Sinopsis & Review My Liberation Notes, Drama yang Realistis


Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.
Menjalani rutinitas sehari-hari membuat hidup tiga kakak beradik, Yeom Gi Jeong, Yeom Chang Hee dan Yeom Mi Jeong sangat membosankan.
Apalagi jarak antara rumah mereka dan tempat kerja cukup jauh. Chang Hee merasa hal itu berpengaruh terhadap pergaulannya. Gi Jeong sendiri insecure karena tak ada satu pria pun yang mendekatinya.
Berbeda dengan dua kakaknya, Yeom Mi Jeong yang introvert kesulitan untuk berbaur dengan lingkungan. Beban Mi Jeong bertambah berat karena dia baru saja ditipu kenalan lelakinya.
Di sisi lain seorang pria misterius yang pendiam, bekerja untuk kedua orangtua mereka. Bagaimana orang-orang dewasa yang punya masalah ini berinteraksi? Saksikan hanya di drama My Liberation Notes (2022)!
Baca juga: Sinopsis & Review Drama Korea Our Beloved Summer
Sinopsis
Tahun Rilis | 2022 |
Genre | Drama, Family, Life, Romance |
Sutradara | Kim Seok Yoon |
Pemeran | ∙ Lee Min Ki ∙ Kim Ji Won ∙ Lee El ∙ Son Seok Koo |
Review | Baca di sini |
Tiga kakak beradik, Yeom Gi Jeong, Yeom Chang Hee dan Yeom Mi Jeong bekerja jauh dari rumah. Setiap hari mereka melakukan perjalanan pulang-pergi sekitar satu jam.
Kepenatan harus menempuh jarak yang lumayan semakin terasa karena masing-masing punya masalah. Salah satunya Mi Jeong yang baru saja ditipu kenalannya. Sebagai introvert dia juga berjuang untuk berbaur dengan lingkungan.
Episode 1-2

Yeom Mi Jeong tinggal di pinggiran Seoul yang cukup jauh sehingga tak bisa lama-lama berkumpul dengan teman kerjanya karena harus segera pulang. Dia janjian dengan dua kakaknya untuk pulang bersama: Yeom Gi Jeong dan Yeom Chang Hee.
Chang Hee yang baru saja diputuskan kekasihnya karena kolot berencana membeli mobil tapi tak dapat izin dari ayah mereka.
Gi Jeong sendiri gelisah karena tak kunjung mendapat kekasih di usianya yang sudah matang. Satu teman kerja yang ditaksirnya malah mengincar karyawan baru. Saking putus asanya Gi Jeong sampai ingin memacari sembarang pria.
Mi Jeong yang introvert memilih membantu kedua orangtuanya yang sedang memanen daun bawang untuk menghabiskan akhir pekan. Dia tahu esok tenaganya akan kembali terkuras karena harus menghadapi orang banyak lagi.
Dengan berbagai keputusan Mi Jeong juga harus menolak masuk klub yang ditawarkan perusahaan. Klub tersebut bertujuan untuk memperluas koneksi antara karyawan sekaligus mempererat hubungan antara mereka.
Mi Jeong dan dua pekerja lain, Jo Tae Hoon dan Park Sang Min, tidak mengikuti klub manapun. Mereka trio introvert yang merasa diasingkan karena tak pandai bersosialisasi.
Penderitaan Mi Jeong bertambah ketika lelaki yang sempat meminjam uang dari bank atas nama dirinya sulit dihubungi. Mi Jeong semakin gelisah karena bank akan mengirimkan surat peringatan resmi.
Di antara kebingungan itu dia meminta bantuan Mr. Goo agar surat peringatan dari bank tidak sampai ke kedua orangtuanya. Mr. Goo adalah seorang pria asing pendiam dan pecandu alkohol yang dipekerjakan kedua orangtuanya.
Mi Jeong benar-benar pasrah ketika mendengar kabar kalau lelaki yang berhutang itu kabur ke Thailand. Dia sudah sangat lelah, bukan hanya karena masalah itu, tetapi karena merasa kosong.
Pasalnya tidak ada satu pekerja pun yang mau berteman dengannya. Mi Jeong bahkan sempat mendengar seorang teman kerja lelakinya mengatakan kalau dia cantik tapi tidak punya daya tarik.
Begitu sampai rumah dia sengaja menghampiri Mr. Goo yang sedang duduk dan minum sendirian. Lelaki yang baru saja terluka akibat mabuk itu tak kapok minum-minum lagi.
Tanpa basa-basi Mi Jeong mengutarakan keinginannya untuk dipuja. Dia meminta Mr. Goo memujanya karena orang-orang sepertinya dan Mr. Goo akan semakin merasa kosong ketika musim dingin tiba.
Episode 3-6

Mr. Gu menolak permintaan Mi Jeong agar memujanya karena enggan berhubungan dengan orang lain. Mr. Gu juga mengaku brengsek, sama seperti pria yang membawa kabur uang Mi Jeong.
Pria brengsek itu akhirnya membalas pesan Mi Jeong, tapi dengan nada mengancam. Mi Jeong mengumpat dan terdengar oleh atasannya hingga membuat keadaan jadi canggung.
Kecanggungan juga terjadi ketika Gi Jeong meninggalkan kesan kurang baik pada kencan butanya. Chang Hee pesimis kakak perempuannya itu akan dapat jodoh jika terus asal bicara.
Faktanya Gi Jeong bahkan bicara blak-blakan pada Park Jin-U lalu memikirkan pendapat lelaki itu mengenai dirinya dan sosok lelaki yang cocok untuknya.
Mi Jeong sendiri juga sedang berpikir untuk membuat klub baru bersama dua rekan kerja introvert lainnya, Cho Tae Hun dan Park Sang Min. Klub bernama Pembebasan pun tercetus.
Suasana hati Mi Jeong tampak berubah setelah itu. Dia berani menawarkan diri untuk memuja Mr. Gu. Dia juga ingin mereka saling sapa saat bertemu.
Untuk pertama kalinya Mr. Gu membuat Mi Jeong tersenyum karena Mr. Gu menyapa dengan caranya. Namun, Mr. Gu bingung dengan Mi Jeong dan ayahnya yang sama-sama diam saja saat hak mereka disepelekan orang lain.
Di sisi lain Gi Jeong malah sedang menyepelekan Cho Tae Hun dan dua kakak perempuannya. Menurut dia, siapa pun tidak akan tahan menjadi istri Tae Hun karena dua kakak perempuannya itu.
Namun, Gi Jeong tampaknya termakan omongan sendiri karena dia terpesona oleh Tae Hun saat mereka bertemu lagi.
Malam itu hujan sangat deras. Petir sampai menyambar salah satu tiang listrik. Mi Jeong segera berlari ke rumah Mr. Gu karena dia khawatir hal itu membahayakannya.
Esok hari giliran Mr. Gu yang melakukan sesuatu untuk Mi Jeong. Dia melompat cukup jauh untuk mengambil topi Mi Jeong yang tertiup angin.
Setelah kejadian itu Mr. Gu kembali menjaga jarak. Mi Jeong sempat sedih, tapi dia ingat perkataan Hyeon-A agar tidak haus kasih sayang sepertinya.
Kegelisahan Mi Jeong tidak berlangsung lama karena Mr. Gu menyatakan secara tersirat kalau dia sudah mulai memujanya sejak peristiwa topi tadi siang.
Kegembiraan tampaknya juga menghampiri Chang Hee karena salah satu rekan kerjanya, Da Yeon, menunjukkan ketertarikan padanya.
Sayang, Chang Hee memutuskan tidak mengencaninya karena dia merasa belum mapan. Dia bimbang, takut kegagalannya dengan Ye Rim terulang.
Gi Jeong sama-sama merasa bimbang karena tidak punya alasan untuk ngobrol dengan Tae Hun. Gi Jeong gelisah dan kesal sebab bicara dengan Tae Hun beberapa waktu lalu membuatnya bahagia dan sekarang dia belum punya kesempatan itu lagi.
Hal berbeda terjadi pada Mi Jeong karena Mr. Gu berani menghubungi lebih dulu setelah mendapat nomor handphone-nya dari ayahnya. Lelaki itu mentraktir Mi Jeong makan.
Sebelumnya Mi Jeong mengaku merasa hampa karena selalu tidak puas dengan seseorang. Oleh karena itu dia akan mulai mengubah caranya; dia akan tetap menyukai seseorang sekalipun orang itu selalu berubah pikiran.
Mi Jeong akan mulai merasa cukup hanya dengan menyukai seseorang, seperti memuja Mr. Gu. Dia tidak peduli pada balasan yang diterima. Malam itu mereka bicara tentang kehampaan masing-masing.
Pagi harinya Mr. Gu membuang semua botol soju yang dia kumpulkan. Dia tidak ingin Chang Hee ikut campur membersihkannya tanpa izin.
Chang Hee sendiri tampaknya tak ingin lagi mengurusi botol-botol itu karena dia sedang merasa lega dan bangga. Niatnya untuk membalas A-reum, rekan kerja yang culas, batal.
Perasannya yang semula dikuasai emosi buruk berubah membaik. Dia lega bisa menjadi gerimis bagi orang lain. Mi Jeong dan Mr. Gu di sisi lain bertambah dekat dan lebih sering bertukar pesan.
Hal itu memengaruhi suasana hati Mi Jeong jadi lebih baik di tempat kerja. Mereka juga mulai sering bicara berdua dan semakin nyaman satu sama lain.
Saat itulah sebuah pesan masuk ke ponsel milik Mr. Gu. Pesan tersebut berisi peringatan agar Mr. Gu berhenti bersembunyi dan mulai bergerak.
Episode 7-8

Kedekatan Mi Jeong dan Mr. Gu mulai tercium oleh Gi Jeong. Sikapnya pun jadi aneh dan membuat Mi Jeong kurang nyaman. Mi Jeong juga mulai menghadapi masalah lebih serius ketika sang ayah mengetahui dia berganti alamat.
Namun, masalah itu rupanya tidak mengurangi antusias Mi Jeong berinteraksi dengan dua temannya di Klub Pembebasan.
Malam itu dia dan anggota lain termasuk Tae Hun saling mengungkapkan isi hati dan kegelisahan. Kebetulan Gi Jeong yang sedang menunggu Mi Jeong, mendengar curhatan Tae Hun.
Esoknya dia berinisiatif mengirim pesan berisi kalimat-kalimat yang menyemangati. Sayang, tanggapan Tae Hun cenderung datar.
Gi Jeong bertambah overthinking setelah mendengar Chang Hee membicarakannya. Menurut Chang Hee, tidak akan ada pria yang mendekati Gi Jeong karena hidupnya biasa-biasa saja.
Selain itu Gi Jeong juga tak akan mendapat kekasih karena di masa lalu kerap memperlakukan pria-pria yang menyukainya dengan buruk.
Gi Jeong merenungi perkataan adiknya itu dan membuat dia kehilangan keberanian untuk menyatakan cinta lebih dulu.
Saat Gi Jeong kehilangan keberanian, Mi Jeong justru berani menghubungi pria yang membawa kabur uangnya. Mi Jeong kalut karena jika utangnya tidak segera dibayar namanya akan masuk daftar hitam di bank.
Mi Jeong akhirnya memutuskan membayar utang itu dengan deposit rumah yang selama ini sudah dia kumpulkan. Mr. Gu sedikit geram mengetahuinya dan hal itu membuat Mi Jeong tersinggung.
Mi Jeong tidak ingin terus disudutkan atas keputusan bodohnya. Mi Jeong hanya ingin Mr. Gu terus memujanya agar dia mendapat keberanian dan rasa percaya diri menghadapi orang-orang semacam itu.
Tanpa diduga Mr. Gu mengatakan hal yang membuatnya tertegun. Lelaki itu mengaku takut sekaligus kesal dengan Mi Jeong.
Mr. Gu kesal karena seperti orang bodoh yang terus menunggu Mi Jeong. Malam sebelumnya, tanpa sepengetahuan Mi Jeong, Mr. Gu mendapat telepon dari koleganya.
Dari pembicaraan itu terdengar dia bukan orang biasa. Mr. Gu tampak tidak ambil pusing karena malam harinya dia menemani Mi Jeong lembur di cafe dengan ekspresi bahagia.
Hal berbeda dirasakan Gi Jeong karena kakak Mi Jeong itu terus gelisah sebab memendam perasaan pada Tae Hun. Setelah dipikirkan berkali-kali Jeong memutuskan menyatakan perasaannya.
Kali ini dia meminta bantuan Chang Hee dan temannya untuk membuat dia pingsan kalau-kalau mendapat penolakan. Firasat Gi Jeong benar karena Tae Hun tidak menunjukkan perasaan yang sama.
Luka hati yang dirasakan Gi Jeong bertambah sakit karena tangan kirinya retak sebab didorong oleh Chang Hee sesuai skenario yang mereka buat. Rencana Chang Hee dan Gi Jeong yang gagal, sebentar lagi bisa jadi turut dirasakan Mr. Gu.
Penyebabnya, orang-orang lama di kehidupan Mr. Gu mulai mengetahui keberadaannya. Dari telepon yang dia terima, Mr. Gu tampak dalam bahaya.
Namun, lelaki itu lagi-lagi terlihat tidak peduli. Mr. Gu asyik menghabiskan waktu berdua bersama Mi Jeong di kuil sekalipun rencananya untuk terus bersembunyi terancam gagal.
Episode 9-10

Pasca kejadian yang membuat Gi Jeong malu, Tae Hun mengirim pesan yang menyebabkan hati Gi Jeong masih berharap. Harapannya melambung ketika dia diundang makan gurita oleh kakak Tae Hun yang sekaligus temannya, Cho Gyeong Seon.
Namun, sikap Gyeong Seon berubah ketus setelah mendengar alasan Yu Rim tidak menyukai Gi Jeong. Gi Jeong tidak bisa berkata-kata dan sangat malu karena kesalahannya beberapa waktu lalu kembali diungkit di depan Tae Hun.
Walau Tae Hun terlihat membelanya, Gi Jeong terlanjur tidak enak hati. Suasana hatinya bertambah kacau ketika kekasih Park Jin-u mulai keberatan dengan kedekatan mereka berdua.
Emosi Gi Jeong terlihat berantakan. Dia menangis tapi tidak bisa menyembunyikan rasa malu. Sejurus kemudian dia tertawa karena mendapat pesan dari Tae Hun.
Lelaki itu merasa bersalah atas sikap kakaknya dan berencana mentraktir Gi Jeong di lain waktu. Suasana hati Gi Jeong yang berantakan sedang dialami Mr. Gu sebab orang-orang dari masa lalunya mulai menemukan keberadaannya.
Mr. Baek sebagai saingan Mr. Gu sekaligus kakak dari mantan kekasihnya yang bunuh diri, mulai mengganggu lagi. Keinginannya untuk membunuh Mr. Gu karena kematian adiknya tidak hilang walau sudah berlalu lama.
Keadaan itu membuat sikap Mr. Gu berubah dingin terhadap Mi Jeong, terlebih Mi Jeong mengaku pada ibunya kalau mereka berpacaran.
Beberapa tahun lalu Mi Jeong tanpa sadar sudah menyelamatkan Mr. Gu dari ancaman Mr. Baek dan anak buahnya. Hal tersebut membuat Mr. Gu takut karena Mi Jeong seperti terus menghalau kesialan untuknya.
Mr. Gu mengisyaratkan mengakhiri hubungan, tapi Mi Jeong ingin mereka tetap melanjutkannya dan terkesan tidak peduli pada cerita kematian wanita di masa lalu Mr. Gu.
Setelah mendengar keyakinan Mi Jeong, Mr. Gu mendatangi Mr. Baek untuk mempertegas sikapnya. Dia akan kembali jika ingin kembali.
Masa lalu dan identitas asli Mr. Gu sebagai pria kaya diketahui oleh Chang Hee secara tidak sengaja. Kakak Mi Jeong itu menemukan kunci mobil mewah di toilet Mr. Gu.
Suasana hatinya pun berubah membaik. Chang Hee tidak terganggu lagi dengan sikap A-reum yang menyebalkan.
Malam itu dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya pada Mr. Gu perihal kunci mobil yang ditemukannya.
Tanpa banyak bicara Mr. Gu membawa Chang Hee ke Seoul untuk melihat dan menjajal mobil mewah miliknya. Chang Hee mencoba mobil tersebut dengan perasaan sangat puas dan bahagia.
Episode 11-12

Mr. Gu membiarkan Chang Hee membawa mobilnya ke Sanpo. Chang Hee tampak begitu senang meski sang ayah melarang. Mi Jeong sendiri terlihat biasa saja, tidak terlalu antusias dengan kenyataan kalau Mr. Gu orang kaya.
Perhatiannya lebih teralihkan pada tingkah menyebalkan bosnya di kantor. Namun, rasa kesal itu seperti hilang setelah bicara dan berciuman dengan Mr. Gu.
Kebahagiaan Mi Jeong turut dirasakan Gi Jeong karena akhirnya Tae Hun memberi sinyal baik. Dia bersedia jadi orang sembarangan yang dicintai Gi Jeong. Yu Rim pun tampak tidak terlalu memasalahkan keputusan ayahnya.
Sayang, untuk Mr. Gu kebahagiaan tak bisa lama-lama singgah karena orang suruhan Pemimpin Shin sudah berhasil melacak keberadaannya. Pemimpin Shin meminta Mr. Gu kembali ke Seoul.
Lelaki itu belum memutuskan apa pun sampai kemudian salah satu anak buahnya turut menemuinya ke Sanpo. Dia dan beberapa anak buah yang lain bergantung pada Mr. Gu dan berharap agar lelaki itu kembali.
Belum selesai dengan urusan Pemimpin Shin, Mr. Gu dipusingkan oleh ulah Chang Hee yang membuat mobilnya rusak. Body mobil mahal miliknya tanpa diketahui penyebabnya tergores dan penyok.
Chang Hee harus melarikan diri dari Mr. Gu yang terus mengejarnya. Mr. Gu tampaknya sudah membuat keputusan. Dia berpamitan pada Mi Jeong untuk kembali ke Seoul. Lelaki itu ingin mengakhiri hubungan mereka.
Pendapat Mi Jeong yang tidak memedulikan dunia gelap Mr. Gu, gagal menahannya pergi. Gadis itu hanya bisa menangis pasca kepergian sang kekasih. Sebelum berpamitan, Mr. Gu sudah lebih dulu memutuskan kembali ke dunianya.
Dia membocorkan bisnis narkoba Mr. Baek pada salah satu anak buahnya. Polisi pun melakukan pengejaran yang mengakibatkan Mr. Baek tewas.
Pada acara pemakaman Mr. Baek, Mr. Gu sudah kembali berkumpul dengan anak buahnya. Dia tertawa, seolah mensyukuri kematian Mr. Baek, padahal hati dan pikirannya tampak kalut.
Episode 13-14

Mr. Gu sudah memulai kembali aktivitasnya. Dia terlihat sangat suntuk dan tidak bergairah menjalani kehidupan.
Mr. Gu merindukan Mi Jeong sampai-sampai memanggil tangan kanannya menggunakan nama itu. Pembicaraan dengan tangan kanannya seperti memberi Mr. Gu dorongan untuk datang ke Sanpo.
Mi Jeong menjalani hari-hari tanpa Mr. Gu dengan tak kalah hampa. Dia mendapati namanya dipakai sang atasan untuk menyimpan nama selingkuhannya di kantor. Akibat hal itu, Mi Jeong tak bisa lagi menahan rasa muaknya. Dia terlibat perkelahian dan harus ganti rugi dengan uang pinjaman.
Chang Hee sendiri kini sudah berhenti kerja. Dia tidak berani mengatakan apa pun pada kedua orangtuanya. Ayah dan ibu mereka tahu setelah mendengar Gi Jeong berteriak mengadukan hal itu. Chang Hee banyak berdiam di rumah dan membantu pekerjaan kedua orangtuanya.
Hari itu Chang Hee, ibu serta ayahnya mengalami kecelakaan. Sang ibu, Nyonya Kwak Hye Suk tak berhenti mengomel sepanjang waktu.
Dia tampak kelelahan karena sehabis kecelakaan masih harus masak nasi dan mengurusi rumah. Kwak Hye Suk merasa tidak sanggup lagi mengurusi ladang dan pekerjaan rumah sekaligus.
Di saat bersamaan dia mengingatkan Gi Jeong yang memiliki pacar duda beranak satu tentang sulitnya merawat anak, apalagi anak orang lain. Nyonya Kwak tiba-tiba ingin melihat Tae Hun. Meski keberatan, Gi Jeong mengizinkannya dengan syarat tak boleh menyapa.
Nyonya Kwak akhirnya melihat Tae Hun dari jauh. Dia tidak bisa menahan rasa bahagianya sehingga menyapa mereka yang sedang makan siang bersama.
Gi Jeong terlihat kesal, tapi Nyonya Kwak tampak bahagia. Sayang, kebahagiaannya berganti kesedihan setelah mendengar cerita dari penjual di pasar kalau beberapa waktu lalu Mi Jeong menangis karena kehilangan anjingnya.
Nyonya Kwak pulang dalam keadaan menangis karena setelah sekian lama mengurus rumah tangga dan anak-anak sampai lelah, dia belum betul-betul memahami putri bungsunya. Sampai di rumah, Nyonya Kwak beristirahat. Sayang, beliau tidak bangun lagi untuk selamanya.
Chang Hee yang pertama kali mendapati ibunya tiada berteriak memanggil sang ayah. Mi Jeong yang baru pulang kerja hanya bisa bengong melihat ambulans menuju rumah mereka. Kematian Nyonya Kwak mengubah hidup keluarga Yeom.
Gi Jeong tak henti menangis sedangkan Mi Jeong terlihat lebih tabah. Chang Hee kini menjadi penunggu rumah, menemani sang ayah.
Dia mengajak Hyeon-a menikah di hari pengkremasian ibunya. Gi Jeong juga mengajak Tae Hun menikah setelah merasakan berada di posisi Yu Rim yang sedih pasca ditinggal ibunya.