bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film X-Men: The Last Stand (2006)

Ditulis oleh Aditya Putra
X-Men: The Last Stand
3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Kadang-kadang di dalam hidup, ada momen ketika kita harus menentukan pilihan. Nggak jarang, opsi-opsi yang ada sangat sulit untuk dipilih karena masing-masing punya konsekuensi yang besar terhadap kita.

Alhasil, kita membutuhkan waktu lebih banyak untuk mematangkan pilihan. Tapi, kadang waktu yang ada pun terbatas sehingga membuat kita harus bisa menentukan pilihan secepatnya.

Bukan hanya manusia yang harus menentukan pilihan, melainkan juga mutan seperti yang disajikan dalam film X-Men: The Last Stand. Opsi yang harus dipilih masing-masing punya konsekuensi yang besar bahkan bisa menghilangkan jati diri mereka. Di sisi lain, ada bahaya besar yang mengancam. Ceritanya bisa kamu intip dulu melalui sinopsis dan review filmnya berikut ini.

Sinopsis

  • Tahun Rilis: 2006
  • Genre: Superhero
  • Produksi: Dune Entertainment, Marvel Entertainment, The Donners’ Company
  • Sutradara: Brett Ratner
  • Pemain: Hugh Jackman, Halle Berry, Ian McKellen, Famke Janssen, Anna Paquin

Di tahun 1986, Charles Xavier dan Erik Lehnsherr datang ke rumah Jean Grey yang berusia sangat muda. Mereka mengajak Jean untuk bergabung dengan sekolah khusus untuk para mutan yang didirikan oleh Xavier. Satu dekade kemudian, Warren Worthington II menemukan fakta bahwa anaknya adalah seorang mutan. Oleh karena itu, dia mencoba memotong sayap sang anak.

Di masa kini, Worthington Lab mengumumkan percobaan mereka tentang sebuah obat yang dapat digunakan untuk melemahkan kekuatan mutan. Bahkan kalau mutan mau, obat itu bisa digunakan untuk menghilangkan keseluruhan kekuatan. Obat itu dibuat dari genom seorang mutan bernama Jimmy yang tinggal di laboratorium di Alcatraz Island.

Beberapa mutan merasa tertarik untuk mendapatkan obat itu, sebagian lagi merasa takut. Magneto membangkitkan kembali kelompok mutan ciptaannya, Brotherhood of Mutants untuk melawan kampanye obat ciptaan Worthington. Magneto menyatakan bahwa obat itu akan digunakan untuk memusnahkan mutan.

Dengan bantuan Pyro, Magneto merekrut beberapa mutan kuat, salah satunya adalah Castillo. Mereka kemudian menyerang mobil tahanan yang berisi Mystique kemudian membebaskan rekannya itu beserta Multiple Man dan Juggernaut.

Magneto yang diserang oleh panah yang mengandung obat Worthington, dilindungi oleh Mystique. Alhasil, kemampuan Mystique pun menghilang dan Magneto membiarkannya begitu saja.

Scott Summers atau Cyclops masih berduka atas kepergian tunangannya, Jean Grey. Dia pun pergi ke lokasi Grey meninggal yaitu Alkali Lake. Jean tiba-tiba muncul dan mencium Summers. Summers meregang nyawa. Merasa ada masalah, Xavier mengutus Logan dan Storm untuk menginvestigasi kematian Summers.

Saat mereka tiba, mereka menemukan batu yang terbang, kacamata Summer, dan Jean yang dalam keadaan nggak sadarkan diri. Sekembalinya ke X-Mansion, Xavier memberi tahu Logan bahwa pengorbanan Jean untuk menyelamatkan para mutan mempunyai efek lain.

Jean melepaskan Phoenix, sisi lain dari dirinya yang gelap dan mempunyai kekuatan luar biasa. Ketika Jean masih hidup, Xavier mencoba mengurungnya dalam pikiran Jean.

Logan merasa terganggu dengan cara Xavier mengunci kekuatan sebesar itu di pikiran Jean yang dianggapnya berbahaya. Ketika Jean bangun, Logan tahu bahwa itu bukanlah Jean yang dia kenal.

Jean pun melarikan diri setelah membuat Logan nggak sadarkan diri. Kabar Jean yang hidup kembali sampai ke telinga Magneto. Magneto pun berniat menemui Jean ke rumahnya dan hal yang sama dilakukan X-Men.

Xavier dan Magneto masuk ke rumah dan menemui Jean. Mereka berdua mencoba membujuk Jean tapi Phoenix malah muncul. Phoenix kemudian menghancurkan rumah dan membunuh Xavier walau Logan dan Magneto sempat mencegahnya. Phoenix pun meninggalkan Brotherhood dan X-Men dengan membawa Magneto.

FBI mendapatkan lokasi markas Brotherhood dari Mystique. Mereka kemudian mencoba menyergap tempat tersebut. X-Men pun datang untuk mencari Jean. Terjadi pertarungan sengit antara mutan serta anggota militer dengan Brotherhood. Phoenix terbangun dan mencoba menghancurkan semua yang ada di sekelilingnya. Bisakah X-Men menaklukan Phoenix?

Kemunculan Karakter Baru

X-Men: The Last Stand menggunakan karakter-karakter baru untuk membuat cerita lebih bervariasi. Salah satu tokoh yang paling berpengaruh terhadap cerita adalah Jean Grey yang hidup lagi. Bedanya kali ini, ada kepribadian lain dalam dirinya yang bangkit yaitu Phoenix. Phoenix mempunyai kekuatan yang lebih mengerikan dalam membuat kehancuran.

Selain Phoenix, ada juga Juggernaut dan Multiple Man. Di antara keduanya, Multiple Man-lah yang diberi kesempatan untuk terlibat lebih banyak ke dalam cerita. Pasukan militer yang menyergap markas Brotherhood langsung berhadapan dengan Multiple Man. Kekuatan Multiple Man adalah menggandakan diri. Untuk menghabisinya, perlu mendapatkan Multiple Man yang asli.

Baca juga: Penggemar X-Men? Simak Urutan Film X-Men Ini Dulu Yuk!

Cerita yang Kurang Terfokus

Ada dua tema yang diangkat dalam film X-Men: The Last Stand yaitu obat yang dapat menyembuhkan atau menghilangkan kekuatan mutan serta kemunculan Phoenix.

Cerita tentang obat buatan Worthington ini sebenarnya merupakan tipikal konflik yang diangkat dalam film X-Men yaitu bagaimana nasib mutan ketika berdampingan dengan manusia. Terlebih sebagian mutan merasa kekuatan mereka merupakan sebuah kutukan.

Cerita tentang kehadiran Phoenix sebenarnya sangat berpotensi untuk menjadi sesuatu yang seru dan intens mengingat kemampuan Phoenix yang luar biasa. Sayangnya, kemunculan Phoenix ini tanpa mendapat pendalaman karakter yang cukup.

Dia hanya muncul begitu saja menimbulkan kehancuran. Walau diceritakan Jean kesulitan mengontrol kekuatannya, tapi nggak ada pendalaman lagi selain itu.

Mengangkat dua cerita dalam satu film menjadi hal yang banyak disorot penonton dari film X-Men: The Last Stand. Alih-alih membuat keduanya berkesinambungan, yang ada malah cerita kehilangan fokus. Obat Worthington nggak punya hubungan sama sekali dengan kehadiran Phoenix. Dengan durasi 104 menit, kedua cerita yang ada malah terasa berjalan ke arah masing-masing.

Kelemahan dari segi cerita bisa sedikit tertutupi dengan sinematografi yang cukup mumpuni. Adegan-adegan pertarungan berhasil dikemas dengan seru. Terlebih ketika para mutan harus memutar otak untuk memilih kekuatan siapa yang paling bisa diandalkan untuk mengalahkan pihak yang berseberangan.

Sarat akan Kejutan

Kelebihan dari X-Men: The Last Stand adalah sarat akan kejutan. Kejutan terbesar adalah kembalinya karakter Jean Grey. Dia kembali tapi dia juga membawa kepribadiannya yang lain yaitu Phoenix. Melihat kekuatan Phoenix yang luar biasa menjadi sebuah keberanian tersendiri untuk mengangkat apa yang dibahas di dalam komik.

Kejutan lain di film ini adalah keberaniannya dalam menghabisi karakter-karakter yang populer. Cyclops harus tewas karena berciuman dengan Grey yang muncul dengan Phoenix dalam dirinya.

Begitu juga dengan Xavier yang menjadi korban keganasan Phoenix. Membuat tewas karakter-karakter utama bukanlah langkah yang lazim diambil tapi film ini cukup berani melakukannya.

X-Men: The Last Stand merupakan akhir dari trilogi X-Men. Dari segi cerita, seperti ada kebingungan dalam mencari cerita penutup. Hal itu terlihat jelas dengan cerita yang terasa nggak berbeda dibanding film sebelumnya serta kurang fokus pada satu plot utama.

Film ini sangat direkomendasikan kalau kamu ingin melihat keganasan Phoenix. Ada Tim Phoenix di sini? Coba absen dulu di kolom komentar!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram