showpoiler-logo

Sinopsis dan Review Film Avatar: The Way of Water (2022)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Avatar: The Way of Water
3.8
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Kehidupan bangsa Na’vi dalam damai kembali diusik oleh kedatangan umat manusia. Bangkitnya Kolonel Miles dalam bentuk kloning spesies Na’vi membuat hidup keluarga Jake Sully terusik. Dia dan keluarganya harus pergi dari suku Omaticaya menuju pemukiman suku Metkayina di lautan. Tapi, Miles tak pernah berhenti untuk membalaskan dendamnya.

Avatar: The Way of Water adalah film epic sci-fi karya James Cameron yang dirilis oleh 20th Century Studios pada 16 Desember 2022. Ditunggu selama 13 tahun, penantian para penonton yang terkesima dengan keindahan Pandora dahulu akan disuguhi pemandangan dari bagian lain planet yang didiami bangsa Na’vi tersebut.

Apakah film ini akan sedahsyat film pertamanya? Simak review berikut yang akan mengupas tuntas salah satu film terbaik di tahun 2022 ini.

Baca juga: Sinopsis & Review Avatar (2009), dengan Visual Efek yang Keren

Sinopsis

Sinopsis

Lebih dari satu dekade Jake dan Neytiri hidup berumah tangga. Kini mereka memiliki 4 orang anak: Neteyam, Lo’ak dan Tuk, serta Kiri, anak adopsi yang merupakan putri avatar Grace. Saat bermalam berdua di puncak hutan, Jack dan Neytiri menyaksikan kedatangan kembali pasukan manusia yang membuka hutan dengan membakarnya.

Satu tahun kemudian, umat manusia mendirikan koloni tersendiri. Kali ini mereka tidak hanya ingin menambang unobtanium saja, melainkan menyiapkan kehidupan bagi umat manusia untuk migrasi dari Bumi yang sekarat. Proses pembangunan mereka selalu diganggu oleh Jake dan pasukannya yang melakukan sabotase pasokan senjata dan lainnya.

Kolonel Miles Quaritch bangkit dari tidur panjangnya. Dia kini berada di tubuh sesosok Na’vi. Dia paham bahwa sebelum turun bertempur melawan Jake dahulu, Miles sempat membuat kloning dirinya dalam bentuk bangsa Na’vi. Dan sekarang dia mengumpulkan kembali timnya yang dulu untuk memburu Jake di hutan tempat suku Omaticaya berada.

Saat mendatangi lokasi tempat terakhir dia bertempur, Miles melihat sisa jasadnya yang masih berada di atas robot tunggangannya. Mereka menangkap anak-anak Jake yang sedang melakukan penjelajahan di sana. Jake, Neytiri dan Neteyam yang mendapat informasi dari Lo’ak langsung menuju kesana demi menyelamatkan anak-anaknya.

Matahari telah terbenam. Jemputan Miles belum tiba. Jake dan Neytiri melakukan serangan bergerilya dan berhasil menyelamatkan semua anak-anaknya. Kecuali Spider, anak manusia yang tumbuh besar berama bangsa Na’vi. Spider diculik oleh Miles dan pasukannya.

Menyadari bahaya yang mengancam, Jake mengambil keputusan untuk memboyong keluarganya pergi dari tempat itu, demi keamanan suku Omaticaya. Setelah menyerahkan tampuk kekuasaan kepada yang lain, Jake dan keluarganya segera pergi menunggangi ikran-ikran mereka. Tujuan utama adalah pemukiman suku Metkayina di lautan.

Atas izin dari Tonowari sebagai kepala suku Metkayina, Jake dan keluarga diperbolehkan berlindung di perkampungan mereka. Anak-anak Jake berusaha beradaptasi dengan kebiasaan hidup suku yang ahli berenang dan menyelam tersebut. Tonowari sendiri menunjuk kedua anaknya untuk mengajarkan kepada keluarga Jake tentang cara hidup suku mereka.

Lo’ak dianggap pembuat onar karena berkelahi dengan Aonung, putra Tonowari, yang mengejek kebiasaan aneh Kiri. Dia disuruh oleh Jake untuk meminta maaf kepada Aonung yang kemudian mengajaknya ke daerah di luar batas karang. Ini hanya muslihat Aonung saja yang kemudian meninggalkan Lo’ak seorang diri.

Lo’ak diburu oleh ikan ganas, namun dia justru ditolong oleh ikan berukuran raksasa. Mereka kemudian berteman. Jake beserta beberapa orang dari suku Metkayina datang menjemput Lo’ak. Tonowari tidak menerima penjelasan Lo’ak perihal keberadaan tulkun yang terasing itu. Mereka menganggap bahwa tulkun terasing itu berbahaya dan pembunuh bagi spesiesnya sendiri.

Sementara itu, Miles dan pasukannya mendapat informasi kepergian Jake beserta keluarganya dari hutan Omaticaya. Dia menyewa kapal pemburu tulkun untuk menginterogasi suku-suku di lautan demi mencari keberadaan Jake. Tidak mendapatkan hasil setelah dua suku dibumihanguskan, mereka merancang ide untuk memancing Jake keluar.

Mereka memburu dan membunuh sekelompok tulkun yang ternyata adalah milik suku Metkayina. Jake menyadari bahwa ini adalah muslihat Miles. Dia berusaha menenangkan suku Metkayina agar tidak menyerang Miles dan pasukannya. Lo’ak pergi ke lautan bermaksud memberi tahu tulkun miliknya agar menjauhi bahaya, tapi justru mereka masuk ke perangkap Miles.

Jake yang diberi tahu oleh Neteyam, langsung terbang ke lokasi anak-anaknya bersama sepasukan besar suku Metkayina. Pertempuran tidak terhindarkan.

Apakah Jake dan Neytiri sekali lagi berhasil mengalahkan Miles dan menyelamatkan anak-anaknya? Saksikan terus perjuangan Jake demi melindungi keluarga dan bangsanya ini hingga akhir, karena keseruan ini akan menjawab semua pertanyaan tadi.

Pentingnya Kebersamaan dalam Keluarga

Pentingnya Kebersamaan dalam Keluarga

Lebih dari satu dekade, Jake Sully dan Neytiri hidup berumah tangga. Mereka telah membesarkan tiga anak kandung dan seorang anak adopsi. Keunikan anak-anak mereka adalah memiliki lima jari yang membuat mereka sedikit berbeda secara fisik dengan Na’vi lainnya. Dan keempat anak mereka ini memiliki kepribadian yang berbeda satu sama lain.

Neteyam adalah anak sulung yang mewarisi ketangkasan ayah dan ibunya sebagai seorang ksatria, sedangkan Lo’ak adalah tipe remaja pemberontak yang merasa kesal berada di balik bayang-bayang kakaknya. Sementara Tuk, anak yang paling bungsu, belum memiliki keunikan karakter selain memiliki keberanian yang ditanamkan oleh kedua orang tuanya.

Tapi yang paling menarik adalah karakter Kiri. Dia mewarisi kejeniusan ibunya dalah hal ilmu biologi. Saat masih di Omaticaya, secara tersirat kita lihat dia menguasai pengobatan dengan herba. Dan saat sudah di Metkayina, dia mulai terlihat memiliki kekuatan yang besar dalam mempengaruhi makhluk hidup yang ada di alam.

Kemampuan berbeda yang dimiliki oleh anak-anak Jake dan Neytiri ini sedikit banyak mengingatkan kita kepada keluarga Parr di Incredibles 2 (2018). Sebagai sebuah keluarga, mereka juga beraksi bahu-membahu demi menyelamatkan keutuhan keluarga dari rongrongan pihak musuh. Dan dalam skala besarnya, melindungi bangsa mereka secara keseluruhan.

Bukan tidak mungkin apabila nantinya Lo’ak dan Kiri mendapat peranan penting dalam tiga film Avatar selanjutnya. Semua sudah terlihat jelas lewat pembangunan karakter yang dilakukan oleh James Cameron terhadap mereka. Dia bahkan meluangkan waktu terlalu banyak untuk investasi cerita ini, hingga sedikit mengabaikan Jake dan Miles yang seolah menunggu untuk mendapat giliran tampil.

Selain itu, masih ada pergulatan batin Spider yang akan menjadi benih cerita yang menarik saat dipanen nanti. Dia berada diantara pilihan berat untuk membela kloning Miles atau memusuhinya, karena pada dasarnya dia memang sangat merindukan kehadiran ayah kandungnya, yaitu Miles. Tapi dia juga membencinya karena memiliki sifat jahat dan menjadi musuh bangsa Na’vi.

Inilah inti cerita yang ingin ditonjolkan oleh James Cameron di film kedua dari saga Avatar rancangannya. Betapa sulitnya orang tua mendidik anaknya dan usaha adaptasi keluarganya di lingkungan yang baru.

Jake harus menghadapi dua pilihan berat, lari pergi demi menyelamatkan keluarga atau melawan pihak musuh yang memburunya. Hal ini sama seperti yang dirasakan oleh Sarah Connor di The Terminator (1984) dan Terminator 2: Judgment Day (1991), dua film sukses karya James Cameron. Saat pilihan pertama tidak berfungsi lagi, opsi kedua menjadi harga mati.

Keindahan Dunia Air

Keindahan Dunia Air

James Cameron sudah tidak asing dengan dunia air. Setidaknya dia pernah mengarahkan tiga film yang membuat para pemerannya lebih banyak berada di adegan basah-basahan. Piranha II: The Spawning (1982) adalah karya pertamanya yang sudah jelas menggambarkan teror ikan buas di dalam air.

Lalu The Abyss (1989), dimana tim penyelamat harus menyelam lebih jauh ke kedalaman laut dan menemukan hal yang tidak pernah mereka duga. Dan tentu saja film Titanic (1997) yang mengeluarkan bujet produksi besar untuk mewujudkan berbagai adegan petaka kapal tenggelam di tengah lautan tersebut.

Dan kini, kecintaannya kepada dunia air membuatnya kembali menampilkan kehandalannya dalam memperlihatkan berbagai keindahan serta aksi menegangkan di dalam dan permukaan air. Ragam makhluk hidup di lautan Pandora dihadirkan dalam bentuk yang unik dan mungkin belum pernah terbayangkan di benak kita.

Meski referensi makhluk hidupnya sudah jelas, seperti ikan hiu, paus, atau ubur-ubur, tapi semua ditampilkan dengan penggambaran yang unik dan belum pernah kita lihat sebelumnya. Bahkan beberapa di antaranya bisa mengeluarkan cahaya sendiri yang menambahkan keindahan alam bawah laut Pandora.

Imajinasi James Cameron dalam menggambarkan Pandora memang telah melewati batas pemikiran manusia pada umumnya. Setelah di film pertama kita ditunjukkan suku Omaticaya yang hidup di hutan, maka kini kita dibawa untuk mengenal suku Metkayina yang hidup di lautan.

Secara umum, fisik kedua suku ini tidak jauh berbeda, karena sama-sama bangsa Na’vi. Beberapa hal yang membedakan adalah bentuk tangan suku Metkayina terlihat pipih dan mereka memiliki ekor yang berbeda dengan suku Omaticaya. Dua perbedaan fisik inilah yang membuat mereka mudah untuk berada lebih lama dan berenang di dalam air.

Mengingat saga Avatar masih akan diteruskan ke depannya, tentu kita dibuat penasaran dengan makhluk Pandora lainnya yang belum pernah kita saksikan. Dan bukan tidak mungkin masih ada suku yang belum kita ketahui hidup di belahan Pandora lainnya beserta ciri khas dan ragam binatang yang berkeliaran di sekitar mereka.

Suguhan Efek Visual yang Mengagumkan

Suguhan Efek Visual yang Mengagumkan

Lewat Avatar: The Way of Water, James Cameron membuktikan diri bahwa filmnya ini memiliki efek visual terbaik. Dengan teknologi kamera tercanggih yang dibuat olehnya sendiri, ditambah dengan polesan efek visual dari WETA FX, kita dibuat yakin bahwa yang kita saksikan di layar sepanjang 3 jam 12 menit durasinya adalah nyata.

Melihat hasilnya, sangat wajar apabila dia berujar bahwa efek visual film ini lebih baik dari yang disuguhkan Marvel di semesta MCU-nya. Dan faktor inilah yang paling menonjol dan membuat kita ingin sekali menonton film ini.

Adegan aksi yang ditampilkan juga begitu dahsyat dan hadir dalam durasi yang cukup panjang. Salah satu yang terbaik sekaligus mengiris hati adalah saat sekelompok pemburu berusaha menangkap dan membunuh tulkun. Mereka mengambil cairan di otak tulkun yang berguna untuk memanjangkan umur manusia.

Selain unobtanium, Pandora juga menyimpan sumber daya alam lain yang sangat berguna bagi manusia. Namun semua sumber daya alam ini sangat dilindungi dan sakral bagi bangsa Na’vi. Sekali lagi, James Cameron menemukan cara untuk menggambarkan pentingnya melestarikan alam dan keburukan imperialisme.

Namun, salah satu nominator Best Motion Picture di Golden Globe Awards ini masih memiliki sedikit kelemahan dalam jalan ceritanya. Seperti sudah disebutkan di atas, James Cameron seolah mengulangi kembali tema yang pernah diangkatnya di dua film Terminator dengan beberapa elemen dari tiga film dengan latar lokasi di dalam air. Tentu saja banyak adegan yang mengingatkan kita akan lima film ini.

Salah satunya saat kapal akan tenggelam, Spider meyakinkan Kiri bahwa mereka harus tetap bersama dan berpegangan tangan. Jack Dawson pernah mengatakan kalimat yang hampir serupa kepada Rose DeWitt Bukater saat Titanic hendak tenggelam di film Titanic (1997).

Selain adanya kesamaan alur kisah dan dialog, James Cameron, Rick Jaffa dan Amanda Silver yang menulis naskahnya, masih menyisakan banyak lubang dalam ceritanya. Jangan tanyakan bagaimana Kiri bisa dilahirkan dari jasad avatar yang sudah ditinggal mati oleh manusianya, karena Jake Sully sendiri sudah menyatakan bahwa perkara ini adalah hal misterius.

Lalu perihal kloning Kolonel Miles yang baru muncul setelah lebih dari satu dekade. Mungkin memang butuh proses untuk menumbuhkan tubuh Na’vi, tapi rasanya terlalu lama apabila pengerjaannya hingga lebih dari sepuluh tahun. Padahal mereka memiliki teknologi canggih yang bisa membangun infrastruktur lebih cepat beberapa tahun dari biasanya.

Meski Stephen Lang tampil tidak mengecewakan, pengembangan karakternya masih terasa dangkal, salah satunya adalah alasannya memburu Jake Sully. Dia tersadar dengan ingatan ketika Miles asli melakukan proses kloning, artinya sebelum turun dalam pertempuran yang mengantarkan dia pada kematian.

Anehnya, kloning Miles ini, atau yang disebut recombinants di dalam film, sudah menyimpan dendam bahkan sebelum dia mengetahui fakta tentang kematiannya.

Lalu peran Jenderal Frances Ardmore yang terlihat tegas dan garang di awal film, lenyap begitu saja menjelang pertengahan cerita. Kita berbaik sangka saja, mungkin James Cameron menyimpan kemampuannya berkelahi mengenakan Amplified Mobility Platforms (AMP) di film selanjutnya.

Avatar: The Way of Water memang memiliki jalan cerita formulaic khas film-film blockbuster, tapi semua seolah tidak dipedulikan lagi ketika kita menyaksikan keindahan sinematografi dan efek visual yang disuguhkan di dalam filmnya.

Menginvestasikan waktu dalam membangun pondasi beberapa karakter dengan baik akan sangat berguna untuk kelangsungan film-film selanjutnya dalam jangka panjang. Dan kita akan setia menunggu film berikutnya demi eksplorasi Pandora lebih luas lagi.

Tentu saja Avatar: The Way of Water menjadi salah satu film terbaik di tahun 2022. American Film Institute telah memasukkannya ke dalam daftar 10 film terbaik bahkan sebelum filmnya dirilis. Dan di ajang Golden Globe Awards, film ini masuk sebagai nominator di dua kategori, Best Motion Picture – Drama dan Best Director bagi James Cameron.

Bukan tidak mungkin, di ajang Academy Awards film ini akan berjaya juga. Terutama dari sisi teknis, seperti Sinematografi, efek visual dan editing. Dengan semua kelebihannya ini, rasanya akan sangat rugi apabila kita belum menonton film Avatar: The Way of Water ini. Jadi, segera saksikan film ini secepatnya, ya! Selamat menonton.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram