bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Unfaithful, Antara Gairah dan Tragedi Berdarah

Ditulis oleh Aditya Putra
Unfaithful
3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Hubungan percintaan nggak selamanya berjalan mulus. Masalah datang silih berganti. Masalah itu nggak selalu datang dari dalam. Seringkali, kita harus menghadapi masalah yang datang dari luar.

Salah satu masalah terbesar dalam hubungan percintaan adalah hadirnya pihak ketiga. Setiap hubungan percintaan akan selalu punya batasan sendiri untuk membentengi hubungan dari pihak ketiga.

Kehadiran pihak ketiga akan menguji kesetiaan seseorang. Banyak orang jadi bimbang untuk mempertahankan hubungannya.

Masalah yang dipendam memberi pengaruh besar dalam menentukan pilihan. Hal itulah yang terjadi dalam film Unfaithful. Sebelum nonton filmnya, simak dulu sinopsis dan review filmnya di sini.

Baca juga: Sinopsis dan Review Addicted (2014), Film Genre Erotis

Sinopsis

Sinopsis

Edward dan Connie Summer adalah sepasang suami istri. Pasangan itu menempati rumah mewah di Westchester County, New York. Edward adalah seorang pengusaha sukses.

Sedangkan Connie yang dibintangi Diane Lane, merupakan seorang ibu yang fokus mengurusi rumah tangga. Di luar itu, Connie aktif dalam berbagai kegiatan amal. Mereka dikaruniai seorang anak berusia delapan tahun, Charlie.

Pada suatu hari, Connie pergi membeli keperluan ulang tahun Charlie. Di luar, cuaca buruk sedang melanda New York. Connie mencoba mencari taksi untuk pulang.

Dia bertabrakan dengan seorang pria yang membawa banyak buku. Lutut Connie terluka. Pria itu menawari untuk mengobati luka Connie. Connie akhirnya luluh karena nggak kunjung mendapat taksi.

Pria yang bernama Paul itu membawa Connie ke apartemennya. Paul mencoba merayu, tapi Connie berusaha menjaga jarak. Connie mulai merasa nggak nyaman berduaan bersama Paul.

Akhirnya, Connie memutuskan untuk pergi. Paul memberi sebuah buku sebagai kenang-kenangan. Dengan berat hati, Connie menerima pemberian Paul.

Keesokan harinya, Connie menemukan kartu nama yang diselipkan di buku. Dia menggunakan telepon umum untuk menghubungi Paul. Tujuannya hanya sekadar mengucapkan terima kasih.

Paul malah mengundang Connie supaya datang ke apartemennya lagi. Connie jadi penasaran dengan sosok Paul. Untuk kedua kalinya, dia mendatangi apartemen Paul.

Pada pertemuan kedua, Connie berusaha menolak rayuan Paul. Penolakan itu nggak menyurutkan ketertarikan Paul pada Connie. Nggak lama setelah pertemuan kedua itu, Paul menghubungi Connie lagi.

Paul mengajak Connie ke apartemennya lagi. Kali ini, Paul berhasil mengajak Connie berdansa. Paul terus menggoda Connie sampai akhirnya mereka berhubungan seks.

Paul dan Connie sama-sama merasa bersalah atas hubungan mereka. Tapi mereka berdua tetap bertemu dan berhubungan intim. Connie menggunakan alasan kegiatan amal agar bisa menemui Paul.

Edward mulai curiga karena Connie mulai berubah. Kecurigaan makin menguat setelah Edward menemukan sepatu dan lingerie baru milik Connie.

Edward mengajak Connie untuk makan siang bersama. Connie menolak dengan alasan akan pergi ke salon. Edward menelepon salon untuk mengonfirmasi keberadaan Connie.

Ternyata Connie belum membuat janji di salon itu. Edward menyewa seorang detektif swasta, Frank Wilson. Wilson ditugaskan untuk mencari bukti nyata perselingkuhan Connie.

Wilson memberi foto Connie dan Paul pada Edward. Connie merasa berhubungan dengan Paul membuatnya gagal menjadi ibu yang baik. Ketika pergi berbelanja, Connie melihat Paul dengan wanita lain. Paul mengatakan bahwa wanita itu hanya teman.

Connie memutuskan hubungan dengan Paul. Ketika berusaha pergi, Paul menggoda Connie dan mereka berhubungan seks lagi.

Edward menemui Paul dan membicarakan Connie. Edward kaget karena ada globe, hadiah yang dia berikan untuk Connie, di ranjang Paul. Edward memukul kepala Paul dengan globe sampai tewas.

Polisi menyelidiki kasus kematian Paul. Akankah Connie mengakui kesalahannya? Apakah dia akan menjebloskan suaminya sendiri ke penjara?

Ciri Khas Adrian Lyne

Ciri Khas Adrian Lyne

Unfaithful disutradarai oleh Adrian Lyne yang sudah berkarir di dunia film sejak tahun 70-an. Sang sutradara dikenal sebagai sosok yang suka mengeksplorasi erotisme.

Salah satu karya ikoniknya adalah film berjudul Fatal Attaction. Unfaithful masih menampilkan ciri khas sang sutradara. Kali ini, Adrian menyisipkan erotisme ke dalam konflik yang terjadi di antara tiga karakter utama.

Tiga karakter utama di film ini bukanlah orang-orang yang eksentrik. Mereka semua orang-orang yang mungkin sering kita temui di kehidupan sehari-hari. Edward adalah pengusaha kaya.

Keluarganya tampak baik-baik saja. Connie adalah ibu dan istri yang hidupnya terlihat lengkap. Sedangkan Paul adalah tipikal playboy. Paul memanfaatkan profesinya sebagai pemilik toko buku untuk merayu.

Pada kenyataannya, karakter-karakter biasa ini menyimpan sisi lain. Edward punya masalah kepercayaan. Ketika pegawainya mengundurkan diri, dia merasa pegawai itu berkhianat.

Connie merasa hidupnya nggak menyenangkan lagi. Sementara Paul nggak diberi pendalaman yang lebih. Penggambaran sebagai playboy cukup untuk menggerakkan plot.

Menggunakan Seks untuk Mendukung Plot

Menggunakan Seks untuk Mendukung Plot

Dalam kehidupan rumah tangga, seks merupakan bentuk keintiman dua orang yang saling mencintai. Seks juga bisa dijadikan indikasi harmonisnya hubungan suami istri.

Di film Unfaithful, seks bukan hanya menjadi sajian visual. Seks benar-benar diangkat sebagai sesuatu yang bisa memberikan kebahagiaan dan kepuasan. Maka dari itu, film ini menggunakan seks untuk mendukung plot.

Ada banyak adegan seks yang ditampilkan di film ini. Connie dan Paul berhubungan seks di berbagai tempat. Ada adegan mereka berhubungan intim di apartemen Paul, kafe, bahkan bioskop. Paul membawa kehidupan liar dan seks yang menyenangkan untuk Connie.

Connie nggak mendapatkan kesenangan itu dari Edward. Bersama Paul, Connie menjadi wanita yang bergairah, bukan istri atau ibu.

Secara sinematografi, film ini memberi sajian visual yang menyenangkan. Pencahayaan diatur sedemikian rupa sehingga bagian sensitif kedua karakternya tersamarkan.

Untuk urusan akting, karakter Connie dan Paul berhasil tampil meyakinkan sebagai dua orang yang bergairah. Di beberapa adegan, mid shot menjadi andalan untuk menangkap ekspresi karakter.

Perubahan Tone Cerita

Perubahan Tone Cerita

First act di Unfaithful memberikan pendalaman pada karakter-karakter utama. Di second act, ada banyak adegan seks. Hal itu ditujukan untuk memupuk konflik dan menguatkan narasi hilangnya kesetiaan Connie pada Edward.

Di third act, cerita bergeser cukup drastis dengan unsur crime yang kental. Babak ketiga banyak menyoroti upaya kepolisian menemukan pembunuh Paul.

Penyelidikan pelaku pembunuhan Paul nggak bikin film ini kehilangan arah. Konflik rumah tangga Edward dan Connie tetap menjadi benang merah. Connie enggan mengaku berselingkuh dengan Paul.

Sedangkan Edward mencoba menyembunyikan kenyataan kalau dia adalah pelaku pembunuhan. Cerita pun bergulir memancing pertanyaan tentang nasib Connie dan Edward di akhir cerita.

Unfaithful bukan film perselingkuhan biasa. Ada gairah, pengkhianatan dan amarah yang dirangkai menjadi satu cerita dramatis. Film ini berdurasi cukup panjang yaitu 124 menit.

Perubahan tone dengan unsur kriminal yang kental bukan masalah besar, karena benang merahnya masih terjaga. Punya rekomendasi film tentang perselingkuhan? Tulis di kolom komentar yuk!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram