showpoiler-logo

Sinopsis & Review Wrath of the Titans, Mencegah Kebangkitan Kronos

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Wrath of the Titans
2
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Perseus beserta kedua rekannya menempuh petualangan menembus neraka demi menyelamatkan Zeus yang disekap oleh Hades dan Ares. Mereka harus melewati berbagai rintangan di labirin penuh jebakan demi memburu waktu sebelum Kronos berhasil dibangkitkan oleh dua dewa jahat tersebut.

Pergulatan batin Perseus tentang hubungannya dengan ayah dan juga anaknya mempengaruhi perjalanan ini.

Wrath of the Titans adalah film action fantasy karya Jonathan Liebesman yang dirilis oleh Warner Bros Pictures pada 30 Maret 2012. Merupakan sekuel dari film Clash of the Titans yang sukses secara komersial meski memiliki kualitas yang kurang baik, Sam Worthington kembali memerankan Perseus putra Zeus di petualangan keduanya ini.

Direncanakan menjadi sebuah trilogi, ternyata film ini justru mengubur rencana film lanjutannya. Apa yang membuat film ini tidak bisa mengeksploitasi seluruh elemen menarik di dalamnya? Simak review berikut untuk mengetahui ulasan lengkap sekaligus jawaban tuntasnya!

Baca juga: 10 Film Bertema Dewa Yunani yang Menarik untuk Ditonton

Sinopsis

Wrath of the Titans_sinopsis_

Satu dekade setelah Perseus mengalahkan Kraken, dia hidup bersahaja bersama putranya sebagai nelayan sepeninggal wafatnya Io, istri tercintanya.

Zeus datang mengunjungi mereka dengan tujuan meminta bantuan Perseus untuk menghalangi rencana jahat Hades berikutnya, yaitu membangkitkan Kronos. Namun Perseus menolaknya karena tidak bisa meninggalkan Helius, putranya.

Suatu hari, sebuah gunung berapi meletus dan seekor chimera keluar dari dalamnya lalu menyerang desa yang dihuni Perseus. Dengan ketangkasan dan keberaniannya, Perseus mampu mengalahkan makhluk itu yang mati karena terbakar apinya sendiri.

Kini Perseus paham, bahwa hal yang ditakuti oleh Zeus, yaitu runtuhnya dinding Tartarus, mulai terjadi. Perseus dan Helius kemudian mendatangi kuil para dewa yang sudah ditinggalkan oleh manusia. Hal inilah yang menyebabkan para dewa kehilangan kekuatannya.

Tiba-tiba Poseidon muncul dalam kondisi terluka parah. Dia mengabarkan bahwa Zeus ditahan oleh Hades dan Ares di Tartarus untuk diambil kekuatannya demi membangkitkan Kronos.

Sebelum menemui ajal, Poseidon menyerahkan tombaknya kepada Perseus dan memintanya mencari putranya, Agenor, yang mengenal Hephaestus, dewa yang membangun Tartarus.

Perseus kemudian mempersiapkan diri, menitipkan Helius kepada Clea, dan pergi dengan menunggangi Pegasus ke kerajaan yang dipimpin oleh Ratu Andromeda. Tujuannya kesana adalah untuk membebaskan Agenor yang menjadi tahanan sang ratu.

Perseus mengabarkan perihal yang dia tahu, sehingga Andromeda langsung mempersiapkan para tentaranya untuk bersiaga di medan tempur. Mereka kemudian mengarungi lautan dengan Agenor sebagai navigator menuju pulau rahasia dimana Hephaestus berada.

Mereka berhadapan dengan tiga cyclops raksasa penjaga pulau. Setelah menaklukkan salah satu di antaranya, mereka diantar untuk menemui Hephaestus. Setelah mengetahui duduk masalahnya, Hephaestus bersedia membantu dengan menunjuki jalan rahasia menuju Tartarus.

Di pintu masuk, mereka dihadang oleh Ares. Namun Perseus, Andromeda dan Agenor berhasil masuk ke dalamnya karena pengorbanan Hephaestus.

Di dalam labirin, Agenor yang memegang peta tidak bisa menemukan jalan menuju perut Tartarus. Perseus terpisah dan sempat bertarung dengan Minotaur. Setelah berhasil mengalahkan makhluk itu, mereka bertemu lagi di pintu Tartarus.

Hati Hades luluh dengan pernyataan maaf Zeus kepadanya. Namun Ares datang dan langsung menyerang Hades sebelum dia sempat membebaskan Zeus. Mereka bertarung hingga jatuh ke jurang Tartarus. Perseus tiba dan langsung membebaskan Zeus lalu membawanya pergi dari situ.

Kronos hanya bisa dikalahkan oleh tombak Trium yang merupakan penggabungan petir Zeus, trisula Poseidon dan garu Hades. Hanya petir Zeus saja yang belum ada di tangan Perseus yang membuatnya harus menantang Ares, pemilik petir Zeus.

Berhasilkah Perseus mengalahkan Ares? Bagaimana cara pasukan Andromeda menghalangi bala tentara Kronos dari neraka? Simak terus keseruan kisah petualangan mereka hingga akhir, ya!

Bertabur Bintang dengan Performa Serba Tanggung

Wrath of the Titans_Bertabur Bintang dengan Performa Serba Tanggung_

Setelah kesuksesan Clash of the Titans, apa yang membuat kita ingin melanjutkan kisah petualangan Perseus yang tidak berdasarkan cerita dari mitologi Yunani Kuno ini? Tunggu dulu! Bukankah Perseus adalah tokoh dalam mitologi salah satu kebudayaan tertua dunia tersebut?

Memang benar, tetapi kisah yang dipaparkan tidak ditemui di literatur Yunani Kuno, bahkan banyak kesalahan di dalamnya.

Dalam cerita filmnya, Perseus tidak memburu Medusa seperti dalam kisah aslinya, melainkan menaklukkan Kraken, makhluk mitologi Nordic berukuran raksasa.

Dan di akhir film, dia juga menikahi Io, bukan Andromeda seperti dalam literatur. Terjadi kesalahan silsilah juga, karena Io berada 9 generasi di atas Perseus dan dia juga adalah istri Zeus dari kalangan manusia.

Kembali pada pertanyaan awal, faktor apa yang membuat kita tertarik untuk menonton film ini? Tentu saja deretan bintang yang bermain di film ini. Liam Neeson, Ralph Fiennes dan Danny Huston berperan sebagai tiga dewa bersaudara, yaitu Zeus, Hades dan Poseidon.

Di film Clash of the Titans, Zeus dan Hades berperan cukup besar dalam ceritanya, sedangkan Poseidon hanya pelengkap saja. Pasti kita mengharapkan mereka bertiga memiliki peran yang sama besar di film lanjutannya ini. Tapi hanya kecewa yang kita dapatkan, karena lagi-lagi mereka dijadikan sebagai pelengkap cerita saja.

Ada dua dewa lagi yang juga hadir di sini, Ares yang diperankan Edgar Ramirez dan Hephaestus yang diperankan oleh Bill Nighy. Tapi mereka juga tidak memiliki durasi bermain yang cukup, meski peran mereka sebenarnya sangat krusial di film ini.

Jangankan mereka, tiga pemeran utamanya pun karakternya tidak digali dengan dalam oleh Dan Mazeau dan David Leslie Johnson sebagai penulis naskahnya.

Kita hanya tahu sedikit latar belakang Perseus, itu pun karena hanya melanjutkan dari film sebelumnya. Sementara Andromeda dan Agenor tidak diberikan latar belakang sama sekali, sehingga mereka hanya menjadi karakter satu dimensi saja.

Suguhan Efek Visual Menawan

Wrath of the Titans_Suguhan Efek Visual Menawan_

Memang jalan cerita dan pendalaman karakter film ini tampil tidak maksimal dan terasa cukup mengecewakan, namun kita sempat dibuat kagum dengan suguhan efek visual yang hadir lebih baik dari film pertamanya. Komposisinya terlihat detail dan halus, sehingga terkesan realistis.

Dan yang paling mengesankan adalah penggambaran Tartarus dengan labirin yang selalu bergerak dan berubah posisi, membuat orang yang masuk di dalamnya tersesat. Tidak terkecuali Perseus, Andromeda dan Agenor yang masuk ke sana dengan membawa peta milik Hephaestus.

Kita dibuat tercengang saat kamera bergerak ke atas demi mengambil lansekap keseluruhan labirin yang membuat nyali kita akan menciut karenanya.

Mereka bertiga kesulitan untuk mencapai perut Tartarus, di mana Zeus ditahan, bahkan sempat terpisah dan Perseus bertarung dengan Minotaur. Tapi mereka dengan mudahnya keluar dari lokasi itu setelah menyelamatkan Zeus.

Tidak perlu dipikirkan banyaknya lubang dalam cerita yang membuat kita hanya geleng-geleng kepala saja. Dengan kurang baiknya naskah mengakomodir jalan cerita dan para karakternya, efek visual yang mengagumkan akhirnya seolah menjadi pemeran utama di film berdurasi 1 jam 39 menit ini.

Hubungan Perasaan Ayah dan Anak

Wrath of the Titans_Hubungan Perasaan Ayah dan Anak_

Kehadiran efek visual yang mumpuni, membuat sisi sinematografi film ini ikut terbantu. Kita diperlihatkan keindahan alam yang menjadi latar lokasi kisahnya.

Dengan bujet produksi yang besar, film ini menggelar syuting di daerah Wales Selatan, Pulau Tenerife di Spanyol dan Taman Nasional Torres del Paine di Patagonia. Meskipun begitu, keindahan sebenarnya dari film ini adalah kisah hubungan ayah dan anaknya, baik antara Zeus dan Perseus, maupun Perseus dan Helius.

Zeus dan Perseus sebagai ayah ingin memberikan kehidupan yang terbaik bagi putranya dengan cara masing-masing. Zeus ingin Perseus bersamanya menjadi dewa, tapi ditolak karena Perseus lebih memilih hidup bersahaja sebagai manusia biasa saja.

Pilihan hidup ini dia ambil karena Perseus pun ingin memberikan kehidupan terbaik bagi putranya agar mereka tidak terjebak dalam pertikaian tanpa akhir para dewa.

Meski Helius sempat bilang bahwa dia ingin menjadi dewa suatu saat nanti, namun setelah Perseus berhasil mengalahkan Kronos dan banyak korban jiwa yang berjatuhan, Helius menarik niatnya dan tetap berada pada jalan pilihan ayahnya.

Hal ini tidak lantas membuat kita mencap Zeus adalah ayah yang tidak baik untuk anaknya. Dia sudah mencoba untuk lebih dekat dengan Perseus, tapi memang pilihan hidup mereka berbeda. Dan Perseus bisa menjadi dekat dengan anaknya, sehingga Helius mengikuti pilihan ayahnya yang terbaik untuk mereka.

Di sini kita akan menaruh simpati kepada Zeus sebagai seorang ayah. Dia tidak bisa hidup bersama putranya dan disibukkan dengan pertikaian di kalangan dewa. Dia pun telah kehilangan kekuatannya, seperti para dewa lainnya, karena tidak lagi disembah oleh manusia.

Tapi kegelisahan kita pun tersembuhkan dengan kedatangan Perseus menjemput Zeus yang menandakan rasa kasih sayangnya yang besar kepada sang ayah.

Dan aksi terakhir Zeus dan Hades menjadi bukti kasih sayang mereka kepada umat manusia yang justru telah melupakan mereka. Seharusnya unsur cerita ini bisa digali lebih dalam sehingga mampu menambah bobot cerita.

Meski memiliki naskah yang mengecewakan, Wrath of the Titans masih bisa membuat kita kagum dengan tampilan efek visual yang detail dan rapi. Bahkan rasanya kita ingin ikut menunggangi Pegasus seperti yang dilakukan oleh Perseus.

Akting para pemerannya serba tanggung karena karakter mereka dihadirkan secara dangkal dengan dialog yang kaku dan tidak berkesan. Walhasil, dengan segala kelemahan ini, apalagi penghasilannya berada di bawah film pertamanya, membuat rencana film lanjutannya, sedianya akan diberi judul Revenge of the Titans gagal diproduksi.

Meskipun begitu, Wrath of the Titans masih layak untuk ditonton sambil mengisi waktu luang. Selamat menyaksikan!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram