showpoiler-logo

20 Film Pendidikan Indonesia yang Berkesan dan Penuh Makna

Ditulis oleh Aditya Putra

Apa kamu pernah menonton sebuah film lalu mendapat pelajaran yang sangat berharga dari sana? Memang sebuah film itu nggak cuma mengandung hiburan, tetapi juga pendidikan. Hanya caranya saja yang berbeda-beda.

Dasarnya, apapun jenis filmnya pasti menyiratkan pesan-pesan yang bisa dijadikan pelajaran. Namun, memang terdapat film yang memang didedikasikan untuk pendidikan. Itu yang akan dibahas pada artikel kali ini, film pendidikan Indonesia.

Film-film yang akan diulas oleh Showpoiler ini diharapkan bisa memotivasi siapapun yang menontonnya dengan cara yang lebih kasual, karena sebuah cerita masih menjadi cara yang paling nyata untuk mendidik manusia. Yuk, simak daftar beberapa film tentang pendidikan Indonesia berikut ini!

Baca juga: 8 Film Motivasi Indonesia yang Terbaik dan Penuh Makna

1. Laskar Pelangi

Laskar Pelangi

Siapa yang nggak termotivasi menonton film ini? Film pendidikan Indonesia yang ini mampu membuat orang-orang yang menontonnya lebih menghargai pendidikan.

Diadaptasi dari novel laris berjudul sama karya Andrea Hirata, film pendidikan Indonesia yang ini sukses merebut hari masyarakat. Waktu dua jam yang digunakan untuk menonton film ini akan membuahkan kesan mendalam untuk bertahun-tahun ke depan.

Berkisah tentang kehidupan anak-anak di Belitong yang begitu ingin bersekolah di tengah segala keterbatasan yang ada. Bahkan, ada seorang anak yang harus mengayuh sepeda berkilo-kilo meter dan bertemu buaya untuk bisa sampai ke sekolah.

Hal menarik dari film ini adalah, sang sutradara yaitu Riri Riza melakukan casting demi mendapatkan pemain-pemain lokal untuk bermain di film ini. Berlokasi di Pulau Belitung, dengan 12 pemain dari Pulau Belitung yang beradu akting bersama 12 aktor Indonesia yang sudah dikenal namanya.

2. Like & Share

Like & Share_

Mungkin banyak orang yang berpikir, kenapa Like & Share (2022) masuk dalam kategori film pendidikan? Jawabannya karena film garapan Gina S. Noer ini memberikan banyak sekali informasi mengenai seks, media sosial dan hukum untuk remaja Indonesia.

Dibintangi oleh Aurora Ribero dan Arawinda Kirana, keduanya berhasil menampilkan karakter masing-masing dengan sangat baik. Film ini mengisahkan dua orang remaja, Lisa yang kecanduan pornografi karena sering melihat konten tersebut di media sosial.

Sementara Sarah, gadis ini menjadi korban pemerkosaan dari sang kekasih dan video tidak senonohnya disebar ke media sosial. Bahkan Sarah hampir menjadi tersangka, karena hukum Indonesia tidak bisa melindungi korban pelecehan jika wajahnya tersebar di media sosial.

3. Yuni

Yuni

Masih dibintangi oleh Arawinda Kirana, Yuni (2017) adalah film yang memberikan pengetahuan soal seks bebas untuk para remaja indonesia. Film garapan Kamila Andini ini memang tidak main-main, pasalnya film ini berhasil berjaya di berbagai ajang penghargaan bergengsi Indonesia.

Mengisahkan seorang remaja bernama Yuni, gadis ini memiliki banyak pertanyaan mengenai hidup dan masa depan. Yuni penasaran, kenapa teman-temannya banyak yang ingin berpacaran dan berani melakukan seks diluar nikah.

Yuni juga harus berhadapan dengan pandangan buruk masyarakat, karena ia sudah menolak lamaran dari tiga pria. Yuni hanya ingin tahu, apakah masa depannya itu menjadi ibu rumah tangga atau meneruskan pendidikannya sesuai dengan pesan sang guru?

4. Penyalin Cahaya

Penyalin Cahaya

Industri pendidikan tidak selalu membuat muridnya merasa aman, hal inilah yang ditampilkan dalam film Penyalin Cahaya (2021). Disutradarai oleh Wregas Bhanuteja, film ini berhasil berjaya di dalam maupun luar negeri.

Selain itu, Shenina Cinnamon, Lutesha dan Chicco Kurniawan berhasil menampilkan kemampuan akting terbaiknya. Kisahnya berawal ketika Suryani mencari tahu siapa dalang yang mengunggah foto-foto dirinya saat mabuk.

Dari sinilah Suryani mengetahui, bahwa seniornya di klub teater telah melakukan perpeloncoan dan melakukan pelecehan seksual kepada beberapa siswa. Namun pihak kampus bukannya memihak para korban, justru mereka merikas para korban dan memilih melindungi pelaku.

5. Denias, Senandung di Atas Awan

Denias, Senandung di Atas Awan

Film satu ini menunjukkan bagaimana sulitnya anak-anak Papua untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Denias, Senandung di Atas Awan (2008) adalah film yang diproduksi oleh Alenia Pictures dan melakukan syutingnya di Pulau Cendrawasih, Papua. Film ini dibintangi oleh Albert Thom Joshua Fakdawer, Ari Sihasale, Nia Zulkarnaen dan Marcella Zalianty.

Denias adalah seorang siswa yang cerdas, rajin dan begitu berbakti pada kedua orang tuanya. Semangatnya untuk belajar memang tidak pernah padam, hingga satu-satunya guru di sekolah mereka terpaksa pulang ke Jawa.

Sempat bingung dimana harus mencari guru baru, Denias akhirnya bertemu dengan tentara perbatasan yang mau menjadi gurunya di sekolah.

6. MARS: Mimpi Ananda Raih Semesta

MARS: Mimpi Ananda Raih Semesta

Mengadaptasi kisahnya dari novel, MARS: Mimpi Ananda Raih Semesta (2016) menjadi salah satu film tentang pendidikan yang wajib kamu tonton.

Disutradarai oleh Sahrul Gibran, film ini mengisahkan usaha seorang gadis untuk meraih cita-citanya bersekolah setinggi mungkin. Kinaryosih, Acha Septriasa, Teuku Rifnu Wikana, Cholidi Asadil Alam dan Chelsea Riansy didapuk sebagai pemeran utamanya.

Filmnya mengisahkan Tupon, seorang wanita tua dari Gunung Kidul yang berusaha membesarkan putrinya seorang diri. Meski buta huruf, Tupon selalu menyemangati putrinya untuk bersekolah dan menjadi anak yang pintar.

Usahanya memang tidak sia-sia, karena putrinya Sekar Palupi berhasil mendapatkan gelar master jurusan astronomi dari Oxford University, Inggris.

7. Sang Pemimpi

Sang Pemimpi

Kamu punya mimpi? Jangan lewatkan film pendidikan Indonesia yang satu ini. Sebab, kamu akan mendapat banyak pelajaran dari film ini. Masih diadaptasi dari novel berjudul sama karya Andrea Hirata. Film ini disutradarai oleh Riri Riza dan diproduseri oleh Mira Lesmana. Nama yang nggak perlu diragukan lagi dalam industri film Indonesia.

Ada banyak pelajaran yang dikisahkan melalui karakter Aray dan Ikal, dua orang anak yang sama-sama punya mimpi besar. Ini cerita tentang bagaimana mimpi itu membuat mereka lebih hidup. Ada juga Jimbron, seorang sahabat yang melengkapi masa muda mereka.

Bagaimana kisah pemuda asal kampung di pinggiran Indonesia bisa mencapai Sorbonne University yang jauh di sana? Mimpi, keyakinan, dan pendidikan yang membawa mereka terbang ke sana.

Kalau kamu ingin tahu lebih dalam, simak saja kisah mereka melalui film. Percayalah, waktu yang kamu gunakan untuk menonton film ini nggak akan jadi sia-sia.

8. Sokola Rimba

Sokola Rimba

Pendidikan di Indonesia memang tidak merata, visualisasi dari pernyataan tadi bisa kamu lihat dalam film Sokola Rimba (2013). Digarap oleh Riri Riza, film berdurasi 1 jam 30 menit ini memperlihatkan bagaimana anak-anak pedalaman kesulitan mendapatkan pendidikan yang layak.

Film ini dibintangi deretan aktor populer, seperti Prisia Nasution, Rukman Rosadi, Nadhira Ulya dan Nyungsang Bungo. Tiga tahun bekerja di Lembaga Konservasi Wilayah Jambi, Butet Manurung mengajarkan baca, tulis dan menghitung ke anak-anak suku pedalaman.

Yang membuatnya terharu, saat Butet terkena Malaria tiba-tiba saja seorang anak datang dan menyelamatkannya. Anak itu bernama Nyungsang Bungo, yang sejak lama mengikuti kelasnya diam-diam dan berniat untuk menjadi muridnya.

9. Sepatu Dahlan

Sepatu Dahlan

Beralih ke film yang disutradarai oleh Benni Setiawan, Sepatu Dahlan (2014) memberikan kisah yang cukup mengharukan. Diadaptasi dari novel berjudul sama karya Khrisna Pabichara, film ini bakalan dibintangi oleh deretan aktor papan atas Indonesia.

Film ini mengisahkan kehidupan Dahlan Iskan muda yang dibesarkan dalam keluarga yang miskin. Mereka tinggal disebuah desa kecil di Magetan dan berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya.

Meski hidup dalam kekurangan, Dahlan tidak pernah berhenti berusaha dan semangat untuk belajar, karena ia ingin menggapai cita-citanya.

10. 5 Elang

5 Elang

Siapa nih yang dulunya penggemar dari boyband Coboy Junior? Kalau iya kamu wajib banget nonton film berjudul 5 Elang (2011). Film keluarga dan komedi ini menunjukkan usaha murid dari sebuah sekolah yang mengikuti perkemahan.

Digarap oleh Rudi Soedjarwo dan bakalan dibintangi oleh Bastian Bintang Simbolon, Teuku Ryzki, Christoffer Nelwan, Monica Setiawan, Iqbaal Ramadhan dan Bryant Santoso.

Dikirim oleh sekolahnya sebagai perwakilan regu pramuka, Baron terpaksa bekerjasama dengan Rusdi, Anton dan Aldi. Setiap orang memang memiliki kemampuan masing-masing, namun kelemahannya juga bikin regu hampir terpecah belah. Kekompakan mereka mulai terbentuk, saat mereka berhadapan dengan komplotan penebang liar yang jahat.

11. Jembatan Pensil

Jembatan Pensil

Jembatan Pensil (2017) juga menjadi salah satu film yang menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia sangat tidak merata. Disutradarai oleh Hasto Broto, film yang diproduksi oleh Grahandika Visual ini memperlihatkan kesulitan anak-anak Sulawesi untuk mendapatkan pendidikan.

Mengisahkan Ina, Aska, Nia dan Ondeng, empat siswa Sekolah Dasar yang mendapatkan kesempatan untuk bersekolah secara gratis.

Namun jalan yang jauh dan sulit harus mereka lalui setiap harinya. Bahkan Ina dan Ondeng adalah anak-anak berkebutuhan khusus. Meski begitu, setiap harinya mereka selalu bersemangat untuk pergi ke sekolah dan menimba ilmu.

12. Semesta Mendukung

Semesta Mendukung

Apa yang kamu ingat tentang Fisika? Pusing? Sulit? Mungkin dengan menonton film pendidikan Indonesia yang satu ini akan mengubah sudut pandang kamu tentang Fisika. Melalui karakter utama bernama Arief, kamu akan menemukan banyak hal menarik dari Fisika. Film ini memang berkisah tentang Arief dan Fisika.

Dia berasal dari keluarga miskin yang tinggal di Sumenep, Madura. Dihadang segala keterbatasan, Arief yang menyukai sains tetap menekuni Fisika. Dia tinggal bersama Ayahnya yang diperankan oleh Lukman Sardi. Ibu Arief menjadi TKW di Singapura demi membantu ekonomi keluarga.

Ibunya sudah bertahun-tahun nggak kembali, kabar pun nggak didapatkan Arief yang sangat merindukannya. Ini yang membuat Arief bercita-cita untuk pergi mencari Ibunya sehingga dia rela bekerja di bengkel sepulang sekolah.

Seorang guru Fisika yang bernama Ibu Tari menyadari keterampilan Arief ketika anak itu membantu temannya mengambil bola yang tersangkut di atas pohon menggunakan roket air. Berkat dorongan Ibu Tari Arief bisa mengikuti seleksi Olimpiade Fisika yang akan diadakan di Singapura.

Meski sempat patah arang, Arief bisa melewati proses seleksi dan mewakili Indonesia untuk bertanding di Olimpiade Fisika itu. Sebenarnya, Arief punya misi terselubung. Dia bukan cuma ingin ikut lomba, tetapi juga ingin mencari Ibunya.

13. Negeri 5 Menara

Negeri 5 Menara

Film pendidikan Indonesia yang satu ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya Anwar Fuadi. Skenario adaptasinya ditulis oleh Salman Aristo yang memang berpengalaman untuk mengadaptasi novel menjadi sebuah film. Film ini mengambil lokasi pengambilan gambar di Pondok Pesantren Gontor, Sumatera Barat, Bandung, hingga London.

Ceritanya tentang Alif, remaja yang baru saja lulus SMP di Maninjau. Dia dan sahabatnya, Randai, ingin melanjutkan sekolah di Bandung kemudian melanjutkan kuliah di kampus idamannya yakni ITB. Mimpi itu terhalang restu Amaknya yang ingin Alif melanjutkan sekolah di Pesantren.

Awalnya, Alif sering menyendiri. Namun seiring berjalannya waktu dia mulai bisa berbaur dan bersahabat dengan teman-teman satu kamarnya. Mereka selalu berkumpul di menara masjid. Suasana kian menghangat ketika Alif mendengar Ustad Salman berkata dengan penuh semangat, 'Man Jadda Wajadda!'

Mantra dari Ustad Salman itu membekas di hati mereka. Memberi semangat dan kegigihan pada diri para remaja itu. Mereka jadi berpikir visioner dan bermimpi besar untuk menaklukkan dunia. Di bawah menara itu, mereka berjanji untuk meraih mimpi masing-masing.

14. Ranah 3 Warna

Ranah 3 Warna

Ranah 3 Warna (2021) menjadi film modern yang menunjukkan semangat seorang pemuda untuk mendapatkan pendidikan terbaik. Diproduksi oleh MNC Pictures, film garapan Guntur Soeharjanto ini mengadaptasi kisahnya dari novel berjudul sama karya Ahmad Fuadi.

Kali ini Arbani Yasiz akan beradu akting dengan Amanda Rawles dan Teuku Rassya sebagai pemeran utamanya. Mengisahkan seorang pemuda bernama Alif, ia baru saja lulus dari pondok pesantren dan berniat meneruskan pendidikannya di Universitas Padjadjaran.

Tapi pesantren tempatnya menimba ilmu ternyata tidak terdaftar, sehingga Alif harus mengambil ujian ulang. Tak hanya itu, motivasi belajarnya sempat hilang karena Alif harus kehilangan sang ayah.

15. Di Timur Matahari

Di Timur Matahari

Di Timur Matahari (2012) adalah film Indonesia yang menunjukkan rentannya pendidikan dan perdamaian di Papua. Diproduksi oleh Alenia Pictures, Ari Sihasale berhasil menampilkan nilai-nilai kemanusiaan dalam filmnya.

Kali ini Laura Basuki, Lukman Sardi, Ririn Ekawati, Ringgo Agus Rahman dan Michael Jakarimilena bakalan didapuk sebagai pemeran utamanya.

Sudah enam bulan, tidak ada lagi guru yang mengajar di sekolah terbuka yang biasa Maznur, Thomas dan kawan-kawannya datangi. Permasalah soal pendidikan belum usai, Maznur dan Thomas dihadapkan dengan konflik antar desa. Namun apapun yang terjadi, Maznur dan Thomas tetap berkawan dan saling mendukung satu sama lain.

16. Kartini

 Kartini

Kartini (2017) adalah film biografi mengenai salah satu pejuang emansipasi wanita di Indonesia yaitu R. A Kartini. Digarap oleh Hanung Bramantyo, kali ini aktris cantik Dian Sastrowardoyo akan memerankan karakter Kartini.

Sementara Deddy Sutomo, Christine Hakim, Acha Septriasa, Ayushita, Reza Rahadian dan Adinia Wirasti sebagai pemeran pendukungnya.

Melihat bagaimana ibunya diperlakukan dalam keluarga, Kartini merasa geram dengan tradisi yang sudah turun-temurun di keluarganya.

Hal inilah yang membuat Kartini bertekad untuk memberikan pendidikan dan keterampilan pada para wanita di Jepara. Ia berharap para wanita bisa hidup mandiri dan bersaing dengan para pria di masa depan.

17. Alangkah Lucunya (Negeri Ini)

Alangkah Lucunya (Negeri Ini)

Menjadi sindiran bagi pemerintah, Alangkah Lucunya (Negeri Ini) (2010) menjadi salah satu film pendidikan yang sangat direkomendasikan. Digarap oleh Deddy Mizwar, film ini berhasil menunjukkan realita ibu kota dan lingkungan kumuh yang ada di dalamnya.

Reza Rahadian yang berperan sebagai karakter utamanya, berhasil memberikan akting dan penampilan yang luar biasa. Muluk adalah sarjana manajemen yang masih menganggur.

Melihat sosok pencopet anak, Muluk penasaran bagaimana anak-anak ini menggunakan uangnya. Ternyata para pencopet cilik ini dipimpin oleh preman setempat bernama Komet. Muluk menawarkan jasa mengelola uang hasil mencopet, sambil membantu anak-anak untuk belajar.

18. Serdadu Kumbang

Serdadu Kumbang

Alenia Pictures memang salah satu rumah produksi yang sangat peduli dengan pendidikan dan kemanusiaan. Disutradarai oleh Ari Sihasale, Serdadu Kumbang (2011) adalah film yang memperlihatkan usaha anak-anak dan sekolah menghadapi ujian nasional (UN).

Film ini dibintangi oleh Ririn Ekawati, Titi Sjuman, Putu Wijaya. Lukman Sardi, Surya Saputra dan deretan aktor cilik. Berawal dari banyaknya anak-anak yang gagal lulus menjalani ujian nasional, guru-guru di SD dan SMP 08 semakin memperketat sistem belajar mereka.

Namun hal ini membuat para murid sangat tertekan, salah satunya adalah Amek, Acan dan Umbe. Saking takutnya, Amek yang ternyata lihai berkuda tidak pernah berani mengungkapkan cita-citanya karena takut ditertawakan oleh teman-temannya.

19. Cahaya Dari Timur: Beta Maluku

Cahaya Dari Timur Beta Maluku

Film pendidikan Indonesia ini termasuk film yang sangat emosional. Waktu kamu menontonnya, kamu nggak akan bertanya siapa pemainnya, siapa penulisnya, dan hal lain. Kamu cuma akan hanyut menikmati film itu sampai akhir. Film ini bukan cuma berbagi cerita, tetapi juga berbagi rasa.

Ceritanya tentang perjuangan anak-anak di Timur Indonesia yang mencintai sepak bola. Juga tentang orang-orang dewasa yang masih percaya pada perjuangan mereka. Sejak awal, semuanya tahu akan sesulit apa tetapi mereka memilih untuk berjuang sekeras-kerasnya.

Chicco Jericho berperan sebagai Sani berhasil menunjukkan kualitas terbaiknya di dalam film tentang sepakbola ini. Kita seolah lupa kalau dia adalah Chicco Jericho. Di dalam film itu, kita cuma melihat seorang pemuda dari Timur Indonesia yang mendedikasikan diri untuk membantu anak-anak itu mewujudkan mimpinya.

Sani ingin menyelamatkan anak-anak di kampungnya dari konflik agama yang terjadi di Ambon melalui sepak bola. Sani ditugaskan membawa mereka mewakili Maluku di kejuaraan nasional. Konflik demi konflik terjadi karena perbedaan-perbedaan yang ada mengarah pada perpecahan.

20. King

King

Pendidikan itu nggak cuma terpaku dengan hal-hal akademis, tetapi jauh lebih luas dan dalam daripada itu. Olahraga merupakan bagian di dalamnya.

Film pendidikan Indonesia yang satu ini mengambil kisah dari dunia olahraga, yakni bulu tangkis. Ini tentang seorang anak dari kampung yang serba terbatas dan keinginannya untuk menjadi seorang atlet bulutangkis.

Namanya Guntur, baginya bulu tangkis adalah tujuan hidup. Maka dia merelakan diri untuk mencari peluang sekecil apapun itu demi mewujudkan cita-citanya.

Ayahnya yang merupakan seorang komentator pertandingan bulu tangkis antar kampung sering bercerita tentang sosok King yang kemudian menjadi idola Guntur.

Dia punya sahabat bernama Raden yang setia membantunya dalam mengejar cita-citanya. Dengan segala keterbatasan yang ada, Guntur memilih untuk tetap berusaha. Guntur tak berhenti berjuang untuk mendapatkan beasiswa bulu tangkis dan meraih cita-citanya menjadi seorang juara dunia.

Dari beberapa film yang diulas di atas, film pendidikan Indonesia yang mana yang sudah kamu tonton? Apa kamu punya rekomendasi film pendidikan Indonesia lain yang belum tertulis? Jangan sungkan untuk membagikannya ya, karena itulah kolom komentar disediakan.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram