showpoiler-logo

Sinopsis & Review Braveheart, Aksi Heroik William Wallace

Ditulis oleh Aditya Putra
Braveheart
4
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Dari masa ke masa, ada peristiwa yang bisa memberi perubahan signifikan pada banyak orang atau sebuah sistem. Peristiwa-peristiwa itu disebut sebagai peristiwa bersejarah. Untuk mengapresiasi peristiwa itu serta agar orang-orang nggak melupakannya, biasanya orang yang paling berjasa akan diabadikan dalam bentuk tulisan atau monumen.

Salah satu peristiwa bersejarah yang selalu diingat oleh rakyat Skotlandia adalah ketika harus bertempur melawan negara tetangganya, Inggris. William Wallace merupakan salah satu pahlawan yang berjasa dalam pertempuran itu. Perjuangannya itu diangkat lewat film Braveheart. Yuk simak sinopsis dan review-nya di bawah ini.

Sinopsis

  • Tahun Rilis: 1995
  • Genre: Historical, Fiction, War
  • Produksi: Icon Productions, The Ladd Company
  • Sutradara: Mel Gibson
  • Pemain: Mel Gibson, Sophie Marceau, Patrick McGoohan, Catherine McCormack

Pada tahun 1286, Raja Skotlandia, Alexander III meninggal. Pewaris tahta kerajaan umumnya diserahkan pada anak laki-laki. Karena Alexander III nggak mempunyai anak laki-laki ada kekosongan pewaris tahta. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh Raja Inggris, Edward “Longshanks” untuk memasukkan kerajaan Skotlandia ke dalam bagian kerajaan Inggris.

Longshanks mengerahkan pasukan untuk menyerang dan menaklukkan Skotlandia. William Wallace kehilangan ayah dan saudaranya karena serangan pasukan Inggris. Dia terpaksa diungsikan ke negara-negara lain di Eropa oleh pamannya, Argyle. Sementara itu, Longshanks diberi gelar ksatria dengan beragam hak istimewa, salah satunya Prima Nocte, hak bagi ksatria untuk bisa berhubungan seks dengan wanita yang baru saja menikah.

Argyle mendidik Wallace sampai dewasa dan siap untuk kembali ke tanah kelahirannya di Skotlandia. Wallace bertemu dengan teman lamanya, Murron. Dia jatuh cinta pada Murron dan memutuskan untuk menikah. Tapi pernikahan itu dilangsungkan secara diam-diam karena dia nggak mau ada ksatria yang menggunakan Prima Nocte pada istrinya.

Pasukan Inggris mencoba memerkosa Murron. Wallace melawan pasukan Inggris tapi Murron berhasil ditangkap dan dieksekusi. Wallace melakukan upaya balas dendam dengan menghabisi pasukan Inggris yang dia temui. Pasukan Inggris yang lolos dibiarkan pulang ke negaranya sebagai pembawa pesan bahwa Wallace melakukan pembangkangan terhadap Longshanks.

Longshanks memerintahkan anaknya, Prince Edward untuk menghentikan tindakan Wallace dengan menggunakan cara apa pun. Sementara itu, Wallace terus melawan pasukan Inggris bersama sahabatnya, Hamish. Cerita keberanian Wallace menyebar pada orang-orang Skotlandia lain yang memutuskan bergabung dengan perjuangan Wallace.

Wallace memimpin pasukan yang beranggotakan orang-orang Skotlandia untuk bertempur dalam pertempuran yang dikenal dengan Pertempuran Jembatan Stirling. Bukan hanya menang di Stirling, pasukan Wallace juga menghancurkan York. Lebih gilanya lagi, Wallace mengirim kepala keponakan Longshanks ke kerajaan Inggris sebagai tanda pembangkangan.

Wallace mencoba mencari bantuan pada Robert the Bruce, anak dari Robert the Elder, yang merupakan calon raja. Bruce tunduk pada permintaan sang ayah yang ingin mewariskan tahta pada sang anak tanpa ada gangguan dari pihak luar. Cara yang bisa dia lakukan hanyalah bergabung dengan kerajaan Inggris.

Longshanks mengirim Isabella, istri dari anaknya untuk bernegosiasi dengan Wallace. Isabella berhasil menemui Wallace. Wallace bersikukuh bahwa perjuangannya nggak akan berhenti. Isabella memperingatkan Wallace bahwa akan ada serangan dari pasukan Inggris. Wallace meminta bantuan Bruce yang dinilai bisa menghadirkan lebih banyak orang untuk menjadi pasukan.

Longshanks menemui ksatria-ksatria Skotlandia di Falkirk. Dua ksatria, Mornay dan Lochlan disuap oleh Longshanks untuk berkhianat. Upaya pertama mereka berhasil dijalankan yaitu membunuh ayah dari Hamish. Wallace marah besar saat tahu Bruce malah bertempur untuk Longshanks. Bruce berubah pikiran dan memutuskan membela Skotlandia setelah melihat banyak rakyat yang menjadi korban.

Wallace membunuh Mornay dan Lochlan karena berkhianat pada Skotlandia. Isabella balik membantu Wallace mengikuti jejak Bruce. Tapi, ayah dari Bruce menyiapkan jebakan agar bisa menangkap Wallace dan menyerahkannya pada kerajaan Inggris. Bisakah Wallace lolos dari jebakan yang dihadapinya dan memenangkan pertarungan melawan pasukan Inggris?

Build Up Cerita yang Seru

Braveheart menyajikan build up cerita yang seru. Dari awal film kita akan dibawa mengikuti cerita yang semakin lama akan semakin seru. Salah satu yang membuat seru adalah keberanian film ini memunculkan unsur sosio-politik ke dalam cerita. Di awal, kita akan disuguhi aturan baku kerajaan tentang pewarisan tahta harus pada keturunan berjenis kelamin laki-laki.

Kekosongan tahta Raja Skotlandia, dimanfaatkan Longshanks untuk menjadikan Skotlandia daerah kekuasaannya. Bahkan dia membentuk pemerintahan-pemerintahan kecil demi bisa mengontrol rakyat agar nggak melawan. Selain berbagai upaya kelicikan menggunakan politik sebagai senjata, dia juga memanfaatkan kekuasannya agar menjadi seorang ksatria di Skotlandia.

Ada juga subplot tentang Prima Nocte serta pemerkosaan yang dilakukan oleh pasukan Inggris. Hal tersebut menunjukkan bagaimana invasi yang dilakukan bukan semata-mata menguasai Skotlandia, melainkan memanfaatkan segala keistimewaan yang bisa didapat. Berbagai hal itulah yang memicu berbagai pembangkangan yang dilakukan Wallace.

Di pertengahan film, Longshanks menemui ksatria-ksatria Skotlandia. Beberapa dari mereka ingin mempertahankan hak-hak istimewa yang dimilikinya. Alhasil mereka mengkhianati rakyat mereka sendiri dengan bekerja sama dengan Longshanks. Padahal Wallace sedang berjuang melawan pasukan Inggris dan banyak rakyat Skotlandia yang berguguran.

Subplot seru lainnya dilakoni oleh Isabella. Dia yang awalnya ditugaskan oleh Longshanks malah punya hubungan cinta dengan Wallace. Dia pun berbalik ingin meruntuhkan apa yang dibangun oleh Longshanks. Hal itu disebabkan oleh kemarahannya atas Edward, suaminya yang berselingkuh dengan sesama pria.

Berbagai subplot di film ini berhasil memperkuat plot utama yaitu perjuangan Wallace mengalahkan Longshanks dan mengembalikan kemerdekaan Skotlandia. Tradisi kerajaan, aturan yang menguntungkan orang-orang kelas atas sampai pengkhianatan menjadi bumbu yang membuat cerita terasa intens.

Adegan-Adegan Sadis

Secara sinematografi, Braveheart berhasil menunjukkan keadaan di abad ke-12 dengan kehidupan yang belum modern dilengkapi dengan kostum dan senjata yang tepat. Skotlandia yang mendung dipadukan dengan adegan peperangan menjadi dua hal ironis tapi berhasil dikemas dengan mengagumkan. Durasi selama tiga jam dua menit pun nggak akan terasa lama ketika menonton film ini.

Akan terasa aneh kalau film tentang pertempuran atau peperangan tanpa menghadirkan adegan-adegan sadis. Dengan cerita yang dibangun serta digabungkan dengan naluriah manusia, sepertinya kekerasan nggak bisa dihindarkan di medan pertempuran. Hal tersebut berhasil ditampilkan di film Braveheart.

Adegan-adegan sadis di film ini terdiri dari banyaknya adegan kekerasan, ada penusukan sampai penggorokan leher. Darah seperti nggak berharga saking banyaknya yang berceceran karena adegan pertarungan dan pertempuran yang sadis. Hanya saja dibanding film lain yang menampilkan adegan gore, Braveheart masih terbilang nggak terlalu berlebihan.

Mel Gibson sebagai William Wallace

Bisa dibilang Braveheart adalah tentang William Wallace walau banyak subplot lain yang nggak melibatkannya. Tapi, dialah yang menjadi penggerak pemberontakan terhadap Longshanks. Karakter Wallace diperankan oleh aktor kawakan asal Amerika-Australia, Mel Gibson. Saking ikoniknya, Gibson selalu diidentikkan dengan perannya di film ini.

Gibson yang juga berperan sebagai sutradara sekaligus salah satu produser film ini, tampak begitu natural menjadi Wallace. Dingin, bijaksana, sensitif dan berkharisma. Aksen Skotlandia yang dilafalkannya pun terasa begitu alami. Adegan dia menyemangati rakyat Skotlandia untuk bertempur melawan pasukan Inggris menjadi highlight karena bisa begitu menyentuh dari nada maupun ekspresi.

Braveheart merupakan film ikonik yang cukup emosional karena unsur sejarahnya. Film ini bukan hanya berhasil mengemas pertarungan yang terasa sulit untuk dimenangkan tapi juga dari segi cerita yang secara apik bisa dibangun sampai ke puncak konflik. Adegan mana yang paling berkesan buat kamu? Kalau sudah nonton, bagikan di kolom komentar yuk teman-teman!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram