8 Film Original Netflix Terbaik Bertemakan Psikopat Gila

The Devil All the Time merupakan film thriller kriminal psikologis karya sutradara Antonio Campos yang diadaptasi dari sebuah novel berjudul sama karangan Donald Ray Pollock. Berdurasi 138 menit, para penonton akan dibawa pada kisah beberapa karakter menyeramkan yang berkumpul dan melakukan hal mengerikan pasca perang dunia II berakhir.

Willard Russel (Bill Skarsgård) tersiksa bukan main karena tidak bisa menyelamatkan sang istri yang meninggal karena kanker, padahal ia sudah berkorban banyak hal. Lalu ada Carl (Jason Clarke) dan Sandy (Riley Keough), sepasang suami istri tukang bunuh yang kerap mencari korbannya di sepanjang jalan Amerika untuk diculik, dan hingga akhirnya korban tewas.

Selain itu, ada juga tokoh bernama Roy Laferty (Harry Melling), seorang pengkhotbah yang terobsesi dengan Tuhan. Ia bahkan memainkan peran Tuhan dengan membunuh istrinya sendiri dan mencoba membangkitkannya kembali. Seluruh tokoh ini memiliki kisah hidupnya masing-masing namun nantinya berujung pada pertemuan yang mengerikan. 

Film drama tahun 2022 karya sutradara Tobias Lindholm ini diangkat dari sebuah buku dengan judul sama karya Charles Graeber (2013). Film yang dibintangi oleh Jessica Chastain dan Eddie Redmayne sebagai tokoh utamanya ini menceritakan tentang seorang perawat yang berusaha membongkar sebuah kejahatan medis.

Amy (Jessica Chastain) merupakan seorang ibu tunggal yang bekerja sebagai seorang perawat di Parkfield Memorial Hospital. Meskipun dirinya sedang berjuang dengan penyakit jantung yang ia derita, Amy tetap bekerja. Sampai satu waktu, pekerjaan di ICU membuatnya kewalahan. Beruntung seorang perawat lain bernama Charlie (Eddie Redmayne) datang membantunya.

Kehadiran Charlie sangat membantu Amy. Kini ia tak lagi sendiri dalam mengerjakan banyak hal. Kerap bersama, Amy dan Charlie pun jadi semakin dekat dan menjadi sepasang sahabat.

Namun tak lama Charlie bergabung, banyak rangkaian peristiwa kematian pasien secara misterius; dan entah bagaimana, Amy langsung menaruh kecurigaan pada Charlie. Benar saja, penyelidikan polisi pun mengarah pada Charlie sebagai tersangka utama.

Bergenre thriller misteri,  The Pale Blue Eye ditulis sekaligus disutradarai oleh Scott Cooper. Kisahnya diambil dari novel tahun 2006 karya Louis Bayard berjudul sama. Film berdurasi 130 menit ini bercerita tentang seorang detektif veteran yang tengah menyelidiki serangkaian pembunuhan di Akademi Militer Amerika Serikat.

Di West Point tahun 1830, Detektif Augustus Landor (Christian Bale) diminta oleh pihak Akademi Militer Amerika Serikat untuk menyelidiki kematian salah satu kadet mereka, Leroy Fry (Steven Maier). Awalnya, kasus itu dianggap sebagai kasus bunuh diri biasa. Namun begitu autopsi dilakukan, kematian Leroy dinyatakan sebagai kasus pembunuhan keji.

Detektif Augustus pun melakukan penyelidikannya bersama dengan Edgar Allan Poe (Harry Melling) seorang kadet yang tertarik dengan kasus tersebut. Keduanya mencari petunjuk untuk menyelesaikan kasus serta menemukan dalang dari pembunuhan itu.

Hingga satu waktu, Edgar berhasil menemukan sebuah petunjuk yang mengarah kepada pertemuan rahasia yang ada kaitannya dengan pembunuhan Leroy Fry. Siapakah kira-kira pelakunya?

The Babysitter adalah sebuah film pembunuhan yang dibalut dalam komedi hitam remaja karya sutradara McG. Dibintangi oleh Judah Lewis dan Samara Weaving sebagai pemeran utamanya, film berdurasi 85 menit ini mengisahkan tentang seorang anak laki-laki remaja yang menemukan bahwa pengasuhnya adalah bagian dari sekte pemuja setan yang ingin membunuhnya. 

Saat orang tuanya bekerja, Cole (Judah Lewis) diasuh oleh seorang gadis bernama Bee (Samara Weaving) yang seksi, lucu dan populer. Keberadaan Bee disekitarnya membuat Cole tenang.

Satu hari, orang tua Cole hendak pergi jauh dan menitipkan anak mereka pada Bee, mereka berharap Bee bisa menjadi contoh yang baik untuk anak lelaki mereka. Namun ternyata ada sisi lain Bee yang tak terungkap. Bee malah mencekoki Cole dengan alkohol hingga anak lelaki itu mabuk berat dan tertidur pulas.

Setelahnya, Bee berkumpul bersama teman-temannya untuk bermain permainan mengerikan yang melibatkan darah untuk diberikan pada iblis. Cole yang tersadar dan mengetahui hal itu segera menelepon 911. Namun kini Bee dan teman-temannya sudah ada di kamar Cole untuk mengambil darahnya. Bisakah Cole kabur dari para anggota sekte pemuja iblis tersebut?

Lost Girls menarasikan kasus pembunuhan berantai yang mengincar para pekerja seks wanita muda di pulau Long Island yang sampai saat ini masih menjadi misteri. Ia adalah film karya Liz Garbus yang tayang di tahun 2020. Kisah film bergenre drama misteri ini diangkat dari buku berjudul Lost Girls: An Unsolved American Mystery oleh Robert Kolker.

Mari Gilbert (Amy Ryan) merupakan seorang aktivis yang tanpa henti mendorong para penegak hukum untuk mencari putrinya yang hilang, Shannan (Sarah Wisser). Kelambanan polisi mendorongnya untuk melakukan investigasi sendiri ke dalam sebuah komunitas di Long Island di mana Shannan terakhir kali terlihat.

Dalam prosesnya, Mari dihadapkan oleh kasus pembunuhan yang tak terpecahkan terhadap para pekerja seks muda di sepanjang pulau-pulau yang ada di Long Island. Hal mengerikan itu lantas membuat dirinya menjadi semakin khawatir akan keselamatan putrinya. Mampukah Mari bertemu dengan anaknya kembali sekaligus membongkar kasus pembunuhan berantai yang terjadi?

Film bergenre fiksi ilmiah asal Amerika yang disutradarai oleh Jim Mickle dan rilis di tahun 2019 ini dibintangi oleh sederet aktor yakni Boyd Holbrook, Cleopatra Coleman, dan Michael C. Hall. Kisahnya berpusat tentang seorang petugas polisi Philadelphia yang berobsesi untuk melacak pembunuh berantai misterius yang kejahatannya sulit dijelaskan.

Serangkaian pembunuhan berantai itu terjadi di Philadelphia pada tahun 1988. Kota tersebut menjadi sangat mencekam dan membuat para pihak berwenang bekerja ekstra guna menemukan sang pelaku. Dari sekian banyak polisi, Thomas ‘Lockie’ Lockhart (Boyd Holbrook) dan rekannya Winston Maddox (Bokeem Woodbine) yang ditugaskan untuk menyelidiki kasus tersebut.

Mereka tak sendiri, seorang Detektif bernama Holt (Michael C. Hall) turut serta dalam investigasi. Kerja sama mereka membuahkan hasil, mereka menemukan sang pelaku dan berusaha mengejarnya. Namun sang pelaku tewas tertabrak kereta.

Merasa sudah selesai, kasus itu pun ditutup. Namun saat ini peristiwa tersebut kembali terjadi, dengan pola yang sama menjadikan pelaku dikenal sebagai copy-cat killer. Siapakah pelaku tersebut?

Berdurasi 96 menit, film yang dibintangi oleh Sydney Park ini mengisahkan tentang seorang mahasiswi pindahan yang terlibat dalam sebuah rangkaian pembunuhan mengerikan yang terjadi di wilayah kediamannya. Film pembunuhan asal Amerika yang disutradarai oleh Patrick Brice dan rilis di tahun 2021 ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya Stephanie Perkins.

Makani Young (Sydney Park) baru saja pindah dari Hawaii ke Nebraska dan memulai hidup barunya disana bersama sang nenek. Tak butuh waktu lama bagi Makani untuk mampu beradaptasi dan memiliki teman dekat. Satu waktu, saat hari kelulusan sudah dekat, sekolah mereka dihantui kasus pembunuhan mengerikan yang menimpa para murid.

Entah mengapa, selain teman-teman sekelas Makani, sahabat Makani pun kini diincar oleh sang pembunuh yang selalu menggunakan topeng yang menyerupai muka targetnya. Makani, dengan masa lalunya yang misterius, akhirnya bergabung dengan teman-teman sekelasnya untuk mencoba menemukan si pembunuh sebelum mereka sendiri menjadi korban.

Film thriller pembunuhan asal Amerika yang disutradarai oleh David Blue Garcia ini mengisahkan tentang pembunuh Leatherface yang kini mendapat ‘mainan’ baru untuk dikuliti.

Setelah memenangkan lelang atas pembelian sejumlah tanah di kota Harlow, Texas, sepasang muda-mudi pengusaha sukses bernama Melody (Sarah Yarkin) dan Dante (Jacob Latimore) hendak meninjau tanah yang mereka beli tersebut. Namun, seorang wanita tua bersikeras bahwa ada sebagian dari tanah itu masih miliknya.

Situasi pun menegang dan membuat wanita itu mengalami serangan jantung hingga dibawa ke rumah sakit. Memanfaatkan situasi itu, mereka bersama para timnya lantas mencoba untuk melihat-lihat area sekitar yang berujung pada pertemuan mereka dengan Leatherface.

Akibatnya, kasus pembunuhan 48 tahun lalu terulang. Secara brutal, Leatherface mulai mengincar semua yang terlibat dalam sengketa tanah tersebut. Usaha rehabilitasi wilayah tersebut pun berubah menjadi ajang usaha bertahan hidup dari sang pembunuh keji.