showpoiler-logo

Rekomendasi 10 Film Terbaik Karya Sutradara Zhang Yimou

Ditulis oleh Dhany Wahyudi

Zhang Yimou adalah seorang sineas asal Cina yang sangat disegani dan dihormati di dunia film internasional. Tidak ada yang menyangsikan kemampuannya dalam menyajikan sebuah film dengan cerita menarik dan visualisasi yang apik.

Mengawali karir sebagai sinematografer, sangat wajar apabila film-film karya pria kelahiran Xi’an pada 1 November 1951 ini memiliki gambar-gambar yang indah. Dia pun sangat piawai dalam mengarahkan akting para aktor dan aktris yang menjadi pemeran dalam filmnya.

Zhang Yimou

Maka tidak perlu heran apabila film-film Zhang Yimou selalu dibintangi oleh aktor dan aktris terkenal. Dalam karir penyutradaraannya, Zhang Yimou dikenal sering menjadikan aktrisnya sebagai inspirasi di berbagai film, hingga berlanjut menjadi hubungan asmara di kehidupan nyata.

Mau tahu film-film terbaik yang pernah dibuatnya? Dan penasaran dengan para aktris yang menjadi muse baginya? Langsung saja simak artikel berikut untuk mengetahuinya secara mendalam.

1. Hero

Hero

Di awal kekuasaan Dinasti Qin yang ingin menyatukan 7 negara dibawah pemerintahannya, muncul seorang pendekar tanpa nama yang ingin bertemu empat mata dengan sang raja. Dia mengaku telah membunuh tiga pendekar besar yang menjadi lawan sang raja. Tapi ternyata terdapat banyak ambiguitas dan sudut pandang berbeda dari cerita yang dia paparkan.

Film silat pertama bagi Zhang Yimou ini dibesut dengan sangat indah olehnya. Setiap adegan terlihat bagai lukisan dan adegan aksinya tampil layaknya puisi. Dibintangi oleh Jet Li, Donnie Yen, Tony Leung Chiu-Wai, Maggie Cheung dan Zhang Ziyi, Hero menjadi film Cina dengan bujet produksi terbesar pada masa itu.

Jalan ceritanya tampil penuh liku dan misteri karena memaparkan kisahnya dari lima sudut pandang yang digambarkan dalam lima warna berbeda. Hal ini membuat Quentin Tarantino memaksa Miramax untuk membeli hak distribusi film ini dan segera merilisnya di Amerika.

Benar saja, film ini sukses besar dan menjadi film Cina pertama yang bertengger di posisi puncak box-office Amerika. Selain itu, Hero juga masuk sebagai nominee Oscar di kategori Best Foreign Language Film. Hingga kini, Hero tetap menjadi salah satu film wuxia terbaik sepanjang masa.

2. House of Flying Daggers

House of Flying Daggers

Di penghujung keruntuhan Dinasti Tang, dua polisi Leo dan Jin ditugaskan untuk membongkar kelompok pemberontak House of the Flying Daggers. Leo menangkap seorang penari buta bernama Mei yang diduga adalah putri dari pemimpinnya. Jin tidak percaya dan menerobos penjara untuk membebaskan Mei yang membuat mereka saling jatuh cinta.

Masih mengikuti kesuksesan Hero (2002), Zhang Yimou membesut satu film wuxia lagi dengan bintang Andy Lau, Takeshi Kaneshiro dan tentu saja Zhang Ziyi. Meski bergenre silat, namun naskah yang ditulis Zhang Yimou dan tiga rekannya ini lebih menekankan kisah romantis daripada adegan aksinya.

Twist dalam ceritanya juga cukup memikat. Ketika Jin dan Mei melarikan diri, Leo dan pasukannya membuntuti mereka dengan dugaan Mei akan membawa mereka ke markas pemberontak.

Ternyata, Mei hanya pura-pura buta dan dia sebenarnya adalah tunangan Leo yang merupakan anggota pemberontak yang menyusup ke dalam tubuh kepolisian selama tiga tahun lamanya.

House of the Flying Daggers memang hanya masuk sebagai nominee Oscar di kategori Best Cinematography, tapi berjaya di berbagai ajang penghargaan dari lingkar kritikus sedunia.

3. Not One Less

Not One Less

Di Cina era 1990-an, Wei Minzhi menjadi guru pengganti yang mengajar di sebuah pedesaan selama satu bulan. Selain mengajar, tugas utama lainnya adalah dia tidak boleh kehilangan muridnya. Dan ketika salah satu muridnya memutuskan untuk pergi mengadu nasib ke kota besar, Wei pun langsung mencarinya.

Film drama ini sangat unik karena diperankan oleh aktor dan aktris amatir yang menggunakan nama sendiri untuk karakternya. Selain itu, mereka juga memang menjalani profesi yang sama dengan karakter yang diperankan, seperti Wei Minzhi yang memang adalah seorang guru SMP. Hal ini membuat batas antara drama dan realita menjadi kabur.

Didukung penuh oleh pemerintah Cina, film ini juga memiliki pesan yang ambigu, antara ceritanya mengritik sistem pendidikan di Cina atau justru memujinya. Film ini berjaya di berbagai festival film di Eropa, seperti Cannes Film Festival dan Venice Film Festival dimana film ini meraih penghargaan Golden Lion.

4. Shadow

Shadow

Secara rahasia, Komandan Ziyu melatih Jingzhou yang memiliki kemiripan wajah dengannya untuk menjadi bayangannya. Ketika Ziyu kalah dalam pertarungan melawan Yang Cang, Jingzhou meneruskan posisinya sebagai Ziyu.

Jingzhou terus berlatih menggunakan senjata payung pedang untuk menghadapi Yang Chang dan mendapat masukan dari Xiao Ai, istri Ziyu, agar menggunakan jurus bergaya feminin.

Niat Ziyu untuk merebut kembali kota Jingzhou dari Yang Cang sudah semakin besar dan rencana penyerangan pun mereka jalankan. Dengan bantuan Jenderal Tian dan pasukan narapidana, mereka mematahkan pertahanan kota dan Jingzhou berhasil membunuh Yang Cang.

Sesuai janji Ziyu bahwa dia akan melepaskan Jingzhou setelah sukses merebut kota itu kembali, Jingzhou pulang ke rumah ibunya hanya untuk mendapati bahwa seluruh keluarganya sudah tewas dibantai. Penuh amarah dia menyelinap ke pesta kemenangan raja sebagai pendekar bertopeng. Jingzhou menyerang raja dan bertarung dengan Ziyu.

Jingzhou berhasil mengalahkan Ziyu dengan meninggalkan luka yang fatal dan membunuh raja menggunakan pedang Ziyu sehingga Ziyu lah yang dituduh sebagai pembunuh raja.

Film silat ini memiliki banyak adegan action yang seru dan epic, terutama ketika penyerangan kota Jingzhou. Jalan ceritanya pun memiliki banyak unsur menegangkan terkait identitas Jingzhou sebagai Ziyu.

5. Coming Home

Coming Home

Revolusi Kebudayaan yang dijalankan pada masa pemerintahan Mao Zedong membawa banyak masalah bagi rakyatnya. Salah satunya adalah Prof. Lu Yanshi dan keluarganya. Lu pernah dipenjara sebagai tahanan politik di masa itu dan membuat keluarganya terbengkalai. Bahkan putrinya tidak mendapat hak yang sama di sekolah karena status ayahnya.

Pernah melarikan diri dari penjara hanya untuk bertemu istrinya, Feng Wanyu, Lu ditangkap sebelum dia menemukan Feng dan hukumannya ditambah menjadi lebih lama. Setelah program pemerintah ini berhenti seiring wafatnya Mao Zedong, Lu dibebaskan beserta para tahanan politik lainnya. Dia langsung pulang ke rumah karena rindu dengan keluarganya.

Tapi sayang, Feng menderita amnesia akibat trauma dan dokter pun tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengembalikan ingatannya. Akhirnya Lu memutuskan untuk menjadi orang lain bagi Feng asalkan dia bisa terus dekat dengannya.

Feng hanya mengenali Lu lewat surat yang ditulisnya dan nada piano dari sebuah lagu. Akhirnya Lu memutuskan hidup menjauh dari Feng dan berkomunikasi hanya melalui surat saja.

Flim drama dengan latar belakang sejarah ini bernuansa melankolis. Dibintangi oleh Chen Daoming dan Gong Li, film ini merupakan adaptasi dari novel karya Geling Yan. Zhang Yimou kembali memperlihatkan kualitasnya dalam mengarahkan film bertema sejarah setelah sebelumnya tidak sukses dengan dua film bergenre lain.

6. The Road Home

The Road Home

Luo pulang ke kampung halamannya untuk proses pemakaman ayahnya. Atas permintaan ibunya, jasad sang ayah harus digotong berjalan kaki ke desa mereka yang terpencil. Menurut tradisi, hal ini dilakukan agar rohnya tidak lupa jalan pulang. Luo berkonsultasi dengan walikota untuk mencari beberapa orang yang mau menggotong jenazah ayahnya ke kampung.

Film drama romantis ini merupakan adaptasi novel Remembrance karya Bao Shi yang juga menjadi penulis naskahnya. Film ini memiliki keunikan karena menggambarkan dua masa berbeda dengan presentasi warna berbeda pula. Masa kini yang menjadi alur utama cerita ditampilkan tanpa warna, dan adegan kilas balik justru diberi warna yang tampil sangat cerah.

Film ini menjadi debut akting Zhang Ziyi, aktris yang menjadi muse baru Zhang Yimou. Tapi secara internasional, film ini dirilis setelah kesuksesan Zhang Ziyi di film Crouching Tiger, Hidden Dragon (2000). Cerita film ini sangat menyentuh dan mampu mengundang banjir air mata para penontonnya.

Setelah walikota bilang bahwa akan sangat sulit mencari para pemuda yang mau menggotong peti jenazah berjalan kaki dengan jarak yang jauh, Luo memberikan seluruh uang yang dia punya demi mewujudkan keinginan ibunya. Tapi ketika hari perjalanan tiba, lebih dari 100 orang hadir untuk menggotong peti jenazah dengan sukarela.

Mereka adalah murid-murid ayah Luo dari berbagai angkatan dan generasi yang memberikan penghormatan terakhirnya kepada guru yang mereka cintai. Luo terharu dan dia pun mewujudkan impian ayahnya untuk mengajar di sekolah tempat ayahnya dulu menjadi guru, di kelas yang sama dan menggunakan buku yang sama.

7. Riding Alone for Thousands of Miles

Riding Alone for Thousands of Miles

Takata tidak pernah berjumpa lagi dengan putranya, Kenichi, sejak kematian istri tercintanya. Namun setelah istri Kenichi, Rie, mengirimkan video Kenichi kepada Takata supaya dia tetap mengingat putranya, Takata justru tertarik dengan sosok Li dalam video. Li adalah seniman opera dari Provinsi Yunnan.

Mendapat kabar dari Rie bahwa Kenichi menderita kanker hati, Takata berinisiatif untuk mencari Li ke Yunnan dan merekam penampilannya untuk diperlihatkan nanti kepada Kenichi. Takata pikir cara ini akan bisa merekatkan kembali hubungan mereka. Tapi ternyata Li sedang bermasalah dan ditahan di dalam penjara karena kasus penghinaan.

Saat berjumpa, Li bilang bahwa dia sangat rindu dengan putranya, Yang Yang. Takata nekat menjemput Yang Yang agar bisa bertemu lagi dengan ayahnya. Dalam kondisi kritis, Kenichi sudah memaafkan ayahnya dan memintanya untuk kembali pulang. Tapi Takata tetap pada niatnya untuk mempersembahkan video opera untuk Kenichi.

Setelah gagal mempertemukan Yang Yang dengan Li, Takata hanya bisa memperlihatkan fotonya saja, Li sudah sangat terharu dan mau mempersembahkan penampilan terbaiknya untuk Takata. Tapi kabar duka datang, Kenichi sudah wafat.

Film drama ini memiliki cerita yang sangat mengharukan. Kisah hubungan antara ayah dan putranya dipaparkan dengan penuh makna. Meski kedua ayah dalam film ini, Takata dan Li, tidak berhasil bertemu lagi dengan putra masing-masing, namun cinta dalam hati mereka tidak pernah pudar.

8. Shanghai Triad

Shanghai Triad

Shuisheng datang dari kampung untuk bekerja pada Boss Tang, pimpinan Triad di Shanghai. Dibawa oleh pamannya, dia kemudian ditugaskan untuk menjadi pengawal nyonya besar Xiao Jinbao, seorang penyanyi kabaret yang cantik.

Akibat perselingkuhan dan pengkhianatannya terhadap Boss Tang, Xiao Jinbao harus dibunuh dan Shuisheng berusaha sekuat tenaga untuk menghalanginya.

Film crime drama yang menjadi kolaborasi ke-7 sekaligus terakhir antara Zhang Yimou dan Gong Li di era 1990-an, yang selama ini menjadi muse baginya di dalam film dan di kehidupan nyata.

Film ini menuai banyak pujian berkat kuatnya nuansa 1930-an yang ditampilkan. Dan keindahan gambar di dalamnya, membuat film ini masuk nominasi Oscar di kategori Best Cinematography.

9. Curse of the Golden Flower

Curse of the Golden Flower

Pada masa Dinasti Tang berkuasa, Emperor Ping mempersunting putri dari provinsi tetangga. Sang putra mahkota, Prince Wan, jatuh cinta pada Jiang Chan, putri dokter kerajaan juga menjalin hubungan gelap dengan permaisuri ayahnya.

Ternyata istri dokter kerajaan adalah istri pertama Emperor, Jiang Shi, yang membuat Prince Wan dan Jiang Chan merupakan saudara sekandung.

Film drama silat yang dibintangi oleh Gong Li, setelah lebih dari satu dekade dia tidak pernah berakting di film Zhang Yimou, ini memang memiliki jalan cerita yang rumit dan penuh intrik. Tema perselingkuhan, hubungan sedarah dan tentu saja pengkhianatan menjadi elemen utama yang mampu mengaduk isi otak penontonnya secara maksimal.

Meski gagal masuk nominasi Best Foreign Language Film di ajang Academy Awards, film ini berhasil dinominasikan di kategori lain, yaitu Best Costume Design. Memang desain kostum karya Yee Chung-Man di film ini sangat luar biasa. Dipenuhi warna emas pada setiap kostum yang terlihat mewah selaras dengan filosofi bunga krisan (golden flower) di film ini.

10. The Great Wall

The Great Wall

Pada masa kekuasaan Dinasti Song, bangsa Cina diserang oleh bangsa monster yang dinamakan Tao Tie yang datang dari luar angkasa bersama meteor.

Dua pedagang dari Eropa datang mencari bahan bubuk mesiu. Mereka dijadikan tahanan oleh kelompok rahasia yang berusaha melawan Tao Tie. Mereka berdua mau membantu dan mencari kelemahan monster dengan menangkap salah satunya.

Film monster ini memang menuai banyak kritikan karena naskah yang terlalu ringan dan formula blockbuster yang terasa sangat kental dengan polesan CGI.

Banyak kritikus menyayangkan Zhang Yimou yang visi penyutradaraannya seolah terbendung oleh pola mainstream Hollywood. Tapi setidaknya, film ini memiliki adegan action yang cukup spektakuler.

Visi Zhang Yimou dalam membuat film memang sangat luar biasa. Hal inilah yang membuat dirinya disegani di industri film dunia.

Meski sering mengharumkan nama negaranya, namun berkali-kali pula dia berselisih dengan pemerintahan, baik dengan programnya atau penggambaran negatif negaranya di dalam film. Salah satunya adalah program One-Child yang membuatnya terkena denda.

Tidak hanya film saja yang dia sutradarai, tapi juga pentas teater, musikal, opera hingga balet. Zhang Yimou juga dipercaya mengarahkan upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade Beijing di tahun 2008 dan 2022.

Sungguh sangat luar biasa prestasi sutradara yang memiliki empat istri dan tujuh anak ini. Oleh karena itu, kalian sangat wajib menonton seluruh film yang pernah diarahkannya sehingga bisa menikmati keindahan sinema dari visinya. Jangan sampai dilewatkan satupun, ya! Selamat menonton.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram