showpoiler-logo

Sinopsis & Review Boston Strangler, Mengulik Motif Pembunuh Berantai

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Boston Strangler
3.2
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Bosan dengan tugas yang diberikan, Loretta McLaughlin mengajukan diri untuk meliput pembunuhan berantai di Boston. Bersama Jean Cole, mereka menulis berita terkait pembunuhan tersebut yang akhirnya mendesak kepolisian untuk mengusut kasus ini lebih intens.

Mereka mengejar fakta hingga ke kota lainnya yang memiliki kasus serupa dan menemukan fakta mengejutkan tentang pelakunya.

Boston Strangler adalah film drama kriminal tentang pembunuhan berantai yang pernah terjadi di Boston pada awal 1960-an. Film karya Matt Ruskin yang dibintangi oleh Keira Knightley dan Carrie Coon ini dirilis pada 17 Maret 2023 di Hulu.

Mencoba hadir dengan pendekatan fakta yang akurat, apakah film ini tampil membosankan? Simak review berikut sebelum menontonnya, ya!

Baca juga: Sinopsis & Review Luther: The Fallen Sun, Memburu Pembunuh Berantai

Sinopsis

Sinopsis

Boston, 1962. Telah terjadi pembunuhan terhadap tiga wanita tua yang hidup sendirian. Reporter Boston Record American yang bosan dengan tugasnya, Loretta McLaughlin, mengajukan diri untuk terjun meliput kasus pembunuhan ini.

Setelah disetujui oleh pimpinan redaksinya, Loretta menemukan banyak kesamaan antara tiga kasus ini, yaitu korbannya dicekik dengan menggunakan stoking.

Loretta memaparkan hasil investigasinya itu yang membuat publik tercekam rasa takut dan kepolisian geram karena dianggap tidak bisa menghubungkan tiga kasus dengan ciri khas yang sama ini.

Hampir saja investigasi Loretta ini dihentikan oleh pemimpin redaksinya, Jack MacLaine, karena desakan dari kepolisian. Namun walikota justru meminta kepolisian mengusut tuntas kasus ini.

Korban keempat ditemukan yang membuat pimpinan redaksi menugaskan Jean Cole untuk berduet dengan Loretta dalam menggali berita yang lebih dalam terkait kasus pembunuhan berantai ini.

Bahkan mereka terobsesi untuk mengungkap siapa pelakunya dari berbagai fakta yang ditemukan dan analisa yang mereka lakukan. Namun semua terbantahkan dengan data dimiliki kepolisian.

Investigasi mereka dalam mengungkap pelaku pembunuhan justru menjadi berita tersendiri dan dipublikasikan di surat kabar tempat mereka bekerja.

Hal ini membuat Loretta menerima berbagai ancaman kepada diri dan keluarganya yang membuat suaminya mulai tidak betah dengan keadaan ini. Dalam berita-berita berikutnya, Loretta menamakan pembunuh berantai ini sebagai “Boston Strangler”.

Setahun berlalu dan sudah ada 7 korban pembunuhan yang masih belum bisa diungkap oleh kepolisian. Namun korban ke-7 ini, Sophie Clark, berusia lebih muda dari 6 korban sebelumnya yang mengundang perhatian karena perubahan pola pembunuhan.

Meskipun ada saksi yang melihat pelakunya, namun penggambarannya masih tidak jelas. Ternyata, kepolisian Boston tidak membuka kasus ini kepada kepolisian di kota lain.

Terjadi pembunuhan dengan pola yang sama di New York. Pelakunya, Paul Dempsey, berhasil diringkus oleh kepolisian New York tapi diabaikan oleh kepolisian Boston.

Loretta mengajukan kepada Detektif Conley salah satu calon tersangka yang didapatnya dari penelusuran kabar yang digalinya, yaitu Alberto DeSalvo.

Tapi tidak ada bukti kuat untuk meringkusnya meski cukup banyak saksi yang terintimidasi olehnya saat berbincang-bincang. Namun pada akhirnya dia ditangkap karena kasus kekerasan seksual.

Salah satu saksi pembunuhan diminta mengidentifikasi pelakunya, namun dia justru menunjuk George Nassar yang melakukannya, bukan Alberto. Meski begitu, setahun kemudian Alberto membuat pengakuan atas 13 kasus pembunuhan yang telah dilakukannya.

Sekali lagi, karena kurangnya bukti kuat, Alberto dihukum atas kasus pencurian disertai pemerkosaan dan dipenjara seumur hidup karenanya. Setahun kemudian, Loretta mendapat kabar dari kepolisian Michigan tentang 6 kasus pembunuhan dengan motif seperti Boston Strangler.

Loretta langsung pergi ke Michigan menyelidiki sedalam yang dia dapat melalui barang bukti dan data korban. Secara tidak sengaja, dia melihat foto Daniel Marsh di koran dan langsung melaporkannya ke polisi.

Daniel Marsh ini adalah kekasih salah satu korban Boston Strangler yang pernah membuat Loretta merasa terintimidasi saat hendak mewawancarainya dahulu. Ternyata dia pindah ke Michigan dan pembunuhan pertama di kota itu terjadi setelah dirinya menetap di sana.

Daniel Marsh dibawa ke kantor polisi dan diinterogasi, namun dia tidak mau berbicara dan pihak kepolisian kurang bukti, sehingga dia pun bebas. Tahun terus berganti dan kasus Boston Strangler sudah ditutup.

Di tahun 1973, Loretta dihubungi oleh Alberto dari penjara yang ingin membuat pengakuan sebenarnya tentang kasus pembunuhan berantai ini.

Sayangnya, setelah usai menelepon Loretta, Alberto dibunuh di dalam selnya. Loretta mencium hal yang aneh terkait kasus yang dianggapnya belum usai ini.

Saat mengunjungi penjara hendak melihat TKP, Loretta mendapat secarik kertas dari perawat yang mengarahkannya kepada Harrison, mantan teman sekamar Alberto di RS Bridgewater.

Darinya Loretta mendapat fakta baru bahwa Alberto berteman dekat dengan George Nassar dan Daniel Marsh di intitusi rehabilitasi tersebut.

Loretta menemui Nassar di penjara yang mengungkap fakta lain bahwa dia seharusnya mendapat bayaran yang besar karena mendukung pengakuan Alberto atas kasus pembunuhan ini.

Namun sayangnya, dia tidak mendapat kabar lagi dari pengacara handal F. Lee Bailey yang mewakili Alberto di pengadilan.

Dari semua fakta baru yang terkumpul ini, Loretta dan Jean membuat kesimpulan yang kontroversial terkait sosok Boston Strangler sebenarnya. Apa kesimpulan itu? Jawabannya akan kalian temukan di akhir film yang juga menggambarkan adanya konspirasi di dalam kasusnya.

Kurang Memiliki Atmosfer Mencekam

Kurang Memiliki Atmosfer Mencekam

Premis investigasi kasus pembunuhan oleh jurnalis yang disajikan Boston Strangler langsung melempar ingatan kita pada film masterpiece David Fincher, Zodiac (2007).

Meski berbeda kasus, namun kejadiannya berada pada periode yang sama, yaitu era 1960an. Boston Strangler sendiri adalah julukan yang diberikan oleh Loretta McLaughlin pada pembunuh berantai yang dia usut kasusnya.

Matt Ruskin sebagai penulis naskah dan sutradara berusaha menciptakan nuansa noir dalam filmnya. Latar adegan lebih banyak diambil pada malam hari di kegelapan kota Boston yang sepi akibat teror pembunuh berantai yang belum terungkap.

Bahkan di ruangan kantor Record American pun masih terasa suasana kelam dengan kepulan asap tipis sisa rokok yang dihisap oleh para karyawannya.

Namun film ini memang tidak menonjolkan sisi thriller dalam ceritanya karena lebih menitikberatkan kisah investigasi jurnalisme yang dilakukan Loretta dan Jean. Sehingga beberapa adegan yang seharusnya menegangkan, terasa datar saja.

Apalagi adegan itu tampak sama dengan adegan yang pernah hadir di film serupa, seperti teror melalui telepon dan sosok misterius yang menatap ke jendela.

Bahkan sebagai film bertema kriminal tentang pembunuh berantai, penampakan korbannya tidak diperlihatkan secara vulgar, sehingga kesan sadisnya tampil minimalis.

Kita hanya diperlihatkan secara sekilas di TKP dan dari beberapa foto dalam arsip yang tidak mampu membuat kita yakin akan kesadisan pembunuh berantai ini.

Jalan Cerita yang Layak Disimak

Jalan Cerita yang Layak Disimak

Dari sisi cerita, tentu Boston Strangler memiliki kekuatan di dalamnya. Berdasarkan kejadian nyata dan mengikuti kisah investigasi dari dua reporter pada zamannya, membuat film ini erat dengan fakta sejarah kasusnya. Apalagi latar lokasinya dibuat sedemikian rupa sehingga kesan era 1960an kental terasa.

Kasus Boston Strangler sendiri adalah sebuah kasus pembunuhan berantai yang rumit dan tidak terpecahkan hingga saat ini.

Meski Alberto DeSalvo sudah mengakui 13 pembunuhan yang dilakukannya, namun dia terbukti hanya melakukan 1 pembunuhan saja dan dia dihukum atas 1 kasus itu saja. Sedangkan 12 pembunuhan lainnya masih terus mengapungkan teori konspirasi yang pelik.

Di dalam film, Loretta dan Jean berkali-kali melemparkan dugaan kepada beberapa calon tersangka, namun semua dipatahkan oleh pihak kepolisian yang memiliki data tersendiri tentang para tersangka ini.

Dan pengakuan Alberto mengejutkan banyak pihak, terutama Loretta. Padahal dia adalah orang pertama yang menduga bahwa Alberto sangat cocok dengan profil sang pembunuh.

Investigasi Loretta tidak berhenti setelah Alberto dihukum atas kejahatannya dengan dipenjara seumur hidup, karena dia masih merasa janggal dan tidak puas dengan kurangnya bukti pada 12 kasus tersisa.

Akhirnya berkat kegigihannya, Loretta mendapatkan petunjuk baru yang mengaitkan Alberto dengan dua terduga pembunuh lainnya, yaitu George Nassar dan Daniel Marsh.

Sehingga kemudian Loretta dan Jean membuat sebuah teori adanya beberapa pembunuh di dalam kasus Boston Strangler ini. Paul Dempsey melakukan 6 pembunuhan pertama yang korbannya adalah wanita tua. Dia ditangkap di New York setelah melakukan sebuah pembunuhan dengan cara yang sama.

Lalu George Nassar melakukan satu pembunuhan dengan ciri yang sama dan dianggap peniru. Dia ditangkap bukan karena pembunuhan berantai ini, melainkan karena pembunuhan dengan kekerasan yang dilakukannya di sebuah minimarket.

Keterlibatannya dengan Alberto baru diketahui belakangan setelah dia berada di dalam penjara. Lalu Daniel Marsh diduga membunuh kekasihnya sendiri dengan cara yang sama.

Lalu dia pindah ke Michigan dan melakukan 6 pembunuhan disana. Namun karena kurang bukti, dia dibebaskan dari tuduhan dan tidak diketahui keberadaannya kini.

Keterlibatannya dengan Alberto dan George diketahui belakangan ketika terungkap fakta bahwa mereka pernah di institusi rehabilitasi yang sama.

Alberto, George dan Daniel terlibat dalam sebuah konspirasi yang dirancang oleh pengacara F. Lee Bailey yang membuat Alberto mengaku agar ceritanya bisa dijadikan sebuah buku.

Alberto dan George dijanjikan bayaran yang besar atas kerja samanya, namun pada akhirnya mereka hanya menjadi korban belaka. Alberto dibunuh di penjara dan George mendekam di jeruji besi seumur hidup.

Itu adalah kesimpulan dari artikel terakhir yang ditulis oleh Loretta dan Jean tentang Boston Strangler. Namun ada satu fakta fiktif yang dimunculkan, yaitu identitas Paul Dempsey.

Fakta sebenarnya, pembunuh yang ditangkap di New York dan diduga berada di Boston ketika beberapa pembunuhan berlangsung bernama Charles Terry.

Kepolisian New York dan Boston tidak pernah mengaitkan dirinya sebagai salah satu pembunuh dalam kasus Boston Strangler, karena tidak ada bukti yang kuat untuk mengikatnya. Dia dihukum atas satu kasus pembunuhan di New York saja.

Performa Pemerannya yang Kuat

Performa Pemerannya yang Kuat

Kisah yang rumit dengan fakta kasus yang masih tidak menemui konklusi, Boston Strangler memiliki kelebihan lain dari sisi akting, terutama Keira Knightley dan Carrie Coon.

Bisa dibilang, film berdurasi 1 jam 52 menit ini adalah salah satu performa terbaik Keira Knightley. Dia bisa tampil layaknya wanita Amerika tulen dan logat British-nya tidak terdengar sama sekali.

Penggalian karakternya pun cukup bagus dimana naskahnya menekankan dilema yang menerpanya terkait investigasi kasus dan keutuhan keluarganya.

Loretta yang tenggelam dalam penyelidikan seolah tidak mempedulikan lagi keluarga yang harusnya dia rawat. Suami yang awalnya sabar bisa naik pitam karena diabaikan terus olehnya, dan anak-anaknya pun terasa jauh darinya.

Semua bisa ditampilkan oleh Knightley dengan cukup baik dan meyakinkan. Sementara peran Jean Cole juga dibawakan dengan baik oleh Carrie Coon, meski karakternya hanya dibuat satu dimensi saja tanpa kita tahu latar belakang kehidupannya.

Namun kesan jurnalis senior mampu dia tampilkan dengan ketenangan dan strategi jitu dalam menggali fakta. Di luar dua aktris ini, beberapa aktor juga tampil baik meski dengan durasi bermain yang sedikit dan karakterisasi yang tipis.

Mereka adalah Chris Cooper sebagai pemimpin redaksi Jack MacLaine dan Alessandro Nivola sebagai Detektif Conley. Meski karakter ini bisa dibawakan oleh aktor manapun, tapi kehadiran mereka membuat nilai tambah bagi film dengan sinematografi ala noir ini.

Boston Strangler adalah film drama kriminal yang cukup bagus, terutama bagi kalian yang menyukai kisah investigasi jurnalisme.

Detail penyelidikan dipaparkan dengan baik yang membuat ketegangan ceritanya sedikit terabaikan. Memiliki kekuatan utama pada kisah nyata dan performa pemerannya, film ini layak untuk ditonton.

Jika kalian sudah siap untuk mengungkap kasus pembunuhan berantai yang sarat konspirasi, inilah saatnya untuk menonton film Boston Strangler sekarang juga. Sudah tayang di Disney+ Hotstar, jangan sampai dilewatkan, ya! Selamat menonton.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram