showpoiler-logo

Review & Sinopsis Corpse Bride, Pernikahan Lintas Alam

Ditulis oleh Syuri K.N.
Corpse Bride
4.3
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Menikah berbeda suku bangsa? Itu sudah biasa. Menikah dengan beda keyakinan? Itu juga banyak terjadi. Corpse Bride mengalahkan semua pernikahan yang nampak sulit itu, karena pasangannya adalah manusia hidup dan orang yang sudah mati! Sangat tidak masuk akal, kan? Namanya juga film.

Tim Burton's Corpse Bride memiliki cerita yang berlatarkan sebuah desa fiktif di Britania Raya pada era Victoria. Di mana, ada 'pasangan' aneh yang baru saja menikah. Dua karakter itu adalah Victor yang suaranya diisi oleh Johnny Depp. Sementara karakter corpse bride-nya, yaitu Emily, disuarai oleh Helena Bonham Carter.

Kiranya bagaimana mereka bisa menikah, dan apa yang akan terjadi selanjutnya dalam pernikahan mereka, ya? Daripada menduga-duga, yuk, baca sinopsis dan ulasannya dari Showpoiler di bawah ini.

Sinopsis

Film ini menggunakan original characters dan cerita karya Tim Burton juga Carlos Grangel. Berlatarkan kota Victoria yang tidak disebutkan namanya, ada dua orang yang berbahagia. Mereka adalah Victor Van Dort, putra dari orang kaya baru (pedagang ikan), dan Victoria Everglot, putri bangsawan miskin yang terabaikan.

Victor adalah seorang pemuda pemalu yang baik hati. Dia bertunangan dengan Victoria karena alasan sosial dan keuangan. Tapi, mereka berdua nampak saling menyukai. Mereka akan menikah dalam waktu dekat, namun Victor selalu tak lancar dalam mengucapkan sumpah pernikahan dan tek-tek-bengek lainnya dalam upacara pernikahan.

Victor pun pergi ke hutan dan melatih sumpahnya di sana. Totalitas, dia juga sekalian belajar memasangkan cincin ke salah satu akar pohon yang terbalik di sana. Namun, betapa terkejutnya Victor ketika akar itu bukanlah pohon melainkan jari tangan seorang gadis.. yang sudah lama meninggal. Dialah Emily, si Corpse Bride.

Emily (dulunya) adalah seorang perempuan muda yang cantik dan naif. Dia sangat berhasrat dalam seni musik dan tari. Namun, tepat saat pernikahannya, dia meninggal dunia. Berkat sumpah Victor, Emily dapat bangkit dari kubur dan mengklaim kalau pernikahannya sah, dan sekarang dialah istri Victor. Tak menunggu, Emily langsung membawa 'roh' Victor pergi ke Land of the Dead (Tanah Orang Mati).

Victor tidak memiliki kuasa untuk kembali ke dunia manusia, jadi dia berusaha menikmati kebersamaannya dengan Emily. Setelah berbincang-bincang, Victor mengetahui bagaimana Emily meninggal.

Ternyata, gadis itu dibunuh pada malam dia berencana kawin lari dengan kekasihnya bertahun-tahun yang lalu. Tak hanya membunuh, pelaku itu juga mencuri perhiasan keluarga Emily yang dibawanya.

Di Tanah Orang Mati, Emily mempertemukan kembali Victor dengan anjingnya yang sudah lama mati, Memo. Namun, seberapa 'nyaman'nya pun Victor di dunia orang-orang mati, dia tetap belum mati, dan dia harus kembali ke Victoria. Victor pun memperdaya Emily untuk mengembalikan mereka ke Tanah Orang Hidup dengan mengatakan kalau dia ingin Emily bertemu dengan orang tuanya.

Emily pun membawa Victor menemui Penatua Gutknecht, penguasa Dunia Bawah. Dia dengan baik hati memberi Emily dan Victor 'jalan sementara'. Victor merasa bersalah karena telah menipu Emily, tapi mau bagaimana lagi.

Dia pun meminta pengantin wanitanya untuk menunggu di hutan, karena tak mungkin juga dia membawa mayat ke dunia manusia, terutama untuk bertemu dengan tunangan-manusia-nya yang asli.

Victor berhasil bertemu dengan Victoria dan mengatakan keinginannya untuk menikahi Victoria sesegera mungkin. Namun, sebelum pasangan itu dapat berciuman, Emily menemukan mereka. Merasa dikhianati dan terluka, dia menyeret Victor kembali ke Tanah Orang Mati. Victoria masih kebingungan tapi tetap sigap mencoba memberi tahu orang tuanya tentang situasi Victor.

Tapi, tentu tak ada orang waras yang akan mempercayainya. Orang tua Victoria beranggapan kalau Victor telah meninggalkan anak mereka demi gadis lain. Mereka pun memutuskan untuk menikahi Victoria dengan seorang pria yang mengaku kaya, bernama Lord Barkis Bittern, yang tiba-tiba muncul di gladi resik pernikahan. Victor memohon maaf pada Emily, yang menerima maafnya walau sangat kecewa.

Kemudian, Victor mengetahui kabar pernikahan Victoria yang akan datang dengan Lord Barkis. Dari mana informasi itu berasal? Ternyata kusir keluarga VIctor baru saja meninggal dunia dan mereka bertemu di Dunia Bawah. Victor merasa dikhianati juga, sehingga dengan berpikir pendek, memutuskan untuk menikahi Emily sungguh-sungguh.

Itu berarti, Victor harus mengulangi sumpah pernikahannya dan meminum racun mematikan di Tanah Orang Hidup agar dapat bergabung bersama Emily di keabadian. Orang-orang mati pun ikut bersiap untuk upacara pernikahan dan menuju ke dunia atas. Tentu saja warga kota orang-orang hidup panik melihat banyak orang dan hewan yang telah mati kembali bangkit.

Namun, ada pula yang terharu bahagia karena dapat bertemu kembali dengan orang-orang terkasihnya yang telah pergi lebih dulu. Kekacauan itu didengar Barkis yang membuatnya panik. Dia pun mengekspos status keuangannya yang sebenarnya tak ada dan niatnya untuk menikahi Victoria hanya untuk menjadi kaya. Tentu Victoria semakin menolak pernikahan ini.

Victoria kabur dan mengikuti semua orang-orang mati ke pernikahan Victor dan Emily. Saat Victor menyelesaikan sumpahnya dan bersiap untuk meminum racun, Emily tepat waktu untuk menghentikannya. Emily pun menyadari bahwa dia menghalangi kesempatan Victoria dan Victor untuk hidup bahagia.

Saat Emily menyatukan kembali Victor dan Victoria, Barkis datang untuk menculik Victoria. Emily langsung mengenalinya sebagai tunangannya sebelumnya dan mengungkapkan bahwa Barkis juga lah pembunuhnya.

Victor berduel dengan Barkis untuk melindungi Victoria, dan Emily ikut membantu untuk menyelamatkan nyawa Victor. Bukannya merasa bersalah, Barkis malah mengejek Emily karena mati di luar nikah.

Bodohnya, tanpa dia sadari, dia meminum racun yang sudah disiapkan untuk pesta pernikahan Victor sebelumnya. Sehingga Barkis pun mati ditempat. Hal ini membuat orang-orang mati yang tadinya tidak bisa ikut campur dalam urusan orang hidup jadi bisa membalas semua kejahatannya.

Emily pun sekarang terbebaskan dari siksaannya. Dia juga sekaligus membebaskan Victor dari sumpah untuk menikahinya dan mengembalikan cincinnya. Sehingga Victor bisa benar-benar menikahi Victoria.

Menemukan kedamaian, saat Emily melangkah ke bawah sinar bulan, dia menghilang menjadi ratusan kupu-kupu dan terbang ke langit. Victor dan Victoria melihat itu dengan rasa bahagia dan berpelukan.

Menggunakan Teknik Stop-Motion

Pada masa sekarang ini sebagian besar film animasi dibuat dengan komputer, menciptakan gambar yang mengalir dengan lebih mudah. Tetapi, pada zaman dulu, para animator harus dengan susah payah menggambar satu scene pada satu waktu, membuat figur model, dan memindahkannya sedikit demi sedikit di antara setiap scene.

Tak banyak film animasi terkenal yang dibuat menggunakan teknik stop-motion, diantaranya mungkin The Nightmare Before Christmas (1993), Chicken Run (2000), Coraline (2009), The Little Prince (2015), Shaun the Sheep Movie (2015), dan tentu saja Corpse Bride.

Rata-rata film stop-motion memang memiliki genre yang cukup berat buat ukuran kartun anak-anak, seperti gothic, horror, dan fantasi yang bukan tentang putri dan peri. Jadi, wajar kalau film-film ini tidak terlalu 'populer' jika dibandingkan film Pixar, Disney, dan lainnya yang serupa.

Setelah memukau penonton dengan film The Nightmare Before Christmas, Tim Burton membawakan animasi stop-motion lainnya dengan Corpse Bride. Animasi isi tergolong spektakuler, membuktikan kalau film stop-motion cukup bagus untuk bersaing dengan animasi komputer.

Scene dengan piano di atas memiliki makna tersembunyi, loh. Di piano tersebut ada plakat nama bertuliskan Harryhausen. Itu adalah bentuk penghormatan Tim Burton pada Ray Harryhausen, orang yang membawa animasi stop-motion ke tingkat seni.

Bukan Cerita Horor, Melainkan Kisah Cinta yang Tragis

Tim Burton's Corpse Bride bukanlah kisah horor mengerikan seperti yang ditunjukkan oleh judulnya. Menurut saya, inti ceritanya adalah kisah cinta yang indah, namun tragis. Secara visual, memang film ini tidak hangat, cantik, dan sparkling seperti film animasi romance kebanyakan. Tapi, dengan Corpse Bride yang hanya menyediakan dua tone warna saja, itu menjadi daya tariknya tersendiri.

Emily si hantu pengantin bukanlah sosok yang mengerikan bagi saya. Justru, saya menaruh banyak simpati kepadanya. Dia memang digambarkan 'seksi', dengan bentuk wajah yang sangat disukai orang-orang Amerika, bibir montok dan mata belok. Tubuhnya juga berliuk seperti gitar Spanyol.

Tapi, tetap saja dia telah mati hingga warna tubuhnya biru dan ada beberapa bagian tubuhnya yang digambarkan menghilang, memperlihatkan tulangnya. Dia juga mati secara tragis, yaitu dibunuh saat hendak kawin lari dengan pacarnya. Orang-orang mungkin jadi menganggap Emily adalah gadis nakal yang pantas mendapatkan semua itu, tapi tak ada satupun yang 'pantas' untuk mati dengan cara keji.

Emily masih bergentayangan hingga kini karena ada hal yang belum terselesaikan. Saat 'dilamar' Victor, dia jadi bangkit kembali karena mungkin itu salah satu harapan terbesarnya sebelum mati. Dia pun berusaha sebaik mungkin untuk menjadi istri Victor, namun tetap saja mereka telah berbeda alam.

Lagi, Victor telah memiliki jodohnya sendiri. Sehingga Emily harus merelakan dua orang yang seharusnya bisa menjadi miliknya lagi. Namun, kali ini Emily melepas Victor dengan ikhlas. Sampai sekarang saya masih memikirkan, apakah Emily dan Victor sebenarnya telah saling jatuh cinta sungguhan, jika ending filmnya tidak seperti ini?

Isu Kelas Sosial Zaman Dulu

Orang-orang Victorian pada masa itu memiliki isu old money dan new money. Kalau old money biasanya berhubungan dengan kaum aristokrat, di mana orang-orang memiliki gelar, tanah, atau kekayaan dari keluarganya secara turun temurun. Sedangkan new money digunakan untuk merujuk kaum borjuis alias orang-orang kelas menengah hingga kelas atas yang biasanya mendapatkan uang dari bekerja atau berdagang.

Di sini, old money-nya adalah keluarga Victoria. Mereka memiliki gelar, rumah mewah, dan lainnya yang menandakan mereka bangsawan. Tapi, mereka miskin karena tak memiliki penghasilan lagi. Sedangkan new money-nya tentu Victor. Mereka mendapatkan kekayaan dari berdagang ikan, tapi mereka sebelumnya tidak memiliki nama yang harum, you know what I mean?

Itulah yang membuat kedua keluarga tersebut setuju untuk menikahkan kedua anak mereka, agar dapat meningkatkan kelas sosial orang tua Victor dan memulihkan kekayaan Keluarga Victoria. Walaupun Victor dan Victoria ternyata saling menyukai, tentu perjodohan paksa seperti ini kurang baik, ya. Namun itu cukup umum dilakukan pada zaman dulu.

Apalagi orang tua Victoria yang desperate menikahkan anaknya dengan siapa saja asalkan dia kaya. Padahal Dickensian Barkis Bittern tidak sungguhan kaya, hanya mengaku-ngaku saja. Sangat jahat bagi orang tua Victoria untuk menjadikan anak sebagai alat tukar ekonomi.

Penggambaran 2 Dunia yang Kontras

Seperti yang saya sudah singgung di atas, film ini hanya memiliki dua tone warna saja. Uniknya, gambar lebih berwarna di dunia bawah, dunia orang-orang yang telah mati. Sehingga, berkesan mereka lebih 'hidup' dibandingkan orang-orang yang betulan masih hidup.

Coba lihat dunia orang hidup, di atas tanah. Scene-nya digambarkan gelap, suram, tak berwarna. Ada, sih, sedikit warna di sana sini. Tapi, warnanya seperti diredam, sehingga menyisakan sedikit semburat saja. Menurut saya, hal ini menggambarkan kalau dunia orang hidup dalam film tersebut adalah tempat yang menjemukan. Sedangkan dunia orang mati justru tempat yang lebih menyenangkan.

Corpse Bride memiliki cerita yang bagus dan dikemas secara ciamik. Penonton, baik orang dewasa maupun anak-anak dapat mengambil banyak pelajaran. Seperti tentang kebaikan, cinta, dan keikhlasan. Jika kamu terbiasa menonton film yang cute seperti dari Disney dan Pixar, mungkin akan sedikit terkejut melihat visualisasi animasi ini.

Tapi, perhatikanlah hal lainnya. Mulai dari ekspresi wajah karakter-karakternya hingga pengisi suaranya yang bekerja dengan sangat baik, semuanya selaras, menciptakan film yang layak untuk dicintai semua orang. Bagi anak-anak kecil mungkin belum bisa mengerti terlalu banyak tentang cerita ini, dan mungkin agak ketakutan melihat visual filmnya yang suram.

Sehingga, saya berpikir para remaja dan orang dewasa akan lebih menikmati film ini daripada anak-anak. Tapi, coba saja ajak mereka menontonnya, karena ada adegan kerangka tulang yang menari-nari juga di sana. Plus, ada lagu-lagu yang menyenangkan untuk ikut didendangkan. Overall, saya memberi rating 8 untuk film ini. Bagaimana menurutmu tentang filmnya?

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram