bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Serial Why Are You Like This (2021)

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Why Are You Like This
3.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Punya isu yang membuat mereka resah, tiga orang sahabat, Penny, Mia dan Austin, bertambah dekat dan saling dukung. Penny fokus pada perkara patriarki dan seksis yang diterima wanita, Mia gelisah dengan pikiran sendiri yang merasa diperlakukan rasis karena berkulit coklat kemudian Austin, pria homoseksual yang kerap tampil menghibur dengan berpenampilan spektakuler.

Serial Why Are You Like This (2021) yang tayang di Netflix coba mengemasnya dalam naskah yang lucu walau lebih terasa memprihatinkan dan mengesalkan. Ingin tahu cerita lengkapnya? Anda bisa membaca sinopsis dan ulasannya lebih dulu di bawah ini!

Sinopsis

  • Tahun Rilis: 16 Februari 2021
  • Genre: Comedy
  • Produksi: Screen Australia and The Australian Broadcasting Corporation, Film Victoria, A CKOL Productions
  • Sutradara: Jessie Oldfield, Adam Murfet
  • Pemeran: Naomi Higgins, Olivia Junkeer, Wil King
  • Jumlah Episode: 6

Seorang wanita pekerja bernama Mia (Olivia Junkeer) terlihat sedang memenuhi panggilan atasannya untuk beberapa ulah yang dilakukan.

Belum apa-apa Mia protes tentang pemaksaan aturan normatif kulit putih untuk menghapus budayanya, seperti penggunaan sepatu ke kantor, padahal itu adalah standar kebijakan K3. Sambil menyepelekan penjelasan atasannya wanita itu bergumam mengatakan rasis.

Ketika atasannya menegur soal kebiasaannya rehat lima kali dalam sehari masing-masing 15 menit, Mia menjawab bahwa dia butuh itu untuk salah karena muslim. Sang atasan terlihat mengerti tapi dia juga mendengar dari pekerja muslim yang lain, Fatima, bahwa mereka hanya melakukan dua di antara waktu kerja, tidak lima-limanya.

Alih-alih malu, Mia justru mengatakan bahwa Fatima adalah muslim yang lebih buruk daripadanya. Ulah Mia selanjutnya yang dipermasalahkan adalah mengubah ponsel salah satu temannya bernama Marie ke mode diam tanpa izin.

Mia merasa terganggu dengan bunyi-bunyian itu sementara akibat ulahnya Marie melewatkan panggilan penting yang mengabarkan ayahnya meninggal dunia.

Mendengar penjelasan itu Mia sempat terdiam, tapi kembali memotong pembicaraan atasannya. Dia mengatakan bahwa atasannya itu memang berniat menyingkirkan satu-satunya wanita kulit berwarna di kantor tersebut. Mia merasa niat atasannya terlihat sangat jelas. Tanpa basa-basi, atasannya langsung memecat Mia.

Walau baru sebulan bekerja sang atasan memastikan Mia mendapat pesangon. Wanita itu segera menandatangi berkas sambil tersenyum dan keluar ruangan.

Di tempat lain, di depan banyak pekerja pria, Penny (Naomi Higgins) diperkenalkan oleh Richard (Ric Brown) sebagai seorang gadis yang bisa membuat kode tanpa bug. Tak ada yang antusias menyambut presentasinya tapi gadis itu tetap tersenyum.

Walau belum mendapatkan perhatian, Penny memulai presentasinya mengenai toxic masculinity. Menurutnya para pria sering kali merasa hubungan emosional sangatlah sulit, yang berujung pada tingginya angka bunuh diri dan perilaku yang patut dipertanyakan.

Sebagai latihan Penny menyarankan bagaimana jika mereka bergantian berkeliling ruangan dan saling bertanya, “Apa kau baik-baik saja?”

Selain Richard, tak ada satu pun pria di ruangan itu yang antusias dengan ide Penny. Richard memulai latihan dengan bertanya pada Andrew, pria tersebut kemudian menjawab tidak karena dia tidak menyukai presentasi yang disuguhkan Penny. Andrew tidak mau membicarakan soal perasaan di kantor. Penny menimpali bahwa kenyataannya banyak pria merasakan itu dan itu adalah salah.

Daniel (Lawrence Leung) kemudian mencoba mengalihkan perhatian, bersikap tak peduli pada Penny dan presentasinya. Sikapnya ini disambut oleh pria lain yang malah sibuk membicarakan tentang ide perkumpulan para pria, seolah sedang mengejek Penny. Sejurus kemudian mereka kembali bekerja, tak memedulikan Penny yang masih ada di sana.

Cerita berlanjut saat Penny yang ada di rumah dan berdandan cantik; terlihat seperti akan pergi ke suatu tempat. Tak lama Mia masuk dan mengajaknya keluar, hendak mentraktirnya minum karena baru dapat pesangon dari bos yang dia jelek-jelekkan. Keduanya sampai di sebuah bar dan menemui Austin (Wil King) yang sedang tampil malam itu.

Dengan riasan dan gesture persis wanita, Austin mengesankan mereka. Tiga orang yang berteman dekat itu memulai pembicaraan dengan seru, terutama soal ulah Austin mengganggu mantan kekasihnya.

Tak lama mereka pun pulang, Mia menginap di tempat Penny dan baru tahu jika pesangon yang dia dapat hanya 400 dollar. Sementara malam tadi dia memakai uang Penny hingga 1.000 dollar.

Mia pagi itu sedang kembali mencari pekerjaan. Dia tak ingin lagi kerja di kantor-kantor melainkan sesuatu yang baru dan baik di luar ruangan yang berhubungan dengan alam, yang gajinya dibayar pakai tunai agar tak ada pajak.

Sementara itu, Penny kembali masuk kantor seperti biasa. Di sebelahnya duduk Daniel yang kemudian dia ajak diskusi soal rencana perayaan Hari Visibilitas Queer Internasional.

Penny melihat Daniel punya banyak ide, seperti pada presentasinya kemarin. Jadi wanita itu pikir Daniel juga akan punya ide untuk acara tersebut. Daniel terlihat tak punya pilihan lain dan hanya bisa setuju dengan rencana Penny.

Penny sendiri merasa harus mendukung rekan-rekan LGBTQI+ tapi Daniel merasa bahwa ide perayaan tersebut terlalu dipaksakan. Di tempat lain Mia tampaknya sudah mendapatkan pekerjaan, kali ini di sebuah peternakan. Kedatangannya disambut sang pemilik yang sudah mewanti-wanti Mia untuk jangan keberatan jika tangannya kotor.

Tugas Mia adalah menyekop dan menumpuk semua kotoran sapi di peternakan tersebut dan menjaga sperma sapi jantan tetap hangat. Wanita itu tampak ragu tapi juga tak punya pilihan.

Untuk beberapa saat dia diajak berkeliling peternakan sambil mulai melakukan tugasnya satu per satu. Namun, baru satu sapi yang dia bersihkan, Mia sudah minta izin untuk istirahat.

Ketika diingatkan oleh pemilik peternakan, Mia terlihat keberatan dan malah mengatakan bahwa dia selesai. Mia mulai kembali mengatakan yang tidak-tidak dengan berpendapat bahwa peternakan tersebut tak ubahnya sebuah kota perkosaan karena sapi-sapi mendapat perlakuan ‘tidak senonoh’.

Mia kembali kehilangan pekerjaan untuk yang kedua kali. Bagaimana kisah selanjutnya dari Penny, Mia dan Austin?

Persahabatan Tiga Orang dengan Latar Belakang Berbeda

Serial dari Australia ini akan mengenalkan Anda pada tiga karakter yang memiliki latar belakang berbeda. Mereka diceritakan bersahabat dan tinggal di satu rumah yang sama. Setiap harinya mereka berbagi cerita dan keresahan masing-masing. Latar belakang yang dimaksud mulai dari orientasi seksual hingga pola pikir mengenai hal-hal yang meresahkan mereka.

Penny yang bekerja di sebuah pengembang aplikasi, berusaha untuk menolak segala bentuk seksis dan patriarki. Baginya wanita punya kedudukan yang sama dengan pria. Dia juga diceritakan sebagai orang yang mendukung gerakan LGBTQ.

Kemudian ada Mia, gadis muslim yang tak sungkan melakukan seks bebas, tapi patuh pada aturan berpuasa Ramadhan. Mia yang berkulit coklat terus-menerus merasa diperlakukan rasis oleh orang berkulit putih. Terakhir ada Austin, seorang penampil, homoseksual yang insecure. Dia bersama Penny ‘melawan’ oirang-orang homophobia.


Baca juga: Sinopsis dan Review Drama Televisi Stateless dari Australia

Angkat Isu-Isu Sosial Melalui Karakter yang Gegabah

Membawa isu-isu sosial yang ‘padat’ atau berbobot, serial Why Are You Like This (2021) justru menyuguhkan karakter-karakter yang gegabah. Sebagai serial komedi, ini terlihat sebagai usaha untuk membuat sebuah gagasan tampak ‘patah’ sehingga menimbulkan kelucuan. Sayangnya, alih-alih lucu, karakter-karakter tersebut terasa mengesalkan.

Bagaimana ulah Penny membuat para wanita pekerja di sebuah kantor dipecat karena semangatnya memperjuangkan hak wanita, tanpa bekal memadai, mungkin akan membuat Anda memaki.

Lalu ada Mia yang terlalu cepat menyimpulkan bahwa seseorang berlaku rasis padanya. Padahal itu karena dia butuh sesuatu untuk disalahkan atas insecure yang dia rasakan.

Menonton karakter-karakter utama dalam serial ini memainkan perannya, isu penting yang disampaikan justru terasa sebagai sarkas saja, tidak benar-benar ‘dimiliki’ oleh Penny atau Mia. Belum lagi pada salah satu episode, Why Are You Like This (2021) sempat menyoroti kehidupan Mia sebagai seorang muslim.

Sayangnya representasi yang diperlihatkan justru tidak terlalu baik. Mia menganggap kehidupan tanpa seks bebas dan alkohol adalah membosankan, dan dia membenci seseorang, saudara seiman, karena ‘menganut’ itu di hidupnya. Berbanding terbalik dengan Penny yang tampak menyukai seseorang itu dan berulang kali memujinya baik.

Pengembangan Cerita Tidak Konsisten

Melalui alur cerita berbeda yang disuguhkan setiap episodenya, serial sebanyak 6 episode tidak cukup konsisten dengan isu yang diangkatnya.

Penny yang di episode awal begitu menggebu-gebu memperjuangkan wanita dan hak-haknya, seolah menghilang di episode-episode selanjutnya. Mia yang merasa diperlakukan rasis karena warna kulitnya pun belakangan tidak muncul.

Mengingat isu-isu tersebut cukup kencang diembuskan di depan, rasanya ada yang hilang dan kurang ketika bagian tersebut tidak disuguhkan di pertengahan sampai akhir. Selain itu ada konflik yang juga tidak diselesaikan dengan baik lalu malah berganti cerita di episode selanjutnya.

Sinematografi serial ini juga tampak tak ada yang istimewa. Ada satu atau dua kali kamera mengambil gambar dari bagian atas, sebagian besar mengambil gambar dengan teknik eye level sehingga kamera dapat menangkap ekspresi setiap karakter dengan baik karena kamera berada sejajar dengan mata mereka.

Bagaimana? Apakah penasaran dengan sitcom yang coba angkat isu-isu sosial di masyarakat modern ini? Sebagai pertimbangan, setiap episode dari serial ini hanya berdurasi sekitar 20 menit-an. Jika penasaran Anda bisa menontonnya di Netflix!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram