The Boy in the Striped Pajamas
Letnan Kurt Kotler
Pavel
Natalie
Matthias
Maria
Herr Liszt
PLOT & SINOPSIS
Selama Perang Dunia II, Bruno tinggal di sebuah pedesaan Polandia yang diduduki oleh Nazi Jerman bersama dengan ayahnya, Ralf, seorang perwira Schutzstaffel (SS), dan ibunya, Elsa. Mereka tinggal jauh dari kota, hidup tanpa adanya tetangga. Bruno merasa kesepian dan bosan karena tidak mempunyai teman bermain. Di hutan belakang tempat tinggal Bruno, ada sebuah kamp konsentrasi Yahudi Eropa. Kedua orang tua Bruno melarangnya untuk bermain di sana. Di dalam rumah, guru Bruno yang bernama Herr Liszt, dan kakak perempuannya, Gretel, terlihat sangat fanatik terhadap Adolf Hitler, dan keduanya juga sangat membenci orang-orang Yahudi.
Bruno merasa heran atas propaganda keduanya karena Pavel, orang Yahudi yang menjadi pembantu di keluarganya, bukanlah orang jahat seperti yang mereka katakan. Suatu hari, karena ia benar-benar merasa bosan, Bruno memberanikan diri untuk menyelinap ke hutan belakang. Ia tiba di sebuah tempat dengan pagar kawat berduri mengelilingi tempat tersebut.
Di sana, ia bertemu dengan seorang anak laki-laki berkepala pelontos bernama Shmuel. Keduanya berkenalan dan menjadi teman akrab. Akan tetapi, Bruno, dan Shmuel belum mengetahui tentang fakta sebenarnya yang ada di dalam kamp konsentrasi tersebut. Hampir setiap hari, keduanya bertemu untuk saling mengobrol dan bercerita. Bruno juga selalu membawa makanan untuk Shmuel, dan mereka kerap bermain catur meski terhalang oleh pagar kawat.
Pada awalnya, Bruno beranggapan jika baju bergaris yang sering dikenakan oleh Shmuel, Pavel, dan seluruh orang yang ada di kamp adalah pakaian piyama mereka. Pada akhirnya, Bruno mengetahui Shmuel adalah seorang Yahudi yang dibawa ke kamp bersama orang tuanya. Sementara itu, Elsa melihat asap hitam membumbung tinggi di kamp konsentrasi. Rekan kerja Ralf, Letnan Kurt Kotler, mengatakan kepadanya bahwa asap tersebut berasal dari orang-orang Yahudi yang dibakar di dalam kamp. Elsa pun sangat terkejut dengan tindakan itu, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Singkat cerita, Bruno mencoba masuk ke dalam kamp untuk membantu Shmuel mencari ayahnya yang menghilang. Ia lalu memakai pakaian bergaris seperti Shmuel, dan menggunakan topi untuk menutupi rambutnya yang tidak pelontos. Saat berada di sana, Bruno melihat banyak orang-orang Yahudi yang sedang sakit parah dengan kondisi yang memprihatinkan.
Keduanya bersama dengan tahanan lain kemudian digiring oleh petugas Nazi ke sebuah ruangan tempat pemusnahan orang Yahudi. Di lain sisi, Elsa, Gretel, dan Ralf dengan anak buahnya berusaha mencari Bruno yang menghilang. Mereka kemudian menuju kamp konsentrasi, dan Elsa pun menangis histeris setelah mengetahui anaknya menjadi korban genosida.