showpoiler-logo

Sinopsis & Review Only Yesterday (1991), Memori Masa Kecil

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Only Yesterday
4.3
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seorang wanita berusia 27 tahun yang bekerja sebagai pegawai kantor di sebuah perusahaan di Tokyo melakukan perjalanan ke daerah pedesaan sambil mengenang masa kecilnya. Isao Takahata mengarahkan film keduanya, yang judul aslinya Omohide Poro Poro, di bawah bendera Studio Ghibli ini dengan cerita sederhana dan nuansa yang menghangatkan hati.

Only Yesterday merupakan film produksi Studio Ghibli yang ke-5 dan merupakan salah satu film terbaik dari studio animasi terpopuler di Jepang ini. Sejatinya film ini diperuntukkan bagi penonton dewasa, terutama kaum wanita, meski bisa juga ditonton oleh seluruh anggota keluarga. Film ini menjadi film terlaris di Jepang pada tahun 1991 dan baru dirilis di bioskop Amerika pada 2016 silam.

Film yang sudah bisa disimak di layar Netflix bersama film-film dari Studio Ghibli lainnya ini memang tidak mendapat apresiasi yang cukup pada saat perilisannya di tahun 1990an dahulu, tetapi seiring berjalannya waktu, film ini kemudian diakui kualitasnya justru oleh moviegoers milenial yang akhirnya berhasil dinobatkan sebagai Best Animated Feature di International Online Cinema Awards di tahun 2016.

Pasti ada rasa penasaran kan dengan film yang berdasarkan manga tahun 1982 karya Hotaru Okamoto dan Yuko Tone ini? Boleh simak review kami terlebih dahulu sebelum memulai menonton marathon film-film Studio Ghibli di Netflix ya.

Sinopsis

Only Yesterday (1991)

Di tahun 1982, Taeko Okajima adalah wanita berusia 27 tahun yang belum menikah dan hidup di Tokyo karena bekerja sebagai pegawai kantor di sebuah perusahaan di sana. Dia memutuskan untuk berlibur ke daerah pedesaan di Yamagata, tempat keluarga kakak iparnya, untuk membantu mereka memanen safflower (kesumba) sekaligus menenangkan dirinya dari hiruk pikuk kota.

Dalam perjalanannya dengan kereta malam itu, dia mulai mengingat kenangannya saat masih di SD pada tahun 1966, dimana banyak cerita yang terlintas, tentang liburan bersama nenek, buah nanas yang tidak disukai keluarganya, bertukar makan siang dengan temannya, euphoria The Beatles pada mode berpakaian gadis remaja, cinta monyet dengan teman sekolahnya, dan menstruasi pertama.

Sesampainya di stasiun Yamagata, dia dijemput oleh sepupu kakak iparnya bernama Toshio. Dalam perjalanan mereka mengobrol tentang kehidupan masing-masing, Taeko dengan kota Tokyo dan Toshio dengan kegiatannya berkebun di desa. Taeko menikmati kehidupan desa yang tenang dan rajin membantu memanen bunga di kebun mereka.

Selama di desa itu, semakin banyak ingatan masa lalu yang menghampirinya, di antaranya keinginan Taeko untuk memiliki tas baru yang berakhir memilukan, kurang pintarnya dia dalam pelajaran matematika, kesuksesan pentas teater yang diikutinya, dan kegagalannya untuk ikut pentas teater yang lebih besar karena tidak diizinkan oleh ayahnya.

Menjelang kepulangannya ke Tokyo, suatu malam nenek Toshio meminta Taeko untuk tinggal saja di desa dan menikah dengan cucunya. Taeko lari dari rumah dan bertemu Toshio di jalan saat hujan. Di dalam mobil saat mengobrol, Taeko teringat seorang anak yang selalu tampil urakan di depannya dan tidak pernah mau bersalaman tangan dengannya. Toshio memberikan pemahaman dari perspektif laki-laki.

Keesokan harinya, Toshio beserta nenek dan adiknya mengantar Taeko ke stasiun. Neneknya bilang kepada Taeko untuk mempertimbangakan ucapannya semalam yang membuat Toshio dan adiknya bertanya-tanya. Toshio mengundang Taeko untuk berkunjung lagi di musim dingin.

Taeko segera masuk ke dalam kereta yang segera berangkat. Jangan lewatkan bagian terpenting dari cerita Taeko ini di saat credit title. Tidak perlu dijelaskan ya, karena ini mengandung spoiler.

Animasi Bernuansa Psikologis

Animasi Bernuansa Psikologis

Jika selama ini film animasi identik dengan film untuk anak kecil, paradigma kita akan berubah setelah menonton Only Yesterday. Kisah film ini memang bukanlah untuk anak kecil karena mengandung isi cerita yang cukup berat terutama berhubungan dengan psikologi wanita sebagai akibat masa kecil yang lebih banyak berisi kekecewaan, meski ada sebagiannya yang indah dan menyenangkan.

Only Yesterday menampilkan kisah wanita dewasa dengan banyak flashback masa kecilnya yang mempengaruhi jalan hidupnya hingga saat ini. Dari beberapa serpihan kisah kehidupan masa kecil itu, yang kebanyakan juga mungkin pernah dialami oleh anak perempuan dimana pun berada, kita akan dibuat mengerti tentang suasana hati dan pikiran tokoh utamanya.

Memang tidak bisa dipungkiri jika masa lalu akan mempengaruhi kehidupan kita saat ini, apalagi jika kita selalu mengingatnya. Tentunya itu akan menguras pikiran dan berpengaruh pada psikologi kita. Oleh karena itu, kita harus lebih banyak ikhlas dan memaafkan orang-orang di masa lalu kita agar hidup kita ke depannya tidak terbebani lagi dengannya, terutama yang tidak mengenakkan.

Hal inilah yang dilakukan oleh Taeko di akhir film, dimana jawabannya hanya akan kita dapatkan dengan menyimak film ini hingga detik terakhir.

Cerita Bersahaja dan Membumi

Cerita Bersahaja dan Membumi

Seperti yang sudah kami singgung di atas, Only Yesterday menjadi film Studio Ghibli yang terlambat perilisannya di Amerika. Hal ini terjadi karena Disney yang menjadi distributor Studio Ghibli di Amerika tidak mengambil lisensi penayangannya. Sedikit diremehkan memang, tapi kemudian di bawah distribusi GKIDS, film ini berhasil menyapa dan memukau penonton Amerika pada tahun 2016 lalu.

Kenapa Disney tidak mengambil lisensi penayangan film ini? Bisa jadi faktor cerita yang bukan untuk anak-anak dan tempo film yang terkesan slow. Keidentikan Disney dengan dunia anak memang tidak terbantahkan lagi, dan keputusan mereka untuk menggaet Studio Ghibli dengan menayangkan film-film mereka di Amerika menjadi keputusan yang sangat tepat.

Karena tema yang dewasa inilah, Only Yesterday diabaikan dan diambil alih oleh GKIDS. Alasan ini bisa diterima dan sebenarnya tidak menjadi masalah. Toh, sekarang kita bisa menyaksikan semua film dari katalog Studio Ghibli di Netflix tanpa kecuali. Menyenangkan bukan? Tentu saja, apalagi bagi fans beratnya yang sudah setia menanti semua karya dari studio animasi ini.

Faktor kedua adalah karena tempo film yang terkesan lambat. Film drama tentunya lekat dengan pendalaman cerita dan karakter sehingga membuat isi film terasa berat. Sedikit banyak ini juga terjadi pada Only Yesterday, apalagi ditambah dengan banyaknya adegan flashback yang acak dan seperti “gak nyambung” dengan jalan cerita. Tapi percayalah, semua itu “nyambung” kok!

Layaknya kita bermain puzzle, semua flashback itu menyusun ingatan dalam otak kita dan perlahan mengisi hati kita dengan emosi dan rasa yang nantinya akan membuncah dan terpecahkan di akhir film. Itulah kedahsyatan film ini. Memang, kunci utamanya adalah sabar dan terus mencermati setiap detail film yang semua adegannya sangat berarti bagi jalan cerita. Sungguh tak ada yang sia-sia!

Spesial untuk Kaum Wanita

Spesial untuk Kaum Wanita

Sekali lagi, Only Yesterday memang dihadirkan spesial untuk kaum wanita. Bisa jadi, para wanita karir yang berada di usia menjelang 30 sangat memahami apa yang dirasakan Taeko dengan kegalauannya tentang pertanyaan klise nan legendaris, yaitu “kapan kawin?”. Kegundahan ini nyaris meledak menjelang akhir film dan kembali menyentuh psikologis Taeko yang sedang nyaman dengan suasana desa.

Hal yang perlu disadari oleh wanita, terutama wanita karir, kesibukan kerja tidak akan mampu menghilangkan rasa gundah tentang jodoh yang belum datang. Oleh karena itu, kalian harus membuka diri dan meluaskan cakrawala berpikir. Perbaiki diri, karena jodoh itu adalah cerminan diri kita. Jika kita ingin dapat pasangan yang baik, tentunya kita pun harus menjadi pribadi yang baik terlebih dahulu.

Selain itu, yang paling utama, tentunya memohon kepada Tuhan dengan banyak berdoa. Tidak ada ruginya jika kalian setiap saat meminta hal yang sama, jika belum dikabulkan, maka bersabarlah. Tuhan pasti memberikan jalan terbaik untuk kita. Jangan kecewa dengan doa, karena doa adalah bagian dari ibadah. Nanti pada akhirnya, semua akan indah pada waktunya.

Seperti yang dialami oleh Taeko. Meski dia sibuk bekerja di Tokyo dan menikmati liburan di Yamagata, tetap saja pertanyaan itu menggelayut dalam benaknya dan tercetus juga lewat ucapan neneknya Toshio. Dalam satu momen bersama di dalam mobil Toshio, dia sekilas menemukan jawabannya yang menentukan akhir film ini yang tampil sangat sempurna untuk menutup cerita.

Only Yesterday memang bukanlah film animasi yang biasa kita tonton, terutama yang selalu berpikir film animasi hanyalah untuk anak-anak. Meski hanya dalam bentuk animasi, tapi nyatanya, film ini mampu menangkap semua aspek kehidupan yang penting bagi jalan cerita Taeko dan para wanita pada umumnya, melalui berbagai serpihan kisah dalam bentuk flashback.

Para kritikus film banyak memberikan pujian yang tinggi untuk film ini. Only Yesterday diberikan nilai metascore sebesar 90, IMDb pun memberikan rating 7,6 untuk film yang sudah di-dubbing ke dalam bahasa Inggris dengan pengisi suara Daisy Ridley dan Dev Patel ini. Dan yang lebih dahsyat, Rotten Tomatoes memberikan nilai 100% dan di cap certified fresh!

Jadi, sudah tidak ada keraguan lagi ya untuk menonton film ini di Netflix? Ending-nya sangat sempurna lho! Apalagi ditambah dengan iringan lagu “The Rose” versi bahasa Jepang. Jangan lupa, lengkapi juga petualangan menonton kalian dengan menyimak film-film Studio Ghibli lainnya yang disediakan secara lengkap oleh Netflix.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram