Sinopsis & Review Film A Man Called Otto, Film yang Menyentuh Hati


Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.
Otto memang suka menggerutu, bersikap sinis dan kurang ramah kepada tetangganya, tapi sebenarnya dia memiliki hati yang baik. Semua mulai berubah karena kehadiran tetangga baru yang selalu meminta pertolongannya.
Masih terus berduka karena kematian istrinya, berkali-kali dia berusaha mengakhiri hidupnya sendiri, namun selalu gagal. Bisakah Otto keluar dari rasa dukanya dan meneruskan hidup?
A Man Called Otto adalah film drama komedi karya Marc Forster yang dirilis oleh Sony Pictures pada 13 Januari 2023. Merupakan adaptasi novel karya Fredrik Backman, film ini juga adalah remake dari film produksi Swedia berjudul A Man Called Ove (2015) yang pernah menjadi nominator Best Foreign Language Film di ajang Academy Awards.
Dengan sumber cerita yang sudah diakui kualitasnya oleh para kritikus dan pembaca novelnya, akankah Tom Hanks mampu menyentuh hati kita dengan kisah inspiratif ini? Simak review berikut untuk mengetahui lebih dalam tentang film yang diproduseri oleh Tom Hanks dan istrinya ini.
Sinopsis

Tahun Rilis | 2022 |
Genre | Comedy, Drama |
Sutradara | Marc Forster |
Pemeran | ∙ Tom Hanks ∙ Kailey Hyman ∙ Elle Chapman ∙ Kelly Lamor Wilson |
Review | Baca di sini |
Otto Anderson adalah pria berusia 63 tahun yang baru ditinggal wafat istrinya enam bulan silam. Dia selalu menggerutu dan bersikap sinis kepada para tetangganya. Dia memilih pensiun dari perusahaan baja tempatnya bekerja, menghentikan semua layanan untuk rumahnya, seperti listrik dan telepon.
Di rumah, dia mempersiapkan tali yang baru saja dibelinya di supermarket untuk mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Namun Otto terganggu dengan tetangga baru yang hendak memarkirkan mobil. Dia kemudian membantu Tommy dan Marisol memarkirkan mobil.
Kembali ke rumah, Marisol dan Tommy mengetuk pintunya dan memberikan makanan sebagai hadiah perkenalan. Setelah menghabiskan makanan dengan nikmat, Otto mulai melanjutkan rencananya.
Saat melakukannya dan mulai tercekik, Otto melihat bayangan kilas balik kisah pertemuannya dengan Sonya, mendiang istrinya. Namun plafon yang menjadi tumpuan tali rapuh dan membuatnya jatuh.
Otto kemudian ziarah ke makam Sonya dan bercerita tentang kejadian hari ini. Ia pun mencoba cara bunuh diri yang lain, yaitu menghirup asap knalpot yang dimasukkan ke dalam mobilnya di garasi.
Saat mulai sulit bernapas, Otto melihat bayangan kilas balik saat dia dan Sonya pergi makan malam di restoran. Otto jujur bahwa dia gagal masuk militer dan tidak punya pekerjaan.
Rencana bunuh dirinya terhenti lagi karena Marisol mengetuk pintu garasinya. Dia minta tolong kepada Otto untuk mengantarnya ke rumah sakit menyusul Tommy yang baru saja jatuh dari atap.
Meski enggan, Otto akhirnya mau mengantar Marisol dan kedua putrinya. Dia sempat memukul badut yang melakukan sulap dengan koin favoritnya saat sedang membaca buku cerita kepada dua putri Marisol.
Tidak kehabisan ide, Otto kemudian pergi ke stasiun. Dia hendak melompat ke rel pada saat kereta melintas. Namun pria tua di sebelahnya terlihat sempoyongan dan terjatuh ke rel.
Otto langsung turun menyelamatkan pria itu, sementara orang lain di stasiun merekam peristiwa tersebut. Namun setelah menaikkan pria itu ke tepi stasiun, Otto masih terdiam di atas rel ketika kereta mendekat.
Dia melihat bayangan kilas balik saat baru lulus kuliah sebagai sarjana teknik dan melamar Sonya. Otto tersadar dengan suara orang yang mengulurkan tangannya agar cepat naik. Aksi Otto menjadi viral di media sosial.
Otto kemudian memelihara kucing liar yang sering diam di dekat rumahnya setelah Jimmy terkena alergi akibat menampung kucing itu sebelumnya. Otto kemudian menawarkan diri mengajari Marisol mengemudikan mobil.
Marisol sempat panik di jalan, namun berhasil ditenangkan oleh Otto. Mereka kemudian menikmati kue sus di café kenangan Otto dan Sonya.
Otto menghardik anak muda pengirim koran karena pekerjaannya itu dianggap mengotori lingkungan. Namun anak muda itu adalah salah satu murid istrinya dahulu yang sangat menghargai sikap gurunya itu kepadanya.
Otto terkenang akan sifat istrinya yang baik hati. Dia memaafkan Malcolm, nama anak muda itu, dan membantunya memperbaiki sepedanya.
Suatu hari seorang jurnalis media sosial meminta waktu Otto untuk diwawancarai, namun dia menolak dan meninggalkannya di garasi.
Marisol menawarkan bantuan untuk membersihkan rumah dan membereskan barang-barang milik Sonya. Namun Otto tidak mau dan marah karena terlibat adu debat dengan salah satu karyawan perusahaan properti yang hendak membeli komplek perumahan mereka.
Otto nyaris pingsan karena detak jantungnya yang tidak beraturan dan melemah. Dia meninggalkan Marisol di luar yang khawatir akan keadaannya.
Otto mencari cara lain untuk bunuh diri, yaitu menembakkan senapan ke kepalanya. Dia sudah mempersiapkan semua, namun rencana ini gagal lagi karena kehadiran Malcolm yang meminta izin untuk menginap karena diusir oleh ayahnya.
Otto kemudian mendengar rencana Dye & Merika, perusahaan properti yang ingin merebut salah satu rumah di komplek itu dari pemiliknya dengan cara memindahkan mereka ke panti jompo atas alasan kesehatan.
Otto mengumpulkan data dan dokumen terkait lalu pergi ke rumah Marisol untuk meminjam telepon. Tapi Marisol tidak mengizinkan dan justru marah kepadanya.
Otto kemudian menjelaskan kepada Marisol tentang kisahnya dengan Sonya berikut juga pertikaiannya dengan perusahaan Dye & Merika tersebut. Merasa hatinya tersentuh, Marisol memberikan ponselnya dan Otto kemudian menghubungi jurnalis media sosial yang pernah datang ke rumahnya.
Saat orang-orang dari Dye & Merika datang hendak menjemput paksa Reuben dan Anita, tetangga Otto, seluruh tetangga membela dengan merekam kejadian ini lewat ponsel mereka.
Dan, salah satu dari mereka terdesak dengan pertanyaan bertubi-tubi yang menuduhnya ingin mengambil alih hak kepemilikan rumah mereka secara paksa. Otto dan para tetangga menang dari para pegawai Dye & Merika tersebut.
Selagi para tetangga merasa bahagia bisa menolong rekan mereka, Otto berjalan pulang hendak memberi makan kucingnya. Namun tiba-tiba dia terjatuh dan tak sadarkan diri.
Apa yang terjadi pada Otto? Akankah dia selamat dari penyakitnya? Saksikan terus film yang menyentuh hati ini hingga akhir untuk mengetahui apa yang terjadi pada Otto. Siapkan tissue untuk menghapus air mata, ya!
Premis Klise dengan Naskah yang Apik

Premis A Man Called Otto sekilas memang terkesan klise. Kisah seorang pria tua yang sinis kepada semua orang mengalami perubahan sikap karena rangkaian kejadian dengan orang-orang terdekatnya ini terdengar sangat familiar.
Mungkin yang paling terdepan muncul dalam ingatan adalah kisah A Christmas Carol yang sudah seringkali dibuat ulang filmnya dalam berbaga versi.
Lalu, apa yang membedakan kisah Otto ini dengan Ebenezer Scrooge di A Christmas Carol? Banyak kesamaannya, namun ada juga perbedaannya.
Satu faktor yang menjadi perbedaan mendasar adalah dialog yang tersusun rapi di dalam jalan ceritanya. Setiap kalimat yang terucap di dalam adegan-adegannya terasa kuat, menyegarkan, sekaligus menghujam hati.
Kalimat sinis yang dilempar oleh Otto kepada para tetangganya tidak hanya berdasarkan kekesalan belaka, tetapi juga memiliki alasan yang kuat dan masuk akal.