bacaterus web banner retina

20 Film Dokumenter Terbaik yang Dapat Menambah Wawasan

Ditulis oleh Suci Maharani R

Film dokumenter biasanya menarasikan berbagai kisah nyata, baik tentang tokoh-tokoh terkenal, peristiwa sejarah, maupun isu-isu sosial. Dengan menonton film jenis ini, kita bisa mendapatkan pengetahuan baru dan melihat dunia dari perspektif yang berbeda.

Nah, Bacaterus punya kompilasi film dokumenter terbaik untuk ditonton. Film-film ini akan membuka mata dan pikiranmu tentang hal-hal yang mungkin belum diketahui sebelumnya. Penasaran film apa saja yang dimaksud? Simak daftar berikut ini!

1. Grey Gardens

Grey Gardens_

Berbicara soal dokumenter terbaik, rasanya Grey Gardens layak berada di posisi paling atas dalam list ini. Dokumenter arahan David dan Albert Maysles ini terpilih oleh Library of Congress (LOC) untuk dimasukkan ke dalam United States National Film Registry karena memiliki nilai budaya, sejarah, atau estetika yang signifikan.

Dokumenter ini berfokus pada pasangan ibu dan anak bernama Edith Beale, yang merupakan kerabat dari Jackie Onasis, mantan istri presiden Amerika. Mereka tinggal di Grey Garden, sebuah rumah mewah di East Hampton, New York. Tapi kondisi rumah ini jauh dari kata glamor karena berdiri di lingkungan yang sangat kumuh dan penuh binatang liar. 

Uniknya, ibu dan anak ini telah menciptakan dunia mereka sendiri yang terlepas dari segala masalah dan keterbatasan. Mereka berbicara, bermimpi, dan bersikap seolah-olah mereka masih berada di masa kejayaan. Kisah ini disampaikan secara jujur dan tanpa filter lho.

2. Senna

Senna_

Senna merupakan film dokumenter yang mengisahkan tentang perjalanan dan kematian tragis seorang legenda balap dunia yaitu Ayrton Senna. Film ini disutradarai oleh Asif Kapadia, dan menampilkan siapa sebenarnya Senna di dunia Formula One. 

Senna mulai menekuni dunia balap sejak bermain gokart pada tahun 1981. Kemampuannya yang istimewa, membuat Senna berhasil masuk ke arena Formula One, yaitu di Grand Prix Brazil tahun 1984. Ayrton Senna pun menjadi salah satu pembalap F1 terbaik sepanjang masa dan meraih tiga gelar juara dunia Formula One di tahun 1988, 1990 dan 1991. 

Pada tahun 1994, GP San Marino menyaksikan bendera Brasil berkibar di podium. Namun, bukan untuk merayakan kemenangan Ayrton Senna di lintasan itu. Malah, hari itu menjadi hari paling menyedihkan dalam sejarah balap Formula One karena Ayrton Senna tewas akibat kecelakaan saat balapan.

3. Honeyland

Honeyland

Honeyland menyoroti perjuangan dan kehidupan Hatidze Muratova, seorang wanita Makedonia yang merupakan peternak lebah liar terakhir di Eropa. Ia hidup bersama ibunya yang berusia 85 tahun di sebuah desa terpencil di pegunungan Balkan, yang tidak memiliki akses listrik dan air mengalir.

Hatidze menjaga keseimbangan alam dengan hanya mengambil setengah dari madu yang diproduksi oleh lebah-lebahnya, dan menyisakan setengahnya lagi untuk lebah-lebah tersebut.

Lewat film ini, sang sutradara, yaitu Ljubomir Stefanov dan Tamara Kotevska, ingin mengeksplorasi berbagai isu sosial dan lingkungan. Salah satunya mengenai perubahan iklim dan degradasi lingkungan mempengaruhi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati. Lalu, bagaimana nilai-nilai tradisional dan budaya lokal bertahan di tengah modernisasi dan globalisasi.  

Film ini mendapatkan banyak pujian dan penghargaan dari berbagai festival film internasional, termasuk tiga hadiah di Sundance Film Festival 2019, dan menjadi film dokumenter pertama yang dinominasikan untuk dua kategori Academy Awards, yaitu Best International Feature Film dan Best Documentary Feature, pada tahun 2020.

4. Kurt Cobain: Montage of Heck

Kurt Cobain Montage of Heck

Kurt Cobain merupakan penyanyi utama band Nirvana yang menjadi legenda rock dunia. Film ini mengikuti perjalanan hidupnya dari masa kecil yang sulit karena masalah keluarga, masa muda yang terjerumus ke narkoba dan depresi, sampai puncak kesuksesan Kurt sebagai idola rock yang dicintai banyak orang. 

Dokumenter ini juga mengupas kisah cinta Kurt Cobain dengan Courtney Love, musisi yang juga istrinya. Sayang, hubungan mereka sering menuai kontroversi dan kritikan dari masyarakat. Film ini berakhir dengan tragedi kematian Kurt Cobain yang bunuh diri saat berusia 27 tahun.

Selain mengisahkan kehidupan Kurt Cobain yang penuh liku-liku, dokumenter ini juga memperdengarkan beberapa lagu-lagu yang diciptakan oleh Cobain di rumahnya dengan peralatan sederhana. Karya-karya ini belum pernah dirilis dan menunjukkan kemampuan dan imajinasi Kurt Cobain dalam membuat musik.

5. Dear Zachary: A Letter to a Son About His Father

Dear Zachary A Letter to a Son About His Father_

Dengan menggunakan kamera dan mikrofon miliknya, Kurt Kuenne membuat sebuah film dokumenter yang berjudul Dear Zachary: A Letter to a Son About His Father yang dirilis ahun 2008. Awalnya ditujukan sebagai penghargaan untuk Bagby, namun kemudian film menjadi sebuah surat untuk anak Bagby yang belum lahir.

Pada tanggal 6 November 2001, Dokter Andrew Bagby ditemukan tewas dengan luka tembak di beberapa bagian tubuhnya. Ternyata pelakunya adalah Shirley Turner, mantan pacarnya yang sedang hamil anak mereka. Shirley membunuh Bagby karena tidak terima diputuskan olehnya. 

Shirley Turner berhasil melarikan diri ke Newfoundland dan mengaku tidak bersalah atas pembunuhan tersebut. Karena memiliki kewarganegaraan Kanada, proses pengadilan Shirley menjadi sangat rumit dan panjang. Film ini menunjukkan bagaimana keluarga dan teman Bagby berjuang untuk mendapatkan keadilan dan melindungi anak Bagby dari Shirley Turner.

6. Free Solo

Free Solo_

Free Solo berhasil dinobatkan sebagai Best Documentary Feature di 91st Academy Awards. Film ini menarasikan kisah Alex Honnold, seorang pendaki gunung profesional yang berani melakukan pendakian solo tanpa tali di El Capitan, sebuah tebing raksasa di Yosemite National Park, California, Amerika Serikat. 

Alex Honnold sudah bercita-cita untuk mendaki El Capitan sejak lama, tetapi baru bisa mewujudkannya pada tahun 2017. Dia memilih jalur Freerider, yang merupakan salah satu jalur paling sulit dan jarang ditaklukkan oleh pendaki lain.

Dengan dukungan dari istrinya, Sanni McCandless, Alex Honnold mempersiapkan diri secara fisik dan mental untuk tantangan ini. Namun, ada halangan yang tak terduga, yaitu dia didiagnosis mengalami fraktur kompresi. 

Tidak hanya itu, produser film Jimmy Chin juga menghadapi dilema moral karena ingin merekam aksi Alex Honnold yang sangat berisiko. Dia khawatir jika kameranya tidak bisa menangkap momen keberhasilan Alex Honnold, dan malah mengabadikan tragedi kematian.

7. The Act of Killing

The Act of Killing

Kisah Anwar Congo, seorang algojo yang terlibat dalam pembantaian massal di Medan pada tahun 1965-1966, berhasil diabadikan dalam film ini. Anwar dan teman-temannya membunuh penduduk yang dituduh sebagai komunis, etnis Tionghoa dan intelektual dengan cara yang sadis dan brutal. 

Rupanya Anwar dan teman-temannya adalah anggota Pemuda Pancasila, sebuah organisasi paramiliter yang mendukung rezim Orde Baru. Film ini menunjukkan bagaimana Anwar dan kawan-kawan merekonstruksi aksi pembunuhan mereka di depan kamera dengan gaya film-film Hollywood yang mereka sukai. 

Di sisi lain, film ini juga menampilkan sosok Anwar Congo yang dianggap sebagai figur legendaris Pemuda Pancasila dan jadi sosok yang ditakuti di Sumatera Utara.

The Act of Killing jadi film dokumenter Indonesia yang mendapat banyak penghargaan dan pujian dari berbagai festival film internasional. Film ini juga masuk nominasi Oscar untuk kategori film dokumenter terbaik dan dianggap sebagai salah satu film dokumenter paling penting serta menggemparkan yang pernah dibuat.

8. The Work

The Work

Tiga orang sipil mengikuti program terapi bersama narapidana di Penjara Folsom, California. Program ini diselenggarakan oleh Inside Circle Foundation, sebuah yayasan yang didirikan oleh keluarga MccLeary yang merupakan para psikolog profesional. 

Eon, Jairus dan Miles telah menjadi relawan dalam program ini sejak tahun 2001, dan akhirnya mendapat kesempatan untuk mengabadikan pengalaman mereka di penjara. Film ini menampilkan berbagai kehidupan dan latar belakang dari napi dan bagaimana Eon, Jairus dan Miles berbaur bersama yang lainnya. 

The Work mendapat pujian dari para kritikus film. Rotten Tomatoes memberikan skor sempurna 100% dari 56 ulasan dengan rata-rata 8.26/10 pada film ini. The Work juga memenangkan Grand Jury Prize untuk kategori Best Documentary Feature.

9. The Overnighters

The Overnighters

The Overnighters menyajikan kisah seorang pendeta lokal yang baik hati, Jay Reinke. Dia membuka gereja dan rumahnya untuk menjadi tempat tinggal sementara bagi lebih dari 1000 orang selama dua tahun. 

Orang-orang yang datang ke gereja itu adalah para pekerja di industri minyak Dakota Utara yang berharap mendapatkan kehidupan lebih baik. Sayangnya, mereka harus menghadapi kenyataan pahit akan sulitnya mencari rumah yang terjangkau di sana. 

Pendeta Jay Reinke tidak membeda-bedakan siapa pun yang datang kepadanya, baik itu pekerja minyak, pedagang, imigran Afrika, atau anak-anak dari desa-desa terpencil. Dia menunjukkan kasih sayang dan belas kasihan kepada mereka semua.

Film ini sangat menginspirasi dan mendapat banyak pujian dari kritikus dan penonton. Film ini juga memenangkan beberapa penghargaan bergengsi pada tahun 2014, antara lain U.S. Documentary Special Jury Award for Achievement for Intuitive Filmmaking, Miami's Knight Documentary Award, Full Frame Inspiration Award dan Best Documentary Feature.

10. Welcome to Leith

Welcome to Leith

Craig Cobb adalah seorang aktivis white supremacist yang berasal dari Kanada dan Amerika Serikat. Ia pindah ke Leith, sebuah kota kecil di Dakota Utara, dengan tujuan menjadikannya basis bagi gerakan Neo-Nazi. Ia mengajak orang-orang yang berbagi pandangan rasialisnya untuk bergabung dengannya dan menguasai pemerintahan lokal.

Namun, rencananya tidak berjalan mulus. Warga Leith yang tidak suka dengan kehadiran Cobb dan pengikutnya mulai melakukan perlawanan. Mereka mencari cara hukum untuk menghalau Cobb dari kota tersebut. 

Welcome to Leith menunjukkan bagaimana demokrasi diuji ketika menghadapi ancaman ekstremisme. Film ini juga menantang kita untuk berpikir tentang bagaimana kita harus bersikap terhadap orang-orang yang memiliki pandangan yang bertentangan dengan nilai-nilai yang kita anut.

1 2»
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram