru-buru diselesaikan. Dalam durasi sekitar 1 jam 48 menit bagian menuju akhir dari film ini rasanya cukup berantakan dibanding alur pada keseluruhan film.

Secara keseluruhan Portrait of a Beauty (2008) cukup berhasil menyuguhkan kisah asmara yang klasik. Sebagai film drama dewasa, perjuangan cinta, pelarian hingga pengorbanan dalam film ini diselipi adegan-adegan intim yang vulgar sehingga emosi yang dipertontonkan pun terasa lebih nyata.

Penasaran dengan jalan ceritanya? Film arahan Jeon Yun Su ini bisa kamu saksikan di Netflix sekarang juga! Tapi kalau kamu punya rekomendasi film bagus lainnya, bisa tuliskan di kolom komentar, ya! Oh iya, selain reviewnya, kami juga membahas fakta film Portrait of Beauty, bisa langsung klik link ini!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram