showpoiler-logo

8 Fakta Morbius, Sang Vampire Musuh Besar Spider-Man

Ditulis oleh Dhany Wahyudi

Film Morbius memperkenalkan satu lagi sosok supervillain dari komik Marvel yang menjadi musuh besar bagi Spider-Man. Film dengan bintang Jared Leto ini sendiri menjadi bagian dari Sony’s Spider-Man Universe, semesta Spider-Man yang diciptakan oleh Sony Pictures sebagai pemegang lisensinya.

Meski film pertamanya sendiri tidak berhasil memenuhi ekspektasi para fans Marvel, bahkan termasuk salah satu film terburuk di tahun 2022 dan bagi Marvel sendiri, namun sosoknya cukup unik untuk dikenali.

Sebenarnya dia bukanlah sosok supervillain yang benar-benar jahat, dia sendiri adalah tokoh jenius peraih Nobel, lalu kenapa dia bisa memusuhi Spider-Man?

Untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan itu, juga seluruh fakta tentang dirinya, berikut kami suguhkan artikel yang akan memuat segala hal yang harus kita tahu dari sosok vampire kharismatik ini.

Baca juga: Inilah 10 Musuh Spider-Man yang Paling Kuat dan Kejam

1. Mengidap Penyakit yang Unik

Mengidap Penyakit yang Unik

Michael Morbius lahir dan dibesarkan oleh ibunya seorang diri di Yunani setelah mereka ditinggal pergi ayahnya.

Dia hidup terisolasi karena memiliki kelainan pada darahnya yang membuatnya harus dirawat secara intensif di sebuah rumah sakit khusus. Dia menderita penurunan kadar darah yang menghancurkan sel darah merah pada tubuhnya.

Dr. Emil Nicholas menjaga dan merawat Morbius layaknya anak sendiri. Di fasilitas kesehatan khusus itu, Morbius bertemu dengan sahabat yang dianggap saudara sendiri, Lucien.

Sering bersama, Morbius menjuluki Lucien dengan panggilan Milo. Mereka berdua tertarik pada bidang yang sama, yaitu sains dan medis.

2. Peraih Nobel di Bidang Biologi

Peraih Nobel di Bidang Biologi

Michael Morbius dianugerahi kejeniusan dan ketekunan dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Selama masa isolasinya, dia banyak membaca dan belajar yang kemudian mengantarkannya menjadi salah satu ilmuwan terkemuka. Dia memiliki gelar PhD di bidang biokimia dan MD di bidang hematologi.

Dari berbagai penelitian yang dilakukannya dan bermanfaat bagi umat manusia, Morbius mendapat penghargaan Nobel di bidang biokimia dan biologi.

Namun dengan pencapaian ini, dia masih belum merasa puas karena belum berhasil menemukan obat yang bisa menyembuhkan penyakit yang dideritanya.

3. Menciptakan Serum yang Mengubahnya Menjadi Vampire

Menciptakan Serum yang Mengubahnya Menjadi Vampire

Demi mendapatkan pengobatan yang bisa menyembuhkannya, Michael Morbius harus mencari kelelawar vampire di kedalaman hutan Kosta Rika. Dia memadukan sampel DNA hewan itu dengan zat kimia yang digunakan dalam terapi kejut listrik olehnya.

Meski sempat dilarang oleh rekannya, Martine Bancroft, Morbius tetap nekat menyuntikkan serum itu ke tubuhnya. Walhasil, dia berubah menjadi vampire, namun dengan begitu dia berhasil mengurangi kerusakan sel darah merah pada tubuhnya.

Efek samping yang dirasakannya adalah dia selalu haus darah, mudah marah dan sering merasa paranoid. Di dalam komik, korban pertamanya adalah sahabatnya sendiri, Emil Nikos. Menyadari bahaya efek samping ini, Morbius memutuskan untuk pergi dari New York.

4. Berkolaborasi dengan Para Musuh Spider-Man

Berkolaborasi dengan Para Musuh Spider-Man

Dalam pelarian ini, dia bertemu dengan Lizard yang sedang mencari cara untuk kembali ke bentuk manusia sebagai Dr. Curt Connors. Dengan sampel darah milik Morbius, akhirnya Curt menemukan serum yang menyembuhkannya.

Ternyata para korban Morbius tidaklah mati, melainkan bermutasi menjadi vampire yang haus darah juga namun tidak memiliki kekuatan super seperti Morbius.

Karena Lizard adalah musuh Spider-Man, untuk pertama kalinya Morbius melawan superhero dengan kekuatan laba-laba tersebut demi membela rekan barunya.

Setelahnya, Morbius sering berkolaborasi dengan para supervillain Spider-Man lainnya, seperti John Jameson yang dikutuk menjadi Man-Wolf dan Vulture seperti yang ditampilkan di adegan post-credit film pertamanya.

5. Pernah Menyuntikkan Darah Spider-Man ke Tubuhnya

ernah Menyuntikkan Darah Spider-Man ke Tubuhnya

Dalam cerita komiknya, di sebuah pertarungan dengan Spider-Man, Morbius berhasil mendapatkan sampel darah sang superhero. Dengan sampel itu, Morbius menciptakan serum yang kemudian disuntikkan ke tubuhnya.

Dia berhasil kembali menjadi manusia biasa, namun penyakit degeneratif pada darahnya pun ikut kembali. Dia kemudian dibawa ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan aksinya yang memakan banyak korban.

Beruntung Morbius diwakili oleh pengacara Jennifer Walter, yang ternyata adalah She-Hulk. Terjadi simbiosis mutualisme antara mereka dimana Morbius menciptakan serum bagi Jennifer agar tidak selalu mendadak berubah menjadi She-Hulk.

Sementara Jennifer mencari cara di jalur hukum agar Morbius tidak divonis hukuman mati. Morbius dan Jennifer berhasil melalui sidang dengan baik dimana Jennifer membawa bukti bahwa Morbius pernah bekerja sama dengan agen CIA Simon Stroud dalam mengatasi mutasi para korban Morbius yang menjadi vampire.

Jennifer menyatakan bahwa Morbius melakukan ini demi tindakan medis. Akhirnya hakim memutuskan bahwa Morbius bukanlah seorang pembunuh dan tidak dijatuhi hukuman mati. Dia diminta untuk menjadi staf ahli pada berbagai kasus mutan dan sejenisnya.

Dia pernah membantu Avengers, Doctor Strange, dan berkolaborasi dengan Blade serta Ghost Rider. Namun, di akhir masa hukuman, Morbius memutuskan untuk menjadi vampire lagi.

6. Menjalani Kisah Cinta dengan Martine

Menjalani Kisah Cinta dengan Martine

Dr. Martine Bancroft adalah seorang ilmuwan yang menjadi kolega Morbius dalam banyak eksperimennya. Morbius merekrut Martine untuk membantunya menemukan serum yang bisa menyembuhkan penyakitnya.

Martine sangat setia dan perhatian kepada Morbius yang kemudian membuat mereka saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah.

Mereka berdua berusaha menciptakan serum penawar untuk kondisi Morbius. Namun suatu hari, saat Morbius dahaga akan darah, dia menyerang Martine dan menghisap darahnya hingga dia juga berubah menjadi vampire.

Tapi dalam filmnya, Martine tewas di tangan Milo yang kemudian membuat Morbius menghisap darahnya. Di akhir film diketahui Martine terbangun dalam kondisi sudah menjadi vampire.

Kembali ke cerita dalam komiknya, Morbius kemudian berkelana demi mencari obat penawar bagi kondisinya ini.

Dan setelah berhasil menciptakan serum bagi korban-korbannya saat membantu CIA, Morbius pun menyuntikkan serum itu kepada Martine. Namun Morbius memilih meninggalkan Martine demi keselamatannya, karena Morbius sendiri pada saat itu masih menjadi vampire.

7. Berbagai Kekuatan yang Dimilikinya

Berbagai Kekuatan yang Dimilikinya

Kekuatan utama yang dimilikinya bahkan sebelum dia menjadi vampire adalah kejeniusannya. Selaih ahli di bidang biokimia dan peraih Nobel, dia tidak pernah berhenti mempelajari setiap mutan dan manusia super yang dia temui dalam petualangannya.

Dan hal ini menjadikannya seorang ahli dalam mutasi manusia super yang dipakainya untuk membantu pihak berwajib dan pembela kebenaran dalam menjalankan tugas mereka dalam menaklukkan musuh-musuhnya.

Karena serum yang disuntikkannya menggunakan sampel darah kelelawar vampire, maka beberapa kemampuan yang dimiliki hewan itu menurun kepadanya.

Pendengaran yang tajam, indera penciuman yang kuat dan pandangan yang bisa melihat di dalam gelap adalah beberapa kekuatan yang didapatnya dari DNA hewan itu.

Selain itu, dia memiliki kekuatan berkali-kali lipat dari manusia biasa. Dia bisa mematahkan tulang lawannya dengan sekali pukulan.

Dia juga bisa pulih dari luka dan cedera, meski tidak secepat Wolverine. Morbius juga memiliki kemampuan psionik yang bisa menghipnotis lawannya, juga bisa digunakan seperti kekuatan telekinetik yang bisa memindahkan berbagai macam benda.

8. Beberapa Kelemahan pada Dirinya

Beberapa Kelemahan pada Dirinya

Sebagai sosok vampire, Morbius memiliki perbedaan dari kaum penghisap darah itu pada umumnya, karena dia belum pernah mengalami kematian. Bila vampire lain badannya menjadi panas bila diperlihatkan simbol-simbol agama, maka hal ini tidak berpengaruh padanya.

Sinar matahari memang melemahkannya, tapi tidak membuatnya menjadi abu seperti vampire lainnya. Daya tahan tubuhnya menjadi lemah apabila dia tidak mendapat asupan darah segar. Meski tidak harus setiap hari meminumnya, namun tetap dia membutuhkan darah untuk stabilitas tubuhnya.

Tidak seperti vampire baik di dunia Marvel lainnya, seperti Hannibal King dan Blade, Morbius harus meminum darah segar milik manusia.

Bila Hannibal King masih sanggup hidup dengan menghisap darah mayat yang baru dikubur dan Blade memiliki serum sendiri yang berguna untuknya, maka Morbius tidak bisa melakukan semua itu.

Dia pernah mencoba mencuri persediaan darah di rumah sakit, namun karena adanya pengawet kimia dalam penyimpanannya, membuat tubuh Morbius teracuni.

Itulah berbagai fakta menarik yang ada pada sosok Morbius. Meski tergabung dalam semesta Spider-Man, film pertamanya belum memunculkan sosok superhero tersebut.

Juga diceritakan bahwa Morbius berada di semesta berbeda dengan Spider-Man versi Tom Holland yang menjadi anggota Avengers di Earth-616.

Belum diketahui pasti apakah dia satu semesta dengan Spider-Man versi Tobey Maguire atau versi Andrew Garfield. Atau justu ada Spider-Man lain yang belum kita ketahui yang ada di semesta milik Sony ini? Jawabannya hanya akan kita dapatkan dengan terus mengikuti perjalanan Sony’s Spider-Man Universe selanjutnya.

Sebelum kehadiran film Kraven the Hunter di bulan Oktober 2023 dan Madame Web di bulan Februari 2024, alangkah baiknya kita tonton ulang lagi tiga film yang sudah dirilis, yaitu Venom (2018), Venom: Let There Be Carnage (2021) dan Morbius (2022). Ditonton sekarang, ya! Selamat menyaksikan.

Kategori:
Tag:
cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram