showpoiler-logo

Sinopsis & Review Love & Other Drugs, Cinta Diuji Penyakit

Ditulis oleh Aditya Putra
Love & Other Drugs
3
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Banyak yang mengatakan bahwa cinta bisa datang dari mana saja. Bisa itu dari kenalan teman, teman satu kampus atau kantor, bahkan bisa juga karena pertemuan yang nggak disengaja dengan orang asing.

Datang dari mana pun, ketika seseorang sudah merasakan cinta, maka akan muncul perasaan berbunga dan merasa selalu ingin dekat dengan orang yang dicintai.

Sebuah hubungan percintaan akan mustahil berjalan tanpa ada ujian. Ujian paling sering terjadi adalah penyesuaian dua karakter yang berbeda.

Tapi sering juga ujian itu justru muncul karena faktor eksternal yang nggak diduga sama sekali. Di film Love & Other Drugs, sepasang kekasih harus diuji cintanya karena sebuah penyakit. Yuk kita bahas sinopsis dan review filmnya.

Sinopsis

sinopsis love & other drugs_

Pada tahun 1996, Jamie Randall baru saja dipecat dari pekerjaannya di toko elektronik di Pittsburg. Jamie dipecat karena ketahuan menjadi selingkuhan dari istri pemilik toko.

Josh, adik Jamie, menyarankan Jamie untuk melamar di sebuah perusahaan obat-obatan medis ternama, Pfizer, untuk bekerja sebagai sales representative. Jamie diterima di Pfizer tapi harus mengikuti pelatihan terlebih dahulu.

Setelah menyelesaikan pelatihan, Jamie langsung terjun ke lapangan untuk menemui dokter-dokter. Dia akan membujuk para dokter untuk membeli Zoloft buatan Pfizer.

Jamie yang pandai merayu wanita, mengalami banyak penolakan. Manajer regional Jamie, Bruce, menganggap Jamie adalah orang yang tepat untuk membuat pasar Pfizer sampai ke Chicago. 

Bruce menyarankan Jamie supaya bisa menjual Zoloft pada Dr. Stan Knight. Pasalnya, apabila Dr. Knight bisa memberi resep Zoloft, maka dokter-dokter lain pun akan ikut memberi resep obat yang sama.

Jamie berhasil mendapatkan akses untuk bertemu Dr. Knight setelah merayu resepsionis. Ketika Dr. Knight lengah, Jamie menukarkan Prozac dengan Zoloft yang dijualnya.

Jamie mulai menjalin hubungan dekat dengan Dr. Knight. Bahkan dia diperbolehkan berada di dalam ruangan ketika Dr. Knight memeriksa salah satu pasiennya, Maggie Murdock.

Maggie menderita Parkinson pada tahap awal. Merasa tertarik pada Maggie, Jamie meminta nomor telepon Maggie pada respesionis Dr. Knight.

Jamie mulai menjalin kedekatan dengan Maggie bahkan keduanya mulai pergi berkencan. Walau suka berhubungan badan, keduanya enggan untuk membawa hubungan ke jenjang yang lebih serius.

Sementara itu, penjualan Zoloft yang dipasarkan Jamie kalah oleh sales representative Prozac yaitu Trey Hannigan. Trey mengetahui Jamie bermain curang dengan membuang Prozac.

Maggie menyatakan bahwa Trey adalah mantan pacarnya. Dia juga memberi tahu Jamie bahwa perusahaan tempat Trey bekerja sedang mengembangkan Viagra untuk membantu para pria yang bermasalah dengan ereksi. Berita itu disampaikan Jamie pada Bruce. Bruce memberi tahu bahwa berita itu benar adanya.

Sebelum Trey bergerak, Jamie mengubah haluan dengan terlebih dahulu menjual Viagra. Dia pun mencatatkan penjualan yang tinggi. Jamie ingin hubungannya dengan Maggie menjadi lebih ekslusif tapi Maggie malah memilih untuk menjauh.

Jamie menemui Maggie yang tengah menolong seorang lanjut usia. Bahkan Jamie rela menunggu di halte bus tempat Maggie pergi. Tersentuh oleh pengorbanan Jamie, Maggie pun menyatakan perasaannya.

Jamie mengajak serta Maggie untuk sebuah konferensi yang membahas tentang obat-obatan. Maggie yang merasa nggak paham, pergi ke seberang tempat acara yang ternyata ada pertemuan para penderita Parkinson.

Dia mengajak Jamie mengikuti pertemuan itu. Mereka bertemu dengan seorang pria yang istrinya mengidap Parkinson. Jamie meminta saran pada pria itu. Pria itu memberi saran agar Jamie meninggalkan Maggie. Apakah Jamie akan meninggalkan Magie?

Tone Cerita

tone cerita_

Mengusung genre romantic comedy dan drama, Love & Other Drugs justru menunjukan kelemahan mengenai konsistensi.

Di awal film, kita akan disuguhi banyak adegan yang menampilkan unsur komedi terlebih dengan kehadiran Josh Gad dan Oliver Platt. Sementara ketika karakter Maggie muncul, unsur komedi itu turun secara drastis.

Perubahan tone dari yang kental dengan komedi menjadi drama menjadikan Love & Other Drugs seperti dua film berbeda yang dipaksa untuk bersatu. Pergeseran yang berarti ini untungnya berhasil diperbaiki dengan drama yang cukup menyentuh tentang ujian cinta Jamie pada Maggie yang mengidap Parkinson tahap awal.

Kekurangan lain dari film ini adalah pemilihan karakter Josh Gad sebagai Josh Randall, adik dari Jamie. Secara fisik Josh dan Jamie nggak memiliki kemiripan sama sekali.

Kehadiran Gad yang kerap tampil gila dalam film-film komedi, seakan-akan hanya untuk memperkuat unsur komedi ke dalam cerita. Sebenarnya karakternya bisa lebih mudah diterima kalau menjadi teman Jamie daripada adik.

Subplot dan Sinematografi

subplot_

Love & Other Drugs mengambil cerita berdasarkan buku berjudul Hard Sell: The Evolution of a Viagra Salesman karya Jamie Reidy.

Cerita Jamie sebagai seorang salesman ditampilkan dengan baik di awal film. Cerita Jamie melamar ke Pfizer, mengikuti pelatihan sampai betapa sulitnya menjual obat-obatan pada dokter, disuguhkan. Di second act, kita masih bisa menyaksikan profesi Jamie yang semakin berkembang. 

Jamie harus bersaing dengan Trey untuk menjual produk yang sama: obat penenang. Persaingan itu perlahan-lahan menghilang karena cerita bergerak menjadi fokus pada hubungan cinta Jamie dan Maggie.

Walau begitu, unsur Jamie yang bergerak di bidang medis tetap ditampilkan. Jamie membawa Maggie mencari spesialis yang tepat berdasarkan rekomendasi orang-orang di bidang medis yang Jamie ketahui.

Secara sinematografi, film ini banyak menggunakan mid shot sebagaimana film drama untuk memperlihatkan kehidupan Jamie dan Maggie.

Keputusan itu masuk di akal, sebagaimana film ini hampir seluruhnya menampilkan adegan yang menghauruskan para karakternya berdialog. Visualisasi tahun 90-an pun dikemas dengan baik lewat penampilan para karakter serta interior di lokasi yang dipilh. 

Chemistry Jake Gyllenhaal dan Anne Hathaway

chemistry jake gyllenhaal_

Love & Other Drugs cukup berani menampilkan adegan-adegan seks. Jake Gyllenhaal tampil meyakinkan sebagai Jamie yang merupakan seorang playboy.

Begitu juga dengan Anne Hathaway yang berperan sebagai Maggie, seorang wanita penderita Parkinson yang berjiwa bebas. Adegan yang menampilkan keduanya pun berhasil menunjukan chemistry yang kuat.

Kalau Jamie diberikan pendalaman karakter dalam porsi yang pas, beda halnya dengan Maggie. Karakter Maggie sebagai orang yang berjiwa bebas kurang dieksplor lebih jauh.

Walau begitu, Hathaway berhasil menunjukan kepiawaiannya dalam menampilkan adegan-adegan emosional seperti ketika dia membantu orang tua masuk ke dalam bus. 

Ada juga adegan emosional lain yaitu ketika Jamie diberi tahu pria yang ditemuinya di pertemuan penderita Parkinson.

Pria itu memberi tahu Jamie bagaimana penyakit itu menggerogoti orang yang dicintainya. Bahkan, pria itu menyarankan Jamie untuk meninggalkan Maggie. Di adegan ini, kita seolah lupa kalau Jamie adalah seorang playboy.

Love & Other Drugs nggak sepenuhnya drama tapi juga bukan murni komedi. Dengan durasi 112 menit, kita diberi cerita yang sebenarnya predictable tapi berhasil dikemas secara emosional.

Film ini cocok untuk kamu yang ingin dibuat tertawa dan tersentuh oleh satu film yang sama. Ada lagi film yang seperti ini? Kalau ada, boleh tulis judulnya di kolom komentar, guys!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram