bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review When Marnie Was There, Bertemu Gadis Misterius

Ditulis oleh Yanyan Andryan
When Marnie Was There
4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

When Marnie Was There atau dalam bahasa Jepang berjudul Omoide no Mani adalah sebuah film animasi produksi Studio Ghibli yang rilis pada tahun 2014 kemarin. Film ini ditulis, dan disutradarai oleh Hiromasa Yonebayashi berdasarkan novel dengan judul yang sama karya penulis Joan G. Robinson tahun 1967 silam.

Ceritanya sendiri menyoroti seorang gadis bernama Anna Sasaki yang tinggal di sebuah pedesaan bersama dengan keluarga asuhnya. Di sana, Anna menemukan sebuah rumah kosong yang ada di rawa-rawa dan bertemu dengan seorang gadis bernama Marnie.

Pertemuannya dengan Marnie pada akhirnya membuat Anna mengetahui kebenaran tentang asal-usul keluarganya yang selama ini tidak ketahui olehnya.

Film ini kemudian menerima ulasan yang positif, dan juga mendapatkan beberapa nominasi serta penghargaan. Pada ajang Academy Awards ke-88, When Marnie Was There mendapatkan nominasi Best Animated Feature dan berhasil memenangkan kategori tersebut di ajang Chicago International Children's Film Festival tahun 2015.

Sinopsis

When Marnie Was There__

Anna Sasaki adalah seorang gadis pendiam yang tinggal di Sapporo bersama dengan orang tua angkat. Ketika ia terkena serangan asma di sekolahnya, dokter menyarankan kepada sang ibu angkat, Yoriko, untuk mengirim Anna ke tempat dengan udara yang bersih dan sejuk.

Orang tua angkatnya kemudian mengirim Anna untuk menghabiskan liburan musim panas bersama dengan Setsu dan Kiyomasa Oiwa, paman dan bibi Anna yang tinggal di sebuah pedesaan tepi laut yang indah. Keduanya lalu menjemput Anna yang sudah datang seorang diri di stasiun kereta api.

Setibanya di sana, Anna langsung menulis surat untuk orang tuanya yang tinggal di Sapporo. Saat pulang sehabis memasukkan surat ke kotak pos, Anna melihat sebuah rumah kosong yang ada di seberang rawa-rawa. Ia kemudian menyelidiki rumah tersebut karena memiliki bentuk yang sangat tidak asing bagi dirinya.

Karena keasyikan melihat-lihat rumah tersebut, Anna tertidur pulas di sana hingga malam hari. Anna lalu terjebak dan tidak bisa pulang karena air laut sudah tinggi menggenangi rawa-rawa. Seorang nelayan tua yang bernama Toichi kemudian datang menghampirinya untuk membawa Anna kembali ke dermaga.

Di rumah, paman bibinya kemudian mengatakan bahwa tempat itu dulunya adalah rumah yang kerap digunakan oleh orang-orang asing untuk liburan. Mereka pun mengutarakan kepada Anna untuk menjauhi tempat itu karena berhantu. Pada malam harinya saat Anna tidur, ia pun bermimpi tentang seorang gadis berambut pirang yang tinggal di rumah rawa tersebut.

Beberapa minggu kemudian, Anna kembali lagi ke rumah itu dan akhirnya bertemu dengan gadis pirang yang selalu ada dalam mimpinya. Gadis tersebut bernama Marnie dan mereka pun menjadi teman yang sangat dekat. 

Anna pun kini tidak merasa sendirian lagi karena ada Marnie yang selalu membuatnya terhibur. Ketika air laut surut, Anna selalu berkunjung dan bermain bersama dengan Marnie. Keduanya pun kerap berbagi cerita tentang hal apa pun.

Suatu hari, Marnie mengajak Anna untuk datang ke acara pesta di rumahnya. Untuk pertama kalinya juga, Anna masuk ke dalam rumah Marnie dan melihat orang-orang tengah berpesta dengan gembira. Di momen itu, Anna pun melihat Marnie sedang menari dengan seorang anak lelaki yang bernama Kazuhiko.

Sementara itu, beberapa warga desa secara tidak sengaja menemukan Anna yang sedang tertidur di dekat kantor pos. Mereka lalu membawanya pulang ke kediaman paman dan bibinya. Besok paginya, dengan semangat ia kembali ke rumah rawa tersebut, namun anehnya ia menemukan rumah itu kosong tidak berpenghuni dan terlihat kotor.

Unsur Pertemanan yang Kuat

When Marnie Was There_Unsur Pertemanan yang Kuat_

When Marnie Was There terasa berbeda dari film Ghibli kebanyakan dengan tidak membawa tema petualangan fantasi ke dalam ceritanya. Ini mungkin adalah salah satu film yang paling tenang, sederhana, dan mengedepankan alur cerita yang cukup melankolis.

Film ini dibuka secara lembut dan menempatkan karakter utamanya, Anna (Sara Takatsuki), dalam sebuah visual pedesaan di Jepang yang terlihat sangat otentik. Sinematografi animasinya pun langsung terasa indah dan penuh dengan detail-detail yang mengagumkan dengan warna yang cemerlang.

Karakter Anna sendiri adalah seorang gadis berusia 12 tahun yang nampak muram dan memilih menarik diri dari pertemanan. Anna tentu punya banyak alasan untuk seperti itu, salah satunya adalah dirinya merasa tertekan karena beranggapan bahwa orang tua angkatnya hanya berpura-pura mencintainya dan tidak tulus menyayanginya.

Bahkan, ketika berlibur di rumah paman dan bibinya pun Anna tidak ingin menjalin pertemanan dengan anak gadis seusianya maupun penduduk setempat. Ia lebih memilih duduk sendirian di dermaga sembari menggambar yang menjadi hobinya.

Kenelangsaan Anna seketika berubah saat ia bertemu Marnie (Kasumi Arimura) lewat sebuah pertemuan yang tak terduga. Dengan karakter Marnie yang hangat, penyayang, menyenangkan, dan juga peduli, ia mampu membantu Anna untuk lebih membuka diri kepada seseorang untuk pertama kalinya.

Anna awalnya sangat meragukan keberadaan Marnie, apakah ia nyata atau hanya rekaan imajinasinya saja. Namun, Anna tidak lagi memedulikan hal itu karena ikatan pertemanan mereka begitu kuat dan terasa sungguhan.

Kilas Balik yang Tragis

When Marnie Was There_Kilas Balik yang Tragis_

Selepas bertemu dengan Marnie, kehidupan Anna jauh lebih terbuka dari sebelumnya. Saat tidak bisa menemuinya, Anna mendapatkan teman baru yang bernama Sayaka (Hana Sugisaki), seorang gadis kecil yang keluarganya menempati rumah rawa tempat Marnie tinggal.

Sayaka adalah gadis kecil yang cerdas dan ia adalah orang pertama yang menemukan buku catatan harian Marnie di dalam rumahnya. Setelah membaca buku itu, Anna merasa yakin bahwa Marnie adalah sosok yang nyata karena catatannya menuliskan setiap momen-momen yang selalu mereka lewati. 

Namun, sekarang Marnie telah meninggalkannya, dan ia pun tidak bisa bertemu dengan teman terbaiknya itu. Di lain sisi, dengan buku tersebut Sayaka berusaha mengungkap misteri siapa sebenarnya Marnie.

Satu persatu misteri akhirnya terungkap dan kita pun diajak untuk melihat kilas balik tentang Marnie yang berkaitan dengan kehidupan Anna saat ini.

Dalam kilas balik, Marnie menikahi Kazuhiko, teman masa kecilnya, dan mereka memiliki seorang putri bernama Emily. Kebahagiaannya tidak berlangsung lama karena Kazuhiko sakit parah dan tidak lama kemudian meninggal. Momen itu membuat Marnie pergi ke sanatorium untuk memulihkan kesehatan mentalnya yang hancur.

Sementara itu, Marnie harus mengirim Emily ke sekolah asrama karena kedua orang tuanya juga telah tewas. Saat Marnie pulih, ia menemui putrinya itu yang kini sudah beranjak remaja. Namun, Emily sangat marah kepadanya karena telah menelantarkannya. Emily sangat membenci ibunya dan ia melarikan diri untuk menikah dengan seorang pria.

Pernikahannya kemudian membuahkan seorang anak perempuan. Akan tetapi, Emily dan suaminya tewas dalam kecelakaan mobil, sedangkan sang anak kondisinya selamat. Marnie lalu merawat cucunya itu dan memberikan waktu penuh untuk membesarkannya.

Namun, jauh di dalam lubuk hatinya, ia masih belum bisa melupakan kesedihan atas kehilangan Emily. Kondisi itu membuat dirinya mengalami sakit yang parah hingga akhirnya ia pun meninggal. Setelah kematian Marnie, cucunya yang bernama Anna kemudian dirawat di sebuah panti asuhan.  

Film Ghibli yang Melankolis

When Marnie Was There_Film Ghibli yang Melankolis_

Dengan durasi 1 jam 43 menit, When Marnie Was There begitu sangat memikat hati dari menit awal hingga selesai. Kedua Karakter utamanya, Anna dan Marnie, rasanya benar-benar kompak dalam mencoba memprovokasi kita untuk bersimpati terhadap segala hal menyedihkan yang mereka alami.

Ikatan “mistis” yang terjadi di antara mereka mungkin masih membingungkan, tetapi hal tersebut tidak menjadikan film ini kehilangan daya pikatnya yang sangat menarik perhatian. Meskipun terasa melankolis, When Marnie Was There berakhir dengan sangat bijak untuk Anna. Kenangannya bersama Marnie membuatnya jadi lebih percaya diri dan tidak menjadi anak yang pemurung lagi.

When Marnie Was There secara singkatnya adalah film animasi yang secara visual memukau. Film ini menjadi salah satu karya dari Studio Ghibli yang tidak boleh terlewatkan, dan tema cerita yang disuguhkan akan membuat kita kecewa.

Nah, kalau mencari film animasi lain dari Studio Ghilbi yang tak kalah mengharukan, Bacaterus punya rekomendasinya di artikel Anime Sedih Produksi Studio Ghibli yang Menyayat Hati.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram