showpoiler-logo

6 Hal Menarik Mengenai Film Sewu Dino yang Mesti Kamu Tahu

Ditulis oleh Suci Maharani R

Sewu Dino (2023) menjadi proyek film kedua bagi MD Pictures bersama SimpleMan. Digadang-gadang dapat menyaingi kesuksesan KKN Di Desa Penari (2022), film ini memiliki cerita yang lebih sadis.

Santet 1000 hari yang dialami oleh Della Atmojo, hampir mengakibatkan satu klan kehilangan nyawa. Bahkan, kematian yang dialami oleh satu per satu keluarga Atmojo sangat tragis dan menyedihkan.

Bukan rahasia lagi, kalau cerita Sewu Dino (2023) buatan SimpleMan ini diangkat dari kisah nyata. Meski sampai sekarang belum ada bocoran, keluarga mana yang sedang dikisahkan.

Tapi yang bikin penonton excited, Manoj Punjabi selaku produser membocorkan bahwa Sewu Dino (2023) bakalan memiliki universe horor tersendiri yang ceritanya masih diadaptasi dari novel SimpleMan.

Selain dua fakta tadi, sebenarnya masih ada hal-hal menarik mengenai film Sewu Dino (2023). Penasaran bukan? Buat kamu yang ingin tahu, bisa mencari informasi lebih lengkapnya berikut ini!

Baca juga: 8 Perbedaan Novel dan Film Sewu Dino yang Perlu Kamu Tahu

1. Sewu Dino adalah Santet Paling Ganas

Sewu Dino Adalah Santet Paling Ganas

Santet menjadi salah satu ritual ilmu hitam yang tidak asing lagi bagi masyarakat di Pulau Jawa. Rasanya kisah-kisah menyeramkan yang dialami oleh korban santet, sudah menjadi konsumsi publik dan rahasia umum.

Dalam salah satu thread horor buatan SimpleMan yang di posting pada 5 Agustus 2019, nama Sewu Dino muncul dan disebut-sebut sebagai santet paling ganas di Jawa Timur.

Dalam novelnya, Sewu Dino adalah santet yang tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Selain mendatangkan petaka, santet ini harus dibayar dengan nyawa seluruh anggota keluarga jika orang itu gagal menunaikan santet tersebut. Sekali santet ini dikirim, maka seluruh anggota keluarganya akan menjadi korban tanpa terkecuali.

Pembantaian ini terjadi dalam 1000 hari. Nantinya iblis bernama Sengarturih dan Bonorogo akan melakukan tugasnya sebagai tukang jagal.

Dua iblis ini adalah ingon-ingon atau peliharaan dari pengirim santet Sewu Dino. Di sisi lain, informasi mengenai kebenaran santet Sewu Dino masih sangat minim. Tapi SimpleMan mengutarakan, bahwa peristiwa berdarah Sewu Dino terjadi di tahun 2001.

2. Sewu Dino Jadi Pembuka Universe SimpleMan

Sewu Dino Jadi Pembuka Universe SimpleMan

Kisah mengenai santet Sewu Dino (2023) ternyata lebih complicated dari KKN Di Desa Penari (2023). Makanya, MD Picture menjadikan film ini sebagai pembuka dari universe horor karya SimpleMan.

Hal ini disampaikan langsung oleh sang produser yaitu Manoj Punjabi. Menurut informasi yang beredar, universe ini bakalan menghadirkan banyak sekali film horor yang berkaitan dengan “Trah Pitu”.

Fyi, Trah Pitu adalah sebutan untuk tujuh keluarga besar dan terpandang yang bersekutu dan mengabdi pada Sang Ratu. Mereka akan mendapatkan kekayaan, kekuasaan hingga kekuatan supernatural yang tidak tertandingi.

Setiap keluarga memiliki ingo-ingon (peliharaan) berupa iblis dan jin yang menjaga dan jadi ciri khas masing-masing. Contohnya Trah Angkara memiliki Sengarturih dan Bonorogo, sementara Trah Bolosedono memiliki Bokolono atau kambing hitam abadi. Kisah ketujuh Trah Pitu ini akan di bawa ke layar lebar oleh MD Picture.

Sementara ini baru Janur Ireng yang dikonfirmasi bakalan menjadi sekuel dari Sewu Dino (2023). Lalu ceritanya bakalan di teruskan ke novel Ranjat Kembang hingga Rogot Nyowo sebagai finalnya.

3. Musang Pandan sebagai Pertanda Ilmu Hitam

Musang Pandan Sebagai Pertanda Ilmu Hitam

Musang Pandan bukanlah hewan sembarangan bagi masyarakat Jawa. Menurut mitos yang berkembang, Musang Pandan adalah hewan yang menandakan hadirnya sebuah petaka. Musang jenis ini disebut-sebut memiliki ikatan erat dengan ilmu hitam.

Orang-orang percaya, Musang Pandan adalah hewan yang bisa menangkal kiriman ilmu hitam. Jika kamu memperhatikan scene di film Sewu Dino (2023), sosok musang pandan muncul di hadapan Sri dan Erna.

Menurut Kimo Stamboel, penambahan Musang Pandan dalam filmnya dikarenakan filosofi hewan tersebut sangat pas dengan inti cerita Sewu Dino (2023). Hal ini dilakukan untuk memperkuat kesan, bahwa film ini mengisahkan usaha sebuah keluarga menangkal ilmu hitam tingkat tinggi.

4. Proses Syuting yang Penuh Tantangan

Proses Syuting yang Penuh Tantangan

Sewu Dino (2023) memiliki alur yang complicated dan kaya akan budaya. Untuk membawa kisah ini ke layar lebar, Kimo Stamboel dihadapkan dengan banyak rintangan. Selain kesulitan untuk menemukan lokasi yang mirip dengan deskripsi novelnya, tantangan lain yang sulit untuk dikendalikan adalah alam.

Dihadapkan dengan cuaca ekstrim, ia harus bisa mengarahkan kru dan pemeran seefektif mungkin. Menurut Kimo Stamboel, hujan deras menjadi tantangan paling berat selama melakukan syuting di dalam hutan.

Bayangkan saja, para aktor utamanya seperti Mikha Tambayong diharuskan berjalan hingga berlari di tengah hutan tanpa alas kaki. Energi para pemeran juga terkuras habis, karena banyak adegan membanting tubuh dan kekerasan lainnya yang harus mereka lakukan.

Kesulitan lainnya yang dihadapi para pemeran Sewu Dino (2023) adalah berdialog menggunakan bahasa Jawa. Dalam sebuah interview, Mikha Tambayong mengungkapkan usahanya untuk belajar bahasa Jawa dalam waktu singkat untuk memerankan karakter Sri.

Sementara Karina Suwandi yang memerankan karakter Karsa Atmojo, melakukan proses melukat pasca syuting usai. Sebenarnya tidak ada alasan khusus, kenapa Karina Suwandi sampai melakukan ritual pembersihan tersebut di Bali.

Tapi hal ini dilakukan untuk menolak hal-hal yang tidak diinginkan. Karena, proses Syuting Sewu Dino (2023) kebanyakan dilakukan di alam liar. Dari pada energi negatif tersebut terus menempel di tubuhnya, Karina Suwandi memilih cari aman dengan melakukan prosesi melukat.

5. Spoiler Janur Ireng 

Spoiler Janur Ireng 

Salah satu hal penting yang tidak boleh dilewatkan saat menonton Sewu Dino (2023) post credit yang ditampilkan di akhir film. Sebagai produser, Manoj Punjabi mengungkapkan bahwa film ini menyuguhkan post credit yang berhubungan dengan sekuel Janur Ireng. Setidaknya ada dua post credit yang ditampilkan dalam film arahan Kimo Stamboel ini. 

Masing-masing post credit mengisahkan dua plot penting, yaitu mengenai Bokolono atau kisah mengenai keluarga Sabdo kuncoro. Post credit kedua mengisahkan teka-teki mengenai karakter Sugik yang sengaja tidak diekslplor dalam Sewu Dino (2023). 

6. Biaya Produksi yang Fantastis

Biaya Produksi yang Fantastis

Sewu Dino (2023) menjadi salah satu proyek ambisius MD Pictures. Dalam wawancara, Manoj Punjabi menerangkan bahwa produksi film ini menghabiskan biaya yang fantasti.

Jika dihitung-hitung, mereka menghabiskan biaya sekitar 17 hingga 18 miliar rupiah. Biaya ini kebanyakan digunakan untuk membangun set yang pas dengan deskripsi yang ada di novel.

Lalu efek visual yang ditampilkan juga menghabiskan cost yang lumayan banyak. Meski biaya produksinya terbilang besar, Manoj Punjabi percaya diri kalau Sewu Dino bakalan hits di pasaran.

CEO dari MD Entertainment ini berharap filmnya bisa tembus hingga 5 juta penonton. Setidaknya, jumlah penonton tersebut bisa mengembalikan cost produksi yang fantastis.

Kisah mengenai santet Sewu Dino (2023) ini memang dipenuhi dengan misteri. Banyak netizen yang mencoba mencari tahu, keluarga mana yang menjadi korban Sewu Dino.

Sayangnya, tidak ada satupun informasi yang bisa didapatkan. Meski begitu, film arahan Kimo Stamboel ini memang sangat direkomendasikan untuk ditonton.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram