bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review The Unforgivable, Trauma & Sanksi Sosial

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
The Unforgivable
2.7
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seorang wanita menerima bebas bersyarat dan kembali ke masyarakat yang membuatnya tidak bisa lepas dari sanksi sosial. Akibatnya, dia kesulitan untuk mencari keberadaan adik yang tidak pernah bisa dihubungi selama 20 tahun. Selain itu, masih ada dendam mengancam dari keluarga yang menjadi korban kejahatannya di masa silam.

The Unforgivable adalah film drama karya Nora Fingscheidt yang menjadi original film Netflix dan dirilis pada 10 Desember 2021, setelah sebelumnya dirilis terbatas pada 24 November 2021. Berdasarkan miniseri produksi Inggris berjudul Unforgiven (2009), film ini dibintangi oleh Sandra Bullock dalam nuansa kelam yang cukup pekat.

Sudah tidak sabar ingin melihat akting Sandra Bullock yang terakhir kali kita simak di film Netflix Bird Box (2018) tiga tahun lalu? Tentunya kita sudah sangat penasaran, ya. Baiklah, sebelum menontonnya, sebaiknya baca review berikut ini terlebih dahulu.

Sinopsis

sinopsis_
  • Tahun Rilis: 2021
  • Genre: Drama, Crime
  • Produksi: GK Films, Fortis Films, Construction Film, Red Production Company
  • Sutradara: Nora Fingscheidt
  • Pemeran: Sandra Bullock, Vincent D’Onofrio, Viola Davis

Ruth Slater keluar dari penjara setelah menjalani masa hukuman selama 20 tahun dengan status bebas bersyarat. Diarahkan oleh petugas yang menjadi pembinanya untuk tinggal di sebuah asrama kumuh di Chinatown, Ruth kemudian bekerja di pabrik pengemasan ikan segar setelah ditolak oleh perusahaan pembangunan rumah karena catatan kriminalnya sebagai pembunuh sheriff setempat.

Setelah bekerja shift malam di pabrik pengemasan ikan segar, paginya dia bekerja membangun sebuah fasilitas untuk tuna wisma milik LSM. Di sela-sela waktunya, Ruth berusaha mencari tahu keberadaan adiknya, Katherine, yang tidak pernah ditemuinya dan tak bisa dihubungi selama dia di dalam penjara.

Lewat pengacara John Ingram yang keluarganya mendiami rumah milik Ruth dahulu, dia mendapatkan jadwal bertemu dengan orang tua asuh adiknya. Tapi permintaannya untuk bertemu dengan sang adik ditolak mentah-mentah dan Ruth hanya bisa pasrah apabila tidak ingin dilaporkan lalu kembali ke penjara.

Sementara itu, Emily, putri dari orang tua asuh Katherine, menyadari memori sebagai efek dari trauma yang dialami oleh kakak asuhnya itu.

Ketika di rumah, dia menemukan surat dari Ruth di gudang yang membuatnya menghubungi Ruth dan mengajaknya bertemu. Setelah pertemuan itu, Ruth bermaksud meminta persetujuan John untuk menemui adiknya di latihan piano yang diinfokan oleh Emily.

Karena tidak bisa menemui di kantor, Ruth menghampiri rumah John dan bertemu dengan istrinya yang menolak kehadiran Ruth di rumahnya.

Tapi setelah menyadari kejadian masa lalu yang sebenarnya, Liz mengantar Ruth untuk bertemu Katherine. Tapi sebelum sampai di sana, Ruth mendapat telepon ancaman dari seorang pria yang bermaksud ingin membunuh adiknya.

Apa yang akan Ruth lakukan untuk menyelamatkan adiknya? Dan akankah Ruth dan Katherine bisa bertemu lagi? Semakin penasaran dengan ceritanya, kan? Tonton sampai habis filmnya untuk mendapatkan jawaban atas banyak pertanyaan di atas.

Menyatukan Empat Kisah dalam Satu Cerita

menyatukan empat kisah_

The Unforgivable tampil seperti empat film dijadikan satu. Ini bisa kita lihat sejak awal film di mana empat kisah terpisah ini diceritakan berjalan masing-masing pada jalurnya hingga nanti akan bertemu di lintasan, kemungkinan besar dalam konflik yang rumit, seharusnya.

Mungkin kita akan sedikit dipusingkan dengan banyaknya cuplikan adegan yang melintas sebagai gambaran trauma yang dialami para karakternya.

Jalur utama cerita tetap ada di perjalanan Ruth untuk memperjuangkan hidupnya setelah keluar dari penjara dan kembali ke masyarakat yang setelah mengetahui kejahatan yang pernah dilakukannya langsung mengecamnya dengan keras, bahkan teman kerjanya memukul dia hingga babak belur. Sanksi sosial ini terus ditampilkan di sepanjang film dari beberapa pihak lainnya juga.

Di lintasan kedua, tentu saja cerita Katherine yang baru saja mengalami kecelakaan dan sedang menghadapi persiapan untuk tampil di sebuah konser piano.

Di dalam cerita ini juga sedikit dipaparkan dilema yang dialami keluarga yang mengasuhnya, termasuk Emily yang justru mendukungnya untuk bertemu Ruth dengan tujuan menghapuskan memori yang merupakan efek trauma masa kecilnya.

Lintasan ketiga diisi oleh dua putra mendiang sheriff yang masih menyimpan dendam dan berniat untuk membalaskannya kepada Ruth. Di antara mereka terjadi konflik pribadi yang membuat tensi meninggi dan rencana balas dendam beralih kepada usaha pembunuhan Katherine yang hanya dilakukan oleh salah satu dari mereka.

Dan di lintasan terakhir ada keluarga John, pengacara yang menjembatani Ruth untuk bertemu dengan Katherine, yang kebetulan juga menghuni rumah milik Ruth dahulu di mana pembunuhan terjadi. Di antara John dan Liz sempat terjadi perdebatan terkait John yang membantu seorang pembunuh polisi dan melarang kehadiran Ruth ke rumah mereka.

Jalan Cerita yang Rumit dan Terpecah

jalan cerita rumit_

Empat cerita di lintasan berbeda yang masing-masing diisi konflik terkesan cukup rumit untuk film dengan durasi 1 jam 52 menit, yang rasanya tidak akan mampu menampung semuanya untuk dijadikan film utuh yang terkoneksi dengan baik. Hasilnya, terjadi lubang cerita yang cukup banyak di masing-masing lintasan, atau kurang dalamnya emosi yang digali.

Contohnya John dan keluarganya yang baru pindah ke bekas rumah Ruth, yang diceritakan terkenal dengan julukan “The Murder House” karena besarnya peristiwa pembunuhan itu, bisa tidak tahu-menahu tentang sejarah rumah yang akan ditempatinya.

Tapi setelah mereka tahu dan terlibat pertengkaran kecil, Liz mengungkit masalah rasisme di dalam argumennya, yang rasanya tidak perlu diucapkan.

Lalu dua putra mendiang sheriff yang penuh dendam. Sebenarnya salah satu dari mereka, Keith, yang gerah dengan bebasnya Ruth dari penjara, tapi pelakunya justru Steve yang tadinya berusaha ikhlas tapi kemudian terpengaruh dan tenggelam di dalamnya.

Alasan memuncaknya dendam Steve tidak begitu jelas dan film ini sebenarnya tidak butuh dibawa ke ranah thriller yang membuat kisah kurang fokus.

Di sini terlihat naskah yang kurang cakap dalam menempatkan dialog mulai terlihat. Film ini sama sekali tidak mengangkat topik tentang rasisme, tapi di dalam dialognya kenapa harus diselipkan topik tersebut?

Terkesan dipaksakan dan tidak terkoneksi dengan baik ke jalan cerita. Kenapa tidak dialihkan ke masalah gender saja? Mungkin akan terasa sedikit masuk akal.

Nuansa Kelam yang Terasa Ringan

nuansa kelam_

Naskah yang ditulis oleh Peter Craig, Hillary Seitz dan Courtenay Miles ini berusaha untuk mengeluarkan rasa empati kita untuk Ruth di sepanjang film dan kita dibawa untuk menebak sebuah misteri dari peristiwa pembunuhan sheriff 20 tahun yang lalu.

Dengan menyajikan beberapa cuplikan adegan dalam tempo cepat dari awal dan sepanjang film dengan maksud untuk memancing rasa penasaran kita yang kemudian ditampilkan kembali secara utuh menjelang akhir film, ternyata membuat kesan misterius itu menguap seiring kita sudah bisa menduganya ketika Ruth bercerita kepada Liz dengan bersimbah air mata.

Nuansa kelam yang ingin diciptakan di sisi sinematografinya mungkin akan terbangun dengan lebih baik jika tidak menampilkan terlalu sering cuplikan flashback dan tidak memasukkan unsur thriller ke dalamnya, serta lebih fokus kepada perjalanan Ruth untuk membuktikan bahwa dirinya siap kembali ke masyarakat dan membalikkan anggapan orang bahwa pelaku kriminal tidak bisa berubah.

Dari sisi akting, Sandra Bullock tampil cukup baik dalam membawakan karakter yang kelam. Tidak terlihat senyuman di wajahnya dan lebih sering meledakkan emosi setiap kali berbicara. Tapi para pemeran lainnya sedikit tersia-siakan akting mereka dengan membawakan karakter yang dangkal, seperti Viola Davis, Vincent D’Onofrio dan John Bernthal.

The Unforgivable memang membuktikan kapasitas akting Sandra Bullock yang sepertinya berusaha keras untuk kembali ke jalur Oscar dengan membawakan karakter yang tidak biasa dia perankan.

Tapi sayangnya film ini bukanlah kendaraan yang tepat dan terasa menyia-nyiakan performanya, juga para pemeran lainnya, dengan cerita rumit dan kelam yang tidak tergarap dengan baik.

Meski begitu, secara keseluruhan film ini tidak tampil mengecewakan dan masih layak untuk ditonton, terutama bagi kalian yang rindu dengan akting Sandra Bullock. Jangan lewatkan film ini di Netflix dan diskusikan nanti karakter mana yang “tidak termaafkan” itu.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram