Sang Penari
Srintil / ronggeng Dukuh Paruk
Rasus
Kertareja / dukun ronggeng Dukuh Paruk
Nyai Kartareja
Sakarya
Sakum
Bakar
Sersan Binsar
Darsun
PLOT & SINOPSIS
Kisah pada film Sang Penari dimulai di tahun 1953 di sebuah desa bernama Dukuh Paruk yang terletak di Banyumas, Jawa Tengah. Dukuh Paruk memiliki tradisi ronggeng sebagai cara mereka menjaga warisan leluhur Ki Secamenggala. Mereka selalu memiliki seorang ronggeng cantik yang dipuja puja dan dielu-elukan.
Pada tahun 1953 tersebut, terjadi wabah yang membuat banyak orang Dukuh Paruk termasuk sang ronggeng meninggal akibat memakan tempe bongkrek yang dibuat Santayib. Santayib juga tewas dan meninggalkan putrinya, Srintil, yang sejak kecil bercita-cita menjadi ronggeng. Di tahun 1963, Srintil yang sudah dewasa pun digadang gadang menjadi penerus ronggeng Dukuh Paruk.
Srintil memiliki teman sejak kecil yang bernama Rasus. Seiring kedekatan mereka, Rasus dan Srintil pun saling mencintai. Namun Srintil tetap bercita-cita untuk menjadi ronggeng sebagai wujud baktinya pada Dukuh Paruk dan untuk menebus kesalahan orang tuanya. Sang kakek, Sukarya pun meyakinkan dukun ronggeng Dukuh Paruk, Kertareja, bahwa Srintil telah dipilih leluhur sebagai ronggeng.
Meski Srintil telah memperlihatkan kemampuannya menari, Kertareja belum percaya. Rasus yang melihat Srintil sangat berambisi menjadi ronggeng kemudian membantunya dengan memberikan pusaka milik ronggeng sebelumnya. Kertareja pun percaya jika leluhur telah memilih Srintil menjadi ronggeng. Dukuh Paruk akhirnya merayakan kembalinya ronggeng di desa mereka.
Namun menjadi ronggeng bukanlah sekedar menari di depan warga saja. Srintil juga harus merelakan dirinya untuk menjadi “milik bersama”. Pada malam yang dinamakan “buka kelambu”, Srintil harus merelakan keperawanannya untuk penawar tertinggi. Setelah itu, ia pun harus melayani para pria di desa tersebut.