bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Tokyo Tarareba Girls, Krisis Pada Wanita 30 Tahunan

Ditulis oleh Lady S
Tokyo Tarareba Girls
3.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Menjadi wanita lajang yang mandiri mungkin masih menjadi pilihan bagi sebagian wanita. Tapi tidak dengan sekelompok wanita-wanita Tarareba. Mereka menyadari, di umur mereka yang 30 tahun, mereka harus sudah mempunyai pasangan. Sayangnya mencari pasangan tak semudah seperti ketika mereka masih berumur 20 tahunan.

Dibintangi oleh aktris cantik Yuriko Yoshitaka, Nana Eikura, dan Yuko Oshima, Tokyo Tarareba Girls hadir untuk menghibur para wanita di umur 30 tahunan dengan kisah mereka yang mungkin sangat relatable. Seperti apa drama komedi romantis Jepang yang satu ini? Simak ulasannya berikut ini!

Sinopsis

Tokyo Tarareba Girls-2_

Rinko Kamata adalah seorang wanita berumur 30 tahunan. Ia bekerja sebagai penulis naskah yang tak begitu terkenal. Secara fisik, Rinko memiliki penampilan yang sangat menarik. Namun hingga di umurnya yang sekarang, Rinko belum memiliki pasangan. Padahal, ia pernah didekati pria sebelumnya yaitu rekan kerjanya yang bernama Tetsuro Hayasaka.

Saat itu, Hayasaka masih terbilang 'cupu' dengan jabatan dan penampilan yang kurang menarik. Rinko juga merasa masih muda dan bisa memilih laki-laki manapun yang ia mau. Belum sempat menyatakan cinta, Rinko sudah menolak Hayasaka.

Mengingat kejadian itu, Rinko merasa sangat menyesal pernah menolak Hayasaka. Terlebih, sekarang Hayasaka sudah menjelma menjadi pria dewasa yang berwibawa.

Tak hanya Rinko, dua sahabatnya yaitu Kaori dan Koyuki juga bernasib sama. Mereka sama-sama belum memiliki pasangan di saat teman-teman mereka yang lainnya sudah menikah dan bahkan punya anak. Karena senasib, 3 sahabat itupun sering kali berkumpul dan bergosip. Mereka rutin bertemu di restoran milik ayah Koyuki.

Delapan tahun berlalu, Hayasaka masih menjadi rekan kerja Rinko, hanya saja dengan jabatan yang lebih tinggi. Hayasaka tiba-tiba saja mengajak Rinko untuk makan malam berdua. Mendengar itu, Rinko sangat bersemangat. Ia mengira Hayasaka akan kembali menyatakan cinta padanya.

Rinko buru-buru mengabari Kaori dan Koyuki soal pertemuan yang akan Rinko jalani dengan Hayasaka. Ia juga berdandan dan bahkan sampai bersemangat memilih-milih pakaian yang akan ia kenakan saat makan malam dengan Hayasaka.

Sayangnya, setelah bertemu, Hayasaka ternyata bukan ingin menyatakan cinta, melainkan minta pendapat Rinko soal percintaan. Hayasaka naksir rekan kerja Rinko yang bernama Mami dan berniat untuk menyatakan perasaannya pada Mami.

Rinko jelas terkejut dan merasa malu karena prediksinya salah. Tapi Rinko berusaha tegar dan memberikan pendapatnya pada Hayasaka.

Setelah pertemuan itu, Rinko langsung mengabari teman-temannya untuk berkumpul di restoran ayah Koyuki. Rinko menceritakan kejadian itu pada sahabat-sahabatnya dengan heboh. Saat tengah berbincang-bincang seru, tiba-tiba ada seorang pemuda berambut pirang menatap dingin ke arah mereka.

Si pria berambut pirang lalu nyeletuk dan mengatakan bahwa gadis-gadis itu seperti 'Gadis Tarareba' yang hobinya mengeluh dan bergosip saja. Tak terima dengan perkataan si rambut pirang, para gadis marah-marah pada pria itu.

Namun sejak saat itu, mereka selalu saja kebetulan bertemu seolah sudah menjadi takdir. Pria berambut pirang itu bernama Key. Ia memang rutin mendatangi restoran milik ayah Koyuki untuk makan sendirian. Menariknya, Key selalu bertemu saat para gadis tengah berkumpul. Dari situlah julukan 'Tarareba Girls' muncul untuk Rinko, Kaori, dan Koyuki.

Perjalanan Rinko, Kaori, dan Koyuki mencari pasangan masih jauh karena mereka sadar telah melewatkan banyak kesempatan. Pada akhirnya, berhasilkah Rinko, Kaori, dan Koyuki menemukan pasangannya masing-masing dan mengakhiri masa lajangnya? Kamu bisa menonton dramanya sampai akhir untuk mengetahui jawabannya ya!

Drama Komedi yang Hantarkan Pesan Penting untuk Para Wanita Lajang

Tokyo Tarareba Girls-6_

Serial drama Tokyo Tarareba Girls diangkat dari sebuah komik berjudul sama karya Akiko Higashimura yang banyak digemari para pembaca wanita di Jepang. Padahal, komik tersebut baru dirilis pada tahun 2014.

Versi Live Action-nya pun mencoba mengangkat cerita yang sama yakni tentang sekelompok wanita lajang di usia 30 tahunan yang berada dalam fase yang sama.

Sebenarnya premis cerita dalam drama ini sangat sederhana, tapi dialog dan karakter yang terbangun sangat merepresentasikan perasaan wanita lajang di umur mereka yang tak terbilang muda lagi. Baik penulis cerita maupun sutradara mampu mengantarkan pesan dan perasaan yang dirasakan para wanita ini.

Meskipun nasib saya lebih beruntung dari para gadis Tarareba ini, tapi saya bisa turut mengerti apa yang dirasakan para gadis Tarareba karena kami seumuran. Bisa dibilang, penulis dan sutradara berhasil membuat pesan dalam drama ini tersampaikan pada penonton dengan baik.

Drama ini seolah ingin mengingatkan para wanita lajang di usia 30 tahunan untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan yang datang karena ketika dewasa, waktu berjalan terasa lebih cepat dari yng mereka bayangkan.

Pengemasan yang Lucu dan Menghibur

Tokyo Tarareba Girls-1_

Meskipun ide cerita terbilang sangat sederhana, tapi Tokyo Tarareba Girls tersaji dengan berbagai adegan kocak yang menghibur. Contohnya saja ketika Rinko yang pergi makan malam dengan Hayasaka. Saat itu Rinko sudah kadung percaya diri jika Hayasaka akan menyatakan cinta lagi padanya.

Namun saat ia sadar kenyataannya sangat berbanding terbalik, ada adegan imajinasi dimana Rinko seolah tertembak busur panah. Adegan ini menambah keseruan dari dramanya.

Sejak episode pertama, drama ini sudah menghadirkan adegan-adegan kocak. Tak hanya lewat scene-scene 'imajinasi' para karakter yang dibuat hiperbola, dialog-dialognya pun mengandung humor-humor ringan. Berkat adegan-adegan tersebut serta editing yang menarik, drama ini terasa sangat menghibur dan ringan untuk ditonton.

Adegan Berulang yang Sedikit Membosankan

Tokyo Tarareba Girls-4_

Memang, pengemasan drama ini sangat menghibur dan kocak lewat scene-scene dan editing yang menarik serta kocak tapi beberapa adegan terasa sedikit membosankan. Ini karena beberapa bagian dibuat berulang dan dalam durasi yang cukup lama.

Contohnya saja ketika Rinko, Kaori, dan Koyuki berkumpul untuk minum-minum bersama. Mereka berkumpul dan membicarakan kejadian di masa lalu dan juga kejadian lain yang baru menimpa mereka akhir-akhir itu. Adegan ini terus berulang di beberapa episode.

Namun di sisi lain, adegan tersebut seolah menguatkan karakter Rinko, Kaori, dan Koyuki yang memang lebih senang berkumpul dan mengeluhkan nasib mereka.

Meskipun begitu, alur cerita drama ini masih terselamatkan berkat konflik-konflik di dalamnya. Selain soal krisis para wanita lajang yang ingin punya pasangan, mereka juga dihadapkan pada pilihan pasangan yang 'tidak normal'.

Sebagai contohnya, seperti Kaori yang berpacaran dengan mantan kekasihnya yang sudah punya pacar, dan Koyuki yang naksir pada pria yang sudah beristri. Penonton jadi dibuat penasaran dengan nasib sahabat-sahabat Rinko ini.

Lewat ide cerita yang sederhana, Tokyo Tarareba Girls mampu menghibur dengan pengemasan yang menarik. Selain itu, konflik yang biasa dialami para wanita lajang di usia 30 tahunan membuat drama ini terasa dekat dan relatable bagi siapapun yang tengah mengalaminya

Overall, Tokyo Tarareba Girls bisa menjadi tontonan selingan saat kamu ingin bersantai dan terhibur.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram