bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Toc Toc, Cerita OCD dalam Balutan Humor

Ditulis oleh Siti Hasanah
Toc Toc
4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Toc Toc merupakan sebuah film komedi asal Spanyol yang dirilis pada tahun 2017. Film ini disutradarai oleh Vicente Villanueva dan dibintangi oleh Paco León, Rossy de Palma, Scar Martínez, Inma Cuevas, Adrián Lastra, Alexandra Jiménez, dan Ana Rujas.

Toc Toc adalah film yang bercerita tentang sekelompok pasien yang menderita Obsessive Compulsive Disorder alias OCD dengan cara yang cukup unik tapi mengena. Orang-orang jadi penasaran dengan OCD dan mencari tahu nama-nama penyakit yang diderita oleh para tokohnya.

Selain itu, di sini OCD tidak dijadikan bahan olok-olok tapi menjadi topik yang serius dengan gaya pembawaan yang lucu. Penasaran seseru apa filmnya? Sebelum nonton, yuk, baca dulu sinopsis dan review-nya.

Sinopsis

toc-toc-1_

Film Toc Toc dibuka dengan perkenalan para tokoh utamanya. Semua tokoh tersebut menderita jenis OCD yang berbeda-beda. Tokoh pertama yang muncul adalah Blanca (Alexandra Jiménez). Dia seorang teknisi lab dan menderita OCD tipe kontaminasi. Dia sering mencuci tangannya secara berlebihan karena dia takut terkontaminasi virus atau bakteri.

Dia juga menghindari bersentuhan dengan orang lain karena takut akan penyakit menular. Bahkan dia tidak mau bersentuhan dengan temannya saat ada temannya ada yang ulang tahun. Karena dia sangat terobsesi dengan kebersihan, dia pun mengisolasi dirinya dari orang lain.

Tokoh selanjutnya adalah Ana María (Rossy de Palma). Dia seorang wanita yang menderita scrupulosity, yaitu jenis OCD didefinisikan sebagai obsesi dan kompulsi agama atau moral, serta OCD tipe checking. Di awal cerita diperlihatkan bagaimana dia terus-terusan menggosok patung Yesus, dan membuat tanda salib saat akan meninggalkan apartemennya.

Karena OCD tipe checking yang dideritanya, dia tidak berhenti mengecek keadaan rumahnya sehingga dia bolak-balik antara apartemen dan bus. Berkali-kali dia turun naik bus karena mendengar ucapan penumpang bus yang mengatakan terjadi kebakaran karena meninggalkan lilin menyala dan lain-lain.

Selanjutnya ada tokoh Emilio (Paco León). Dia seorang sopir taksi dan Emilio menderita arithmomania, sejenis OCD yang tak bisa berhenti mengkalkulasi atau menghitung. Dia memberi tahu setiap penumpang taksinya berapa kali dia melihat bus dengan nomor tertentu hari itu dan mengklaim bahwa kejadian tersebut pastilah sebuah tanda.

Kebiasaannya ini dan hobi menghitung dan menjumlahkan semua yang dia tahu atau lihat kerap kali membuat penumpangnya menjadi terganggu. Bahkan penumpangnya memutuskan untuk turun dari taksi bukan di tempat tujuannya.

Tokoh lain yang juga menderita OCD adalah Lili (Nuria Herrero). Dia diperlihatkan sedang mengajar senam. Jika dilihat sekilas tak ada yang aneh dengan Lili sampai kamu lihat ulang adegannya dan kamu akan menemukan dia mengulang-ulang gerakan dan ucapannya.

Setelah Lili, muncul tokoh lain, seorang pria muda dengan penampilan perlente, berambut pirang kelimis dan berkacamata. Tokoh ini bernama Otto (Adrían Lastra) dan menderita OCD tipe simetri.

Dia tak bisa berjalan di celah atau garis dan dia akan menghindarinya dengan cara apa pun. Ketakutannya akan garis diperlihatkan dengan menggunakan komedi fisik.

Agar terhindar dari garis, Otto akan melakukan segala cara bahkan jika harus melompat-lompat seperti kelinci. Tipe OCD-nya juga membuat dia tak tahan jika melihat sesuatu yang tidak simetris. Dia akan merapikannya. Karena hal inilah dia kesulitan menemukan cintanya. Hubungannya dengan wanita hanya bisa bertahan sampai tiga hari.

Terakhir, ada Federico (Oscar Martínez). Dia terlihat berjalan di tengah kerumunan dan tiba-tiba mengeluarkan umpatan atau melakukan gerakan-gerakan yang tidak senonoh. Diceritakan kalau pria paruh baya ini menderita sindrom Tourette. Dia satu-satunya yang tidak menderita OCD.

Semua tokoh tersebut ternyata sudah membuat janji untuk bertemu dengan psikiater Dr. Palomero di kantornya pada pukul 16.30.

Ketika ditanyakan pada resepsionis, ternyata ada kesalahan dengan aplikasinya sehingga semua orang ditempatkan di jam yang sama. Semua pasien akhirnya berkumpul di ruang tunggu menunggu Dr. Palomero. Lalu, bagaimana kelanjutan sesi terapi mereka?

Ketika Kesehatan Mental Dibawakan dengan Gaya Lebih Segar

toc-toc-2_

Sebenarnya film ini mengusung tema yang cukup serius, yaitu kesehatan mental. Di sini dibahas beragam tipe OCD yang mungkin sebagian orang jarang mendengarnya, termasuk saya. Di film ini kita akan berkenalan dengan tipe-tipe OCD. Ada tipe OCD kontaminasi yang “parno” akan kuman, bakteri, virus, mikroba dan semua yang dia pikir bisa membuat orang jadi sakit.

Saking “parno” nya dia sampai tak mau bersentuhan dengan orang lain. Ada OCD arithmomania yang tak bisa berhenti berhitung dan menjumlahkan. Lalu ada tipe simetri yang tak suka melihat hal-hal yang tidak simetris dan scrupulosity yang takut akan dosa maupun azab dari Tuhan jadi dia selalu melakukan ritual tertentu.

Film ini berhasil membuat saya jadi mencari tahu tentang tipe-tipe OCD tersebut karena jujur saja sebelumnya saya hanya tahu orang OCD itu hygene freak atau mengecek berulang-ulang, seperti salah satu kebiasaan saya. Ternyata saya baru tahu untuk hygene freak ada namanya, begitu juga dengan yang hobi mengecek berulang-ulang.

Selera humor film ini tidak berlebihan ketika menceritakan kisah tentang para tokoh yang memiliki tipe dan tingkat OCD yang berbeda. Meski lucu, film Toc Toc tidak mengolok-olok orang dengan OCD.

Justru orang dibuat paham melalui gurauan-gurauan dari para tokoh yang mengalami OCD tersebut. Karena itu, film ini asyik untuk ditonton mulai dari awal hingga akhir, khususnya bagian twist-nya.

Plot Twist yang Bagus

toc-toc-3_

Dari awal, film Toc-Toc menggiring penonton untuk berpikir kalau semua tokoh dalam film ini adalah pasien dari Dr. Palomero. Tak ada satupun dari mereka yang tak memiliki masalah kesehatan mental. Semua tokoh memiliki kebiasaan yang bermasalah.

Penonton berpikir di akhir nanti Dr. Palomero akan muncul dan menyelesaikan masalah sesi terapi yang bersamaan tersebut.

Setelah mengulang film ini, barulah saya lihat clue-nya. Ketika Federico mengatakan pada resepsionis agar jangan menahan saat hendak mengumpat karena menurut dia tidak baik jika ditahan.

Kemudian dia satu-satunya orang yang tidak menderita OCD karena dia menderita sindrom Tourette. Dia juga yang pertama kali memberi tahu Emilio kalau dia menderita OCD tipe arithmomania.

Film ini seperti berakhir tanpa ada sesi terapi, tapi sebenarnya saat mereka saling mengungkapkan OCD mereka dan mencari jalan cara untuk mengatasinya, itu adalah sesi terapi yang dibuat oleh Dr. Palomero.

Meski di awal mereka mengatakan enggan mengikuti terapi kelompok karena takut ditertawakan, tapi justru sesi terapi mereka malah jadi sesi terapi kelompok dan berhasil. Setiap tokoh akhirnya pulang dengan bahagia dan berusaha mengatasi OCD-nya. Oh iya, ingin tahu tentang Dr. Palomero? Tonton filmnya, ya!

Diadaptasi dari Sebuah Drama Komedi Prancis

toc-toc-4_

Toc Toc, yang disutradarai oleh Vicente Villanueva, merupakan film yang diadaptasi dari drama komedi Prancis karya Laurent Baffie. Drama karya Baffie sukses dirilis di lebih dari 20 negara.

Karena OCD dipahami berbeda di berbagai negara, memperkenalkan konsep-konsep kunci tentang OCD melalui sebuah drama dengan cara yang menghibur adalah hal yang mengasyikkan.

Oh iya, judul film ini ternyata adalah sebuah singkatan. TOC merupakan singkatan dari Trastorno Obsesivo Compulsivo atau OCD dalam bahasa Inggris. Juga, dalam bahasa Spanyol “toc” artinya ketukan.

Akting Para Pemainnya yang Keren

toc-toc-5_

Tidak lebay! Itu kata yang tepat untuk akting para pemainnya. Mereka memerankan tokoh yang menderita OCD dengan pas sehingga tidak terasa seperti dilebih-lebihkan atau lebay. Bagaimana menderitanya tiap tokoh dengan OCD yang mereka alami, tergambar melalui akting para pemainnya.

Rasa frustasi Blanca yang tak bisa berhenti mencuci tangannya, bahkan sampai mencuci rambutnya, atau ketakutan Otto dengan garis dan hal-hal yang tidak simetris terlihat jelas. Otto sampai kesusahan berjalan dan dia merasa ngeri sampai bulu kuduknya berdiri ketika melihat barang-barang yang berantakan di hadapannya.

Meski film ini bagus, tetap ada bagian yang dilebih-lebihkan untuk mendukung unsur komedinya dan penggambaran yang kurang tepat tentang Emilio yang dikatakan pintar matematika karena mengalami arithmomania.

Senang menghitung secara kompulsif dan repetitif memang itu adalah OCD tapi kecenderungan dia melebihkan hal-hal yang dia temukan bukan bagian dari OCD.

Setting film ini hanya di ruang tunggu dokter dari awal sampai akhir, tapi filmnya tetap asyik untuk ditonton. Nah, kalau kamu ingin menonton sesuatu yang menghibur tapi juga punya nilai edukasi, coba tonton Toc Toc. Setelah itu bagi pengalamanmu di kolom komentar.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram