showpoiler-logo

Sinopsis dan Review Hustle, Gairah Sportivitas yang Menghibur

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Hustle
3.7
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Bertahun-tahun seorang scout talent bagi tim basket mencari pemain berbakat ke seluruh dunia. Harapannya hanya satu, mendapat kesempatan sebagai pelatih.

Ketika kesempatan itu datang, ujian datang bertubi-tubi hingga dia harus pergi dari tim yang disayanginya itu. Tapi janjinya kepada pemain berbakat asal Spanyol yang telah dibawanya harus tetap dipenuhi.

Hustle adalah film drama olahraga karya Jeremiah Zagar yang dirilis sebagai original film Netflix pada 3 Juni 2022. Film ini diproduseri oleh Adam Sandler dan pemain basket terkenal LeBron James

Film ini menampilkan puluhan pemain NBA beserta para pelatih, manajerial tim dan banyak selebritis lain sebagai cameo. Sebagian besar dari mereka berakting sebagai diri sendiri.

Mengusung kekuatan drama daripada komedi, film ini akan menguras kekuatan akting Adam Sandler daripada kekonyolannya.

Apakah film ini bisa terlepas dari kisah olahraga tipikal? Atau akan mengumbar banyak hal klise?  Simak review berikut untuk mendapatkan ulasan lengkap tentang film yang syutingnya dilangsungkan di kota Philadelphia ini.

Baca juga: Sinopsis & Review Uncut Gems: Adam Sandler Peran yang Serius

Sinopsis

Sinopsis

Bertahun-tahun sudah Stanley Sugerman keliling dunia mencari bakat-bakat baru bagi tim Philadelphia 76ers. Hal ini membuatnya jarang bersama keluarga nyaris sepanjang tahun.

Pemilik 76ers, Rex Merrick, menyukainya meski dia selalu berbeda pendapat dengan putranya, Vincent. Sepulangnya dari Jerman, Rex mengangkat Stanley sebagai asisten pelatih di 76ers.

Kebahagiaan Stanley seketika memudar saat mendapati kabar wafatnya Rex keesokan malamnya. Hanya tiga bulan di posisinya, Vincent yang kini memegang tampuk kekuasaan milik ayahnya mengembalikan Stanley sebagai pencari bakat.

Dia diminta keliling dunia lagi untuk mencari bakat baru dengan janji apabila berhasil menemukan pemain yang tepat, Vincent akan mengembalikannya ke posisi kepelatihan.

Stanley terbang ke Spanyol untuk melihat pemain muda disana. Leon Rich, teman Stanley yang juga seorang agen atlet, menemui Stanley di Spanyol untuk menawarkan posisi di agensi miliknya.

Tidak berhasil menemukan bakat baru, Stanley terkesima melihat aksi seorang pebasket jalanan. Stanley berusaha mengejar pria itu hingga ke rumahnya.

Stanley berhasil berbicara dengan keluarganya dan mendengar seluruh latar belakang kehidupannya. Dia mendapat izin untuk membawa Bo Cruz ke sebuah latih tanding dengan anggota tim nasional Spanyol.

Stanley mengirimkan hasilnya ke Vincent, tapi ditolak. Karena merasa sudah berjanji kepada keluarga Bo, Stanley tetap membawa Bo ke Amerika.

Tapi tindakan ini dilakukan secara sepihak oleh Stanley karena tidak mendapat persetujuan dari Vincent. Sempat terjadi insiden di bandara yang membuka catatan kriminal di masa lalu Bo. Sesampainya di Amerika, Stanley menempatkan Bo di hotel.

Biaya makan Bo terlalu besar bagi Stanley dan keluarga untuk menanggungnya, karena dia memiliki kebiasaan tidak menghabiskan makanan yang dipesan. Oleh karena itu, Teresa memberikan bekal makanan untuk Bo selama menginap di hotel.

Stanley membawa Bo menghadiri sebuah eksibisi yang diselenggarakan oleh Leon. Hadir juga disana pemain incaran 76ers lainnya, Kermit Wilts.

Awalnya Bo tampil memukau, tapi ketika termakan cemoohan Kermit, Bo kehilangan fokus dalam bermain. Bo mengakhiri pertandingan dengan merasa kecewa. Stanley mengundurkan diri dari 76ers dengan emosi karena Vincent tidak mau merekrut Bo.

Stanley kemudian mempersiapkan Bo untuk NBA Draft Combine 6 minggu ke depan. Stanley dengan rutin dan telaten melatih Bo baik fisik dan mental serta meningkatkan skill permainannya.

Tapi kabar buruk menghampiri, Leon tidak bisa mendaftarkan Bo ke acara tersebut karena Vincent membeberkan catatan kriminal Bo ke media dan publik.

Bo marah kepada Stanley karena merasa telah dibohongi. Tapi Stanley berhasil menenangkannya. Mereka kemudian saling berbicara dari hati ke hati tentang masa lalu mereka. Berkat inilah rasa saling percaya diantara mereka terjalin kembali.

Atas saran dari Alex, putri Stanley, mereka mengundang Dr. J, pebasket legendaris, untuk menciptakan video challenge yang menjadi viral.

Berkat popularitas di media sosial inilah akhirnya Bo berhasil mendapat tempat di Draft Combine. Untuk lebih menyemangati Bo, Stanley mendatangkan ibu dan putri Bo dari Spanyol.

Di hari eksibisi, Bo tampil mengesankan di tes fisik. Dia harus berhadapan kembali dengan Kermit dalam sebuah pertandingan. Awalnya cemoohan Kermit tidak digubris oleh Bo, karena Stanley sudah mengajarkan untuk menguatkan mental.

Tapi ketika Kermit mulai mencemooh ibu dan putrinya, Bo mulai emosi dan menyerang Kermit. Bo dikeluarkan dari pertandingan.

Stanley sudah tidak bisa mengusahakan hal apapun lagi untuk Bo sebagai akibat dari perbuatannya di Draft Combine itu. Bo dan keluarganya segera kembali ke Spanyol.

Stanley dan Bo berpisah di bandara. Apakah Staley dan Bo sudah menyerah? Akankah ada hal tak terduga yang bakal terjadi? Tonton terus film ini hingga akhir untuk mengetahui jawabannya.

Masih Mengulang Formula yang Sama

Masih Mengulang Formula yang Sama

Hustle masih mengusung ciri khas film-film yang dibintangi Adam Sandler. Formula “from zero to hero” sekali lagi diulangi di film berdurasi 1 jam 57 menit ini.

Karakter Stanley yang dibawakannya harus jatuh terlebih dahulu, bahkan nyaris pada titik terendah, untuk kemudian bangkit dengan penuh rasa percaya diri. Tapi bedanya, kali ini Sandler membawakannya dengan penuh inspirasi.

Jika dilihat dari sisi genre film olahraga, film ini pun membawakan kembali kisah lama yang sama hanya berbeda karakter saja. Perjuangan seorang atlet yang memiliki talenta dan berlatih keras agar bisa tampil maksimal sudah seringkali dimunculkan di dalam film.

Meski ada banyak hal klise, salah satunya adegan yang mirip dengan yang ada di film Rocky (1976), namun ada hal berbeda yang cukup menyentuh hati.

Mungkin ini tipikal, tapi dengan latar belakang dua karakter utamanya yang adalah seorang ayah, Taylor Materne dan Will Fetters sebagai penulis naskah mampu mengupas cukup dalam peran ayah ini.

Stanley diceritakan lebih banyak menghabiskan waktunya keliling dunia daripada bersama keluarga, dan Bo selalu bersama putrinya tanpa pernah pergi dari daerahnya.

Perbedaan peran ayah ini digambarkan dengan apik pada porsi masing-masing. Beruntungnya, mereka berdua memiliki anggota keluarga yang menyayangi dan percaya kepada mereka bagaimanapun kondisinya.

Tapi ketika Stanley dan Bo saling bertukar cerita, yang menjadi titik balik Bo dalam motivasinya, terasa ada kedalaman emosi yang hilang.

Penggambaran peran ini secara visual ternyata lebih mengena ke hati daripada diceritakan melalui dialog. Ini menjadi satu bukti kehandalan sutradara Jeremiah Zagar dalam mengolah visualisasi sebuah emosi.

Sama seperti yang dilakukannya di film debutnya, We the Animals (2018), yang juga sangat dalam mengupas emosi dan imajinasi karakter utamanya.

Secara sinematografi, film yang berlokasi di kota Philadelphia ini tidak begitu apik dalam menampilkan perbedaan seting lokasi cerita. Kita nyaris tidak merasakan perbedaan antara kota Philadelphia di Amerika dan Mallorca di Spanyol.

Atmosfer dan suasananya terasa sama. Tapi film ini memiliki kehandalan di sisi editing yang tampil dinamis dengan perpindahan gambar yang halus.

Sarat Pesan Penuh Inspirasi

Sarat Pesan Penuh Inspirasi

Film bertema olahraga sangat identik dengan pesan motivasi dan sportifitas. Dan tentunya hal ini dimunculkan juga di film Hustle.

Meski Stanley berada di titik terendahnya dimana dia kehilangan pekerjaan dengan menanggung janji kepada Bo, dia tetap yakin dan percaya kepada kemampuan Bo. “Never back down,” ujarnya berkali-kali kepada diri sendiri dan juga kepada Bo.

Dan ketika Bo kehilangan semangat di uji coba pertamanya, Stanley bisa kembali memompa motivasi atlet itu agar bisa tampil lebih baik di uji coba berikutnya.

Lewat beragam latihan, Bo berusaha meningkatkan kemampuan fisik sekaligus mentalnya. Bahkan Stanley mempelajari bahasa Spanyol agar bisa melemparkan cemoohan kepada Bo untuk menguji mentalnya dalam setiap latihan.

Semua motivasi yang mereka ledakkan, seluruh keringat bercucuran yang mereka peras, akhirnya membuahkan hasil terbaik bagi mereka masing-masing. Kita dibuat begitu lega ketika Stanley masuk ke lapangan sebagai asisten pelatih.

Dia mampu mewujudkan impiannya, padahal sebelumnya dia pernah berujar, “Guys in their fifties don’t have dreams, they have nightmares and eczema.”

Tapi yang cukup mengejutkan adalah kehadiran Bo di lapangan ternyata berada di tim lawan. Twist ini cukup mengejutkan, tapi membuat kita paham bahwa memang begitulah dunia olahraga profesional saat ini.

Loyalitas berkurang seiring keinginan mengejar karir. Namun yang melegakan, mereka berdua terlihat bahagia dengan yang mereka jalani kini dan tetap saling menghormati.

Performa Penuh Kharisma dan Emosi Adam Sandler

Performa Penuh Kharisma dan Emosi Adam Sandler

Kita memang lebih mengenal Adam Sandler sebagai komedian yang berusaha mengocok perut kita lewat film dengan selera humor yang terkadang tidak terlalu lucu juga.

Tapi ketika dia lebih menitikberatkan kepada sisi drama, anehnya, Sandler justru tampil lebih baik dengan segala kualitas akting yang bisa saja mengantarkannya meraih Oscar.

Punch-Drunk Love (2002), Reign Over Me (2007) dan Uncut Gems (2019) adalah film-film drama yang dibintangi olehnya. Di film-film itu aktingnya terlihat sangat baik.

Bahkan banyak kritikus film yang menilai bahwa Adam Sandler layak masuk nominasi Oscar lewat aktingnya di film Uncut Gems.

Dan di film ini, Sandler sekali lagi menampilkan karakter yang loveable dengan emosi yang cukup kuat. Tidak ada satupun orang-orang disekitarnya yang membencinya, mereka semua menyukai sosok dan kehadirannya.

Mungkin hanya Vincent saja yang selalu berseberangan dengannya dan nyaris merusak impiannya. Tapi pada akhirnya, Vincent juga tergusur dari posisinya karena dianggap pembuat onar saja.

Berbagai cobaan beruntun yang menimpanya, mulai dari wafatnya Rex, dilengserkan dari posisi asisten pelatih, menemukan calon bintang namun ditolak oleh Vincent, membuat emosi Stanley meledak.

Dan, Sandler mampu menampilkannya dengan sepenuh hati. Lihat saja ketika dia menyatakan mengundurkan diri dari tim di hadapan Vincent dengan penuh kekesalan.

Setelah berkata dengan nada yang keras, Stanley terdiam dengan mata berkaca-kaca seolah menahan semua ledakan emosi yang masih tersisa.

Tanpa perlu bercerita, kita bisa menangkap apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh Stanley. Bayangkan ini. Dia berkecimpung di dunia basket selama 30 tahun dan menjadi seorang pencari bakat yang diakui kredibilitasnya.

Pekerjaan ini membuatnya jarang memiliki waktu untuk keluarga dan dia memiliki impian untuk menjadi pelatih agar bisa dekat dengan keluarga.

Semua itu seolah buyar dengan dia memutuskan berhenti dari tim. Stanley paham akan konsekuensinya, tapi dia berusaha tegar karena masih percaya kepada dirinya juga kepada Bo.

Sandler mampu menampilkannya dengan sangat baik sekali. Kita dibuat seolah langsung memahami dan merasakan apa yang dirasa oleh Stanley.

Hustle memang tampil sederhana sebagai film olahraga, karena fokus cerita lebih kepada individu bukan tim. Meski sederhana dalam bercerita, tapi film ini meriah secara visual dengan taburan bintang NBA yang hadir di layar.

Dan film ini juga berhasil menampilkan kualitas akting yang memukau dari Adam Sandler. Film ini wajib ditonton. Langsung simak di Netflix sekarang juga, ya!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram