showpoiler-logo

Sinopsis & Review Inglourious Basterds, Brutalnya Pemburu Nazi!

Ditulis oleh Aditya Putra
Inglorious Basterds
4.2
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Dunia sudah mencatat sejarah kelam yang pernah dilalui oleh umat manusia yang bernama Perang Dunia. Pernah terjadi selama dua kali, umat manusia harus memerlukan waktu yang lama untuk memulihkan diri dan bisa hidup dalam perasaan damai.

Pasalnya, bukan hanya jutaan manusia yang menjadi korban, lingkungan pun ikut rusak karena penggunaan nuklir dalam perang dunia.

Perang dunia kedua menjadi salah satu cerita yang sering diangkat dalam film. Selain karena waktunya nggak terlalu jauh dari jaman yang sudah modern, kekejamannya pun masih terasa.

Salah satu kelompok yang sering diekspos adalah Nazi yang dianggap sebagai pemicu perang dunia kedua. Di film Inglorious Basterds, sekelompok tentara ditugaskan memburu Nazi. Inilah sinopsis dan review filmnya.

Baca juga: 10 Film Drama, Komedi, Sampai Parodi yang Bertema Nazi

Sinopsis

Sinopsis
  • Tahun Rilis: 2009
  • Genre: War, Drama
  • Produksi: A Band Apart, Studio Babelsberg, Visiona Romantica
  • Sutradara: Quentin Tarantino
  • Pemain: Brad Pitt, Christoph Waltz, Diane Kruger, Eli Roth, Michael Fassbender, Melanie Laurent

Pada tahun 1941, Hans Landa yang merupakan pemimpin Nazi dalam menduduki Perancis ditugaskan untuk membasmi orang-orang Yahudi. Suatu hari, dia menginterogasi seorang petani, Perrier untuk mencari keluarga Yahudi, Dreyfuses.

Landa memberi imbalan nggak akan menghabisi Perrier apabila diberi tahu keberadaan Dreyfuses. Tentara yang mengawal Landa menembaki lantai rumah Perrier dan mengakibatkan keluarga Dreyfuses tewas. Shosanna, anak perempuan Dreyfuses berhasil kabur.

Tiga tahun kemudian, Aldo Raine yang merupakan seorang Letnan di angkatan militer Amerika merekrut tentara berketurunan Yahudi untuk bertugas di Perancis. Dia ingin tentara Nazi merasakan ngeri. Caranya adalah dengan menguliti kepala anggota Nazi yang mereka temui.

Pasukan Raine terdiri dari Donny “The Bear Jew” Donowitz, Hugo Stiglitz dan Wilhelm Wicki. Mereka menamai kelompok mereka The Basterds. Di Jerman, Adolf Hitler menginterogasi seorang tentaranya yang selamat dari serangan The Basterds.

Tentara itu mengatakan bahwa Raine sengaja mengukir logo Swastika di dahinya agar seumur hidup dia dikenal sebagai anggota Nazi. Dia dibebaskan untuk mengirim pesan bahwa The Basterds bisa bertindak secara brutal.

Di Paris, Shosanna menggunakan identitas baru yaitu Emmanuelle Mimieux dengan pekerjaan sebagai pemilik bioskop. Dia ditemui oleh Fredrick Zoller, seorang sniper Nazi yang sudah membunuh 250 orang tentara sekutu.

Zoller membintangi film propaganda Nazi. Merasa tertarik pada sosok Emmanuelle, Zoller mendesak petinggi Nazi untuk memutar premier filmnya di bioskop milik Emmanuelle.

Landa bertemu dengan Emmanuelle untuk memastikan bioskopnya mampu menampung Nazi beserta para petinggi. Emmanuelle berhasil menyembunyikan identitas sebenarnya.

Merasa dendam pada Nazi, Emmanuelle mengajak serta pacarnya yang keturunan Afrika sekaligus petugas proyektor bioskop, Marcel, untuk membakar bioskop ketika pemutaran film berlangsung. Terlebih Hitler dikabarkan akan hadir.

Archie Hicox, seorang Letnan ditugaskan memimpin misi penyerangan tentara sekutu ke bioskop yang akan dihadiri oleh Hitler. Dia dan timnya bekerja sama dengan aktor asal Jerman, Bridget von Hammersmark, yang bertugas sebagai mata-mata.

Ketika berdiskusi rencana penyerangan di sebuah tempat hiburan malam, dua petugas Nazi menemukan bahwa mereka bukan orang Jerman.

Adu tembak-tembakan antara anggota Nazi dan tentara sekutu pimpinan Hicox pun terjadi sampai menyisakan Wilhelm, anggota Nazi dan von Hammersmark yang terluka kakinya. Raine datang ke tempat tersebut untuk bernegosiasi dengan Wilhelm untuk membebaskan von Hammersmark.

Setelah menembak Wilhelm, Raine menyiksa von Hammersmark yang dikiranya menjebak Hicox. Siksaan itu dihentikan setelah Von Hammersmark menyatakan kesetiaannya untuk menjalankan misi.

Raine memutuskan melanjutkan misi penyerangan ke bioskop dengan Donowitz dan Omar Ulmer. Mereka bertiga beserta von Hammersmark mendatangi bioskop dan akhirnya bertemu secara langsung dengan Landa.

Akankah penyamaran mereka terbongkar? Ataukah mereka berhasil mengeksekusi rencana menembak Hitler atau justru rencana Emmanuelle yang berhasil?

Pemanfaatan Jajaran Cast yang Sempurna

Pemanfaatan Jajaran Cast yang Sempurna

Melihat daftar pemain Inglourious Basterds, kita akan mengenali banyak aktor-aktor terkenal. Ada Brad Pitt, Christoph Waltz, Diane Kruger, Michael Fassbender, Eli Roth sampai Daniel Bruhl yang sudah malang-melintang di dunia perfilman.

Uniknya, dengan jajaran panjang itu, mereka masing-masing diberikan porsi yang berpengaruh langsung pada cerita. Pitt tampil dominan sebagai Raine yang merupakan protagonis. Waltz menjadi Landa yang merupakan antagonis.

Kruger berperan sebagai von Hammersmark yang menjadi pemulus rencana The Basterds mengeksekusi Hitler. Fassbender yang tergolong paling sedikit screentime-nya diberi kesempatan untuk bersinar dengan berpura-pura menjadi tentara Nazi.

Dengan jumlah karakter yang banyak, film ini menggunakan tempo yang relatif pelan. Sebagaimana ciri khas Tarantino, para karakter diberikan dialog-dialog panjang yang pintar.

Dialog-dialog itu bukan hanya untuk memberi pendalaman pada setiap karakter, tapi juga membangun cerita yang bisa diperuncing secara maksimal di third act. Film ini nggak banyak menyajikan adegan-adegan brutal tapi ketika adegan itu dimunculkan, kebrutalannya dibuat secara maksimal.

Penyisipan Unsur Komedi

Penyisipan Unsur Komedi

Bukan Tarantino namanya kalau nggak mencoba menyisipkan komedi ke dalam film-film yang diarahkannya. Inglourious Basterds bukan merupakan pengecualian.

Di adegan awal, ada Landa yang memperdebatkan susu yang disajikan Pierre, The Basterds yang nggak menyukai julukan yang disematkan pada diri mereka, sampai Landa yang nggak tahu cara mengucapkan Bingo dengan benar.

Komedi yang ditampilkan di film ini bukanlah yang tipikal yang konyol. Momen-momen kemunculannya pun sangat sulit diprediksi. Bahkan beberapa dimunculkan ketika situasi sedang menegangkan.

Hal itu membuat film ini menjadi begitu berbeda dengan film-film perang kebanyakan. Komedi yang disajikan nggak sampai membuat film ini kehilangan esensi sebagai film perang.

Salah satu contoh komedi brilian di film ini adalah ketika Raine bersama dua anak buahnya menemui Landa di premier film. Mereka yang berpura-pura bekerja sebagai stuntman, mau nggak mau harus mengeluarkan aksen Italia. Di tengah tegangnya Landa mengajak ngobrol untuk melawan kecurigaannya, Raine mengeluarkan aksen Amerika.

Secara sinematografi, Tarantino berhasil menyajikan suguhan yang mengagumkan. Kamera dibuat bekerja dengan sangat tepat. Ada adegan close up yang menyoroti ekspresi menegangkan Emmanuelle karena takut identitas sebenarnya terbongkar.

Ada juga perpindahan angle ketika Landa menginterogasi Perrier yang berbalik posisi tapi berhasil membuat ketegangan semakin memuncak. Sebagaimana ciri khas sutradara asal Knoxville, Tennesse itu, trunk shot tetap dihadirkan.

Penampilan Apik Christoph Waltz

Penampilan Apik Christoph Waltz

Brad Pitt boleh saja menjadi protagonis dengan berperan sebagai Aldo Raine, tapi Inglorious Basterds sepertinya menjadi pertunjukan Christoph Waltz untuk memamerkan kecemerlangannya.

Waltz yang berperan sebagai Hans Landa bisa tampil apik dengan menggunakan aksen Jerman ketika berbahasa Inggris. Pun dengan caranya menyampaikan dialog secara meyakinkan.

Kehebatan Waltz dapat dilihat dari caranya membawakan karakter Landa. Dijuluki The Jew Hunter, Landa adalah seorang petinggi Nazi yang sadis.

Kata-kata yang diucapkan serta ekspresi tawanya ketika berbicara bisa membuat kita merasa nggak nyaman. Bahkan tawa garingnya itu seperti menguatkan sosok mengerikan di baliknya.

Inglourious Basterds berjalan dalam durasi yang cukup panjang yaitu 153 menit. Tapi durasi yang panjang bukanlah menjadi kekurangan karena film ini menyajikan hiburan yang solid.

Kita akan dibuat merasa tegang, marah dan ingin tertawa ketika Tarantino menceritakan sejarah perang versinya sendiri. Pernah nonton film Tarantino sebelumnya? Ceritakan di kolom komentar yuk!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram