showpoiler-logo

Sinopsis & Review Alvin and the Chipmunks, Menjadi Pop Star

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Alvin and the Chipmunks
2
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seketika, hidup mereka berubah saat single perdana tiga ekor tupai meledak di pasaran dan menjadikan mereka sebagai pop star. Kepopuleran bukan berarti tanpa masalah, dan hal ini harus mereka atasi bersama.

Alvin and the Chipmunks adalah film musical comedy karya Tim Hill yang dirilis oleh 20th Century Fox pada 14 Desember 2007.

Film ini menampilkan kembali karakter legendaris yang sudah ada sejak tahun 1958 lewat single “The Chipmunk Song”, dimana lagu ini berhasil menduduki peringkat pertama di tangga lagu Billboard Hot 100, kepada generasi baru adalah langkah yang tepat.

Mengingat popularitas Alvin and the Chipmunks tidak pernah pudar, meski juga tidak pernah konstan, penampilan baru dengan presentasi CGI secara penuh untuk tiga tupai ini sebuah pembaharuan yang dibutuhkan bagi karakter legendaris ini.

Sudah tidak sabar untuk memulai petualangan menjadi bintang pop bersama Alvin, Simon dan Theodore? Simak review berikut terlebih dahulu.

Baca Juga: Daftar Film Komedi Terbaik Sepanjang Masa

Sinopsis

Alvin and the Chipmunks (2007) poster_

David “Dave” Seville adalah seorang penulis lagu yang berusaha memasukkan lagunya ke perusahaan music JETT Records melalui temannya yang sudah menjadi produser, Ian Hawke. Ia datang dengan semangat lalu pulang dengan perasaan sedih dan bingung karena penolakan keras yang diterimanya.

Tiga tupai yang rumahnya dijadikan pohon natal tiba-tiba melompat ke keranjang makanan yang dibawa Dave. Di rumah Dave, dengan cepat mereka membuat seluruh persediaan makanan di lemari berantakan.

Dave sempat pingsan ketika mengejar mereka, lalu mengusir mereka keluar setelah dia siuman. Namun, begitu mendengar tiga tupai ini menyanyi, dia tertarik dan menawarkan mereka tempat tinggal dengan syarat mereka harus menyanyikan lagu-lagu ciptaannya.

Tidak bisa tidur karena menemukan inspirasi, Dave semalaman membuat komposisi lagu dimana keesokan paginya dinyanyikan dengan baik oleh ketiga tupai tersebut.

Merasa siap, Dave sekali lagi datang menemui Ian untuk memperlihatkan aksi ketiga tupai ini, tapi mereka tiba-tiba demam panggung saat harus menyanyi di depan Ian yang membuat Dave malu.

Lalu, Dave juga dipecat dari pekerjaannya karena papan presentasinya dicorat-coret oleh para tupai itu. Pulang dengan penuh amarah, Dave ingat ada janji makan malam dengan Claire, mantan kekasihnya.

Saat Dave membeli makanan, ketiga tupai membersihkan rumah. Makan malam berubah menjadi kikuk karena salah satu tupai bernama Alvin mengganggunya.

Merasa sudah gagal, Dave hanya bisa pasrah. Ketiga tupai kemudian pergi ke rumah Ian untuk menyanyikan lagu ciptaan Dave yang membuat mereka direkrut menjadi artis JETT Records.

The Chipmunks adalah nama populer mereka yang langsung menjadi sensasi. Lagu mereka bertengger di posisi puncak tangga lagu dan disambut meriah di setiap show mereka.

Ketika Ian mengajukan beberapa rencana untuk The Chipmunks, Dave tidak serta-merta menerimanya karena Dave menganggap mereka masih kecil dan belum siap untuk menjalani jadwal yang padat.

Ian melakukan propaganda dengan bilang kepada The Chipmunks bahwa Dave meremehkan dan menghalangi karir mereka. Setelah timbul sebuah pertengkaran, The Chipmunks pindah ke rumah Ian.

Dimanjakan dengan segala mainan dan makanan, The Chipmunks menjalani jadwal yang padat dengan rangkaian tur, rekaman, acara TV dan radio, dan sebagainya yang membuat mereka kelelahan.

Dave khawatir dengan kondisi The Chipmunks dan berencana untuk mengambil mereka kembali dari Ian pada saat mereka konser di Orpheum Theatre. Lantas, berhasilkah Dave merebut kembali The Chipmunks dari Ian?

Sekeras apa usaha Ian untuk mempertahankan The Chipmunks? Siapakah yang dipilih The Chipmunks, Dave atau Ian? Tonton sampai habis film yang menampilkan lagu-lagu asli The Chipmunks dalam aransemen yang lebih modern ini.

Formula Standar Film Anak-Anak

Formula Standar Film Anak-Anak_

Alvin and the Chipmunks memulai ceritanya dengan asal-usul pertemuan ketiga tupai ini dengan Dave, kecanggungan dalam adaptasi, kesuksesan instan, konflik karena salah paham, memilih sisi yang salah, dan kembali dengan permintaan maaf.

Formula seperti ini adalah pola standar film-film komedi ringan terutama untuk anak-anak, dan diulangi sekali lagi di film berdurasi 1 jam 32 menit ini. Tidak ada karakter abu-abu di film seperti ini karena semua sudah terlihat jelas sedari awal bagaimana sifat para karakternya.

Contohnya, Dave adalah sosok yang berhati baik dan Ian adalah sosok antagonis yang motif kejahatannya jelas terlihat tapi ketiga tupai ini dibutakan oleh kesenangan materi berlimpah yang diberikan olehnya.

Jangan pikirkan alasan kenapa ketiga tupai ini bisa bernyanyi dan hafal lagu-lagu populer dari berbagai dekade, seperti “Only You (And You Alone)” dari era 1960an, “Funkytown” dari era 1980an dan “Bad Day” dari era 2000an, padahal mereka diceritakan sebelumnya hidup di hutan, karena semua ini hanyalah kisah fantasi yang tidak mungkin terjadi.

Dan jangan pikirkan juga dengan keramaian penikmat musik yang tidak merasa aneh menghadiri konser The Chipmunks yang sudah pasti tidak begitu terlihat, karena fisik mereka yang mungil, dan tidak akan terlihat apakah mereka bernyanyi secara live atau lip sync.

Baca Juga: 16 Film Animasi Terbaik yang Menampilkan Karakter Hewan

Akting Komikal Para Pemerannya

Akting Komikal Para Pemerannya_

Sementara itu, dari sisi pemeran live-action-nya, mereka tampil begitu komikal dengan banyaknya adegan slapstick di sana-sini. Jason Lee adalah aktor yang sering sekali bermain dalam film komedi jenis ini dan sudah jelas dia sangat piawai membawakan karakter Dave.

Lihat saja bagaimana ekspresinya ketika berhadapan dengan kenakalan The Chipmunks, cukup memukau. Tapi jangan harap ada pendalaman karakter yang ditampilkan di film yang sinematografinya tidak terlalu diperhatikan ini.

Cerita berjalan lurus dalam satu dimensi, dengan tempo yang cepat dan ritme yang konstan, memang membuat kita betah untuk menontonnya hingga akhir tapi kita hanya berada di permukaan saja, tidak diberi kesempatan untuk menyelam.

Kombinasi Apik Live-Action dan CGI

Kombinasi Apik Live-Action dan CGI_

Tentu untuk film sejenis ini tidak perlu cerita yang rumit dan kompleks, yang penting adalah penuh kesenangan yang bisa membuat anak-anak gembira saat menontonnya.

Apalagi dengan betapa apiknya penggunaan CGI dalam menggambarkan Alvin dan dua saudaranya itu, mereka terlihat hidup dan menggemaskan, terutama Theodore yang paling manja.

Kombinasi CGI dengan live-action-nya juga bisa dibilang sangat rapi, sehingga kita dibuat yakin bahwa The Chipmunks ini memang berinteraksi dengan para pemeran manusianya, terutama Jason Lee yang paling sering berhadapan dengan mereka.

Jangan lupakan lagu-lagu populer yang didendangkan oleh The Chipmunks di film ini. Meski tidak banyak tapi cukup untuk membuktikan bahwa mereka menguasai lagu-lagu dari berbagai era.

Single “The Chipmunk Song” digarap ulang dengan aransemen baru yang lebih modern, bahkan ada versi rock-nya juga, sedangkan lagu-lagu lain saat tur mereka lebih didominasi musik dance-pop. Alvin and the Chipmunks sungguh tampil menggemaskan dengan segala kenakalan dan kepintaran mereka.

Tapi karena menampilkan banyak materi toilet humor yang hambar dalam formula standar film anak-anak, film ini mendapat reaksi beragam dari para kritikus dan moviegoers. Ada yang menilai positif, tidak sedikit pula yang mencercanya.

Contohnya adalah akting Jason Lee dan David Cross yang sebenarnya tampil dengan performa yang cukup apik dan sesuai dengan kebutuhan adegan. Jason Lee piawai memamerkan ekspresi komikal dan David Cross tampil sangat menyebalkan di setiap adegannya.

Tapi kritikan tetap saja ada, dimana banyak yang tidak suka dengan teriakan “Alvin!” dari Jason Lee dan para komedian mencerca David Cross karena menerima peran ini padahal banyak komedian lain menolaknya.

Memang ada beberapa komedian yang ditawari untuk memerankan sosok Ian ini, antara lain Patton Oswalt, tapi mereka menolaknya dan ketika tawaran datang ke David Cross, dia menerimanya.

Pembelaan David Cross atas keputusannya berperan di film ini yang disampaikannya di website pribadinya dianggap sebagai alasan terburuk oleh para kritikus komedi, yaitu hanya karena alasan uang belaka. Dia dianggap menjatuhkan martabat komedian yang tidak punya harga diri.

Kita tidak perlu terlalu memikirkan pertikaian ini, yang bisa jadi hanya karena iri hati belaka karena film ini menjadi box-office dengan pendapatan sebesar $217 juta dimana David Cross mendapat bonus berupa cottage di pedalaman Sullivan County yang indah.

Menjadi film keluarga yang ringan, Alvin and the Chipmunks cukup layak untuk ditonton di waktu luang bersama seluruh anggota keluarga.

Karena tidak akan terlalu dipusingkan dengan ceritanya, maka ayah dan bunda bisa sambil beraktivitas saat menemani putra-putrinya menonton film ini. Selamat menonton, ya!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram