bacaterus web banner retina

Review dan Sinopsis Film Serial Stranger Things Season 3

Ditulis oleh Yanyan Andryan
Stranger Things Season 3
4.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Musim ketiga Stranger Things ini dinilai sedikit lebih gelap, dan berbahaya dari dua edisi sebelumnya. Serial original dari Netflix ini juga jauh lebih solid dalam hal cerita, dan para karakternya sekarang sudah semakin berkembang. Serial ini masih tetap menghadirkan atmosfer misteri dan mendebarkan karena Mind Flayer muncul secara nyata melakukan teror kepada Eleven serta kawan-kawannya.

Stranger Things Season 3 berlatar tahun 1985, lebih tepatnya satu tahun setelah apa yang terjadi di musim keduanya. Serial ini juga tetap mengambil latar kota di Hawkins, dan memberikan karakter baru yang sekarang menjadi ikonik, yakni Robin Buckley, yang diperankan oleh Maya Hawke. Apakah musim ketiga ini semakin menakutkan, dan lebih liar? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Sinopsis

Sinopsis

Kota Hawkins sekarang mempunyai tempat hiburan baru bernama Starcourt Mall, yang telah menjadi pusat berkumpulnya hampir seluruh anak-anak muda di kota tersebut. Sementara itu, Mike kini telah berpacaran dengan Eleven. Namun, Hooper, yang sudah menganggap Eleven sebagai anaknya sendiri,   nampaknya tidak terlalu menyukai hubungan romansa diantara mereka berdua.

Joyce, ibu dari Will, lalu menyarankan kepada Hooper agar melakukan obrolan dari hari ke hati dengan mereka. Di sisi lain, Dustin telah kembali dari kamp sains musim panasnya, dan langsung bertemu dengan teman-temannya mulai dari Will, Mike, Lucas, Max, dan Eleven. Dustin lalu mengajak mereka untuk mendirikan sebuah menara radio di atas bukit agar ia bisa menghubungi pacarnya yang bernama Suzie.

Teman-temannya ragu jika Dustin telah punya pacar, apalagi ia tidak bisa menghubungi Suzie lewat menara radio yang dibuatnya. Saat berada di bukit tersebut, Will sepertinya merasakan bahwa Mind Flayer kemungkinan masih hidup, namun ia merahasiakan hal itu kepada mereka. Selepas semuanya pergi, Dustin tetap berusaha menghubungi Suzie, dan secara tidak sengaja ia mendengar transmisi berbahasa Rusia di radionya.

Di tempat lain, kakak angkatnya Max yang bernama Billy bekerja sebagai penjaga kolam renang. Ia lalu bertemu dengan ibunya Mike, Karen Wheeler, dan menawarkan untuk melatihnya berenang. Keduanya ternyata telah menyukai satu sama lain, dan memutuskan untuk berkencan. Pada malam harinya, Karen mengurungkan niatnya untuk bertemu Billy setelah melihat suami dan anaknya tertidur pulas.

Billy mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi untuk bertemu Karen Wheeler. Namun saat berada di jalan, ia ditabrak oleh sesosok makhluk yang tidak terlihat. Billy berhasil selamat dari kecelakaan, namun makhluk tersebut menyeretnya ke sebuah gudang yang terbengkalai. Kini, tubuh Billy telah dikuasai oleh Mind Flayer yang muncul dari dunia Upside Down.

Setelah dari kejadian itu, satu persatu peristiwa misterius mulai muncul di Kota Hawkins. Nancy, dan Jonathan, yang bekerja sebagai jurnalis di Hawkins Post menyelidiki kasus tikus “gila” di rumah seorang nenek bernama Nyonya Driscoll. Sementara itu, Dustin menemui Steve dan Robin, yang bekerja di toko es krim Scoops Ahoy di Starcourt Mall, untuk memecahkan transmisi berbahasa Rusia yang ia terima sebelumnya.

Jauh Lebih Seru dan Menegangkan

Jauh Lebih Seru dan Menegangkan

Stranger Things musim ketiga memberikan atmosfer yang semakin menegangkan, dan jauh lebih menarik untuk diikuti. Meski tetap menghadirkan suasana yang lebih cerah karena mengambil tema di musim panas, plot di serial ini sebenarnya sedikit gelap dari dua musim sebelumnya. Intensitas horor dirasa semakin mendebarkan karena Mind Flayer menampakan bentuk fisiknya yang mengerikan.

Selain itu, Stranger Things season 3 ini juga lebih banyak menampilkan adegan-adegan pertarungan yang lumayan seru untuk dinikmati. Hal itu berbanding terbalik dengan musim pertama, dan kedua, yang kurang dalam mengeksplorasi elemen action tersebut. Kita bisa melihat Hooper jauh lebih garang karena mendapatkan lawan tangguh, yakni sosok tentara Rusia bernama Grigori.

Di setiap episodenya, nuansa menegangkan hingga mendebarkan selalu mampu membuat kita yang menontonnya merasa geregetan melihatnya. Beberapa adegan cukup baik memperlihatkan visual menyeramkan dengan tone gambar yang lebih gelap, serta mampu membawa emosi penonton naik turun seperti menaiki roller coaster karena peralihan adegan dilakukan secara solid.

Serial ini juga bukanlah tontonan horor yang menonjolkan elemen jumpscare secara berlebihan. Tanpa hal itu, kita yang menontonnya bisa terkejut dengan sendirinya karena aura misteri begitu kental di sepanjang delapan episodenya.

Dari musim pertama hingga yang ketiga ini, Stranger Things selalu memikat bagi siapa saja. Serial ini tetap segar membawa aura populer 80an lewat atmosfer horor, misteri, komedi, dan fiksi ilmiah.

Pengembangan Karakter Semakin Dinamis

Pengembangan Karakter Semakin Dinamis

Salah satu karakter yang mencuri perhatian di musim ketiga ini adalah Robin (Maya Hawke), dan Erica (Priah Fergusson), yang merupakan adik perempuan dari Lucas. Erica sendiri sebenarnya sudah tampil di musim sebelumnya, dan di serial ini ia mendapatkan porsi tampil yang lumayan banyak, dan memiliki peran yang cukup vital di sepanjang cerita.

Erica ditonjolkan sebagai karakter yang memiliki kecenderungan sarkasme. Awalnya, mungkin kita akan sedikit jengkel dengannya, namun lambat laun ia ternyata cukup cerdik, dan berperan penting saat membantu Steve, Robin, dan Dustin untuk masuk ke laboratorium rahasia milik Rusia yang ada di bawah tanah di Starcourt Mall.

Sedangkan untuk Robin, ia merupakan karakter baru untuk season ketiga Stranger Things, dan rasanya ia langsung cepat diidolakan oleh para penggemar. Robin mempunyai banyak momen menyenangkan, dan lucu, apalagi ketika dirinya berada satu adegan dengan Steve, Dustin serta Erica. Meski karakter baru, Robin langsung menyatu dengan semua pemain, dan membuat serial Stranger Things semakin menarik.

Lalu, ada juga kakak angkatnya Max, Billy (Drace Montgomery), yang berperan sebagai penjahat utamanya di serial ini. Sebenarnya, Billy tidaklah jahat seperti itu, hanya karena tubuhnya dikuasai oleh Mind Flayer, maka ia bergerak sesuai apa yang disuruh oleh monster tersebut. Pada akhirnya, Billy juga tampil heroik dengan mengorbankan dirinya untuk melawan Mind Flayer yang akan menyerang Eleven.

Sementara itu, Mike dan kawan-kawannya, termasuk Eleven dan Max, memiliki perkembangan karakter yang berarti. Mereka semakin erat dalam persahabatan, hingga terlibat perselisihan ala anak remaja, dan percintaan. Kemudian, hubungan antara Nancy, dan Jonathan semakin diuji, dan lebih dewasa, serta kedekatan Joyce dan Hooper menjadi akhir yang cukup tragis.

Dimensi Cerita Jauh Lebih Kompak

Dimensi Cerita Jauh Lebih Kompak

Walaupun banyak pemain yang tampil di Stranger Things season 3 ini, namun porsi mereka untuk tampil sangatlah pas. Semua pemain tidak ada yang sia-sia, dan mereka terlibat dengan berbagai macam konflik, yang semuanya mengarah pada tujuan yang sama. Untuk mengantisipasi banyaknya para karakter, The Duffer Brothers lalu membagi mereka ke dalam kelompok, yang nantinya akan terhubung di episode-episode terakhir.

Seperti biasa, Mike akan berada bersama-sama dengan teman-temannya mulai dari Lucas, Eleven, Max, dan Will. Sementara itu, Dustin sendiri bergabung dengan Steve, Robin, dan Erica. Lalu, ada Jonathan dan kekasihnya, Nancy, yang bergerak sebagai jurnalis, menyelidiki keanehan Nyonya Driscoll. Di sisi lain, Joyce bersama dengan Hooper berusaha mengungkap laboratorium rahasia milik Rusia di Kota Hawkins.

Dengan membagi mereka ke dalam kelompok tersebut, maka semua pemeran lambat laun mendapatkan pengembangan karakternya masing-masing. Selain itu, alur cerita di musim ketiga Stranger Things 3 ini semakin kompak dan dinamis. Karena pada akhirnya, setiap masalah yang mereka coba selesaikan akan mengarah ke tempat yang sama, yakni di Starcourt Mall, dan semua karakter pun berkumpul di sana.

Di tempat itu jugalah, pertarungan Eleven dengan Mind Flayer terjadi secara cukup mendebarkan. Di sisi lain, saat berada di laboratorium rahasia, Hooper menghadapi Grigori secara layak, dan keduanya memiliki kekuatan yang berimbang. Kemudian, momen-momen yang ada di episode terakhir adalah bagian klimaks yang cukup mengharukan karena menyajikan berbagai pengorbanan yang tidak pernah terbayangkan.

Stranger Things season 3 secara keseluruhan menjadi musim yang jauh lebih berkembang. Para karakter semakin kompak, solid, dan dinamis, lalu dimensi ceritanya tetap terasa segar, dan mendebarkan hingga menyenangkan. Serial ini pada akhirnya berhasil memuaskan bagi kita yang sudah mengikuti perjalanan Eleven dan kawan-kawannya dari musim pertama, hingga musim kedua kemarin.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram