showpoiler-logo

10 Pemeran Utama dalam Film 9 Summers 10 Autumns (2013)

Ditulis oleh Siti Hasanah

Banyak sudah film-film yang mengusung tema from zero to hero, 9 Summers 10 Autumn salah satunya. Film yang diangkat dari novel dengan tajuk yang sama ini mengangkat kisah seorang anak kampung yang berhasil meraih kesuksesan di luar negeri.

Iwan Setyawan, sang penulis novel, tidak mengangkat kisah fiktif. 9 Summer 10 Autumns adalah murni kisah yang dialaminya sendiri.

Pada tahun 2013, novel karya Iwan diangkat ke layar lebar oleh Ifa Isfansyah. Dia menggaet penyanyi Ihsan Tarore sebagai pemeran utamanya.

Selain Alex Komang dan Dewi Irawan sebagai punggawa di film ini, hadir pula beberapa nama aktor dan aktris yang sudah sering wara-wiri di kancah perfilman Indonesia. Inilah 10 pemeran yang hadir dalam film 9 Summers 10 Autumns!

Baca juga: 10 Film Terbaik Ifa Isfansyah, Sutradara Penuh Prestasi

1. Iwan Setyawan (Ihsan Tarore)

Iwan Setyawan (Ihsan Tarore)

Setelah sukses menjuarai ajang Indonesian Idol, penyanyi bersuara serak itu semakin mantap menjejakkan kakinya di dunia akting. Dalam film ini, Ihsan berperan sebagai Iwan Setyawan versi dewasa.

Dia adalah anak dari Batu, Malang dan besar dalam keluarga yang sangat sederhana. Ayahnya adalah seorang sopir angkot, sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga.

Menjadi anak lanang satu-satunya di keluarga, Iwan begitu dibanggakan oleh Bapak. Dia diharapkan menjadi pengganti Bapak kelak. Maka dari itu, Iwan dididik dengan sangat keras.

Namun, harapan Bapak jauh panggang dari api. Iwan bukanlah anak lanang yang secara fisik kuat dan tangguh. Dia anak pendiam dan dia sangat pemalu. Saking pemalunya, sekolah saja harus ditunggu Ibu.

Rupanya Iwan lahir dengan kecerdasan yang luar biasa. Tanpa diajari, Iwan mampu memahami hitung-hitungan dengan baik dan berhasil menyabet juara satu di kelas.

Sayangnya, prestasi yang ditorehkan Iwan tidak cukup membuat Bapak bangga. Hanya Ibu dan mbak-mbaknya yang mendukung Iwan.

Berkat dorongan semangat dari Ibu, Iwan perlahan meyakinkan Bapak bahwa dia bisa jadi anak lanang kebanggaan Bapak tanpa harus bekerja banting tulang nyupir angkot.

Titik balik hidup Iwan adalah saat dia memutuskan untuk kuliah di IPB, Bogor. Di Kota Hujan itu, Iwan menemukan cara untuk sukses.

Pelan tapi pasti dan tentunya bukan tanpa ujian, Iwan mendapatkan kesempatan untuk berkarir ke di New York. Di Negeri Paman Sam, Iwan mengasah diri untuk lebih berkembang sampai akhirnya sukses.

2. Iwan Kecil (Shafil Hamdi Nawara)

Iwan Kecil (Shafil Hamdi Nawara)

Shafil Hamdi Nawara mungkin terbilang baru di dunia akting. Namun, dia mampu menampilkan akting yang memukau saat memerankan Iwan “Bayek” Setyawan versi anak-anak.

9 summers 10 autumns banyak menggunakan alur mundur sehingga kita dapat menyaksikan penampilan akting Shafil yang luar biasa.

Iwan kecil banyak mengalami tekanan dari Bapak. Dirinya diharapkan bersikap layaknya laki-laki, bukan klemar-klemer seperti itu. Sikap Iwan yang lembek sering membuat Bapak naik pitam.

Demi melatih Iwan agar lebih kuat, Bapak bersikap lebih tegas dan disiplin. Dia diajak Bapak menjadi kernet angkot dan belajar mengenal hidup jalanan yang keras.

Namun, cara didikan bapak tidak cocok dengan Iwan. Anak itu kemudian menemukan jalannya sendiri untuk menjadi sukses.

Dengan kecerdasan yang dianugerahkan kepadanya, Iwan dapat membuktikan diri bahwa dia bisa jadi anak kebanggaan bapak.

3. Hasim (Alex Komang)

Hasim (Alex Komang)

Hasim adalah bapak dari Iwan. Ketika Iwan lahir, Hasim adalah orang yang paling gembira di keluarga. Itu terlihat dari caranya mengasuh Iwan. Anak itu bahkan dipanggil “Bayek” dan diberi perhatian khusus.

Akan tetapi mulai menginjak usia sekolah, Iwan menunjukkan tanda-tanda pemalu dan lemah. Hasim merasa harus mendidiknya dengan keras agar Iwan tumbuh menjadi laki-laki sejati.

Menjadi sopir angkot mengajarkan Hasim bahwa hidup itu milik orang-orang berani dan tangguh. Maka dari itu, Iwan pun harus seperti dirinya.

Sejak kecil, Hasim mengajak Iwan bekerja. Sampai remaja, Iwan diminta untuk menjadi kernet selagi dirinya menjadi sopir.

Takdir anak itu rupanya lebih baik dari Hasim. Lama-lama, Hasim melihat kesempatan dalam diri anak lanang satu-satunya itu.

Maka dari itu, ketika anak kebanggaannya memutuskan kuliah alih-alih ikut nyopir dengan Hasim, ia menjual mobil angkot yang menjadi sumber mata pencariannya itu.

Keputusan Hasim menjual mobil angkotnya ternyata tidak salah. Anak itu membalasnya dengan keberhasilan yang luar biasa.

Meski gengsi, Hasim mengakui bahwa ia bangga memiliki anak seperti Iwan yang tumbuh meski tanpa bimbingan darinya.

4. Ngatinah (Dewi Irawan)

Ngatinah (Dewi Irawan)

Ngatinah adalah Ibu dari Iwan. Dia adalah ibu yang bijaksana dan sabar. Dalam mendidik anak-anaknya, ia tidak pernah memaksakan kehendak seperti Hasim.

Maka ketika Hasim memaksa Iwan untuk menjadi sesuai yang diinginkannya, Ngatinah lebih memilih diam-diam mendukung Iwan. Dia membiarkan anak itu belajar dan membesarkan asanya.

Ngatinah memang tidak paham apa yang dikejar Iwan. Dia tidak mengerti bagaimana proses kuliah dan mendapat beasiswa. Namun, dia yakin putranya paham betul apa yang diinginkannya. Maka, ketika Iwan menyampaikan akan kuliah ke Bogor, Ngatinah sangat mendukungnya.

Saat Iwan berkata dia berhasil mendapatkan pekerjaan di New York, Ngatinah sangat senang meski pun dia tidak tahu-menahu di mana itu New York dan seperti apa rupa kota itu. Asalkan Iwan bahagia, dia tetap akan mendukung putra satu-satunya itu.

5. Isa (Agni Pratistha)

Isa (Agni Pratistha)

Isa adalah salah satu kakak Iwan. Dia adalah tempat Iwan berlindung saat Bapak memarahinya atau saat teman sekolahnya mengejeknya. Isa tahu bahwa adiknya pemalu dan tidak berani sendirian.

Maka dari itu, dia pelan-pelan membimbing Iwan. Isa tidak pernah keberatan gantian menjaga Iwan sebab dirinya menyadari bahwa sudah tugas seorang kakak menjaga adiknya.

Nah, Isa ini rupanya anak yang pintar juga. Sama seperti Iwan, dia jago hitung-hitungan. Ketika lulus SMA, Isa bekerja sebagai guru les sambil menunggu panggilan kerja.

Orang tua murid lesnya mendorongnya untuk melanjutkan kuliah, namun dengan rendah hati, Isa berkata bahwa sekarang giliran Rini, adiknya untuk bersekolah.

Ketika kondisi ekonomi keluarga mulai membaik, Isa mendapat kesempatan untuk melanjutkan kuliah. Dia bahkan berhasil lulus dengan nilai yang baik.

6. Nenek (Ade Irawan)

Nenek (Ade Irawan)

Adek Irawan memang pas memerankan peran Nenek yang lembut tapi suportif. Dia banyak berbicara lewat aksi ketimbang ucapan. Sama seperti Ngatinah, Nenek Iwan cenderung mendukungnya diam-diam.

Dia tahu apabila terang-terangan mendukung Iwan, Hasim akan mendebatnya dengan keras. Nenek Iwan menyadari potensi Iwan.

Dia membiarkan Iwan membaca buku-buku di kamarnya sesuka Iwan. Kadang-kadang Nenek Iwan mendapati cucunya itu tertidur di meja dengan buku yang masih terbuka di depannya.

7. Mida (Hayria Lontoh)

Mida (Hayria Lontoh)

Kehadiran Mida dalam film ini adalah pemanis kisah. Dia adalah teman SD Iwan dulu. Selepas lulus SD, Iwan dan Mida bersekolah di sekolah yang berbeda. Baru ketika sama-sama SMA, keduanya bertemu tanpa sengaja.

Saat itu Iwan tengah membantu Bapak menjadi kernet angkot. Tampak Mida yang baru pulang dari sekolah dan tengah menunggu angkot.

Ketika di dalam angkot, Iwan tidak menyadari bahwa penumpang yang naik angkotnya adalah Mida. Setelah disapa, barulah Iwan ngeh. Hubungan Iwan dan Mida rupanya tidak berlanjut.

Mida kecewa karena Iwan hanya menganggapnya sebagai teman sedangkan dirinya sudah punya harapan lebih terhadap Iwan. Merasa tidak adil, Mida pun mundur dan memilih pria lain.

8. Udin (Epy Kusnandar)

Udin (Epy Kusnandar)

Meskipun bermain dalam film yang menggunakan bahasa pengantar Bahasa Jawa, Epy Kusnandar tidak harus berbicara dengan logat Jawa. Dia masih diplot sebagai orang Pasundan yang kental dengan logat Sundanya.

Epy berperan sebagai Kang Udin, tukang kredit langganan Ngatinah. Kebaikan Udin banyak membantu Iwan dan keluarga selama ini.

Udin tidak pernah marah jika Ngatinah telat membayar cicilan. Dirinya tahu bahwa kondisi keluarga Iwan sedang tidak baik sehingga dia tidak membebani mereka.

9. Ibu Agus (Ria Irawan)

Ibu Agus (Ria Irawan)

Ibu Agus muncul setelah Iwan dewasa. Dia adalah pemilik warteg langganan mahasiswa IPB, termasuk dirinya. Wanita yang berasal dari Madura itu termasuk murah hati pada pelanggan.

Namun, kebaikannya tidak diimbangi dengan perhitungan jualan yang tepat. Melihat itu, Iwan mencoba untuk memetakan perhitungan warteg Ibu Agus.

Dia melakukan riset sendiri mengenai pelanggan yang makan di warteg Ibu Agus dan menemukan sistem pelayanan yang tepat. Perhitungan dan riset Iwan rupanya akurat sehingga warteg Ibu Agus semakin ramai pembeli.

10. Dosen Statistik (Roby Muhamad)

Dosen Statistik (Roby Muhamad)

Nah, inilah dosen statistik yang bisa dibilang batu pijakan Iwan untuk sukses. Iwan memang tampak tidak menonjol ketika pertama kali masuk IPB. Seiring waktu, Iwan menunjukkan kecemerlangan otaknya dalam analisa data dan perhitungan statistika. Mau tidak mau dosen killer ini pun tertarik pada Iwan.

Dosen satu ini sering memberikan tantangan perhitungan data kepada Iwan. Tantangan itu selalu dijawab dengan Iwan tanpa meninggalkan kekecewaan. Sampai akhir pun Iwan konsisten menunjukkan kecerdasan dan kemampuannya dalam perhitungan data analisa.

Well, itulah 10 pemeran dalam film 9 Summers 10 Autumns. Film ini merupakan salah satu film inspiratif yang membuktikan bahwa keyakinan dapat menghasilkan keajaiban. Selain itu, banyak pesan moral dan nilai-nilai kehidupan yang bisa dipetik dari film ini.

Akan tetapi film ini tidak hanya menyoroti nikmatnya kesuksesan. Alih-alih menjual scene indah seperti itu, Ifa lebih menonjolkan proses yang dijalani oleh Iwan ketimbang keadaan pasca sukses di luar negeri.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram