showpoiler-logo

Sinopsis dan Review Brazen, Thriller yang Penuh Kelesuan

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Brazen
1.4
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seorang penulis novel kriminal memaksa untuk terjun dalam investigasi pembunuhan adiknya yang ternyata berlanjut menjadi sebuah kasus pembunuhan berantai. Setelah mengumpulkan kesaksian dari orang-orang terdekat dan beberapa kali salah menyasarkan dugaan, dia harus memberanikan diri untuk memancing sang pembunuh untuk mendatanginya.

Brazen adalah film thriller karya Monika Mitchell yang menjadi original film Netflix dan dirilis pada 13 Januari 2022. Merupakan adaptasi dari novel laris berjudul Brazen Virtue karya Nora Roberts yang terbit di tahun 1988, film ini mencoba mengasah kejelian kita dalam menebak siapa pelaku pembunuhan yang pastinya adalah orang terdekat korban.

Terlalu lama untuk diangkat ke dalam film dan premis yang terkesan biasa saja, belum apa-apa sudah menimbulkan banyak keraguan untuk menontonnya. Tapi bagaimana kualitas film ini sebenarnya? Simak review berikut untuk mengetahuinya.

Sinopsis

Brazen (2022) poster_

Setelah menyelesaikan peluncuran novel larisnya, Grace menyempatkan diri mengunjungi adiknya, Kathleen, di Washington D.C. terkait meminta dukungan untuk mendapatkan hak asuh anak dari mantan suaminya. Kathleen menyatakan diri sudah bersih dari pengaruh obat-obatan dan hidup normal, bahkan dia sekarang sudah menjadi guru bahasa di sebuah SMA.

Grace bertemu tetangga Kathleen, Ed, seorang detektif yang baru saja memecahkan kasus pembunuhan dan sedang mendapat cuti seminggu penuh. Komunikasi di antara mereka berjalan lancar dan berencana untuk makan malam bersama. Sesampai di rumah, Grace terkejut mendapati Kathleen tewas di rumahnya. Ed berinisiatif untuk menangani kasus ini demi Grace.

Grace kemudian mengunjungi sekolah tempat Kathleen mengajar untuk mengambil barang-barang miliknya dan bertemu beberapa murid yang menyampaikan belasungkawa atas wafatnya guru mereka. Grace sempat berbicara singkat dengan salah satu murid, Jerald, yang bilang bahwa dia melihat Kathleen sedikit bersitegang dengan Billy, petugas kebersihan sekolah.

Grace kemudian bertemu Billy di tempat parkir dan sempat berbincang dimana Billy bilang bahwa dia mengetahui profesi lain Kathleen karena pernah melihatnya di rumah sepupunya, Richie, yang bekerja di perusahaan penyedia layanan webcam tersebut.

Ed dan rekannya menghampiri rumah Richie dan mendapat kesaksian darinya bahwa dia tidak menyebarkan identitas para penampil. Saat polisi masih mencari bukti lain, terjadi pembunuhan lagi dengan korban dan motif serupa.

Grace yang awalnya menuduh mantan suami Kathleen, Jonathan, adalah pelakunya atau paling tidak dalang di balik semua ini, berangsur berubah pikiran dan meminta dirinya diikutkan ke dalam penyelidikan dengan alasan bahwa dia pernah membantu polisi di New York dalam memecahkan kasus pembunuhan.

Lalu, terjadi lagi percobaan pembunuhan, hanya kali ini korban selamat karena melawan dan sempat melukai pelaku. Berdasarkan ciri-ciri yang diberikan, dugaan kuat mengarah kepada Rand, salah satu murid Kathleen yang juga adalah atlet gulat sekolah. Bukti sepatu dan jam tangan sangat kuat apalagi dia memiliki luka di tangannya. Ternyata semua bukti itu tidak cukup, terutama darah di pisau bukan miliknya.

Grace memiliki ide untuk memancing sang pembunuh dengan mengaktifkan kembali akun milik Kathleen dan menjadi karakter Desiree yang biasa dibawakan olehnya. Penayangan pertama belum membuahkan hasil. Ed mendapat kabar bahwa Rand dipukul oleh Jerald lalu Rand membuat pengakuan bahwa Jerald menyukai Kathleen dan terobsesi dengannya.

Polisi segera mendatangi rumah Jerald dan hanya mendapati tayangan live Desiree di komputernya. Apakah benar Jerald pelakunya? Berhasilkah polisi menangkap pelakunya sebelum dia membunuh Grace? Penasaran? Tonton filmnya sampai habis, ya!

Adaptasi Novel Laris

Adaptasi Novel Laris_

Novel Brazen Virtue yang menjadi sumber utama film ini termasuk salah satu novel laris dari penulis yang sangat produktif, Nora Roberts, yang sudah menulis lebih dari 225 novel dengan menggunakan tiga nama alias selain nama aslinya. Di tahun 1989, novel Brazen Virtue mendapat penghargaan Golden Medallion Awards sebagai Best Suspense.

Seharusnya dengan materi cerita yang sangat kuat akan menghasilkan film yang bagus pula, tapi hal itu tidak terjadi pada film Brazen ini, yang justru lemah di sisi penceritaan. Banyak sekali adegan dengan dialog yang klise, ritme tidak teratur, dan ending yang terkesan dipaksakan. Bahkan modernisasi dalam plot cerita berupa penampilan live lewat internet tidak juga digarap dengan baik.

Jalan Cerita yang Lemah

Jalan Cerita yang Lemah_

Semua elemen dalam film ini terasa tanggung dan seperti kehilangan gairah untuk menciptakan ketegangan. Apalah artinya film thriller jika tidak bisa menghadirkan ketegangan? Bangunan cerita yang tidak kokoh membuat kisah misteri ini berjalan dengan meninggalkan banyak celah.

Satu contoh, Kathleen yang menjadi korban pertama di awal film sudah dipaparkan secara gamblang latar belakangnya, bahkan lebih dalam daripada latar belakang kehidupan Grace sebagai tokoh utama.

Biasanya, dalam film serupa, latar belakang korban tidak diungkap secara jelas dan langsung. Tapi mungkin dibuat seperti ini supaya memancing kedekatan emosi dengan Grace sebagai kakak korban.

Lalu, terlihat pula betapa mudahnya Kapten Rivera yang memimpin investigasi menerima Grace dalam kasus pembunuhan ini hanya karena dia seorang penulis novel kriminal terkenal yang memaparkan analisa singkatnya berdasarkan pengamatan sekilas dan ujarannya tentang keberhasilannya dalam membantu polisi di kota lain untuk mengungkap sebuah kasus pembunuhan.

Tidak ada yang sulit bagi Grace untuk memuluskan jalannya dalam menyelidiki siapa pelaku pembunuhan. Selain polisi, Grace juga berhasil meyakinkan pemilik Fantasy, Inc. untuk membuka kembali akun Kathleen agar dia bisa memancing sang pembunuh dengan menjadi Desiree.

Sepanjang film berdurasi 1 jam 34 menit ini, kita seperti diarahkan untuk melayangkan dugaan kepada beberapa karakter yang tidak memiliki alibi yang kuat tapi juga ada yang terlalu kuat namun kemudian bukti forensik tidak mendukungnya.

Lalu mendekati akhir, karakter sang pembunuh tiba-tiba dimasukkan ke dalam alur cerita yang membuat ritme film menjadi terkesan dipaksakan.

Dalam lima menit menjelang akhir, digelar semua adegan tentang sang pembunuh berikut sisi psikologisnya secara ringkas dan ditutup dengan akhir yang mudah, yaitu pembunuhnya mati tertembak oleh Ed, sang detektif yang datang tepat waktu.

Akting Tanpa Chemistry

Akting Tanpa Chemistry_

Selain jalan cerita yang lemah, performa akting para pemerannya pun terlihat sangat lesu dan kurang menjiwai karakternya. Alyssa Milano yang dipercaya sebagai pemeran utama memang terlihat berusaha membawakan karakternya sebagai seorang penulis novel dengan baik, tapi menjadi semakin kurang meyakinkan ketika dia ikut dalam investigasi kasus pembunuhan ini.

Terakhir kali kita melihat akting Alyssa Milano yang penampilannya seolah tidak bertambah tua di usia mendekati 50 tahun ini sebagai pemeran utama dalam film ialah di Pathology (2008), selebihnya Milano lebih sering tampil di FTV dan beberapa serial TV. Maka tidak perlu heran ketika ternyata Brazen tampil seperti salah satu episode dalam serial tentang investigasi kepolisian.

Memaksakan kisah romantis ke dalam cerita juga ternyata tidak begitu membantu, terutama karena tidak adanya chemistry antara Alyssa Milano dan Sam Page. Ditambah lagi dengan arahan Monika Mitchell sebagai sutradara yang terbiasa membesut banyak FTV bertema Natal, sehingga berpengaruh kepada sinematografi yang tidak mampu menampilkan nuansa ketegangan.

Sebagai sebuah film thriller, Brazen nyaris tampil tanpa ketegangan. Jalan cerita yang lemah dengan banyaknya terduga tanpa motif yang kuat serta kisah romantis yang dipaksakan dan performa akting yang tampak lesu turut mempengaruhi kenikmatan kita dalam menontonnya. Brazen bukanlah film thriller terbaik dari Netflix, tapi pilihan untuk menontonnya dikembalikan kepada kalian.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram