bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Zombieland, Perjalanan Penuh Zombie

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Zombieland
3.7
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seorang pelajar pemalu mencoba kembali ke keluarganya di Ohio, seorang pria tangguh yang selalu membawa senjata mencoba menemukan Twinkie terakhir, dan dua saudari yang mencoba pergi ke taman hiburan bergabung untuk melakukan perjalanan melintasi Amerika yang dipenuhi zombie.

Woody Harrelson, Jesse Eisenberg, Emma Stone dan Abigail Breslin membintangi film komedi penuh zombie yang merintangi perjalanan mereka ini. Zombieland merupakan film debut penyutradaraan Ruben Fleischer yang tampil segar, cerdas, seru, dan menghibur. Secara penghasilan, film ini menjadi film bertema zombie dengan pendapatan terbesar hingga dipatahkan oleh World War Z di tahun 2013.

Film yang tayang perdana di Fantastic Fest dan dirilis secara luas pada 2 Oktober 2009 ini sudah tayang di Netflix bersama dengan sequel-nya, Zombieland: Double Tap (2019). Jadi bisa langsung ditonton sekaligus. Untuk memulainya, sebaiknya baca ulasan kami terlebih dahulu, ya.

Sinopsis

Zombieland (2009)

Amerika, mungkin juga seluruh dunia, terinfeksi sebuah virus yang membuat orang-orang berubah menjadi zombie. Seorang pelajar dengan sebutan Columbus (Jesse Eisenberg) berusaha keluar dari asramanya di Austin, Texas untuk menuju Columbus, Ohio yang merupakan kampung halamannya demi bertemu dengan orang tuanya.

Columbus, yang juga berperan sebagai narator, memiliki banyak peraturan yang dibuatnya sendiri berdasarkan pengalaman yang dialaminya yang membuatnya bisa bertahan hidup sebagai penyintas pasca zombie apocalypse. Jumlah peraturannya ada sekitar 33, meski tidak semua disebutkan di dalam film, yang kemudian diketahui bertambah hingga menjadi 49.

Di perjalanan, Columbus bertemu dengan Tallahassee (Woody Harrelson), pria tangguh dengan setelan ala cowboy yang selalu menenteng senapan. Meski awalnya sedikit canggung, tapi mereka berdua dengan cepat menjadi dekat. Di sebuah supermarket, mereka bertemu dengan sepasang saudari perempuan, Wichita (Emma Stone) dan Little Rock (Abigail Breslin).

Berpura-pura terinfeksi, mereka ternyata menjebak Columbus dan Tallahassee dan membajak mobil mereka. Dengan kesal, mereka berdua kemudian menemukan mobil Hummer H2 kuning yang gagah dengan tumpukan senjata api dalam tas besar di bangku belakang. Dalam perjalanan, mereka bertemu kembali dengan kedua saudari tadi hanya untuk dibajak kembali.

Karena memiliki kepentingan yang sama, yaitu untuk menyelamatkan hidup, mereka berdamai dan melanjutkan perjalanan bersama. Kedua saudari itu berencana untuk ke Los Angeles, tepatnya ke Pacific Playland, sebuah taman bermain. Mengingat ucapan Wichita tentang Ohio yang sudah hancur, Columbus merasa tidak berkepentingan lagi menuju kesana dan memilih untuk tetap bersama mereka.

Sesampainya di Hollywood, Tallahassee membawa mereka ke rumah besar milik Bill Murray. Ternyata Bill Murray masih hidup hanya berdandan seperti zombie untuk berbaur. Tallahassee dan Wichita sangat senang bertemu idolanya. Kemudian mereka hendak mengerjai Columbus yang juga fans Bill Murray. Ketika Bill Murray mengagetkan Columbus yang sedang menonton, dia ditembak seketika.

Setelah merayu Columbus, Wichita dan Little Rock kabur dari rumah dan meninggalkan Columbus dan Tallahassee menuju ke Pacific Playland. Meski Tallahassee ingin pergi ke Mexico, tapi Columbus berhasil membujuknya untuk mengejar kedua saudari itu ke Pacific Playland. Wichita dan Little Rock hanya sebentar menikmati berbagai permainan di taman hiburan itu sebelum sekelompok zombie menyerbu.

Saat terdesak, Columbus dan Tallahassee datang tepat waktu. Tallahassee sudah niat untuk menghabiskan zombie-zombie itu dengan segala perlengkapan senjata apinya. Sementara Columbus berusaha menyelamatkan kedua saudari tersebut dari kepungan zombie. Meski sempat marah-marah karena tidak menemukan Twinkie, Tallahassee senang ketika Little Rock memberikannya Twinkie.

Keunikan Dunia Zombie

Keunikan Dunia Zombie

Memasuki era 2000an, film bertema zombie kembali populer, sejak kehadiran 28 Days Later (2002) dan Dawn of the Dead (2004). Jika dahulu zombie itu identik dengan pergerakan yang lambat, maka sekarang mereka tampil lebih luwes dan gesit, meski tetap lebih cepat manusia normal. Penggambaran zombie jenis baru ini membangkitkan kembali sub-genre horror yang sudah hampir dianggap mati ini.

Tidak hanya di genre horror dan action saja, bahkan zombie masuk juga ke ranah comedy lewat Shaun of the Dead (2004) yang sukses mengocok perut moviegoers sedunia. Zombieland sepertinya mengkombinasikan ketiga film ini sekaligus dengan ciri khas tersendiri yang memberi warna baru dalam dunia per-zombie-an.

Salah satu karakter utamanya, yaitu Columbus, memiliki beberapa aturan yang dibuatnya sendiri yang sejauh ini berhasil menyelamatkan hidupnya. Selebihnya, suasana ala 28 Days Later, action ala Dawn of the Dead dan comedy ala Shaun of the Dead kembali diangkat dalam versi yang lebih segar dengan hadirnya empat karakter yang memiliki keunikan masing-masing.

Humor Segar dengan Butuh Referensi

Humor Segar dengan Butuh Referensi

Sedari awal film, nuansa comedy sudah mulai terasa, tapi selera humornya tidak murahan karena menggunakan kalimat dan dialog sebagai bahan kelucuannya. Untuk memahami letak kelucuan itu, tentu saja kita harus memiliki referensi yang cukup tentang apa yang mereka bicarakan, terutama dialog antara Columbus dan Tallahassee yang suka saling menyentil.

Paling tidak ketika Bill Murray muncul sebagai dirinya sendiri di pertengahan film, kita sudah langsung menangkap referensi film Ghostbusters yang diperankannya. Kalian tahu kan tentang film tahun 1980an itu? Atau kalian angkatan milenial seperti karakter Little Rock dalam film yang tidak mengenal Bill Murray, apalagi Willie Nelson!

Meski hanya beberapa menit saja dirinya muncul, Bill Murray tampil cukup menyegarkan dengan sedikit banyak menyentil tentang filmography dan karir filmnya sendiri. Seperti ketika sedang mendekati maut, dia ditanya tentang apa yang dia sesalkan, jawabannya adalah Garfield. Seperti yang kita tahu, Bill Murray adalah pengisi suara Garfield di Garfield: The Movie (2004) dan sequel-nya di tahun 2006.

Reaksi kita saat melihatnya meregang nyawa pasti sama dengan yang dilakukan Wichita, yaitu tidak mampu menahan tawa. Selebihnya, kesenangan mereka di tengah dunia tanpa manusia menjadi salah satu elemen comedy yang diangkat. Sedangkan dari keempat bintangnya, Woody Harrelson kembali ke karakter unggulannya, yaitu pria tough guy bermulut sarkasme dengan hati yang lembut.

Dan tentu saja Abigail Breslin. Meski hanya mengucapkan beberapa dialog saja dalam film, tetapi apa yang dia ucapkan cukup memancing tawa. Sayangnya, aktingnya terlihat kendor ketika menjelang akhir film, mungkin karena tidak ada tuntutan utama untuk karakternya kecuali mengekor kakaknya saja. Sedangkan Jesse Eisenberg dan Emma Stone tampil dalam standar akting masing-masing.

Penggunaan Special Effects yang Efektif

Penggunaan Special Effects yang Efektif

Film bertema zombie cenderung tidak menggunakan special effects secara berlebihan. Sudah menjadi tradisi jika sineas film jenis ini lebih mengedepankan visual effects tradisional untuk penampilan zombie, puncratan darah dan kengerian korban yang terkoyak. Sama halnya dengan Zombieland yang meneruskan tradisi tersebut.

Special Effects hanya digunakan untuk menampilkan pop-up berupa aturan yang diterapkan Columbus dalam tiga dimensi dan penempatan yang sesuai dalam layar. Juga di beberapa adegan yang membutuhkan puncratan darah agar lebih terkesan sadis, seperti ketika zombie menggingit korbannya dan kepala yang meledak karena tembakan shotgun.

Zombieland menjadi pembuktian lanjutan dari film bertema zombie yang mulai hidup lagi, yang hadir dengan nuansa dan komedi yang lebih segar, dengan ritme dan tempo film yang mengalir lincah, dan didukung oleh deretan cast yang membawakan karakter yang sudah lekat dengan mereka, dan tentu saja tensi kengerian yang cukup baik bagi para fans setia penikmat film zombie.

Termasuk salah satu film terbaik di tahun 2009, tentu saja film ini wajib ditonton, apalagi Netflix menyediakan juga sequel-nya Zombieland: Double Tap, sehingga kita langsung bisa melahap dua film ini dalam satu waktu, meski jeda antara kedua film ini terpaut jauh sejarak 10 tahun. Gak usah pake lama, langsung tonton saja ya!

Oh iya, kalau kamu ingin tahu film zombie lainnya yang reccomended, kami pernah membahasnya dalam artikel Film Zombie Terbaik pilihan Bacaterus ini. Selamat nonton!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram