bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review The Witcher Season 2, Tekad Putri Cirilla

Ditulis oleh Yanyan Andryan
The Witcher Season 2
4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Setelah mengarungi musim pertama yang cukup melelahkan, Geralt of Rivia, seorang Witcher pembasmi monster, sekarang harus menjalankan takdirnya untuk melindungi Putri Cirilla alias Ciri. Keduanya berhasil selamat dari kejaran Black Knight bernama Cahir, seorang komandan pasukan Kerajaan Nilfgaard.

Pada musim kedua ini, Ciri, berusaha membalas dendam kepada Nilfgaard karena telah menghancurkan rumahnya, Kerajaan Cintra, dan pembantaian seluruh keluarganya. Untuk melaksanakan ambisinya itu, Ciri bertekad untuk menjadi seorang Witcher agar lebih kuat.

Namun, Geralt mempunyai rencana lain untuknya dan tidak akan pernah membiarkan Ciri berubah menjadi seperti dirinya. Lantas, seperti apa kelanjutan kisah Ciri dan Geralt? Yuk simak sinopsis dan review The Witcher musim kedua berikut!

Baca juga: Review dan Sinopsis Serial Netflix The Witcher Season 1

Sinopsis

The Witcher Season 2__

The Northern Kingdoms atau Kerajaan Utara berhasil meluluh lantahkan Kerajaan Cintra dan menguasai wilayah Sodden. Saat peperangan telah berakhir, Geralt beserta Ciri menuju lokasi pertempuran untuk mencari Yennefer of Vengerberg, seorang penyihir wanita berdarah Elf yang mempunyai hubungan asmara dengan Geralt.

Di tempat tersebut, keduanya bertemu dengan mentor Yennefer bernama Tissaia de Vries yang meyakini jika anak didiknya itu telah tewas dalam pertempuran melawan Kerajaan Utara. Setelah mendengar kabar menyedihkan itu, Geralt memutuskan membawa Ciri ke Kaer Morhen, markas sekaligus tempat pelatihan para Witcher. 

Dalam perjalanan, mereka menemukan sebuah desa yang sepi, namun kondisinya sangat mencurigakan. Geralt kemudian mengajak Ciri untuk mengunjungi rumah kediaman temannya, Nivellen, yang tidak jauh dari desa tersebut.

Saat mereka tiba, Geralt menemukan Nivellen yang sekarang telah dikutuk menjadi sesosok manusia berwujud binatang. Nivellen pun mengajak keduanya untuk menginap di rumahnya yang terlihat sangat megah.

Di rumah itu, Ciri kemudian bertemu dengan teman rahasia Nivellen yang sangat misterius bernama Vereena, sementara Geralt pergi ke luar untuk menyelidiki keadaan desa.

Di desa tersebut, banyak mayat-mayat manusia yang tergeletak dengan kondisi mengenaskan. Geralt akhirnya mengetahui jika mereka adalah korban dari sesosok vampir perempuan yang dikenal dengan nama Bruxa.

Saat kembali ke rumah Nivellen, Geralt melihat Vereena sedang memangsa temannya tersebut. Ia menyadari jika Vereena adalah seorang bruxa, dan Geralt pun mencoba membunuhnya serta berusaha untuk menghapus kutukan yang menimpa Nivellen.

Vereena ternyata mencintai Nivellen dan ketika ia terbunuh oleh Geralt, Nivellen pun langsung berubah menjadi manusia seutuhnya. Nivellen meminta Geralt untuk membunuhnya juga karena telah kehilangan orang yang ia cintai, namun sang Witcher membiarkannya hidup dan segera pergi bersama Ciri ke Kaer Morhen.

Di Aretuza, tempat pelatihan penyihir wanita, Tissaia menginterogasi sang Black Knight, Cahir, yang kini menjadi tawanan untuk mendapatkan informasi penting tentang rencana Kerajaan Nilfgaard. Sementara itu, Yennefer ternyata masih hidup dan sekarang ditangkap oleh sesama penyihir wanita yang bernama Fringilla. 

Fringilla mencoba membawa Yennefer ke Kerajaan Cintra, tetapi di dalam perjalanan mereka tertangkap oleh pasukan Elf pimpinan Raja Peri terakhir bernama Filavandrel. Keduanya lalu dibawa untuk menemui seorang penyihir Elf, Francesca Findabair. 

Ketiganya ternyata mempunyai mimpi yang sama tentang sesosok penyihir perempuan misterius berjuluk “The Deathless Mother” alias Voleth Meir. Karena kesamaan itulah, Francesca membebaskan Fringilla dan Yeneffer. Ketika kekuatan sihir Chaos milik Yennefer menghilang, Fringilla memilih bergabung dengan kelompok Elf dan mengajak mereka untuk menjalin aliansi dengan Nilfgaard. 

Di Kaer Morhen, Geralt dan Ciri disambut oleh pemimpin para Witcher Vesemir dan juga yang lainnya, termasuk sahabat baik Geralt yang bernama Eskel. Akan tetapi di suatu hari, Eskel dirasuki oleh monster Leshy dan mencoba untuk menyerang Kaer Morhen.  

Vesemir bersama Geralt pada akhirnya mampu mengalahkan Leshy dan terpaksa juga harus membunuh Eskel. Selepas kejadian tersebut, Geralt memutuskan untuk melatih Ciri cara bertarung dalam pertempuran dan menempanya menjadi seorang Putri yang tangguh.

Peran Penting Putri Cirilla

The Witcher Season 2_Peran Penting Putri Cirilla_

Musim terbaru dari serial The Witcher memberikan sorotan yang lebih terhadap sosok Putri Cirilla “Ciri” (Freya Allan). Di musim pertamanya, Ciri adalah seorang Putri Kerajaan Cintra yang berusaha menyelamatkan diri dengan berlari dari hutan ke hutan. Ia berusha menghindari kejaran Cahir (Eamon Farren), sang Black Knight Kerajaan Nilfgaard.

Baca juga: Yuk, Kenalan dengan Pemeran Serial The Witcher Season 1!

Sebagai seorang “The Child of Surprise,” Ciri kali ini tumbuh lebih berani dengan mengembangkan kemampuan bertarungnya di bawah arahan Geralt of Rivia (Henry Cavill). Tapi di sisi lain, Ciri memiliki kekuatan sihir misterius yang ternyata mampu membuka portal untuk memanggil monster-monster mengerikan. 

Dia juga kemudian meminta kepada Vesemir untuk menjadikannya sebagai seorang Witcher, meski Geralt sangat menentang hal tersebut. Peran Ciri memang menjadi elemen yang sangat penting di dalam keseluruhan jalan cerita The Witcher musim kedua ini.

Apalagi, berbagai pihak di wilayah The Continent berusaha menangkapnya dan ingin menggunakan Ciri sebagal alat untuk tujuan mereka masing-masing.

Freya Allan yang memainkan karakter Ciri pun tampil jauh lebih memukau dibandingkan dengan musim sebelumnya. Perkembangan karakternya terasa benar-benar menonjol lewat dua kepribadian Ciri yang misterius. 

Lalu, Hubungannya dengan Geralt sebagai figur ayah baginya terasa lebih dekat dan semakin berarti. Ciri pun seolah menemukan keluarga baru di dalam Kaer Morhen dengan bertemu para Witcher seperti Vesemir (Kim Bodnia), Lambert (Paul Bullion), hingga Eskel (Basil Eidenbenz). 

Terdapat Subplot yang Menarik

The Witcher Season 2_Terdapat Subplot yang Menarik_

Plot cerita The Witcher season 2 ini berjalan lebih linier dengan alurnya yang tersusun cukup apik. Alih-alih melintasi timeline cerita yang berbeda-beda seperti di musim pertamanya, season kedua lebih terfokus karena semua karakter dan konfliknya berada di dalam garis waktu yang sama.

Konfliknya juga berkembang lebih menarik dan memberikan beberapa subplot alias cerita sampingan. Meski bercabang, semua cerita sampingan tersebut pada akhirnya akan tertuju kepada sosok Ciri, yang menjadi karakter paling berpengaruh selama 8 episode musim kedua ini.

Subplot yang dihadirkan pun nyatanya tidak mengganggu dan tidak merusak inti cerita di dalam season kedua ini. Selain itu, para karakter jauh lebih berkembang, bahkan beberapa di antaranya memiliki perubahan nasib yang cukup signifikan, termasuk Cahir, dan Fringilla (Mimi M. Khayisa).

Cahir bernasib cukup beruntung karena diselamatkan oleh Yennefer (Anya Chalotra) yang awalnya ingin memenggal kepalanya di hadapan “The Council of the Brotherhood” dan Raja Foltest dari Northern Kingdoms.

Sorotan penuh kejutan terjadi kepada Fringilla yang berhasil menjalin aliansi dengan bangsa Elf, namun ia mengkhianati mereka hanya untuk mendapatkan pengakuan dari White Flame alias Emhyr var Emreis, Raja dari Kekaisaran Nilfgaard.

Terlepas dari itu, jangan lupakan juga Geralt of Rivia yang tetap tampil tangguh dimainkan oleh Henry Cavill. Pesonanya sebagai sosok ayah untuk Ciri menjadi momen paling hangat.

Ia benar-benar menjaga Ciri dengan sangat baik. Kemudian, pertemuannya dengan Yennefer menjadi momen yang anti-klimaks karena sang penyihir wanita tersebut mempunyai rencana “buruk” untuk Ciri.

Masih Tetap Mempesona

The Witcher Season 2_Masih Tetap Mempesona_

Selama 8 episode, musim kedua The Witcher mempunyai durasi sekitar kurang lebih satu jam. Selama kurun waktu tersebut, serial ini kembali menyuguhkan set produksi yang sangat baik, mulai dari kostum, latar, hingga urutan adegan bertarung yang masih ada kesan brutalnya.

Selain itu, visual sinematografinya masih tetap memukau dan kali ini lumayan berhasil memperlihatkan Kastil Kaer Morhen yang megah. Lalu, pemandangannya pun kembali mampu menciptakan gambaran imajinatif dari dunia fantasi di wilayah The Continent yang penuh dengan keberadaan monster-monster, peri, manusia, hingga para penyihir.

Serial ini pada akhirnya tidak pernah mengecewakan dalam konsep produksinya tersebut dan mampu memberikan tontonan penuh imajinasi di dalam dunia fantasi fiksi The Witcher.

Selepas ending di episode 8, potensi untuk lanjut ke musim ketiganya terbuka sangat besar, apalagi muncul kelompok The Wild Hunt dari dunia lain yang bersiap untuk memburu Ciri.

Kesimpulannya, musim kedua serial The Witcher tampil sangat solid dan memukau dengan segala aspek fantasinya. Para karakter memiliki dinamika nasib yang beragam dan juga jalan cerita berjalan lebih menarik, semakin seru, serta menghadirkan twist kejutan di akhir episodenya.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram