showpoiler-logo

Sinopsis & Review Invincible, Upaya Bartender Mewujudkan Mimpi

Ditulis oleh Aditya Putra
Invicible
3.3
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Tempat tinggal dan tumbuh akan memiliki tempat khusus dalam hati setiap orang. Ikatan emosional akan tercipta seiring berjalannya waktu.

Tapi bukan hanya tempat tinggal yang akan terus melekat, melainkan juga hal-hal lain yang menjadi ciri atau identitas suatu tempat. Bisa itu tempat makan, tempat berkumpul bersama teman atau rumah lama yang sudah nggak ditinggali.

 Klub yang didirikan di sebuah kota akan menjadi identitas bagi kota tersebut. Anak-anak yang tinggal di kota itu biasanya memiliki mimpi untuk bisa membela klub kebanggaan.

Hal itu terjadi pada Vince Papale yang bermimpi ingin menjadi pemain Philadelphia Eagles tapi usianya sudah nggak muda lagi. Mari kita bahas perjalanan Vince Papale di film Invincibles lewat sinopsis dan review berikut.

Baca juga: 20 Film Disney Terbaru untuk Ditonton Bersama Keluarga

Sinopsis

Sinopsis

Pada dekade 70-an, Philadelphia dilanda kekacauan dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang ditutup. Hal itu menyebabkan banyak warga yang turun ke jalan untuk menyampaikan protes.

Realita bertambah menyedihkan karena tim football kebanggaannya, Philadelphia Eagles, mengalami kekalahan secara beruntun.

Tahun 1976, Vince Papale yang berprofesi sebagai guru pengganti, banyak menghabiskan waktu bermain football bersama teman-temannya.

Ketika pulang ke rumah, Sharon, istri Vince marah karena menganggap Vince nggak bisa membiayai kehidupan keluarga. Keesokan harinya, Vince harus kehilangan pekerjaannya sebagai guru karena sekolah mengalami masalah finansial.

Pada malam hari, Vince pergi ke bar untuk bekerja sebagai bartender paruh waktu. Bar dipenuhi oleh penggemar Philadelphia Eagles yang menyaksikan klub kesayangan mereka mengangkat pelatih baru, Dick Vermeil.

Dick mengeluarkan kebijakan baru, dia akan mengadakan tryout untuk merekrut pemain baru di musim yang akan datang. Para pengunjung bar mendesak Vince untuk ikut tryout.

Ketika kembali ke rumah, Vince menemukan bahwa Sharon sudah meninggalkan rumah. Dia juga meninggalkan catatan yang mengatakan bahwa Vince nggak akan menjadi apa-apa.

Vince yang marah besar, membuang barang-barang milik Shannon yang tersisa di rumahnya. Vince merasa kehilangan arah karena satu per satu bagian dalam hidupnya hilang.

Malam esok harinya, Vince bertemu dengan Janet Cantrell, salah satu bartender baru. Janet merupakan penggemar New York Giants, rival utama dari Philadelphia Eagles.

Merasa frustasi karena rumah tangganya hancur dan memerlukan pemasukan, Vince pun mengikuti saran dari teman-temannya untuk ikut tryout.

Vince harus bersaing dengan ratusan orang lainnya yang juga mengikuti tryout. Vince yang tampil impresif, dihampiri oleh Vermeil di lapangan parkir.

Vermeil mengatakan bahwa dia terkesan dengan penampilan Vince dan menawarinya masuk seleksi untuk dilihat apakah akan diterima sebagai pemain di awal musim.

Vince tentu saja menerima tawaran tersebut. Dia kemudian mengabari pengunjung bar tempatnya bekerja dan disambut dengan antusias.

Keesokan harinya, Vince berlari melewati rumahnya dan memberi tahu beberapa tetangganya bahwa dia akan menjadi bagian dari Philadelphia Eagles. Ketika bertemu dengan ayahnya, Frank, Vince diminta untuk tinggal dengan ayahnya dan nggak terlalu berharap tinggi.

Walau begitu, Frank menceritakan bagaimana keberhasilan Eagles bisa membantunya melewati masa-masa sulit dalam hidupnya. Vince datang ke tempat latihan Philadelphia Eagles untuk berlatih pertama kalinya. Vince kesulitan mengimbangi metode latihan.

Hal itu diperburuk dengan banyaknya pemain lain yang menganggap remeh Vince. Vince menyempatkan diri untuk pergi ke bar demi menghibur diri. Dia pun mengajak Janet untuk pergi makan malam.

Vince dilanda kebingungan apakah harus terus berjuang demi mendapat tempat di skuad Philadelphia Eagles ataukah mencari jalan lain.

Masalahnya, menjadi pemain football hanya satu-satunya pilihan yang ada di depannya. Bisakah Vince melewati berbagai rintangan demi mewujudkan mimpinya ataukah dia akan menyerah?

Pendalaman Karakter yang Kuat

Pendalaman Karakter yang Kuat

Perjuangan Vince meraih mimpinya dalam Invincible akan sia-sia tanpa pendalaman karakter yang kuat. Ericson Core sebagai sutradara cukup pintar memberikan kesempatan pada karakter Vince menjelaskan siapa dirinya.

Penggambaran Vince terkena imbas krisis ekonomi di Philadelphia, sulitnya bangkit dari masalah rumah tangga, sampai betapa kerasnya persaingan untuk masuk skuad Philadelphia Eagles.

Bukan hanya Vince yang mendapat pendalaman yang kuat, Janet pun mendapat kesempatan tapi tetap dalam takaran yang pas sebagaimana Vince yang menjadi fokus cerita.

Karakter-karakter lain seperti pengunjung bar pun digambarkan secara kuat dan realistis. Hal itu dibuktikan dengan adanya adegan ketika salah satu pengunjung sekaligus teman Vince yang meragukannya sampai membuat mentalnya down.

Secara sinematografi, film ini nggak memberikan sesuatu yang menonjol. Adegan banyak menampilkan bar, lapangan pasir tempat Vince bermain, serta ruang ganti di tempat latihan Philadelphia Eagles.

Tempat-tempat itu berhasil disajikan dengan pergerakan kamera yang nggak terlalu dinamis tapi cukup untuk memenuhi kebutuhan secara visual.

Mengangkat Kehidupan sebagai Pemain Football Baru

Mengangkat Kehidupan sebagai Pemain Football Baru

Bagi warga lokal, nggak ada yang lebih membanggakan selain melihat salah satu warganya membela tim kesayangan. Hal itu yang menjadi pendorong bagi pengunjung bar untuk mendesak Vince yang dianggap punya kemampuan yang mumpuni.

Nggak semuanya pro pada gagasan itu, karena sebagian ada yang mencaci. Ada pula kekhawatiran dia nggak bisa memenuhi ekspektasi dengan memperbaiki prestasi Philadelphia Eagles. Sebagai rilisan Walt Disney, Invincible menjadi salah satu rilisan inspiratif tentang mengejar mimpi.

Yang unik dari film ini adalah bagaimana keputusan untuk menampilkan kehidupan sebagai pemain baru di sebuah tim diangkat secara cukup lengkap. Dihantam secara kasar ketika latihan, dikucilkan, sampai diledek di ruang ganti ditampilkan dalam beberapa adegan.

Ada juga adegan ketika Vince harus membalut lukanya sendiri karena nggak ada yang membantu. Serta ada adegan yang memperlihatkan betapa canggungnya untuk berbagi kamar dengan pemain lain.

Sisi lain dari pemain baru yang diangkat sayangnya harus menghilangkan banyak adegan yang menampilkan pertandingan. Mungkin film ini dimaksudkan untuk fokus pada perjuangan Vince secara personal.

Porsi Subplot yang Pas

Porsi Subplot yang Pas

Film inspiratif akan mengupas lengkap sosok yang diangkat termasuk kehidupan personal. Dalam Invincible, kehidupan personal Vince pun ditampilkan dengan cukup lengkap.

Salah satunya adalah lewat subplot romansa dengan Janet. Hubungan dengan Janet nggak berjalan mulus. Vince baru saja ditinggal istrinya, ditambah dia juga sedang mencoba masuk ke dalam skuad Philadelphia Eagles.

Subplot Vince dengan Janet untungnya dimasukan ke dalam cerita dalam porsi yang pas. Masalah percintaan nggak sampai mendominasi dan menggeser topik utama.

Screentime yang diberikan nggak begitu panjang, tapi cukup untuk menguatkan persepsi bahwa kehadiran Janet memberi motivasi tersendiri pada Vince.

Adegan-adegan yang dilakoni Mark Wahlberg sebagai Papale serta Elizabeth Banks sebagai Janet pun dikemas secara manis. Chemistry di antara keduanya cukup terasa.

Invincible merupakan film inspiratif tentang pengejaran mimpi. Pemilihan sosok Vince Papale pun terasa tepat sebagaimana usianya sudah memasuki kepala tiga ketika mengikuti tryout.

Nggak ada adegan yang memerlukan usaha keras sebagaimana film-film lain yang dibintangi Wahlberg, tapi cukup seru untuk membuat kita ingin menyaksikannya dalam durasi selama 104 menit. Penggemar Mark Wahlberg mana nih? Absen di kolom komentar, yuk!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram