7 Film Terbaik Karya Sutradara Christopher Landon

Mengikuti jejak ayahnya di dunia film, Christopher Landon belajar menulis naskah di Loyola Marymount University.

Karya tulis putra aktor legendaris Michael Landon ini menarik perhatian Larry Clark dan menawarinya pekerjaan sebagai penulis naskah untuk film Another Day in Paradise (1998). Sempat khawatir dengan statusnya sebagai gay, dia sempat pindah ke Austin untuk menenangkan diri.

Kembali ke Los Angeles, pria kelahiran Los Angeles pada 27 Februari 1975 ini menulis naskah untuk beberapa film populer yang dia sisipkan karakter gay di dalamnya. Blood and Chocolate (2007), The Flock (2007) dan Disturbia (2007) adalah film-film tersebut.

Setelah menulis naskah untuk serial ABC Dirty Sexy Money, Landon mendapat kesempatan untuk membesut film pertamanya. Mau tahu film apa saja yang disutradarainya? Berikut ini adalah deretan film tersebut.

1. Freaky

Setelah menjadi target pembunuhan yang gagal, Millie bertukar raga dengan sang pembunuh. Sekuat tenaga dia meyakinkan dua sahabatnya untuk membantunya menemukan sang pembunuh dan menusukkan belati La Dola kepadanya sebelum waktunya usai dan banyak korban berjatuhan.

Christopher Landon semakin menajamkan kemampuannya membesut film slasher dengan unsur black comedy kental di film yang dibintangi oleh Kathryn Newton dan Vince Vaughn ini.

Banyak kelucuan yang beriringan dengan kesadisan dalam level yang cukup tinggi disuguhkan olehnya disini. Dan performa para pemerannya sangat bagus yang bisa membuat kita terhibur sekaligus ketakutan.

2. Happy Death Day

Setelah dibunuh oleh sosok bertopeng, Tree selalu terbangun di hari kematiannya berulang kali. Awalnya terkejut, kemudian senang, lalu menjadi bosan, Tree menjalani pengulangan hidupnya sambil mencari petunjuk tentang sosok pembunuhnya.

Film slasher bernuansa black comedy ini memperlihatkan kematangan Christopher Landon dalam mengarahkan film. Dia memadukan premis Groundhog Day (1993) dan Scream (1996) dengan kisah yang berhasil membuat kita terhibur dalam rasa penasaran. Jessica Rothe pun tampil apik dibawah arahannya.

3. Happy Death Day 2U

Tree sekali lagi berada dalam situasi lingkar waktu yang mengembalikannya pada hari kematiannya dahulu. Semua ini terjadi karena dia membantu Ryan yang mengalami situasi serupa sebagai efek dari eksperimennya. Tree harus mencegah sosok pembunuh bertopeng beraksi lagi, namun kini sosok itu tidak hanya satu orang saja.

Melanjutkan kesuksesan film Happy Death Day (2017), Christopher Landon membawa alur ceritanya lebih kental dengan unsur sci-fi. Dengan cerita yang lebih kompleks, sisipan dramanya juga cukup menyentuh ketika Tree masuk ke dimensi lain dimana ibunya masih hidup yang membuatnya dilema.

Tidak setegang film pertamanya, karena berat dengan pendalaman cerita, performa Jessica Rothe tetap apik.

4. We Have a Ghost

Menemukan sesosok hantu bernama Ernest di rumah baru mereka, keluarga Presley bukannya ketakutan justru menjadikannya sensasi baru di YouTube. Ternyata popularitas Ernest memancing ketertarikan CIA dan pihak lain.

Namun justru Ernest yang tidak bisa bicara ingin mengetahui penyebab kematiannya. Dibantu oleh Kevin, mereka menemukan pelaku pembunuhan yang ternyata masih orang dekat.

Menampilkan horror comedy bernuansa supranatural, Christopher Landon memadukannya dengan kemajuan media sosial di masa kini.

Dengan konsep yang menjanjikan banyak kelucuan juga dukungan aktor sekelas David Harbour dan Anthony Mackie, sayangnya film ini terkesan memaksakan diri untuk memasukkan semua unsur itu secara bergantian, sehingga hasilnya kurang maksimal.

Di awal film, kesan horror disajikan terlebih dahulu yang disusul komedi dengan segala kelucuannya. Lalu bergeser ke genre action dengan petualangan dan kejar-kejaran mobil yang disusul masuknya elemen misteri yang pekat tentang sosok pembunuh Ernest.

Dan ditutup dengan ketegangan khas film tentang psikopat dimana sang pembunuh mengincar mereka untuk dijadikan korbannya.

Meski semua elemen dihadirkan, tapi muncul tidak seimbang. Belum habis satu elemen disajikan, elemen berikutnya sudah datang menggantikannya dan tidak kembali memasukkan elemen sebelumnya.

5. Scouts Guide to the Zombie Apocalypse

Ben, Carter dan Augie bermaksud untuk mengikuti kegiatan terakhir mereka sebagai pramuka. Ben dan Carter yang tidak mau lagi berseragam pramuka ingin datang ke sebuah pesta.

Namun petaka zombie pecah dan seisi kota telah menjadi korban. Mereka bertiga bersama Denise yang bekerja di klab malam berusaha menyelamatkan pesta dari serbuan zombie.

Film komedi bertema zombie ini seolah seperti film Zombieland versi pramuka yang gagal mengangkat premis menarik ini menjadi lebih seru. Selera humornya tidak begitu lucu dan terlalu banyak mengumbar referensi berbau seksual yang cukup vulgar bagi penonton remaja.

6. Paranormal Activity: The Marked Ones

Jesse yang tinggal bersama keluarganya di sebuah apartemen kecil mendadak diteror oleh sosok gaib sejak dia masuk ke TKP pembunuhan tetangganya dan mendapat tanda misterius di tangannya. Efeknya, Jesse memiliki kekuatan fisik yang besar namun menjadi khawatir bahwa mereka akan mati sebagai korban praktik ilmu hitam.

Setelah menjadi penulis naskah untuk tiga film Paranormal Activity, Christopher Landon akhirnya dipercaya untuk mengarahkan film kelima, Paranormal Activity: The Marked Ones. Perubahan seting lokasi dan karakter membawa suasana baru, tapi film ini gagal untuk menyuguhkan ketegangan yang konsisten.

Meski begitu, setidaknya kita tahu penyebab Katie membunuh Micah di film pertamanya. Juga hubungannya dengan praktik ilmu hitam yang disebabkan oleh aktivitas penyihir.

7. Burning Palms

Film thriller ini merupakan debut penyutradaraan Christopher Landon. Dia menyuguhkan 5 segmen cerita tentang kehidupan tipikal warga Los Angeles di 5 lokasi berbeda namun saling terjalin satu sama lain. Film ini dibintangi oleh banyak pemeran terkenal, seperti Zoe Saldana, Jamie Chung, Rosamund Pike, Lake Bell dan Paz Vega.

Masing-masing karakternya memiliki masalah dengan perkara tabu, beberapa diantaranya masalah gay, dan ketidakpastian. Film yang menyajikan komedi satir ini dirilis pada 14 Januari 2011 dan mendapat banyak respon negatif dari para kritikus film.

Itulah deretan film terbaik yang disutradarai oleh Christopher Landon. Karena seringnya dia membesut film-film bergenre slasher horror, meskipun dengan imbuhan komedi, dia dianggap sebagai penerus mendiang Wes Craven yang juga piawai di genre serupa.

Dengan nama yang mulai terpatri di industri perfilman Hollywood, terutama kerja sama yang baik dengan rumah produksi Blumhouse milik Jason Blum, masa depannya cukup cerah. Apalagi grafik kualitas filmnya selalu lebih bagus dari sebelumnya, artinya dia memang semakin menuju kematangan untuk menjadi salah satu sineas horror ternama.

Mengawali karir sebagai penulis naskah, membuat Christopher Landon cukup diberikan kebebasan dalam membuat film sesuai keinginannya.

Sejauh ini, kita cukup terhibur dengan film-film karyanya dan tentu kita harapkan dia akan terus produktif membuat film-film yang lebih bagus lagi. Sudah menonton semua filmnya? Rasanya tidak ada yang pantas untuk dilewatkan. Selamat menonton, ya!