bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Have You Ever Seen Fireflies? (2021)

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Have You Ever Seen Fireflies?
4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Gülseren merupakan anak tunggal dari pasangan Nazif dan Iclal. Sejak kecil dia memperlihatkan kecerdasannya. Tumbuh remaja dan dewasa, kecerdasan Gülseren terutama dalam berbicara dan berlogika dianggap gila. Dia wanita yang kritis walau kadang tak tahu tempat dan tak melihat siapa yang sedang diajak bicara.

Gülseren punya kebiasaan melihat kunang-kunang bersama sang ayah. Nazif adalah satu-satunya sosok yang menerima dan mengerti Gülseren apa adanya. Hingga saat Nazif meninggal, Gülseren berjanji tak akan lagi melihat kunang-kunang lagi.

Have You Ever Seen Fireflies? (2021) merupakan film Turki arahan Andaç Haznedaroğlu yang dibintangi Ecem Erkek, Yılmaz Erdoğan dan beberapa aktor serta aktris Turki terkenal lain. Sinopsis dan ulasannya di bawah ini akan memberikan Anda sedikit bocoran mengenal jalan ceritanya. simak yuk!

Sinopsis

review have you ever seen fireflies_Sinopsis
  • Tanggal/Tahun Rilis: 9 April 2021
  • Genre: Comedy, Drama
  • Produksi: BKM
  • Sutradara: Andaç Haznedaroğlu
  • Pemeran: Ecem Erkek, Yılmaz Erdoğan, Engin Alkan, Devrim Yakut

Dua orang Youtuber terlihat mengunjungi sebuah panti jompo untuk bertemu dengan seorang nenek yang konon memiliki kemampuan luar biasa dalam menghitung. Nenek yang diketahui bernama Gülseren (Ecem Erkek) tersebut bisa mengalikan angka empat digit di luar kepala tanpa bantuan alat apa pun kecuali punggung tangannya. 

Saat dua lelaki itu buru-buru dan dikejar waktu, Gülseren justru asyik memperlihatkan album foto miliknya. Dia memperlihatkan foto sebuah rumah besar sebagai tempatnya lahir. Di sana juga, untuk pertama kalinya, Gülseren melihat kunang-kunang. Cerita lalu kembali ke masa silam, tepatnya di tahun 1951; saat keanggotaan NATO Turki semakin jelas, saat penyelidikan terhadap Partai Komunis Memorandum Komando Timur Tengah gencar dilakukan.

Dua orang lelaki dewasa tampak berada di sebuah ruangan. Salah satu di antara mereka sibuk mencari saluran radio yang mengabarkan berita, sementara lelaki satunya asyik berdansa sendirian sambil menenteng sebuah rantang makanan. Mereka adalah Nazif (Engin Alkan) dan Hazim (Ushan Çakir) kakak beradik yang sibuk membicarakan keadaan politik Turki saat itu. 

Hazim lebih memilih kebenaran yang disampaikan Rusia daripada kebohongan yang dikatakan Turki. Sementara sang kakak yang datang dari Partai Rakyat tentu berseberangan ideologi dengannya. Walau berbeda, keduanya bicara dengan santai dan sesekali mengejek pilihan masing-masing. Tak lama, Izzet (Merve Dizdar) datang mengabarkan bahwa Iclal (Devrim Yakut) akan melahirkan.

Saat Izzet tengah panik karena Hazim tak bersedia memanggilkan bidan untuk Iclal sebab akan segera pergi rapat, Kürsat (Bülent Çolak) datang. Tanpa diduga, sekelompok polisi datang menjemput Hazim dan meminta anggota yang lain untuk memeriksa rumah tersebut. 

Cerita berlanjut saat akhirnya dua tenaga bantuan datang untuk menangani persalinan Iclal. Izzet yang membukakan pintu tertegun beberapa detik oleh kehadiran kunang-kunang. Malam itu, Gülseren lahir ke dunia.

Selang beberapa bulan, Nazif membawa Iclal dan putrinya foto bersama di sebuah studio. Ternyata Nazif punya tunggakan uang sewa kepada pemilik studio foto tersebut. Sang pemilik studio foto tidak ingin lagi menerima silverberi sebagai ganti uang sewanya.

Nazif memang sedang menjalani bisnis silverberi. Dia bahkan rela melepas pekerjaannya sebagai pegawai negeri dan hal ini membuat istrinya mulai merasa gila. Pasalnya bisnis yang dia jalani tidak kunjung menghasilkan keuntungan, malah sebaliknya. Toko silverberinya yang dijaga Kürsat tidak kedatangan satu pembeli pun.

Saat itulah setelah beberapa bulan tak pulang karena dipenjara, Hazim kembali. Kedatangannya disambut suka cita oleh anggota keluarga, kecuali Kürsat yang masih saja sinis. Sedihnya, tak beberapa lama, polisi datang dan menangkap Hazim kembali. Scene berpindah ke masa depan, saat Gülseren melanjutkan cerita tentang masa kecilnya.

Gülseren mengaku bahwa dirinya sudah bisa bicara sejak usia 6 bulan, bisa baca dan tulis di usia 2 tahun, dan bisa berhitung di usia 3 tahun. Dia siswi yang pintar di sekolah tapi juga jail, konyol, berani bahkan cenderung kurang ajar pada gurunya. Pada hari yang sama Gülseren bahkan bermasalah dengan dua guru sekaligus.

Alhasil Nazif harus menghadap ke sekolah karena kenakalan sang putri tersebut. Sementara Gülseren harus menghadapi sanksi dikeluarkan dari sekolah. Walau begitu, Nazif tidak ikut memarahinya. Dengan lembut dan bersahabat, Nazif mengingatkan Gülseren untuk berlaku lebih baik.

Sikapnya berbanding terbalik dengan Iclal yang langsung mengomel dan mencoba memberi Gülseren pelajaran. Saat berhasil kabur dari sang ibu, Gülseren lari ke hutan dan malah bersenang-senang dengan kunang-kunang. Gülseren kembali membuka lembar-lembar di album fotonya. Kali ini dia berhenti pada sebuah foto laki-laki yang menurut ceritanya adalah pemuda malang yang bersedia menikahinya.

Pemuda tersebut bukan orang sembarangan. Menurut bidan yang membantu kelahiran Gülseren, Sürme (Özlem Tokaslan), dia adalah anggota keluarga paling terhormat di Beypazarı. Semua orang di sana tahu nama Tipiyanoğulları, saudagar kaya raya yang berbisnis peralatan makan. Iclal dan Izzet yang mendengarnya terlihat tidak begitu antusias tapi juga tidak menolak.

Sejurus kemudian, Gülseren datang dan kembali membuat kehebohan dengan mengatakan bahwa dia menyaksikan putri Sürme memperlihatkan dadanya pada seorang pria. Alih-alih berhenti dia lanjut mengatakan hal-hal yang membuat Sürme semakin kalang kabut. Lalu apakah Gülseren akan selamanya bersikap konyol dan membuat onar? Bagaimana dengan cerita pernikahannya?    

Kisah Putri Tunggal yang Kerap Buat Onar

review have you ever seen fireflies_Kisah Putri Tunggal yang Kerap Buat Onar

Beraliran drama komedi, film Have You Ever Seen Fireflies? (2021) suguhkan kehidupan seorang putri tunggal yang kerap membuat onar karena kecerdasannya. Gülseren beberapa kali terlibat masalah karena perkataannya yang berani. Tidak peduli pada siapa dia bicara, Gülseren sering mengeluarkan kalimat-kalimat menyinggung hingga mengacaukan banyak hal.

Akibat sifatnya yang demikian, Gülseren bahkan harus dikeluarkan dari sekolah dan hanya menghabiskan waktunya di rumah untuk menyaksikan kunang-kunang berbekal sebuah senter. Sisi komedi pada film ini berpusat pada karakternya dan reaksi orang-orang di sekitarnya.

Saat menonton film ini, Anda bisa merasakan bahwa karakter Gülseren ini penuh kejutan dengan pemikiran-pemikirannya. Beberapa orang menyebutnya gila, hanya sang ayah yang menyanjungnya cerdas.

Scene yang memperlihatkan interaksi Gülseren dengan karakter lain kerap memancing tawa sekaligus membuat Anda ikut jengkel. Namun, perasaan itu berubah saat scene antara Gülseren dan sang ayah ditampilkan. Pada bagian tersebut Anda akan merasakan sisi paling emosional dalam film ini. Boleh dikatakan ia tidak sekadar film komedi, melainkan juga drama.    

Memuat Isu Patriarki

review have you ever seen fireflies_Memuat Isu Patriarki

Film berdurasi sekitar 1 jam 53 menit ini sedikit banyak menyinggung isu soal patriarki. Dikemas dengan alur mundur, Gülseren yang sudah menjadi wanita tua menuturkan cerita hidupnya melalui album foto yang dia lihat. Gülseren bercerita mengenai momen-momen penting di hidupnya mulai dari remaja hingga dewasa.

Di dalamnya terdapat beberapa bagian berisi sentilan-sentilan mengenai hegemoni kaum lelaki dan lingkungan sosial terhadap perempuan. Gülseren yang terbiasa berpikir kritis bahkan dianggap gila oleh lingkungannya. Dalam salah satu dialog dengan sang ayah, dia bahkan menyangka jika kesulitan yang terjadi di hidupnya adalah karena dia seorang perempuan.

Ketika Gülseren pada akhirnya menikah, pernikahannya pun diceritakan hanya bertahan 8.5 bulan. Gülseren lalu pergi dari rumah suaminya karena tak tahan dipukuli. Bukan hanya kekerasan fisik yang dia terima, tapi juga kekerasan dalam bentuk verbal.

Dalam dialognya terlihat bahwa sang suami tidak suka karena Gülseren terlalu tahu banyak hal. Padahal kenyataannya sang suami memang kesulitan mengalikan 25 dengan 56 bahkan dalam waktu 6 jam.

Scene itu menyiratkan betapa patriarki memang mengakar kuat dan menjadi permasalahan tersendiri yang sampai saat ini terus diperjuangkan. Have You Ever Seen Fireflies? (2021) bukan film pertama yang memuat isu tersebut. Anda bisa melihatnya pada beberapa film lain. 

Latar Belakang Politik Turki

review have you ever seen fireflies_Latar Belakang Politik Turki

Berlatarkan tahun-tahun 1951-1980an, film Have You Ever Seen Fireflies? (2021) turut menyuguhkan latar belakang politik yang terjadi di Turki pada saat itu. Dibalut dengan pemilihan tone warna yang redup, dan perabotan yang otentik, dalam beberapa scene-nya, ia menampilkan pergolakan politik Turki.

Paman Gülseren yang bernama Hazim bahkan diceritakan masuk penjara beberapa kali karena dianggap pro-komunis. Scene tak kalah miris adalah ketika sahabat Gülseren yang anti-fasisme diceritakan tewas ditembak. Kondisi politik semacam ini menjadi bagian yang turut ditampilkan Have You Ever Seen Fireflies? (2021) sebagai penguat cerita.   

Hubungan Manusia dengan Tuhan dalam Dialognya

review have you ever seen fireflies_Hubungan Manusia dengan Tuhan dalam Dialognya

Menyaksikan film yang naskahnya ditulis oleh Yılmaz Erdoğan ini, Anda bukan hanya dibuat geli oleh dialog-dialog sarkasnya, melainkan juga ada Tuhan di sana. Sebagai film Turki, Have You Ever Seen Fireflies? (2021) memuat dialog-dialog tentang Allah dan penghambaan. Anda akan sering mendengar nama Allah disebut di beberapa bagian.

Ketika Nazif meninggal, untuk pertama kalinya Gülseren bicara pada Allah. Selayaknya kita yang berdo’a dan mengadu pada Allah, dialog yang disampaikan Gülseren berisi kesedihan dan kegundahannya sebagai manusia karena telah kehilangan orang terkasih.

Dibungkus dengan sinematografi cantik, saat dia berdiri di pinggir rumah yang menghadap ke banyak pepohonan, Anda bisa ikut merasakan kesedihannya ketika melepas sang ayah; sosok yang selalu menemaninya melihat kunang-kunang. 

Judul Have You Ever Seen Fireflies? (2021) mengandung sebuah makna bahwa tidak semua orang bisa melihat kunang-kunang seperti yang dilihat Gülseren. Maka, tidak semua orang pula bisa melihat permasalahan dari sudut pandang orang lain atau sekritis Gülseren dalam melihat keadaan di sekitarnya. Penasaran dengan keseluruhan jalan cerita film ini? Jawab melalui kolom komentar, ya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram