showpoiler-logo

Sinopsis dan Review Film Thor: Love and Thunder (2022)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Thor: Love and Thunder
3.5
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Aksi Gorr the God Butcher membunuh para dewa satu persatu mengundang perhatian Thor. Saat New Asgard diserang oleh Gorr, Thor pun datang menghadangnya dan bertemu dengan cinta lama dalam wujud baru, Jane the Mighty Thor.

Tidak mendapatkan bala bantuan, Thor harus menghadapi Gorr sendirian di alam bayangan demi membebaskan putra-putri Asgard yang disandera.

Thor: Love and Thunder adalah film superhero karya Taika Waititi yang dirilis oleh Walt Disney Pictures pada 8 Juli 2022. Merupakan sekuel Thor: Ragnarok dan film ke-29 Marvel Cinematic Universe, film ini menampilkan banyak karakter baru yang mengejutkan.

Sempat mengalami penundaan syuting karena pandemi Covid-19, film ini menyelesaikan syutingnya selama 5 bulan di Australia pada tahun 2021.

Sudah siap menyimak petualangan baru God of Thunder ini? Simak review berikut sebelum menonton filmnya.

Baca juga: Sinopsis & Review Thor 3: Ragnarok, Film Thor Paling Seru!

Sinopsis

Sinopsis

Thor bersama Guardians of the Galaxy bertempur melawan sebuah bangsa yang merusak kuil pemujaan salah satu dewa di sebuah planet.

Dengan kekuatannya yang besar, Thor mengalahkan bangsa itu tapi juga secara tidak sengaja meruntuhkan kuil pemujaan.

Thor mendapat hadiah dua kambing raksasa. Dari pemimpin planet ini, Thor pertama kali mendapat informasi tentang Gorr the God Butcher.

Setelah menerima panggilan darurat dari Sif, Thor memilih untuk menolong Sif sendiri dan berpisah jalan dengan Guardians of the Galaxy. Bertemu dengan Sif, Thor melihat bukti kebiadaban Gorr dalam menjagal para dewa.

Sementara itu, New Asgard yang kini menjadi objek wisata diserang oleh Gorr dan pasukan bayangannya. Thor datang tepat waktu dan membantu Valkyrie melawan pasukan jahat ini. Dalam pertempuran, Thor melihat Mjolnir terbang dan menghantam pasukan bayangan.

Ternyata, pemegang Mjolnir sekarang adalah Jane yang menjelma menjadi The Mighty Thor. Pertemuan mereka membuka banyak kenangan lama. Tapi fokus mereka saat ini adalah menyelamatkan anak-anak Asgard yang diculik oleh Gorr.

Tapi mereka tidak tahu dimana Gorr menyembunyikan anak-anak Asgard hingga Axl putra Heimdall menghubungi Thor dengan mata batin.

Thor bersama Valkyrie, Korg dan Jane berencana untuk meminta bantuan pasukan dari para dewa. Untuk itu, mereka pergi ke kota Omnipotent untuk bertemu Zeus dan dewa lainnya.

Mereka mengendarai perahu yang ditarik oleh dua kambing raksasa dengan kekuatan navigasi Stormbreaker. Informasi tentang Gorr dan permintaan pengadaan pasukan yang disampaikan oleh Thor di forum para dewa ditanggapi dengan ringan dan sinis oleh Zeus.

Thor dan rekan-rekannya tidak terima dengan cemoohan yang dilemparkan kepada mereka. Pertarungan tidak bisa dihindari dan Thor melukai Zeus dengan Thunderbolt-nya sendiri yang kemudian dibawa oleh Valkyrie.

Mereka segera memasuki alam bayangan untuk menyelamatkan anak-anak yang disandera oleh Gorr. Dalam perjalanan, Jane memberi tahu Thor bahwa dia mengidap kanker stadium 4 dan datang ke New Asgard untuk mencari pengobatan.

Ternyata Mjolnir memanggilnya dan utuh kembali dari sebuah serpihan. Tapi meski memiliki kekuatan super, penyakit kanker Jane tidak bisa disembuhkan juga.

Sampai di alam bayangan, Jane menyadari bahwa ini hanyalah sebuah jebakan dari skema yang ditemukannya di dinding gua. Ternyata kunci untuk membuka Eternity adalah Stormbreaker.

Sebelum menghadapi Gorr, Jane melempar Stormbreaker sekuat tenaga. Tapi mereka berempat bukanlah lawan sepadan Gorr dengan senjata Necrosword miliknya.

Saat Thor membuka portal untuk keluar dari alam bayangan, Gorr berhasil mencuri Stormbreaker darinya. Dengan Korg yang hanya menyisakan wajah saja, Valkyrie yang terluka karena tertusuk Necrosword dan Jane yang harus dirawat karena kankernya, Thor terpaksa menghadapi Gorr sendirian.

Tanpa Stormbreaker dan Mjolnir, Thor hanya membawa Thunderbolt milik Zeus bersamanya. Thor sampai di Bifrost dan membebaskan anak-anak Asgard.

Untuk menghadapi pasukan bayangan pimpinan Gorr, Thor memberikan anak-anak Asgard kekuatannya. Pertempuran dimulai dan Thor masih tidak bisa mengalahkan Gorr. Jane datang tepat waktu dan membantu Thor.

Stormbreaker berhasil dicabut dan dibawa pergi oleh anak-anak Asgard. Jane, dengan kekuatan terakhirnya, menghancurkan Necrosword menggunakan Mjolnir. Tapi Gorr berhasil masuk ke Eternity.

Doa apa yang akan dipanjatkan oleh Gorr? Apakah dia berdoa agar seluruh dewa musnah sesuai niat awalnya? Atau dia meminta hal yang lainnya? Dapatkan jawabannya dengan menonton film yang seru ini hingga selesai.

Aksi Dahsyat Bernuansa Komedi yang Menghibur

Aksi Dahsyat Bernuansa Komedi yang Menghibur

Bisa dibilang, Thor: Love and Thunder adalah film Marvel Cinematic Universe yang paling lucu. Motivasi hidup Thor setelah bubarnya Avengers memang cenderung lebih santai.

Bergabung dengan Guardians of the Galaxy dalam melawan bangsa-bangsa pemberontak, dia seolah tidak ingin terbebani dengan hal-hal serius.

Ucapan yang keluar dari mulutnya pun hanya membahas hal-hal ringan dan terkadang tidak penting. Dan aksi yang dilakukannya lebih banyak merusak daripada membenahi. Di film berdurasi 1 jam 59 menit ini, kita seolah melihat pelawak yang berada di tubuh seorang superhero pada diri Thor.

Sebagai seorang komedian, sutradara Taika Waititi dengan cerdas menempatkan banyak lelucon dan kekonyolan di sepanjang film, bahkan di saat-saat serius pun sempat terselip secuil kelucuan.

Mulai dari kuil pemujaan yang hancur akibat aksi Thor, dua kambing raksasa yang sangat berisik, forum para dewa yang membahas hal tidak penting, penampilan Zeus yang komikal, dan masih banyak lagi.

Semua elemen film komedi ditumpahkan oleh Taika Waititi disini, sehingga setiap adegan bisa mengundang tawa, minimal senyuman.

Tapi, tidak semua selera humor yang disuguhkan bisa dimengerti oleh kita, sehingga tidak terasa kelucuan adegan tersebut.

Salah satunya adalah keinginan Jane membuat slogan pribadi dan bangunan yang runtuh terbakar saat pertemuan Thor dan Jane pertama kali.

Cinta Lama dengan Latar Kepedihan

Cinta Lama dengan Latar Kepedihan

Kehadiran Jane di Thor: Love and Thunder menyuntikkan kembali kisah cinta dalam hidup Thor yang sempat hilang di film Thor: Ragnarok (2017).

Dengan latar belakang cerita penyakit kanker yang dideritanya, Jane menjadi sosok sentral film ini pada sisi drama. Dibalik ketangguhannya dalam bertarung menggunakan Mjolnir, kita juga bisa melihat kerapuhan dirinya karena penyakit yang tak kunjung sembuh.

Kisah cinta Thor dan Jane diulas dengan singkat dalam penggambaran yang sangat romantis. Permainan cahaya dan palet warna yang indah semakin memperkuat nuansa cinta yang pernah mereka bangun bersama.

Tapi kita sudah bisa menebak akan seperti apa akhir kisah cinta mereka, yaitu dengan pengorbanan Jane saat melawan Gorr.

Sebenarnya adegan akhir saat Jane berada di pelukan Thor sangat menyentuh, terutama berkat pesona akting Natalie Portman.

Tapi karena hampir di sepanjang film kita dihibur oleh aksi dan komedi, keharuan adegan ini nyaris terasa hambar. Bagi yang merasa sedih karena wafatnya Jane, kalian pasti akan tersenyum haru ketika melihat adegan paling terakhir setelah credit title berakhir.

Villain yang Kecewa dengan Keimanannya

Villain yang Kecewa dengan Keimanannya

Jika Thor menampilkan sisi komedi dan Jane mengisi sisi drama, maka Gorr menyuguhkan sisi horror yang cukup menakutkan.

Selain penampilannya yang kelam dengan fisik yang dibaluti banyak bekas luka, Gorr hidup di alam bayangan tanpa warna yang semakin menambah kesan seram karakternya.

Apalagi di sebuah adegan dia muncul dari balik bayangan ketika Axl sedang bercerita kepada teman-temannya. Gorr adalah sosok villain yang bisa membuat kita simpati kepada sosoknya.

Awalnya dia adalah orang baik yang taat kepada dewanya, tapi karena kecewa dia mengikuti bisikan jahat sehingga berubah menjadi sosok antagonis.

Niatnya hanya satu dan sangat besar, yaitu menjagal semua dewa yang ada. Hati nuraninya seolah mati karena menggunakan anak-anak sebagai umpan untuk kedatangan Thor.

Kelicikannya juga tidak tercium. Dan saat rencananya telah diketahui, dia tetap bisa unggul dari Thor dan rekan-rekannya.

Bahkan setelah kekuatannya dihancurkan pun, dia masih bisa sampai ke Eternity. Apa yang diminta saat akhir hidupnya adalah faktor yang membuat kita bersimpati padanya.

Kombinasi kekuatan, kelicikan dan niat yang tak pernah goyah, telah membuatnya menjadi sosok villain yang nyaris tak terkalahkan. Pada akhirnya, rasa cinta dalam hatinya lebih besar daripada dendam yang membara di dadanya.

Sosok Gorr ini mengajarkan kita bahwa kelemahan iman akan membawa kepada kejahatan yang besar, tapi cinta adalah kunci dan solusinya.

Efek Visual dan Sinematografi Mengagumkan

Efek Visual dan Sinematografi Mengagumkan

Thor: Love and Thunder memiliki jalan cerita yang lurus dan tidak rumit serta tanpa twist. Kesan mencekam, romantis dan komedi berjalan berimbang, meski nuansa komedi lebih menonjol.

Satu hal lagi yang sangat mengesankan adalah efek visual dan sinematografinya. Seperti yang kita tahu, film-film Marvel Cinematic Universe tidak pernah mengecewakan dalam hal tampilan efek visual, sehingga hal ini sudah tidak perlu diragukan lagi.

Sementara itu, sinematografinya tampil berbeda dan variatif. Permainan palet warna ditampilkan untuk membedakan adegan di berbagai alam dan masa.

Kita melihat kota yang indah dengan berbagai warna dan bangunan mengagumkan sebagai lansekap kota Omnipotent.

Saat Thor dan rekan-rekannya bertarung, mereka melumpuhkan pasukan Zeus yang memiliki darah berwarna emas. Masing-masing jagoan ini memiliki satu adegan spesial yang memperlihatkan kelihaian mereka dalam bertarung.

Ketika Korg menceritakan kisah cinta Thor dan Jane, penggambaran romantisme masa lalu itu ditampilkan dengan warna yang lembut, bahkan sinar mentari pun seolah tidak panas dirasakan.

Dan ketika mereka berada di alam bayangan tanpa warna, nuansa suram langsung menyeruak dan mencekam hati kita. Beragam permainan warna inilah yang bisa membuat kita terhanyut dalam cerita yang disuguhkan.

Pada akhirnya, Thor: Love and Thunder sangat pantas untuk meneruskan kejayaan Marvel Cinematic Universe. Meski memiliki jalan cerita yang lurus, semakin ringan dengan nuansa komedi yang kental, kita tetap akan dibuat terpukau dengan ketangguhan Jane dan kesuraman hati Gorr.

Durasi film yang tidak terlalu panjang dengan mudah kita nikmati berkat adegan aksi dan komedi yang sangat menghibur. Jadi sudah tidak sabar untuk menghibur diri dengan petualangan Thor kali ini? Yuk, langsung saja tonton filmnya, ya!

Kategori:
Tag:
cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram