showpoiler-logo

Inilah 7 Film Indonesia Terbaik yang Menyinggung Soal KDRT

Ditulis oleh Suci Maharani R

Industri perfilman Indonesia memang sudah banyak berkembang dan tidak monoton di genre romantis atau horor saja. Beberapa sineas Indonesia mulai berani mengadaptasi berbagai kisah sosial, contohnya mengenai permasalahan rumah tangga.

Kisah-kisah mengenai korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), menjadi salah satu hal tabu yang belakangan sering diangkat ke layar lebar.

Sebut saja film Perempuan Berkalung Sorban (2009), film ini mengungkapkan KDRT yang dialami wanita di keluarga muslim konservatif.

Sementara dalam film berjudul Atas Nama Surga (2022), film satu ini mengusik soal istri yang begitu ketakutan pada suaminya yang kasar. Film-film ini semakin populer di masyarakat, mengikuti berbagai kasus KDRT yang meningkat di Indonesia.

Selain dua film yang kami bicarakan, sebenarnya ada beberapa film Indonesia lainnya yang mengisahkan kasus KDRT. Mau tahu ada film apa saja? Biar nggak penasaran lagi, kamu bisa mencari tahunya hanya di Showpoiler.

1. Atas Nama Surga

Atas Nama Surga

Atas Nama Surga (2022) adalah film romantis yang disutradarai oleh Adis Kayl Yurahmah. Film yang diproduksi oleh Blue Water Films ini, akan dibintangi oleh deretan selebriti muda Indonesia. Mulai dari aktris cantik Della Dartyan, Amanda Rigby dan Miqdad Addausy.

Filmnya sendiri mengisahkan mengenai hubungan asmara antara Naya dan Attar yang terganggu dengan kehadiran orang ketiga yaitu Salwa.

Attar tidak bisa melepaskan Salwa begitu saja, apalagi mantan kekasihnya itu sedang dilanda sebuah masalah. Salwa adalah korban praktek kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh suaminya.

Salwa berusaha menyelamatkan diri, makanya wanita ini meminta bantuan Attar. Di sisi lain, Salwa juga tidak bisa berbohong bahwa ia masih belum melupakan perasaannya pada Attar.

Pertemuan Attar dan Salwa ini membuat Naya merasakan sakit hati untuk kesekian kalinya. Wanita ini merasa bingung, apakah ia harus terus mempercayai sang kekasih atau tidak.

Di sisi lain, Atta juga merasa tidak mampu untuk meninggalkan Salwa dalam kesulitan. Tapi Attar juga sadar, perbuatannya ini akan membuat Naya merasa dikhianati olehnya.

2. Perempuan Berkalung Sorban

Perempuan Berkalung Sorban

Perempuan Berkalung Sorban (2009) adalah sebuah film yang menunjukkan bagaimana para wanita diperlakukan dalam lingkungan konservatif. Film satu ini diadaptasi dari novel karya Abidah El Khalieqy dan disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Sementara Revalina S. Temat, Widyawati, Oka Antara dan Reza Rahadian didapuk sebagai pemeran utamanya.

Bermula ketika Annisa, seorang putri dari petinggi pondok pesantren yang mencoba untuk melawan aturan patriarki dan konservatif. Annisa yang cerdas dan penuh rasa penasaran, tidak bisa mengejar cita-citanya. Ia terpaksa dinikahkan dengan seorang putra ulama, namun berakhir sebagai seorang istri yang menjadi korban KDRT dan poligami.

Annisa sudah muak dengan aturan konservatif di pesantren yang beranggapan, bahwa perempuan harus tunduk pada laki-laki. Wanita ini berusaha untuk membebaskan diri dari sang mantan suami dan mengejar cita-citanya.

Annisa juga berjuang untuk membantu wanita lainnya yang memiliki nasib yang sama dengannya, bersama suami barunya yaitu Khudori.

3. Berbagi Suami

Berbagi Suami

Berbagi Suami (2006) adalah film Indonesia lainnya yang menyinggung soal kasus kekerasan dalam rumah tangga.

Film karya sutradara Nia Dinata ini, dibintangi oleh deretan selebriti senior hingga veteran di Indonesia. Sebut saja Jajang C. Noer, Shanty, Dominique Diyose, El Manik, Tio Pakusadewo hingga Lukman Sardi yang didapuk sebagai pemeran utamanya.

Film ini mengisahkan kehidupan tiga wanita yang berasal dari etnis, agama dan latar belakang berbeda. Para wanita ini dipoligami dan mendapatkan perlakuan buruk dari suami mereka.

Sebut saja hidup Salma, wanita berpendidikan tinggi ini tidak kuasa menahan nafsu suaminya yang gemar menikah lagi. Begitu pula dengan Siti, wanita ini sangat muak karena suaminya selalu saja pulang membawa istri baru.

Dalam film Berbagi Suami (2006), berbagai perspektif yang diambil dari sudut pandang wanita ini memang bikin penonton nyesek. Apalagi film ini menunjukkan berbagai adegan kekerasan, baik secara fisik maupun verbal.

Pokoknya, film ini dijamin akan bikin para wanita merasa kesal dan prihatin dengan praktek poligami dan patriarki yang ditunjukkan.

4. Raksasa dari Jogja

Raksasa dari Jogja

Jangan tertipu dengan judulnya, Raksasa dari Jogja (2016) ternyata bukan sekedar film bergenre romantis saja lho. Film garapan Monty Tiwa yang diadaptasi dari novel karya Dwitasari ini, mengusik kehidupan sebuah keluarga korban KDRT.

Hal ini menimpa karakter Bian yang diperankan Karina Salim dan ibunya yang diperankan oleh aktris senior Unique Priscilla.

Sejak masih kecil, Bian sudah terbiasa hidup dalam ketakutan karena sikap sang ayah yang sangat kasar dan temperamen. Padahal, ayah dari Bian ini dikenal sebagai salah satu politikus terkenal dan sangat dihormati oleh banyak orang.

Untuk menghilangkan luka dan traumanya, Bian memilih untuk pergi berkuliah di Jogja dan bertemu dengan seorang pria yang dicintainya.

5. Ada Apa Dengan Cinta (AADC)

Ada Apa Dengan Cinta (AADC)

Siapa yang tidak menyangka, kalau Ada Apa Dengan Cinta (2002) ternyata masuk dalam list film soal KDRT? Sebenarnya hal ini tidak aneh, karena isu ini memang bukan fokus utama dari film romantis karya sutradara Rudi Soedjarwo ini. Kisah KDRT yang dialami oleh karakter bernama Alya yang diperankan Ladya Cheryl, bukanlah hal yang bisa dianggap remeh lho.

Dalam film ini, sosok Alya yang terlihat sangat dewasa, ternyata menyimpan kisah pilu mengenai keluarganya. Gadis ini merasa sangat putus asa dengan perbuatan sang ayah yang selalu memukulinya berasam dengan sang ibu.

Ketika Cinta sibuk memikirkan Rangga, Alya memilih untuk bunuh diri karena tidak kuat dengan perilaku kasar sang ayah.

6. Ca Bau Kan

Ca Bau Kan

Ca Bau Kan (2002) memang bukan film yang familiar di telinga banyak pecinta film Indonesia. Film garapan sutradara Nia Dinata lainnya yang mengusung soal wanita sebagai korban KDRT.

Film ini diadaptasi dari sebuah novel karya Remy Sylado yang kisahnya berlatar di zaman penjajahan. Dalam Bahasa Hokkian, “Ca Bau Kan” sendiri berarti “perempuan” atau sebutan untuk pelacur dan gundik.

Para wanita Indonesia sudah biasa dijadikan sebagai budak seks atau selir oleh orang-orang Tionghoa. Para wanita ini biasanya akan diperlakukan dengan semena-mena dan tidak segan untuk diperlakukan secara kasar.

Sejak awal perilisannya, Ca Bau Kan (2002) sempat jadi kontroversi, karena disutradarai oleh wanita dan premis ceritanya yang tabu.

7. Love and Edelweiss

Love and Edelweiss

Film yang mengisahkan mengenai korban kekerasan dalam rumah tangga lainnya adalah Love and Edelweiss (2010). Film yang disutradarai oleh Anto Tanjung ini, secara gamblang mengisahkan perjuangan para penyintas KDRT yang dianggap lumrah di Indonesia.

Filmnya ini akan dibintangi oleh Mentari, Mike Lucock, Meriam Bellina, Ira Wibowo dan Donny Kesuma sebagai pemeran utamanya.

Film ini mengisahkan seorang pria bernama Ryo, seorang psikopat yang merupakan korban KDRT dan pelecehan seksual semasa kecilnya. Pria ini sangat tersiksa dengan kenangan-kenangan masa kecilnya, sehingga ia bisa melampiaskannya pada siapapun.

Ryo pernah mencoba untuk mengatasi hal tersebut, tapi keadaan tidak mendukungnya dan malah membuat Ryo semakin menjadi.

Inilah beberapa rekomendasi film mengenai kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang perlu kamu ketahui. Film-film yang direkomendasikan, menunjukkan penderitaan dan akibat seperti apa yang dirasakan oleh para korban KDRT.

Kira-kira dari beberapa film di atas, film mana yang bikin kamu tersentuh dan ingin menonton filmnya?

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram